LAPORAN PRAKTIKUM
PERPETAAN DAN SIG
Disusun Oleh :
Kelompok : 1
Nama Nim
Chintya Citra D. 41115110012
Adib Muslim 41115110053
Mina Mustakim 41115110024
Akbar Fauzi 41115110037
Bayu Gartika P. 41115110091
Theo Mayoga K. 41115110036
M. Risnanto 41115110034
DOSEN :
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga pelaksanaan praktikum dan penulisan
laporan praktikum ini bisa lancar dan selesai tepat pada waktunya. Kedua kalinya kami
selaku penulis dan penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada beberapa
pihak yaitu :
1. Bapak Ir. Zainal Arifin MT , selaku dosen pengampu mata kuliah Perpetaan &
SIG universitas mercu buana jakarta kampus meruya.
2. Ibu Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS , Selaku koordinator laboratorium mekanika
tanah dan ilmu ukur tanah Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik universitas mercu
buana jakarta.
3. Adelfy Dara Arianti dan Siti Ratnasari selaku Assisten Dosen mata kuliah
Perpetaan & SIG universitas mercu buana jakarta kampus meruya.
4. Teman-teman kelompok 1 kelas mata kuliah Perpetaan & SIG universitas mercu
buana jakarta kampus meruya.
6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan
praktikum ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................................... ii
Bab I: Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu ukur tanah adalah salah satu bagian kecil dari ilmu geodesi, yang merupakan ilmu
yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu
geodesi terbagi dalam dua macam yaitu :
1. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan bumi
atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran daerah
yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid).
2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk
pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang
datar.
Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying). Khususnya
dengan materi Waterpass Memanjang Melintang . Dengan praktikum ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti cara penggunaan waterpass dan dapat mempraktekkan ilmu teori
yang didapatnya. Dengan demikian mahasiswa di harapkan bisa melakukan pekerjaan
survey pada saat dia terjun ke dunia kerja nantinya.
Waterpass
Waterpass adalah alat sipat datar type Automatic Level dengan sistem pengaturan garis
bidik yang tidak lagi bergantung pada nivo yang terletak diatas teropong. Alat ini hanya
mendatarkan bidang nivo kotak melalui tiga sekrup penyetel dan secara otomatis sebuah
bandul menggantikan fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target yang
dikehendaki.
Statif / Tripod
Statif / tripod berfungsi sebagai tempat atau dudukan pesawat waterpass maupun
pesawat lainnya.
Rol Meter
Rol meter berfungsi bemberikan tanda dan mngukur jarak langsung pada pengukuran
penyipat datar dan untuk mengukur ketinggian alat.
Rambu Ukur
Fungsi rambu ukur adalah sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi dan
mengukur jarak dengan menggunakan pesawat.
Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah / membantu mngukur beda tinggi antara
garis bidik dengan permukaan tanah. Rambu ukur terbuat dari campuran logam
alumunium. Ukurannya tebal 3 cm 4cm, lebarnya + 10 cm dan panjangnya ada
beberapa variatif yaitu 2 m, 3 m, 4 m, dan 5 m.\
Palu
Palu berfungsi untuk membantu mempermudah untuk menancapkan patok bantu pada
area yang sudah ditentukan.
Patok Bantu
Patok bantu berfungsi untuk menandai area / titik yang akan di ukur. Patok ini biasanya
terbuat dari besi, kayu, beton atau bambu yang di atasnya di cat warna merah agar
mudah untuk dilihat.
Payung
Payung berguna untuk melindungi waterpass dari sinar matahari langsung. Karena lensa
waterpass sangat sensitif terhadap sinar matahari.
Pada praktikum waterpass terbuka kali ini tempat pelaksanaannya adalah di lapangan
sepak bola Universitas Mercu Buana Jakarta, pada hari minggu tanggal 11 Oktober 2015
jam 09.30.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menetukan beda tinggi dua titik atau
lebih. Pengukuran waterpass ini sangat penting kegunaannya untuk mendapatkan data
sebagai keperluan pemetaan, perencanaan, ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Khusus untuk praktikum kali ini kami membahas materi tentang waterpass memanjang
melintang. Pada praktikum kali ini kami menggunakan waterpas untuk mengetahui jarak
beda tinggi dan juga volume bidang yang di ukur.
Dalam pengukuran beda tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu :
1. BA ( Batas Atas ) adalah garis baca yang ada pada pesawat waterpass untuk
membaca ukuran bagian atas pada rambu ukur.
2. BT ( Batas Tengah ) adalah garis baca yang ada pada peswat waterpass untuk
membaca ukuran bagian tengah pada rambu ukur.
3. BB ( Batas Bawah ) adalah garis baca yang ada pada pesawat waterpass untuk
membaca ukuran bagian bawah pada rambu ukur.
