Anda di halaman 1dari 6

PT TELKOM: Terjepit di Antara Akuntan

Kasus PT. Telkom terkait GCG:

1. Ditolaknya Form 20-F yang disampaikan oleh PT Telkom terhadap Securities and
Exchange Commission (SEC), dikarenakan:
a. Laporan Keuangan Konsolidasi PT Telkom tahun 2002 belum memperoleh kendali
mutu )quality control-QC) dari Grant Thorton LLP selaku US Affiliate dari Kantor
Akuntan Publik (KAP) Eddy Pianto. Yang dimana PT Telkom telah melanggar
prinsip GCG terkait Akuntabilitas.
b. PT Telkom tidak memperoleh izin dari PricewaterhouseCoopers (PwC) sebagai
auditor PT Telkomsel, anak perusahaannya, untuk melampirkan laporan keuangan
hasil audit mereka di form 20-F.
c. Laporan Keuangan Konsolidasi PT Telkom tahun 2002 yang dimasukkan dalam form
20-F. tidak disertai dengan Laporan Audit atas Laporan Keuangan anak perusahaan
lainnya yang diacu oleh KAP Eddy Pianto. Yand dimana PT Telkom telah melanggar
prinsip GCG terkait Transparansi.
2. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Herwodayatmo, mengatakan bahwa
pihaknya akan menghentikan sementara kegiatan KAP Eddy Pianto. Penghentian ini
disebabkan KAP eddy Pianto diaangap telah melanggar Prinsip etika profesi akuntan
menurut IAI yaitu tidak kompeten dan kehat hatian professional.

Kerja Sama Operasi Setengah Hati

3. Usulan ventura bersama ini menyakitkan bagi karyawan PT Telkom yang membayangkan
perusahaan tempat mereka bekerja selama bertahun tahun dipecah dan diserahkan
kepada pihak lain. Usulan ini lalu ditolak oleh manajemen PT Telkom. Sebagai
kompromi, lahirlah bentuk penyelenggaraan telekomukasi bersama dengan pola KSO
yang tertuang dalam Surat Keputusan Menparpostel Nomor 13/1994. Mengacu pada
kasus diatas PT Telkom telah melanggar Prinsi GCG tentang Responsibility.
4. Sistem KSO yang mulai dilaksanakan tahun 1996 ternyata tidak berjalan sesuai dengan
yang diharapkan. Target pembangunan yang dijadwalkan dalam tiga tahun hanya
dicapapai oleh PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia di Divisi Regional IV Jawa
Tengah. Mengacu pada kasus diatas PT Telkom telah melanggar Prinsi GCG tentang
Responsibility.
5. Mereka tidak dapat mengembalikan uang yang telah mereka terima akibat perubahan
nilai mata uang yang sangat drastis yang tidak didukung oleh peningkatan pendapatan.
Mengacu pada kasus diatas PT Telkom telah melanggar Prinsi GCG tentang
Responsibility.
6. Dengan tidak diambilnya kesempatan tersebut, pemerintah berupaya untuk
mempertahankan kelanjutan KSO dengan mengusulkan pembuatan nota kesepahaman
yang memberi kemudahan kepada para mitra dalam bentuk penurunan target
pembangunan, peningkatan bagian mitra pada DTR dari 70% menjadi 90%, dan
pembebasan biaya pemakaian fasilitas Telkom. Dan KSO terus menimbulkan
permasalahan bagi Telkom yang menguras waktu, perhatian, dan biaya untuk
menyelesaikannya. Mengacu pada kasus diatas PT Telkom telah melanggar Prinsi GCG
tentang Fairness dan Responsibility.

Perselisihan dengan Aria West

7. Aria West yang merasa Tlekom terlalu mencampuri urusan manajemen Aria West, dari
masalah pemangkasan jumlah karyawan Telkom yang bekerja pada KSO yang dirasakan
terlalu banyak hingga masalah dana pembayaran tagihan yang masuk ke rekening
Telkom yang harus ditransfer ke rekening Aria West. Mengacu pada kasus diatas PT
Telkom telah melanggar Prinsi GCG tentang Responsibility.
8. Menurut Aria West, PwC telah menemukan penggunaan dana perusahaan, hingga urusan
nepotisme yang melibatkan pejabat Telkom. Mengacu pada kasus diatas PT Telkom telah
melanggar Prinsi GCG tentang Transparansi.
9. Tig abulan kemudian, Telkom yang menyatakan pemutusan KSO karena Aria West tidak
memenuhi kewajibannya membayar MTR selama empat belas bulan. Mengacu pada
kasus diatas PT Telkom telah melanggar Prinsi GCG tentang Responsibility.
10. Selama empat belas bulan, PwC telah memeriksa sebanyak 1,5 juta lembar dokumen dan
menghasilkan empat jilid laporan. Pada laporan tersebut, dinyatakan bahwa terdapat
kerugian sebesar US$60 70 juta selama periode Januari 1996 hingga September 2000
yang disebabkan oleh pihak Telkom. Kerugian ini berseumber dari banyaknya telepon
aktif yang tidak ditagih, adanya telepon yang sudah diblokir masih dapat digunakan,
perubahan program computer yang menyebabkan adanya nomor nomor yang tidak
ditagih atau dapat melakukan panggilan bebas pulsa. Mengacu pada kasus diatas PT
Telkom telah melanggar Prinsi GCG tentang Akuntabilitas.
11. Banyak data yang hilang dan adanya pengeluaran sebesar Rp. 140 miliar tanpa dokumen
yang memadai. Mengacu pada kasus diatas PT Telkom telah melanggar Prinsi GCG
tentang Transparansi.

