Laporan Tutorial
Laporan Tutorial
SISTEM REPRODUKSI
MODUL 2PERSALINAN ABNORMAL
SEMESTER PENDEK
Kelompok 7:
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Diskusi PBL Sistem Reproduksi modul 4
PERSALINAN ABNORMAL tepat pada waktunya sesuai jadwal yang ditentukan.
Adapun tujuan pembuatan laporan ini sebagai hasil diskusi kelompok 7 mengenai
berbagai penyakit pada sistem reproduksi pada kehidupan sehari-hari khususnya tentang
penyakit terkait dengan persalinan abnormal pada sistem Reproduksi.
Tak ada gading yang tak retak itulah pribahasa yang cocok untuk menggambarkan
hasil laporan yang penulis buat. Kritik dan saran yang membangun sangatlah penulis
butuhkan demi kesempurnaan laporan yang telah penulis buat ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada tutor pembimbing dr.Sugiarto yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis dalam menyelesaikan laporan diskusi ini. Dan tak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada segenap pihak yang telah banyak membantu baik secara moril maupun
materil hingga laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membaca.
Penulis
Kelompok 7
TUJUAN PEMBELAJARAN
SASARAN BELAJAR
SKENARIO III
Wanita usia 32 tahun G3P2002 usia kehamilan 38 minggu dengan taksiran berat janin
2900 gram datang ke Rumah Sakit oleh karena merasa akan melahirkan.Persalinan pada
kehamilan yang kedua ( 3 tahun yang lalu ) berlangsung dengan seksio sesar atas indikasi
plasenta previa . Pada pemeriksaan kali ini : Keadaan umum baik,Fundus Uteri teraba 3 jari
dibawa processus xyphoideus,di bagian fundus teraba bokong.Kontraksi uterus berlangsung 3
kali per 10 menit dengan durasi masing masing selama 45 detik.Pasien berada pada
persalinan kala I fase laten
KATA/KALIMAT KUNCI:
PERTANYAAN
5. Jelaskan tahap tahap persalinan normal !Jelaskan perbedaan tanda inpartu persalinan
pada primipara & multipara !
Jalan lahir dibagi atas bagian keras atau tulang yang meliputi tulang-tulang panggul
dengan sendi-sendinya (artikulasio) dan bagian lunak yang meliputi otot, jaringan, dan ligamen.
A. TULANG PANGGUL
Tulang panggul mencakup os koksa (yi, os ilium, os iskium, os pubis), os sakrum, dan os
koksigeus. Tulang-tulang ini satu sama lain saling berhubungan. Pada bagian depan terdapat
hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri yang disebut simfisis. Pada bagian belakang,
terdapat artikulasio sakro-iliaka yang menghubungkan os sakrum dengan os ilium. Pada bagian
bawah, terdapat artikulasio sakrokoksigeal yang menghubungkan os sakrum dengan os
koksigeus. Di luar kehamilan, artikulasio ini memungkinkan pergeseran sedikit, namun pada saat
kehamilan dan persalinan, dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar.
Secara fungsional, panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis
minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis disebut pula false
pelvis. Pelvis minor adalah bagian pelvis yang terletak di bawah linea terminalis disebut pula
true pelvis karena bagian ini mempunyai peranan penting dalam obstetrik dan harus dapat
dikenal dan dinilai sebaik-baiknya untuk dapat meramalkan dapat tidaknya bayi melewatinya.
Bentuk pelvis minor ini menyerupai suatu saluran yang mempunyai sumbu melengkung ke
depan (sumbu carus). Bidang atas saluran ini normal berbentuk hampir bulat disebut pintu atas
panggul (pelvic inlet). Bidang bawah saluran ini merupakan suatu bidang seperti pintu atas
panggul, namun terdiri atas dua bidang disebut pintu bawah panggul (pelvic outlet). Di antara
kedua pintu ini terdapat ruang panggul (pelvic cavity).
