Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk mencairkan fraksi gas
yang merupakan hasil dari kolom destilasi. Gas tersebut didapatkan dari bagian atas kolom yang merupakan fraksi yang memiliki titik didih terendah. Cara kerja dari kondensor ini yaitu pertukaran panas, dengan cara gas akan dimasukkan kedalam ruangan pada alat tersebut, diamana di dalamnya terdapat pipa-pipa yang berisi air (sebagai pendingin), gas tersebut akan mengalami kontak dengan permukaan luar pipa sehingga panasnya (panas latent) akan diserap oleh air pendingin yang membuat temperatur dari gas tersebut akan menurun dan akan terkondensasi. Kondensor adalah alat untuk mengurangi gas atau uap ke cair. Industri minyak dan kimia menggunakan kondensator sebagai hidrokarbon dan uap kimia lainnya. Dalam distilasi, kondensor mengubah uap menjadi cair. Semua kondensor bekerja dengan menghilangkan panas dari gas atau uap. Dalam beberapa kasus, gas melewati tabung panjang panas konduktif logam, seperti tembaga (biasanya diatur dalam kumparan atau bentuk lainnya), dan memindahkan panas ke udara sekitarnya. Kondensor industri besar menggunakan air atau cairan lainnya untuk menghilangkan panas. Kondensor panjang juga mengacu pada perangkat yang terpasang pada mesin carding dipabrik-pabrik tekstil untuk mengumpulkan serat ke dalam keliling untuk mesin berputar. Kondenser adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuang kalor ke lingkungan, sehingga uap refrigeran akan mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair. Sebelum masuk ke kondenser refrigeran berupa uap yang bertemperatur dan bertekanan tinggi, sedangkan setelah keluar dari kondenser refrigeran berupa cairan jenuh yang bertemperatur lebih rendah dan bertekanan sama (tinggi) seperti sebelum masuk ke kondenser yang selanjutnya.
1. Kondensor pada LNG
Untuk memudahkan handling gas alam, terutama dari segi transportasi, storage (penyimpanan) dan pendistribusiannya kepada konsumen, gas ini biasanya dicairkan terlebih dahulu dengan tujuan agar mempermudah saat pengangkutannya dengan volume yang relatif lebih kecil. Proses pencairan ini dilaksanakan di dalam suatu pabrik pencairan gas alam atau sering disebut dengan NGL Plant (Natural Gas Liqufaction), sehingga menghasilkan gas alam cair LNG. Gas alam (LNG) yang sudah dicairkan pada suhu 160C akan mengalami penyusutan volume sebesar kurang lebih 1/600 kali dari volume gas mula-mula serta untuk LPG akan mengalami penyusutan antara 230-260 kali dari volume semula. Proses pencairan ini merupakan ketentuan khusus agar mempermudah proses handling, terutama saat gas alam tersebut akan disimpan maupun di distribusikan agar tidak memakan tempat, misalnya saja saat akan di-export dengan tanker dan disimpan dalam tangki. Setelah gas tersebut akan digunakan oleh konsumen, maka bentuknya akan diubah kembali di ruang bakar mesin atau dapur industri. Pencairan gas alam terdiri dari berbagai macam proses, mulai dari pemurnian/pembersihan hingga proses pencairan. Proses treating (pembersihan), Proses ini bertujuan untuk menghilangkan fraksi berat serta impuritis lainnya, seperti O2 dan gas-gas berat (mercury dan sulfur) serta metal-metal berbahaya seperti air raksa dengan memakai solvent sebagai pelarut atau penyerap. Dehydration (Penghilangan Air), Proses ini sering juga disebut sebagai pengeringan, yaitu proses penghilangan uap air dengan menggunakan molecular sieve adsorbtion. Seperti yang kita ketahui, air akan mudah membeku pada suhu 0C sedangkan temperatur yang digunakan untuk mencairkan gas jauh dibawah suhu tersebut. Oleh karena itu air tersebut perlu dihilangkan karena dapat menyumbat pipa dan alat lainnya saat mengalami pembekuan. Fraksinasi, Selanjutnya gas akan dipisahkan sesuai dengan komponen penyusunnya pada proses fraksinasi. Biasanya komponen penyusun yang dipisahkan terdiri dari metana, propana, etana, butana serta pentana. Setelah unsur-unsur senyawa tersebut terpisah, maka komponen tersebut akan menuju ke tahap prosesnya masing-masing, yaitu: metana akan didinginkan hingga membentuk cair, butana dan propana juga sebagai pendingin gas yang akan dicairkan, butana dan propana akan diolah sebagai LPG, sedangkan pentana biasanya akan dijadikan sebagai kondensat dan dikirim ke upsteam untuk diolah kembali sehingga dapat menghasilkan bahan bakar hidrokarbon berat. Proses pencairan, pada tahap ini gas akan didinginkan hingga mencapai suhu dimana gas tersebut akan mengalami pengembunan serta menaikkan tekanan gas untuk mempermudah proses pengembunannya/pencairan. Untuk mendinginkan gas alam menjadi LNG diperlukan suhu sekitar 160C atau sering disebut dengan cryogenic temperature. Proses treating dan dehidrasi perlu dilakukan sebelum gas alam tersebut memasuki proses pencairan supaya zat-zat yang tidak diinginkan tidak ikut terbawa ke dalam proses pencairan, karena apabila zat tersebut terikut maka dapat mengganggu proses pencairan gas alam.