Sulitnya Mencari Auditor

12. Pwc tidak dipilih karena dianggap memiliki conflict of interest (benturan kepentingan)
terkatit dengan perselesihan Telkom dengan Aria West. Dengan demikian, pemilihan
yang tersedia adalah KPMG dan Ernst & Young (E&Y). KPMG tidak bersedia untuk
memenuhi undangan Telkom guna mengikuti tender karena merasa memiliki benturan
kepentingan terkait dengan penunjukkan akuntan tersebut dalam melakukan audit
forensic ulang atas Divisi Regional III. Mengacu pada kasus diatas PT Telkom telah
melanggar Prinsi GCG tentang independensi.

Pelaksanaan Audit
13. KAP Eddy Pianto juga meminta bantuan kepada Mark Iwan, seorang CPA independen
yang bukan merupakan rekan kerja dari Grant Thorton LLP untuk memberikan pelatihan
dan konsultasi terkait dengan pemahaman US GAAS dan GAAP Amerika Serikat dalam
rangka filing Form 20-F. KAP eddy Pianto diaangap telah melanggar Prinsip etika profesi
akuntan menurut IAI yaitu tidak kompeten dan kehat hatian professional.
14. Permintaan ini ditolak oleh Telkom karena mereka tidak mempunyai hubungan dengan
KAP Hadi Sutanto dan menganggap permintaan itu tidak proporsional. KAP eddy Pianto
diaangap telah melanggar Prinsip etika profesi akuntan menurut IAI yaitu Tanggung
Jawab Profesi.
15. Grant Thorton AS yang menyarankan agar Grant Thorton AS menginformasikan kepada
SEC bahwa mereka tidak berasosiasi dengan pekerjaan audit Grant Thorton Indonesia
KAP Eddy Pianto. KAP eddy Pianto diaangap telah melanggar Prinsip etika profesi
akuntan menurut IAI yaitu tidak kompeten dan kehat hatian professional.
16. Tanggal 5 juni 2003, SEC menjawab surat Telkom dengan kembali menjelaskan bahwa
tanpa izin dari KAP Hadi Sutanto, seharusnya KAP Eddy Pianto memberikan opini
kualifikasi (disclamer) atas Laporan Keuangan Telkom. SEC juga menyatakan bahwa
Eddy Pianto tidak dapat menunjukan kompetensinya dalam menerapkan US GAAS. KAP
eddy Pianto diaangap telah melanggar Prinsip etika profesi akuntan menurut IAI yaitu
tidak kompeten dan kehat hatian professional.
17. PwC menyatakan bahwa membutuhkan waktu selama dua bulan untuk mengaudit
Telkom dan anak perusahaannya. Ini berarti batas waktu 30 Juni 2003 yang ditentukan
oleh SEC agar Telkom menyerahkan hasil auditnya tidak dapat dipenuhi. KAP eddy
Pianto diaangap telah melanggar Prinsip etika profesi akuntan menurut IAI yaitu tidak
kompeten dan kehat hatian professional & standar teknis.

Cemas Menanti Sanksi SEC

18. Pwc juga akan diawasi oleh special oversight commite yang terdiri atas satu atau lebih
anggota independen dari dewan komisaris yang tidak terlibat langsung dengan kegiatan
audit terdahulu. Dengan demikian, bagi PwC akan tersedia jalur komunikasi kedua
langsung ke komisaris utama, terpisah dari komite audit yang mengawasi pekerjaan audit
terdahulu. Akuntan diaangap telah melanggar Prinsip etika profesi akuntan menurut IAI
yaitu prilaku professional dan kepentingan publik.
19. Banyak sekali akuntan papan atas yang disetujui oleh SEC, itu sudah diberikan pekerjaan
oleh Telkom, baik sebagai konsultan maupun auditor anak perusahaan. Akibatnya,
akuntan tersebut tidak boleh dipakai lagi oleh Telkom karena akan terjadi konflik
kepentingan. Oleh karena itu, Telkom mencari auditor yang papan bawah. Manajer
dianggap melanggar Prinsi Responsibility.
20. Kita sudah menginformasikan pada fund manager, terutama asosiasi dana pension
mengenai berbagai hal terjadi kemungkinan terburuk. Kita beri informasi apa adanya
supaya tidak panic. Dengan demikian, kalau mereka membuat keputusan akan didasarkan
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, katanya. Hal hal yang dijelaskan oleh
pihak BEJ tersebut meliputi informasi yang diperoleh dari manajemen Telkom dan
berbagai scenario yang akan terjadi. Dari kemungkinan ditegur, manajemen didenda,
sampai delisting, katanya. Manajer dianggap melanggar Prinsip Akuntabilitas.
21. Sejauh ini tidak ada kemungkinan untuk mendapat konfersi/siaran pers yang berisi:
sejauh ini tidak ada kemungkinan untuk mendapat tambahan perpanjangan waktu lagi.
Namun demikian, Telkom akan tetap menyelesaikan audit yang dilaksanakan auditor
PwCyang masih berlangsung sampai dua hingga tiga bulan mendatang. Lebih lanjut, ia
mengatakan, Walaupun Telkom tidak dapat memenuhi batas waktu 15 Juli tersebut,
kami cukup puas dengan kemajuan yang telah dicapai oleh PwC dalam rangka
penyelesaian audit untuk keperluan SEC. Akuntan telah melanggar standar teknis dan
kompeten dan kehati hatian professional.