4. Beda tinggi ( Bt ) adalah perbedaan elevasi antara patok 1 dengan patok lainnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang
berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 10
PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1
Kemudian pasang patok A2, A3, A4, A5 dengan jarak masing-masing 4 meter.
Pasang patok B1 dengan jarak 4 meter dari patok B1, kemudian pasang patok B2, B3,
B4, B5 dengan jarak masing-masing 4 meter.
Pasang patok C1 dengan jarak 4 meter dari patok B1, kemudian pasang patok C2, C3,
C4, C5 dengan jarak masing-masing 4 meter.
Kemudian Pasang patok D1 dengan jarak 4 meter dari patok C1, kemudian pasang
patok D2, D3, D4, D5 dengan jarak masing-masing 4 meter.
Kemudian Pasang patok E1 dengan jarak 4 meter dari patok D1, kemudian pasang patok
E2, E3, E4, E5 dengan jarak masing-masing 4 meter.
Pasang statif / tripod lurus dengan patok C1 dengan jarak 4 meter dari pato C1.
Dirikan statif / tripod setinggi dada orang dewasa. Perhatikan kemiringan kaki statif
jangan sampai terlalu miring. Pastikan kepala statif tidak miring, dan patikan baut
sekrup penyetel kaki statif terkunci dengan kuat sehingga kaki statif tidak merosot /
bergerak.
Pasang waterpass pada kepala statif, kunci dengan sekrup pengunci yang tersedia pada
statif dan pastikan terkunci dengan benar dan kuat.
Setting waterpass sampai rata dengan memutar sekrup pendatar sampai nivo berada di
tengah.
Setelah waterpass terpasang sempurna, kemudian dirikan rambu ukur pada patok A1.
Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A1. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok A2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A2. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 17
PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1
Pindahkan rambu ukur ke patok A3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A3. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok A4. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 18
PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A4. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok A5. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A5. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok B1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B1. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok B2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B2. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok B3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B3. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok B4. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B4. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok B5. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B5. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok C1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C1. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok C2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C2. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok C3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C3. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok C4. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C4. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok C5. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C5. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok D1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D1. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok D2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D2. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok D3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D3. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok D4. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D4. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok D5. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D5. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok E1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok E1. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok E2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok E2. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok E3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok E3. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok E4. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok E4. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok E5. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok E5. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
2.3. Rumus
Dalam praktikum waterpass memanjang melintang kali ini ada beberapa rumus yang
