Anda di halaman 1dari 2

Pembangunan RSUD Manado.

Waworuntu:
Cukup UKL dan UPL, Tak Wajib Amdal

MANADO- Rencana pembangunan RSUD Manado yang berbandrol 105 milyar dan sempat
menjadi polemik dibeberapa media, terkait perlu tidaknya Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL), mengundang banyak komentar dari berbagai pihak.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Yohanis Waworuntu SE, MSi saat
ditemui sulutaktual.com, usai mengikuti acara pelantikan pengurus Yayasan Jantung Indonesia
cabang Manado di ruang serbaguna Pemkot Manado, Rabu (19/04/2017) siang tadi, mengatakan
bahwa rencana pembangunan RSUD Manado yang berlokasi di jalan ring road Kecamatan
Wanea, sudah sesuai dengan aturan yang berlaku, karena Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) sudah dilakukan.

UKL dan UPL untuk RSUD Manado telah dilakukan. Jadi dalam hal aturan/perijinan
lingkungan hidup, praktis sudah tak ada masalah lagi, ucap mantan Kepala Dinas Komunikasi
dan Informatika ini.

Saat disinggung soal keharusan adanya AMDAL sebagai dokumen pendukung dalam
pembangunan RSUD Manado, ditanggapi Waworuntu dengan menunjukan aturan tentang
kepemilikan AMDAL.

Untuk pembangunan RSUD Manado tak diwajibkan AMDAL, cukup dengan UKL dan UPL.
Ini sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup (LH) No.5 tahun 2012. Jadi
tak perlu dipolemikkan lagi soal AMDAL ini. Aturannya sudah jelas, tegasnya.

Dalam penjelasan Permen LH no.5 tahun 2012, menjelaskan tentang jenis rencana usaha atau
kegiatan yang wajib harus memiliki AMDAL. Yang terdiri dari 14 Bidang Usaha, yakni:
Bidang Multisektor
Bidang Pertahanan
Bidang Pertanian
Bidang Perikanan dan Kelautan
Bidang Kehutanan
Bidang Perhubungan
Bidang Teknologi Satelit
Bidang Perindustrian
Bidang Pekerjaan Umum
Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
Bidang Pariwisata
Bidang Ketenaganukliran
Bidang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)

Untuk diketahui, RSUD berbandrol Rp 105 miliar ini didirikan di atas lahan 4 hektar milik
Pemkot Manado. Untuk tahap pertama, Pemkot Manado mengucurkan anggaran sebesar Rp 15
miliar yang diambil dari APBD kota Manado. RSUD Kota Manado ini bertipe C dengan
kapasitas 100 tempat tidur.

Perencanaan awalnya, RSUD ini bakal didirikan di belakang lokasi pameran Kayuwatu
Mapanget.
Namun, karena kendala lokasi yang tidak layak, lokasinya dipindah ke lokasi sekarang.

Sementara itu, Kadis PUPR kota Manado, Peter Karl Bart Assa, ST, M.Sc, Ph.D, saat dihubungi
siang tadi mengungkapkan untuk pembangunan RSUD ini sudah ada juga Feasybility
Studies (FS) dan Detail Engineering Design (DED).

Dia juga turut membenarkan penegasan Kadis LH Yohanis Waworuntu perihal UKL dan UPL
dan Permen LH No 5 Tahun 2012 itu.

Pembangunan RSUD kota Manado tipe C dengan 100 tempat tidur, berbandrol Rp 105 miliar
ini, kami hanya melakukan UKL dan UPL. Itu sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 05 tahun 2012, jelas Assa yang baru tiba di Manado usai mengikuti
acara Evaluasi Diklatpim II di Surabaya.

Lebih lanjut Assa menjelaskan, di awal perencanaan pembangunan gedung, pihak Pemkot
Manado sudah melakukan kajian menyeluruh, sesuai peraturan dan perundang-undangan.

Sudah melalui kajian menyeluruh, terutama memperhatikan Peraturan Menteri Kesehatan RI


nomor 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit, kunci
Assa.

Anda mungkin juga menyukai