2. Kondensor Berdasarkan Jenis Media Pendingin
2.1. Kondensor berpendingin air (water cooled condenser) Kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang, maka air yang berasal dari suplai air dilewatkan ke kondensor akan langsung dibuang atau ditampung di suatu tempat dan tidak digunakan kembali. Sedangkan kondensor yang air pendinginnya digunakan kembali, maka air yang keluar dari kondensor dilewatkan melalui menara pendingin (cooling tower) agar temperaturnya turun. Selanjutnya air dialirkan kembali ke dalam kondensor, demikian secara berulang- ulang. 2.2. Kondensor berpendingin udara (air cooled condenser). Ada dua metode mengalirkan udara pada jenis ini, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa dengan bantuan kipas. Konveksi secara alamiah mempunyai laju aliran udara yang melewati kondenser sangat rendah, karena hanya mengandalkan kecepatan angin yang terjadi pada saat itu. Oleh karena itu kondensor jenis ini hanya cocok untuk unit-unit yang kecil seperti kulkas, freezer untuk keperluan rumah tangga. Kondensor berpendingin udara yang menggunakan bantuan kipas dalam mensirkulasikan media pendinginannya dikenal sebagai kondensor berpendingin udara konveksi paksa. 2.3. Kondensor evaporatif (evaporative condenser) Kondensor evaporatif pada dasarnya adalah kombinasi antara kondensor dengan menara pendingin yang dirakit menjadi satu unit atau kondensor yang menggunakan udara dan air sebagai media pendinginnya. Yang bias disebut system penguapan pada suatu industri, penguapan juga terjadi perubahan fase dari liquid ke gas, kombinasi kedua alat yang di desain akan menghasilkan produk dengan fase yang berbeda dari sebelumnya.
3. Jenis Kondensor Secara Umum
3.1.Surface Condenser Cara kerja dari jenis alat ini ialah proses pengubahan dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam ruangan yang berisi susunan pipa dan uap tersebut akan memenuhi permukaan luar pipa sedangkan air yang berfungsi sebagai pendingin akan mengalir di dalam pipa (tube side), maka akan terjadi kontak antara keduanya dimana uap yang memiliki temperatur panas akan bersinggungan dengan air pendingin yang berfungsi untuk menyerap kalor dari uap tersebut, sehingga temperatur steam (uap) akan turun dan terkondensasi. Surface condenser terdiri dari dua jenis yang dibedakan oleh cara masuknya uap dan air pendingin. Prinsip kerja surface condenser steam masuk ke dalam shell kondensor melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell. Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini disebut kalor latent penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of condensation) dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat. Ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya. Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacum di kondensor. Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara di kondensor, dilakukan deaeration. De-aeration dilakukan di kondensor dengan memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlalut pada kondensat akan menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan udara dari sistem. 3.1.1. Horizontal Condenser Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor. Kelebihan Kondensor horizontal adalah dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relatif berukuran kecil dan ringan, pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah, bentuk sederhana dan mudah pemasangannya, pipa pendingin mudah dibersihkan.
Gambar 1. Horizontal Condenser
(Sumber: Dhoni, 2015) 3.1.2. Vertical Condenser Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor. Kelebihan kondensor vertical adalah harganya murah karena mudah pembuatannya, kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangan, bias dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin, pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen.
