Anda di halaman 1dari 46

PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM
PERPETAAN DAN SIG

( Waterpass Memanjang Melintang )

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpetaan & SIG

Disusun Oleh :
Kelompok : 1

Nama Nim
Chintya Citra D. 41115110012
Adib Muslim 41115110053
Mina Mustakim 41115110024
Akbar Fauzi 41115110037
Bayu Gartika P. 41115110091
Theo Mayoga K. 41115110036
M. Risnanto 41115110034

DOSEN :

Ir. Zainal Arifin ,MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2015
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA i
PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga pelaksanaan praktikum dan penulisan
laporan praktikum ini bisa lancar dan selesai tepat pada waktunya. Kedua kalinya kami
selaku penulis dan penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada beberapa
pihak yaitu :

1. Bapak Ir. Zainal Arifin MT , selaku dosen pengampu mata kuliah Perpetaan &
SIG universitas mercu buana jakarta kampus meruya.

2. Ibu Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS , Selaku koordinator laboratorium mekanika
tanah dan ilmu ukur tanah Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik universitas mercu
buana jakarta.

3. Adelfy Dara Arianti dan Siti Ratnasari selaku Assisten Dosen mata kuliah
Perpetaan & SIG universitas mercu buana jakarta kampus meruya.

4. Teman-teman kelompok 1 kelas mata kuliah Perpetaan & SIG universitas mercu
buana jakarta kampus meruya.

5. Teman-teman mahasiswa & mahasiswi universitas mercu buana.

6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan
praktikum ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal


kepada mereka yang sudah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amin Yaa Robbal Alamin. Dan juga kami berharap ilmu yang kami
dapatkan dalam praktikum ini dapat bermanfaat bagi diri kami sendiri dan juga untuk
orang lain.

Jakarta, 15 November 2015

Kelompok 1

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA i


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................................... ii

Bab I: Pendahuluan

1.1. Latar Belakang .................................................................................................................... 1

1.2. Alat alat yang digunakan .................................................................................................. 2

1.3. Tempat Pelaksanaan ........................................................................................................... 7

Bab II: Pembahasan

2.1. Dasar Teori ........................................................................................................................ 8

2.2. Langkah Kerja ................................................................................................................... 10

2.3. Rumus ............................................................................................................................... 34

2.4. Perhitungan .......................................................................................................................35

Bab III: Penutup

3.1. Kesimpulan dan Saran ...................................................................................................... 45

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA ii


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu ukur tanah adalah salah satu bagian kecil dari ilmu geodesi, yang merupakan ilmu
yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu
geodesi terbagi dalam dua macam yaitu :
1. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan bumi
atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran daerah
yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid).
2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk
pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang
datar.
Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying). Khususnya
dengan materi Waterpass Memanjang Melintang . Dengan praktikum ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti cara penggunaan waterpass dan dapat mempraktekkan ilmu teori
yang didapatnya. Dengan demikian mahasiswa di harapkan bisa melakukan pekerjaan
survey pada saat dia terjun ke dunia kerja nantinya.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 3


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

1.2. Alat alat yang digunakan


Dalam praktikum waterpass memanjang melintang kali ini ada beberapa alat yang
digunakan, Yaitu :

Waterpass

Waterpass adalah alat sipat datar type Automatic Level dengan sistem pengaturan garis
bidik yang tidak lagi bergantung pada nivo yang terletak diatas teropong. Alat ini hanya
mendatarkan bidang nivo kotak melalui tiga sekrup penyetel dan secara otomatis sebuah
bandul menggantikan fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target yang
dikehendaki.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 4


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Bagian waterpass dan fungsinya :


1. Nivo berfungsi untuk melindungi nivo tabung
2. Tombol fokus / mikrometer berfungsi untuk memfokuskan bayangan dan
memperjelas obyek yang dibidik.
3. Sekrup pendatar / sekrup pengungkit berfungsi untuk menggerakkan teropong
secara vertikal dengan terbatas.
4. Penggerak halus horizontal berfungsi untuk menggerakkan waterpass pada arah
horizontal secara halus.
5. Lensa okuler berfungsi untuk mengamati objek yang dibidik.
6. Lensa obyektif berfungsi untuk menerima objek yang dibidik.
7. Plat dasar berfungsi sebagai tempat landasan alat diatas statif / tripod.
8. Sekrup pendatar berfungsi untuk mengatur kedataran pesawat.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 5


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Statif / Tripod
Statif / tripod berfungsi sebagai tempat atau dudukan pesawat waterpass maupun
pesawat lainnya.