kami gunakan, yaitu :
BT = ( BA + BB )
2
Keterangan :
BT = Batas Tengah
BA = Batas Atas
BB = Batas Bawah
Bt = BA BB
Keterangan :
BA = Batas Atas
BB = Batas Bawah
Bt = Beda tinggi
- Metode melintang
2.4. Perhitungan
Dari pengukuran yang sudah dilakukan di dapatkan data yaitu sebagai berikut :
11 C1 cm 131,3 127,3 90
12 C2 cm 128,3 120,3 90
13 C3 cm 128,3 116,3 90
14 C4 cm 129,0 113,0 90
15 C5 cm 130,8 110,8 90
16 D1 cm 138,3 127,3 45
17 D2 cm 129,4 120,4 63
18 D3 cm 129,4 116,8 72
19 D4 cm 131,1 114,3 76
20 D5 cm 132,8 112,6 79
21 E1 cm 133,4 125,3 27
22 E2 cm 128,8 118,5 45
23 E3 cm 130,0 116,4 56
24 E4 cm 132,3 115,9 63
25 E5 cm 134,5 113,3 68
Batas Tengah ( BT )
Batas Tengah Area A :
A1 = ( 135,3 + 126,5 ) = 130,9 cm
2
Beda Tinggi ( Bt )
Beda Tinggi Area A :
A1 = 135,3 126,5 = 8,8 cm = 0,088 m
A2 = 129,6 118,6 = 11 cm = 0,11 m
A3 = 130,5 116,4 = 14,1 cm = 0,141 m
A4 = 128,8 111,4 = 17,4 cm = 0,174 m
A5 = 131,2 119,2 = 12 cm = 0,12 m
METODE MEMANJANG
Volume area AB :
Volume Area [{(A1+A2):2}+{(B1+B2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume AB 1 = [{(0,088+0,11):2} + {(0,055 + 0,087):2}x16] : 2 = 1,360 m3
- Volume AB 2 = [{(0,11+0,141):2} + {(0,087 + 0,237):2}x16] : 2 = 2,300 m3
- Volume AB 3 = [{(0,141+0,174):2} + {(0,237 + 0,162):2}x16] : 2 = 2,856 m3
- Volume AB 4 = [{(0,174+0,12):2} + {(0,162 + 0,19):2}x16] : 2 = 2,584 m3
Volume area BC :
Volume Area [{(B1+B2):2}+{(C1+C2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume BC 1 = [{(0,055+0,087):2} + {(0,04 + 0,08):2}x16] : 2 = 1,048 m3
- Volume BC 2 = [{(0,087+0,237):2} + {(0,08 + 0,12):2}x16] : 2 = 2,096 m3
- Volume BC 3 = [{(0,237+0,162):2} + {(0,12 + 0,16):2}x16] : 2 = 2,716 m3
- Volume BC 4 = [{(0,162+0,19):2} + {(0,16 + 0,2):2}x16] : 2 = 2,848 m3
Volume area DE :
Volume Area [{(D1+D2):2}+{(E1+E2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume DE 1 = [{(0,11+0,09):2} + {(0,081 + 0,103):2}x16] : 2 = 1,536 m3
- Volume DE 2 = [{(0,09+0,126):2} + {(0,103+ 0,136):2}x16] : 2 = 1,820 m3
- Volume DE 3 = [{(0,126+0,168):2} + {(0,136 + 0,164):2}x16] : 2 = 2,376 m3
- Volume DE 4 = [{(0,168+0,202):2} + {(0,164+ 0,212):2}x16] : 2 = 2,984 m3
METODE MELINTANG
Volume area AB :
Volume Area [{(A1+B1):2}+{(A2+B2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume AB 1 = [{(0,088+0,055):2} + {(0,11 + 0,087):2}x16] : 2 = 1,360 m3
- Volume AB 2 = [{(0,11 + 0,087):2} + {(0,141 + 0,237):2}x16] : 2 = 2,300 m3
- Volume AB 3 = [{(0,141 + 0,237):2} + {(0,174 + 0,162):2}x16] : 2 = 2,856 m3
- Volume AB 4 = [{(0,174 + 0,162):2} + {(0,12 + 0,19):2}x16] : 2 = 2,584 m3
Volume area BC :
Volume Area [{(B1+C1):2}+{(B2+C2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume BC 1 = [{(0,055+0,04):2} + {(0,087 + 0,08):2}x16] : 2 = 1,048 m3
- Volume BC 2 = [{(0,087 + 0,08):2} + {(0,237 + 0,12):2}x16] : 2 = 2,096 m3
- Volume BC 3 = [{(0,237 + 0,12):2} + {(0,162 + 0,16):2}x16] : 2 = 2,716 m3
- Volume BC 4 = [{(0,162 + 0,16):2} + {(0,19 + 0,2):2}x16] : 2 = 2,848 m3
Volume area DE :
Volume Area [{(D1+E1):2}+{(D2+E2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume DE 1 = [{(0,11+0,081):2} + {(0,09 + 0,103):2}x16] : 2 = 1,536 m3
- Volume DE 2 = [{(0,09 + 0,103):2} + {(0,126+ 0,136):2}x16] : 2 = 1,820 m3
- Volume DE 3 = [{(0,126+ 0,136):2} + {(0,168 + 0,164):2}x16] : 2 = 2,376 m3
- Volume DE 4 = [{(0,168 + 0,164):2} + {(0,202+ 0,212):2}x16] : 2 = 2,984 m3
BAB III
PENUTUP
Waterpass memanjang melintang adalah suatu sistem pengukuran untuk mengetahui beda
tinggi elevasi dan volume suatu daerah / area, yang sistem pengukurannya terdiri dari
beberapa patok yang akan di ukur. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
waterpass yaitu :
1. Harus selalu memperhatikan penempatan dan pemasangan waterpass dengan benar.
Karena apabila pemasangan waterpass tidak benar atau miring maka data yang akan
diperoleh juga akan tidak benar.
2. Selalu menempatkan rambu ukur dengan benar dan dibantu dengan nivo, karena apabila
rambu ukur tersebut miring maka data ukuran yang diperoleh akan menjadi tidak sesuai
lapangan.
3. Waterpass harus dilindungi dengan payung, karena lensa waterpass sangat sensitif
dengan sinar matahari langsung. Karena dapat membuat lensa tersebut memuai dan
menyebatkan pembacaan rambu ukur akan salah. Dan juga waterpass harus di kalibrasi
ulang.
4. Harus benar-benar memperhatikan ukuran saat melihat ukuran rambu ukur dari lensa
pesawat waterpass, karena apabila kita salah membaca rambu ukur akan terjadi
kesalahan data dan berakibat fatal pada kepentingan yang akan di lakukan di area
tersebut, dan dalam penghitungan volume akan terjadi kesalahan.