Ruang panggul mempunyai ukuran yang paling luas di bawah pintu atas panggul, namun
menyempit di panggul tengah untuk kemudian menjadi lebih luas lagi sedikit. Penyempitan di
panggul tengah ini dise
babkan oleh adanya spina iskiadika yang kadang-kadang menonjol ke dalam ruang
panggul. Sumbu carus adalah garis yang menghubungkan titik persekutuan antara diameter
transversa dan konjugata vera pada pintu atas panggul dengan titik-titik sejenis di Hodge II, III,
dan IV. Begitu mendekati Hodge III, sumbu itu lurus, sejajar dengan sakrum yang selanjutnya
melengkung ke depan sesuai dengan lengkungan sakrum.
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang berbentuk lonjong dan berbatasan
dengan promontorium, korpus vertebra sakral I, linea inominata (terminalis), ramus superior os
pubis, dan pinggir atas simfisis. Jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium, disebut juga
diameter antero-posterior (konjugata vera), adalah 11 cm. Hasil ini diperoleh dengan cara
memasukkan jari tengah dan telunjuk ke dalam vagina untuk meraba promontorium; jarak bagian
bawah simfisis sampai ke promontorium yang disebut konjugata diagonalis adalah 13 cm.
Konjugata vera merupakan jarak antara pinggir atas simfisis ke promontorium dengan ukuran
lebih 11 cm, diperoleh dari pengurangan konjugata diagonalis oleh 1,5 cm.
Selain kedua konjugata ini, dikenal pula konjugata obstetrika, yang memiliki jarak 11,5
cm, yaitu jarak dari bagian dalam tengah simfisis ke promontorium. Sebenarnya konjugata ini
paling penting, walaupun perbedaannya dengan konjugata vera sedikit sekali. Jarak terjauh garis
melintang pada pintu atas panggul disebut diameter transversa (13,5-14 cm). Jika ditarik garis
dari artikulasio sakro-iliaka ke titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata vera
dan diteruskan ke linea inominata disebut diameter obliqua (oblik) (12-12,5 cm). Pinggir bawah
simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan berupa sudut (arkus pubis). Normalnya, besarnya
sudut ini 90 atau lebih sedikit. Jika kurang sekali dari 90., kepala janin akan lebih sulit
dilahirkan, karena memerlukan tempat lebih banyak ke dorsal.
Dalam Obstetrik, Dikenal Empat Jenis Klasik Panggul Yang Mempunyai Ciri-Ciri PAP
Sebagai Berikut :
1. Jenis ginekoid
Panggul paling baik untuk wanita, bentuk PAP hampir bulat. Panjang diameter antero-posterior
kira-kira sama dengan diameter transversa. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
2. Jenis android
Bentuk PAP hampir segitiga. Umumnya, pria mempunyai jenis seperti ini. Panjang diameter
antero-posterior hampir sama dengan diameter transversa, namun jenis ini jauh lebih mendekati
sakrum. Dengan demikian, bagian belakangnya pendek dan gepeng, sedangkan bagian depannya
menyempit ke muka. Jenis ini ditemukan 15% pada wanita.
3. Jenis antropoid
Bentuk PAP agak lonjong, seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih panjang
dibandingkan diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.
4. Jenis platipeloid
Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Ukuran
melintang jauh lebih besar 5% dibandingkan ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada
wanita.
RUANG PANGGUL
Ruang di bawah PAP mempunyai ukuran yang paling luas. Di panggul tengah, terdapat
penyempitan setinggi kedua spina iskiadika. Jarak normal antara kedua spina ini (distansia
spinarum) 10,5 cm. Kemungkinan kepala janin dapat lebih mudah masuk ke dalam ruang
panggul yang diperbesar, jika sudut antara sakrum dan lumbal yang disebut inklinasi, lebih besar.
Pintu bawah panggul tidak merupakan suatu bidang datar, namun tersusun atas 2 bidang datar
yang masing-masing berbentuk segitiga, yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara kedua
buah tuber os iskii dengan ujung os sakrum dan segitiga lainnya yang alasnya juga garis antara
kedua tuber os iskii dengan bagian bawah simfisis. Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung
ke bawah dan merupakan sudut (arkus pubis). Normalnya, besar sudut ini 900 atau lebih sedikit.