Beberapa bagian Statif / Tripod yaitu :

1. Bidang level / kepala statif berfungsi untuk tempat menaruh pesawat.


2. Sekrup pengunci berfungsi untuk mengunci pesawat waterpass atau pesawat lain
supaya tidak begerak
3. Tali pembawa berfungsi untuk mempermudah dalam membawa statif / tripod.
4. Sekrup penyetel berfungsi untuk mengatur ketinggian statif / tripod dan mengunci
kaki statif agar tidak turun.
5. Kaki statif berfungsi untuk menjadi tatakan statif pada tanah atau area ukur yang
lain.

Rol Meter
Rol meter berfungsi bemberikan tanda dan mngukur jarak langsung pada pengukuran
penyipat datar dan untuk mengukur ketinggian alat.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 6


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Rambu Ukur
Fungsi rambu ukur adalah sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi dan
mengukur jarak dengan menggunakan pesawat.

Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah / membantu mngukur beda tinggi antara
garis bidik dengan permukaan tanah. Rambu ukur terbuat dari campuran logam
alumunium. Ukurannya tebal 3 cm 4cm, lebarnya + 10 cm dan panjangnya ada
beberapa variatif yaitu 2 m, 3 m, 4 m, dan 5 m.\

Palu
Palu berfungsi untuk membantu mempermudah untuk menancapkan patok bantu pada
area yang sudah ditentukan.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 7


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Patok Bantu
Patok bantu berfungsi untuk menandai area / titik yang akan di ukur. Patok ini biasanya
terbuat dari besi, kayu, beton atau bambu yang di atasnya di cat warna merah agar
mudah untuk dilihat.

Payung
Payung berguna untuk melindungi waterpass dari sinar matahari langsung. Karena lensa
waterpass sangat sensitif terhadap sinar matahari.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 8


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

1.3. Tempat pelaksanaan

Pada praktikum waterpass terbuka kali ini tempat pelaksanaannya adalah di lapangan
sepak bola Universitas Mercu Buana Jakarta, pada hari minggu tanggal 11 Oktober 2015
jam 09.30.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 9


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Dasar Teori

Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menetukan beda tinggi dua titik atau
lebih. Pengukuran waterpass ini sangat penting kegunaannya untuk mendapatkan data
sebagai keperluan pemetaan, perencanaan, ataupun untuk pekerjaan konstruksi.

Khusus untuk praktikum kali ini kami membahas materi tentang waterpass memanjang
melintang. Pada praktikum kali ini kami menggunakan waterpas untuk mengetahui jarak
beda tinggi dan juga volume bidang yang di ukur.

Dalam pengukuran beda tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu :

1. BA ( Batas Atas ) adalah garis baca yang ada pada pesawat waterpass untuk
membaca ukuran bagian atas pada rambu ukur.
2. BT ( Batas Tengah ) adalah garis baca yang ada pada peswat waterpass untuk
membaca ukuran bagian tengah pada rambu ukur.
3. BB ( Batas Bawah ) adalah garis baca yang ada pada pesawat waterpass untuk
membaca ukuran bagian bawah pada rambu ukur.
4. Beda tinggi ( Bt ) adalah perbedaan elevasi antara patok 1 dengan patok lainnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang
berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 10
PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :


Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I
Pada saat waterpass sudah terpasang dengan benar usahakan jangan sampai
tersenggol, karena akan mengakibatkan pesawat itu akan berubah posisinya atau
miring.