Gambar 2. Vertical Condenser
(Sumber: Dhoni, 2015) 3.2. Direct Contact Condenser Cara kerja dari kondensor jenis ini yaitu proses kondensasi dilakukan dengan cara mencampurkan air pendingin dan uap secara langsung. Jenis dari kondensor ini disebut spray condenser, pada alat ini proses pencampuran dilakukan dengan menyemprotkan air pendingin ke arah uap. Sehingga steam akan menempel pada butiran-butiran air pendingin tersebut dan akan mengalami kontak temperatur, selanjutnya uap akan terkondensasi dan tercampur dengan air pendingin yang mendekati fase saturated (basah). Perlu kita ketahui, bahwa setiap industri terkadang memiliki cara kerja pertukaran panas yang berbeda-beda, misalnya saja pada industri migas, fraksi yang panas akan mengalir melalui pipa sedangkan minyak mentah (dingin) akan mengalir diluar pipa. Hal ini dikarenakan fraksi yang mengalir di dalam pipa merupakan hasil yang telah diolah pada menara destilasi sehingga memiliki temperatur yang panas, panas dari fraksi inilah yang dimanfaatkan untuk memanaskan miyak mentah yang akan dimasukkan kedalam kolom destilasi. Air pendingin dalam kondensor sangat memiliki peranan penting dalam proses kondensasi uap menjadi condensat water. Bahan baku air pendingin biasanya didapatkan dari danau dan air laut (sea water, dalam proses pengambilannya biasanya digunakan alat sejenis jaring yang berfungsi untuk menjaring kotoran serta benda-benda padat lainnya agar tidak terikut kedalam hisapan pompa yang tentunya dapat mengganggu kinerja kondensor bahkan kerusakan pada peralatan. Direct-contact condenser dibagi dua jenis lagi, yaitu: 3.2.1 Spray Condenser Pada spray condenser, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada bagian bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated. Kemudian dipompakan kembali ke cooling tower. Sebagian dari kondensat dikembalikan ke boiler sebagai feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya di dalam dry (closed) cooling tower. Air yang didinginkan pada cooling tower disemprotkan ke exhaust turbin dan proses berulang. 3.2.2. Barometric dan Jet Condenser Ini merupakan jenis awal dari kondensor. Jenis ini beroperasi dengan prinsip yang sama dengan spray condenser kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacum dalam kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head statis seperti pada barometric condenser. Kondensor ini berprinsip seperti kondensor sebelumnya yang menggunakan prinsip spray.
4. Penyebab Penurunan Kinerja Kondensor
4.1. Non Condesable Gases (Gas Yang Tidak Dapat Terkondensasi). Gas ini dapat meneyebabkan kenaikan pressure terhadap kondensor dan menyelimuti permukaan tube-tube yang dapat menghambat transfer panas antara uap dengan cooling water, sehingga gas-gas ini harus dikeluarkan atau dibuang dari dalam kondensor. Cara untuk mengeluarkan udara tersebut biasanya dilakukan dengan bantuan venting pump dan primming pump yang merupakan pompa vakum. 4.2. Terjadi Fouling Terhadap Kondensor. Fouling atau endapan sangat mungkin terjadi pada kondensor, endapan yang mengotori tube-tube kondensor ini berasal dari sumber pengambilan bahan baku air pendingin. Seperti yang kita ketahui tempat pengambilan air pendingin berasal dari laut dan kemungkinan besar air tersebut mengandung endapan- endapam kotoran yang ikut masuk dan mengendap pada tube-tube kondensor, hal ini dapat menyebebakan menurunnya laju perpindahan panas pada kondensor, sehingga kualitas air pendingin sangat diperlukan agar mengurangi penyebab fouling pada kondensor yang akan mengurangi kinerja alat. Cara untuk mengeluarkan kotoran tersebut biasanya dilakukan dengan cara backwash kondensor, yaitu dengan membalikkan arah aliran air pendingin dengan tujuan membuang kotoran yang masuk ke dalam waterbox inlet yang menghalangi proses perpindahan panas pada kondensor, proses ini dilakukan dengan cara membalikkan arah aliran inlet dan outlet. Ball Cleaning, proses pembersihan dengan cara ini dapat dilakukan dengan bola sebagai alat untuk membersihkan tube kondensor. Cara kerjanya yaitu bola akan dimasukkan pada inlet mengikuti aliran kondensor dan keluar pada waterbox outlet. DAFTAR PUSTAKA
Dhoni,F.2015. Macam Macam Kondensor Dan Kegunaannya (Online):
http://frandhoni.blogspot.co.id/2015/06/macam-macam-kondensor.html (Diakses pada tanggal 01 Oktober 2016) Raharjo,H.2013. Pengertian Kondensor-Kondensor dan Jenisnya. (Online): http://himawanraharjo_engineer.blogspot.co.id//2013//03//pengertian-- kondensor--kondenser.html (Diakses pada tanggal 01 Oktober 2016) Rahmat,H.2015. Kondensor Dan Prinsip Kerjanya Pada Industri. (Online): http://www.prosesindustri.com//2015//01//kondensor--dan--prinsip-- kerjanya.html (Diakses pada tanggal 01 Oktober 2016) Rahmat,H.2015. Proses Dasar Pencairan Gas Alam. (Online): http://www.prosesindustri.com//2015//04//proses--dasar--pencairan-gas- alam.html (Diakses pada tanggal 01 Oktober 2016) Yudi.A.2013. Proses Pembuatan Gas Alam Cair. (Online): http://chemeng2301.blogspot.co.id/2013/05/proses-pembuatan-gas-alam- cair.html (Diakses pada tanggal 01 Oktober 2016)