Jika kurang sekali dari 900, kepala janin akan lebih sulit dilahirkan, karena memerlukan tempat
lebih banyak ke dorsal. Jarak antara kedua tuber os iskii (distansia tuberum), diambil dari bagian
dalamnya adalah 10,5 cm.
BIDANG HODGE
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai di mana bagian terendah janin turun
ke dalam panggul pada persalinan dan terdiri atas empat bidang:
1. Bidang Hodge I:
bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan promontorium.
bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian bawah simfisis.
bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak setinggi spina iskiadika kanan
dan kiri.
bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III, terletak setinggi os koksigeus.
Ukuran-ukuran ini dipergunakan untuk menentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan
ukuran panggul jika pelvimetri ronsen sulit dilakukan. Alat-alat yang digunakan adalah jangka
panggul marting, oscander, collin, boudelogue, dan lain-lain.
Jarak antara kedua spina iliaka anterior superior sinistra dan dekstra.
2. Distansia kristarum ( 28-30 cm)
Jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krista iliaka sinistra dan dekstra.
Umumnya ukuran ini tidak penting, namun ukuran ini lebih kecil 2-3 cm dari angka normal
sehingga dapat dicurigai adanya patologik panggul.
Jarak antara spina iliaka posterior sinistra dan spina iliaka anterior dekstra dan dari spina iliaka
posterior dekstra ke spina iliaka anterior superior sinistra. Kedua ukuran ini bersilang: jika
panggul normal, kedua ukuran ini tidak banyak berbeda, narnun jika panggul itu asimetrik
(miring), kedua ukuran itu jelas berbeda sekali.
4. Distansia intertrokanterika
Jarak antara bagian atas simfisis ke prosesus spinosus lumbal V lebih kurang 18 cm.
6. Distansia tuberum
Jarak antara tuber iskii kanan dan kiri lebih kurang 10,5 cm. Untuk mengukurnya dipakai
oscander. Angka yang ditunjuk jangka harus ditambah 1,5 cm karena adanya jaringan subkutis
antara tulang dan ujung jangka. Jika jarak ini kurang dari normal, dengan sendirinya arkus pubis
lebih kecil dari 90.
Kala pengeluaran (kala II) ikut membentuk jalan lahir; segmen bawah uterus, serviks
uteri, dan vagina. Pada akhir kehamilan lebih kurang 38 minggu, serviks lebih pendek
dibandingkan waktu kehamilan 16 minggu. Ismus uteri pada kehamilan 16 minggu menjadi
bagian uterus tempat janin berkembang. Umumnya serviks discbut menjadi matang jika teraba
sebagai bibir, dan ini terjadi pada kehamilan 34 minggu. Di samping uterus dan vagina, otot-otot,
jaringan ikat, dan ligamen yang berfungsi menyokong alat-alat urogenitalis perlu diketahui
karena semuanya memengaruhi jalan lahir.
Panggul bagian lunak meliputi dasar panggul dan perineum. Otototot yang menahan
dasar panggul di bagian luar adalah muskulus sfingter ani eksternus, muskulus bulbokavernosus
yang melingkari vagina, dan muskulus perinea transversus superfisialis. Di bagian tengah,
ditemukan otot-otot yang melingkari ureter (muskulus sfingter uretrae), otot-otot yang
melingkari vagina bagian tengah dan anus, antara lain muskulus iliokoksigeus, muskulus
iskiokoksigeus, muskulus perinea transversus profundus, dan muskulus koksigeus. Lebih ke
dalam lagi, ditemukan otot-otot dalam yang paling kuat disebut diafragma pelvis, terutama
muskulus levator ani yang berfungsi menahan dasar panggul. Struktur ini menutup hampir
seluruh bagian belakang PBP. Muskulus levator ani berada pada bagian depan muskulus
berbentuk segitiga yang disebut trigonum urogenitalis (hiatus genitalis). Di dalam trigonum ini
terdapat uretra, vagina, dan rektum.
Perineum merupakan bagian dari PBP yang terletak di antara komisura posterior dan
anus. Pada persalinan, sering terjadi robekan perineum yang perlu dijahit dengan baik.