Bagian waterpass dan fungsinya :


1. Nivo berfungsi untuk melindungi nivo tabung
2. Tombol fokus / mikrometer berfungsi untuk memfokuskan bayangan dan
memperjelas obyek yag dibidik.
3. Sekrup pendatar / sekrup pengungkit berfungsi untuk menggerakkan teropong
secara vertikal dengan terbatas.
4. Penggerak halus horizontal berfungsi untuk menggerakkan waterpass pada arah
horizontal secara halus.
5. Lensa okuler berfungsi untuk mengamati objek yang dibidik.
6. Lensa obyektif berfungsi untuk menerima objek yang dibidik.
7. Plat dasar berfungsi sebagai tempat landasan alat diatas statif / tripod.
8. Sekrup pendatar berfungsi untuk mengatur kedataran pesawat.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 11


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

2.2. Langkah Kerja / Proses Pelaksanaan


Pertama kita pasang patok awal pada titik awal ( patok A1 ) yang akan kita ukur.

Kemudian pasang patok A2, A3, A4, A5 dengan jarak masing-masing 4 meter.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 12


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Pasang patok B1 dengan jarak 4 meter dari patok B1, kemudian pasang patok B2, B3,
B4, B5 dengan jarak masing-masing 4 meter.

Pasang patok C1 dengan jarak 4 meter dari patok B1, kemudian pasang patok C2, C3,
C4, C5 dengan jarak masing-masing 4 meter.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 13


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian Pasang patok D1 dengan jarak 4 meter dari patok C1, kemudian pasang
patok D2, D3, D4, D5 dengan jarak masing-masing 4 meter.

Kemudian Pasang patok E1 dengan jarak 4 meter dari patok D1, kemudian pasang patok
E2, E3, E4, E5 dengan jarak masing-masing 4 meter.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 14


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Pasang statif / tripod lurus dengan patok C1 dengan jarak 4 meter dari pato C1.

Dirikan statif / tripod setinggi dada orang dewasa. Perhatikan kemiringan kaki statif
jangan sampai terlalu miring. Pastikan kepala statif tidak miring, dan patikan baut
sekrup penyetel kaki statif terkunci dengan kuat sehingga kaki statif tidak merosot /
bergerak.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 15


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Pasang waterpass pada kepala statif, kunci dengan sekrup pengunci yang tersedia pada
statif dan pastikan terkunci dengan benar dan kuat.

Setting waterpass sampai rata dengan memutar sekrup pendatar sampai nivo berada di
tengah.

Setelah waterpass terpasang sempurna, kemudian dirikan rambu ukur pada patok A1.
Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 16


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A1. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok A2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A2. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 17
PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Pindahkan rambu ukur ke patok A3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A3. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.
Pindahkan rambu ukur ke patok A4. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 18
PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A4. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok A5. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 19


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A5. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok B1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B1. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok B2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 20


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B2. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok B3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 21


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B3. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok B4. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B4. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok B5. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 22


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B5. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok C1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 23


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C1. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok C2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C2. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 24


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Pindahkan rambu ukur ke patok C3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C3. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok C4. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 25


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C4. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok C5. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 26


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C5. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok D1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D1. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok D2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 27


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D2. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok D3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 28


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D3. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok D4. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D4. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok D5. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 29


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D5. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok E1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 30


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok E1. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok E2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok E2. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok E3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 31


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok E3. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok E4. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 32


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok E4. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

Pindahkan rambu ukur ke patok E5. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan
kiri atau depan belakang.

Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok E5. Dan baca juga
sudut putaran pesawat waterpass.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 33


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

2.3. Rumus

Dalam praktikum waterpass memanjang melintang kali ini ada beberapa rumus yang
kami gunakan, yaitu :

Untuk mencari Batas Tengah ( BT )

BT = ( BA + BB )
2
Keterangan :
BT = Batas Tengah
BA = Batas Atas
BB = Batas Bawah

Untuk menghitung beda tinggi ( Bt )

Bt = BA BB

Keterangan :
BA = Batas Atas
BB = Batas Bawah
Bt = Beda tinggi

Untuk menghitung volume


- Metode memanjang

Volume Area [ { ( A1 + A2 ) : 2 } + { ( B1 + B2 ) : 2 } x Luas Area ] : 2

- Metode melintang

Volume Area [ { ( A1 + B1 ) : 2 } + { ( A2 + B2 ) : 2 } x Luas Area ] : 2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 34