Proses Audit Ulang

22. Waktu dua bulan yang dijanjikan oleh PwC tidak terpenuhi. Waktu tiga bulan
sebagaimana yang diharpakan oleh manajemen Telkom juga terlewati. Akuntan dianggap
telah melanggar prinsip kompetensi dan kehati hatian professional dan standar teknis.
23. Hasil audit ulang Laporan Keuangan PT Telkom per 31 Desember 2002 tengah
mengalami keterlambatan oleh PwC. Manajer dianggap telah melanggar prinsip
Responsibilty.
24. Batas waktu awal November sebagaimana yang ditetapkan oleh direksi kembali tidak
terpenuhi. Akuntan dianggap telah melanggar prinsip kompetensi dan kehati hatian
professional dan standar teknis.
25. Pada masa masa sebelumnya, Laporan Keuangan Telkom tidak pernah memasukan
biaya untuk penghargaan karyawan berdasarkan lama masa kerja tersebut sebagai
pencadangan. Manajer dianggap telah melanggar prinsip Responsibilty.
26. Belakangan, terungkap bahwa berlarut larutnya penyelesaian audit laporan keuangan
Telkom lebih disebabkan oleh perbedaan asumsi antara PwC dan KAP HTM DTT
International sebagai auditor Telkom pada periode periode sebelumnya. Manajer
dianggap telah melanggar prinsip Transaparansi dan akuntabilitas.
27. Keterlambatan penyelesaian Laporan Keuangan 2002 ini menyebabkan Telkom terlambat
menyampaikan Laporan Keuangan 2003 kepada Bapepam sampai dengan bulan Juni
2004. Akuntan dianggap telah melanggar prinsip kompetensi dan kehati hatian
professional dan standar teknis.

Eddy Pianto Mengadu

28. Achmadi Hadibroto, Ketua Umum IAI, menyerahkan penyelesaian masalah pengaduan
ini sepenuhnya kepada Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik (BP2AP). Rusdi
Daryono, Ketua BP2AP, mengatakan bahwa lembaganya tengah menangani pengaduan
tersebut. Akuntan telah melanggar prinsip kompeten dan kehati hatian professional.
29. Selama hamper dua bulan surat aduan tersebut disampaikan, BP2AP belum dapat
memastikan dan belum memiliki gambaran kapan kasus ini bakal selesai. Manajer telah
melanggar prinsip responsibility.

Eddy Pianto Menggugat

30. Menurut pengacara Eddy Pianto, Bapepam tidak pernah memeriksa KAP Eddy Pianto
sebelum menjatuhkan sanksi suspense. Manajer telah melanggar prinsi Fairness.
31. Kesalahan KAP Eddy Pianto adalah sebagai professional dinilai kurang berhati hati
sehingga Bapepam memberikan sanksi peringatan tertulis. Akuntan telah melanggar
profesi Tanggung jawab profesi.
32. Eddy Pianto Simon juga dari awak tekah mengetahui bahwa Grant Thorton International,
selaku associate partner dari KAP Eddy Pianto, tidak akan melakukan prosedur apapun
atas proses audit tersebut dan tidak bertanggung jawab atas audit Laporan Keuangan PT
Telkom. Akuntan telah melanggar prinsip kompeten dan kehati hatian.

Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha

33. Pada tanggal 24 Juni 2004, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) memutuskan
bahwa tindakan KAP Hadi Sutanto menilai hak berpraktik KAP Eddy Pianto, menolak
terasosiasi, menolak diacu, mensyaratkan full acces Form 20-F PT Telkom tidak
memiliki dasar hokum dan tidak wajar. Akuntan dianggap melanggar prinsip Tanggung
jawab profesi dan kompeten & kehati hatian professional.

Tugas
Etika Bisnis

Disusun Oleh :
Lina Ulfiana 114040117
Eggit Firdian 114040118
Kosasih 114040120
Sekar Buana H 114040121
Rafid SHidqi 114040122

Akuntansi 3D

Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon
Jl. Pemuda No.32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742 Cirebon 45132

2017

Anda mungkin juga menyukai