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

2.4. Perhitungan

Dari pengukuran yang sudah dilakukan di dapatkan data yaitu sebagai berikut :

Batas Atas Batas Bawah Sudut


No. Titik Ukur Sat.
( BA ) ( BB ) Pesawat

1 A1 cm 135,3 126,5 153

2 A2 cm 129,6 118,6 135

3 A3 cm 130,5 116,4 124

4 A4 cm 128,8 111,4 117

5 A5 cm 131,2 119,2 112

6 B1 cm 131,4 125,9 135

7 B2 cm 129,3 120,6 117

8 B3 cm 151,1 127,4 108

9 B4 cm 129,0 112,8 104

10 B5 cm 130,2 111,2 101

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 35


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Batas Atas Batas Bawah Sudut


No. Titik Ukur Sat.
( BA ) ( BB ) Pesawat

11 C1 cm 131,3 127,3 90

12 C2 cm 128,3 120,3 90

13 C3 cm 128,3 116,3 90

14 C4 cm 129,0 113,0 90

15 C5 cm 130,8 110,8 90

16 D1 cm 138,3 127,3 45

17 D2 cm 129,4 120,4 63

18 D3 cm 129,4 116,8 72

19 D4 cm 131,1 114,3 76

20 D5 cm 132,8 112,6 79

21 E1 cm 133,4 125,3 27

22 E2 cm 128,8 118,5 45

23 E3 cm 130,0 116,4 56

24 E4 cm 132,3 115,9 63

25 E5 cm 134,5 113,3 68

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 36


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Batas Tengah ( BT )
Batas Tengah Area A :
A1 = ( 135,3 + 126,5 ) = 130,9 cm
2

A2 = ( 129,6 + 118,6 ) = 124,1 cm


2

A3 = ( 130,5 + 116,4 ) = 123,45 cm


2

A4 = ( 128,8 + 111,4 ) = 120,1 cm


2

A5 = ( 131,2 + 119,2 ) = 125,2 cm


2

Batas Tengah Area B :


B1 = ( 131,4 + 125,9 ) = 128,65 cm
2

B2 = ( 129,3 + 120,6 ) = 124,95 cm


2

B3 = ( 151,1 + 127,4 ) = 139,25 cm


2

B4 = ( 129,0 + 112,8 ) = 120,9 cm


2

B5 = ( 130,2 + 111,2 ) = 120,7 cm


2

Batas Tengah Area C :


C1 = ( 131,3 + 127,3 ) = 129,3 cm
2

C2 = ( 128,3 + 120,3 ) = 124,3 cm


2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 37


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

C3 = ( 128,3 + 116,3 ) = 122,3 cm


2

C4 = ( 129,0 + 113,0 ) = 121,0 cm


2

C5 = ( 130,8 + 110,8 ) = 120,8 cm


2

Batas Tengah Area D :


D1 = ( 138,3 + 127,3 ) = 132,8 cm
2

D2 = ( 129,4 + 120,4 ) = 124,9 cm


2

D3 = ( 129,4 + 116,8 ) = 123,1 cm


2

D4 = ( 131,1 + 114,3 ) = 122,7 cm


2

D5 = ( 132,8 + 112,6 ) = 127,7 cm


2

Batas Tengah Area E :


E1 = ( 133,4 + 125,3 ) = 129,35 cm
2

E2 = ( 128,8 + 118,5 ) = 123,65 cm


2

E3 = ( 130,0 + 116,4 ) = 123,2 cm


2

E4 = ( 132,3 + 115,9 ) = 124,1 cm


2

E5 = ( 134,5 + 113,3 ) = 123,9 cm


2
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 38
PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

Beda Tinggi ( Bt )
Beda Tinggi Area A :
A1 = 135,3 126,5 = 8,8 cm = 0,088 m
A2 = 129,6 118,6 = 11 cm = 0,11 m
A3 = 130,5 116,4 = 14,1 cm = 0,141 m
A4 = 128,8 111,4 = 17,4 cm = 0,174 m
A5 = 131,2 119,2 = 12 cm = 0,12 m

Beda Tinggi Area B :


B1 = 131,4 125,9 = 5,5 cm = 0,055 m
B2 = 129,3 120,6 = 8,7 cm = 0,087 m
B3 = 151,1 127,4 = 23,7 cm = 0,237 m
B4 = 129,0 112,8 = 16,2 cm = 0,162 m
B5 = 130,2 111,2 = 19 cm = 0,19 m

Beda Tinggi Area C :


C1 = 131,3 127,3 = 4 cm = 0,04 m
C2 = 128,3 120,3 = 8 cm = 0,08 m
C3 = 128,3 116,3 = 12 cm = 0,12 m
C4 = 129,0 113,0 = 16 cm = 0,16 m
C5 = 130,8 110,8 = 20 cm = 0,2 m

Beda Tinggi Area D :


D1 = 138,3 127,3 = 11 cm = 0,11 m
D2 = 129,4 120,4 = 9 cm = 0,09 m
D3 = 129,4 116,8 = 12,6 cm = 0,126 m
D4 = 131,1 114,3 = 16,8 cm = 0,168 m
D5 = 132,8 112,6 = 20,2 cm = 0,202 m

Beda Tinggi Area E :


E1 = 133,4 125,3 = 8,1 cm = 0,081 m
E2 = 128,8 118,5 = 10,3 cm = 0,103 m
E3 = 130,0 116,4 = 13,6 cm = 0,136 m
E4 = 132,3 115,9 = 16,4 cm = 0,164 m
E5 = 134,5 113,3 = 21,2 cm = 0,212 m
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 39
PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

METODE MEMANJANG

Volume area AB :
Volume Area [{(A1+A2):2}+{(B1+B2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume AB 1 = [{(0,088+0,11):2} + {(0,055 + 0,087):2}x16] : 2 = 1,360 m3
- Volume AB 2 = [{(0,11+0,141):2} + {(0,087 + 0,237):2}x16] : 2 = 2,300 m3
- Volume AB 3 = [{(0,141+0,174):2} + {(0,237 + 0,162):2}x16] : 2 = 2,856 m3
- Volume AB 4 = [{(0,174+0,12):2} + {(0,162 + 0,19):2}x16] : 2 = 2,584 m3

Volume area BC :
Volume Area [{(B1+B2):2}+{(C1+C2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume BC 1 = [{(0,055+0,087):2} + {(0,04 + 0,08):2}x16] : 2 = 1,048 m3
- Volume BC 2 = [{(0,087+0,237):2} + {(0,08 + 0,12):2}x16] : 2 = 2,096 m3
- Volume BC 3 = [{(0,237+0,162):2} + {(0,12 + 0,16):2}x16] : 2 = 2,716 m3
- Volume BC 4 = [{(0,162+0,19):2} + {(0,16 + 0,2):2}x16] : 2 = 2,848 m3

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 40


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1
Volume area CD :
Volume Area [{(C1+C2):2}+{(D1+D2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume CD 1 = [{(0,04+0,08):2} + {(0,11 + 0,09):2}x16] : 2 = 1,280 m3
- Volume CD 2 = [{(0,08+0,12):2} + {(0,09+ 0,126):2}x16] : 2 = 1,664 m3
- Volume CD 3 = [{(0,12+0,16):2} + {(0,126 + 0,168):2}x16] : 2 = 2,296 m3
- Volume CD 4 = [{(0,16+0,2):2} + {(0,168+ 0,202):2}x16] : 2 = 2,920 m3

Volume area DE :
Volume Area [{(D1+D2):2}+{(E1+E2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume DE 1 = [{(0,11+0,09):2} + {(0,081 + 0,103):2}x16] : 2 = 1,536 m3
- Volume DE 2 = [{(0,09+0,126):2} + {(0,103+ 0,136):2}x16] : 2 = 1,820 m3
- Volume DE 3 = [{(0,126+0,168):2} + {(0,136 + 0,164):2}x16] : 2 = 2,376 m3
- Volume DE 4 = [{(0,168+0,202):2} + {(0,164+ 0,212):2}x16] : 2 = 2,984 m3

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 41


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

METODE MELINTANG

Volume area AB :
Volume Area [{(A1+B1):2}+{(A2+B2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume AB 1 = [{(0,088+0,055):2} + {(0,11 + 0,087):2}x16] : 2 = 1,360 m3
- Volume AB 2 = [{(0,11 + 0,087):2} + {(0,141 + 0,237):2}x16] : 2 = 2,300 m3
- Volume AB 3 = [{(0,141 + 0,237):2} + {(0,174 + 0,162):2}x16] : 2 = 2,856 m3
- Volume AB 4 = [{(0,174 + 0,162):2} + {(0,12 + 0,19):2}x16] : 2 = 2,584 m3

Volume area BC :
Volume Area [{(B1+C1):2}+{(B2+C2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume BC 1 = [{(0,055+0,04):2} + {(0,087 + 0,08):2}x16] : 2 = 1,048 m3
- Volume BC 2 = [{(0,087 + 0,08):2} + {(0,237 + 0,12):2}x16] : 2 = 2,096 m3
- Volume BC 3 = [{(0,237 + 0,12):2} + {(0,162 + 0,16):2}x16] : 2 = 2,716 m3
- Volume BC 4 = [{(0,162 + 0,16):2} + {(0,19 + 0,2):2}x16] : 2 = 2,848 m3

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 42


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1
Volume area CD :
Volume Area [{(C1+D1):2}+{(C2+D2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume CD 1 = [{(0,04+0,11):2} + {(0,08 + 0,09):2}x16] : 2 = 1,280 m3
- Volume CD 2 = [{(0,08+0,09):2} + {(0,12+ 0,126):2}x16] : 2 = 1,664 m3
- Volume CD 3 = [{(0,12+0,126):2} + {(0,16 + 0,168):2}x16] : 2 = 2,296 m3
- Volume CD 4 = [{(0,16+0,168):2} + {(0,2+ 0,202):2}x16] : 2 = 2,920 m3

Volume area DE :
Volume Area [{(D1+E1):2}+{(D2+E2):2} x Luas Area ] : 2
- Volume DE 1 = [{(0,11+0,081):2} + {(0,09 + 0,103):2}x16] : 2 = 1,536 m3
- Volume DE 2 = [{(0,09 + 0,103):2} + {(0,126+ 0,136):2}x16] : 2 = 1,820 m3
- Volume DE 3 = [{(0,126+ 0,136):2} + {(0,168 + 0,164):2}x16] : 2 = 2,376 m3
- Volume DE 4 = [{(0,168 + 0,164):2} + {(0,202+ 0,212):2}x16] : 2 = 2,984 m3

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 43


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 44


PERPETAAN & SIG KELOMPOK 1

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan dan Saran

Waterpass memanjang melintang adalah suatu sistem pengukuran untuk mengetahui beda
tinggi elevasi dan volume suatu daerah / area, yang sistem pengukurannya terdiri dari
beberapa patok yang akan di ukur. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
waterpass yaitu :
1. Harus selalu memperhatikan penempatan dan pemasangan waterpass dengan benar.
Karena apabila pemasangan waterpass tidak benar atau miring maka data yang akan
diperoleh juga akan tidak benar.
2. Selalu menempatkan rambu ukur dengan benar dan dibantu dengan nivo, karena apabila
rambu ukur tersebut miring maka data ukuran yang diperoleh akan menjadi tidak sesuai
lapangan.
3. Waterpass harus dilindungi dengan payung, karena lensa waterpass sangat sensitif
dengan sinar matahari langsung. Karena dapat membuat lensa tersebut memuai dan
menyebatkan pembacaan rambu ukur akan salah. Dan juga waterpass harus di kalibrasi
ulang.
4. Harus benar-benar memperhatikan ukuran saat melihat ukuran rambu ukur dari lensa
pesawat waterpass, karena apabila kita salah membaca rambu ukur akan terjadi
kesalahan data dan berakibat fatal pada kepentingan yang akan di lakukan di area
tersebut, dan dalam penghitungan volume akan terjadi kesalahan.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 45

Anda mungkin juga menyukai