2.Jelaskan Mekanisme persalinan normal !
FAKTOR HUMORAL
KALA PERSALINAN
Mekanisme persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu
Kala I : Perubahan serviks yang cepat dan diakhiri dgn dilatasi serviks yang lengkap.
Perlunakan dan pembukaan serviks menyebabkan darah dan lendir keluar dan
diakhiri dengan pecahnya ketuban. Kontraksi 2-3x / 10 menit
Kala II : Dimulai dgn pembukaan lengkap dari serviks & berakhir dgn lahirnya bayi.
Kala III : Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV : Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum, untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap perdarahan postpartum.
Selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati panggul
seven cardinal movements of labor yang terdiri dari :
1. Engagemen
2. Fleksi
3. Desensus
5. Ekstensi
7. Ekspulsi
Gerakan-gerakan tersebut menyebabkan janin dapat mengatasi rintangan jalan lahir dengan
baik sehingga dap[at terjadi persalinan per vaginam secara spontan.
1. Engagemen
Suatu keadaan dimana diameter biparietal sudah melewati pintu atas panggul.
Pada 70% kasus, kepala masuk pintu atas panggul ibu pada panggul jenis ginekoid
dengan oksiput melintang (tranversal)
Proses engagemen kedalam pintu atas panggul dapat melalui proses normal
sinklitismus , asinklitismus anterior dan asinklitismus posterior :
o Normal sinklitismus : Sutura sagitalis tepat diantara simfisis pubis dan sacrum.
o Asinklitismus posterior: Sutura sagitalis lebih dekat kearah simfisis pubis (parietal bone
presentasion
2. Fleksi
Gerakan fleksi terjadi akibat adanya tahanan servik, dinding panggul dan otot dasar panggul.
Bila terdapat kesempitan panggul, dapat terjadi ekstensi kepala sehingga terjadi letak defleksi
(presentasi dahi, presentasi muka).
3. Desensus
Pada nulipara, engagemen terjadi sebelum inpartu dan tidak berlanjut sampai awal kala II;
pada multipara desensus berlangsung bersamaan dengan dilatasi servik.
Semakin besar tahanan tulang panggul atau adanya kesempitan panggul akan menyebabkan
desensus berlangsung lambat.
Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah janin mengalami putar paksi dalam
pada level setinggi spina ischiadica (bidang tengah panggul).
Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi posisi anterior (kadang-kadang kearah
posterior).
5. Ekstensi
Aksis jalan lahir mengarah kedepan atas, maka gerakan ekstensi kepala harus terjadi sebelum
dapat melewati pintu bawah panggul.
Akibat proses desensus lebih lanjut, perineum menjadi teregang dan diikuti dengan
crowning
Pada saat itu persalinan spontan akan segera terjadi dan penolong persalinan melakukan
tindakan dengan perasat Ritgen untuk mencegah kerusakan perineum yang luas dengan jalan
mengendalikan persalinan kepala janin.
Episiotomi tidak dikerjakan secara rutin akan tetapi hanya pada keadaan tertentu.
Setelah kepala lahir, muka janin dibersihkan dan jalan nafas dibebaskan dari darah dan cairan
amnion. Mulut dibersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan pembersihan hidung.
Setelah jalan nafas bersih, dilakukan pemeriksaan adanya lilitan talipusat sekitar leher dengan
jari telunjuk. Lilitan talipusat yang terjadi harus dibebaskan terlebih dahulu. Bila lilitan
talipusat terlalu erat dapat dilakukan pemotongan diantara 2 buah klem.
6. Putar paksi luar- external rotation
Setelah kepala lahir, terjadi putar paksi luar (restitusi) yang menyebabkan posisi kepala
kembali pada posisi saat engagemen terjadi dalam jalan lahir.
Setelah putar paksi luar kepala, bahu mengalami desensus kedalam panggul dengan cara
seperti yang terjadi pada desensus kepala.
Bahu anterior akan mengalami putar paksi dalam sejauh 450 menuju arcus pubis sebelum
dapat lahir dibawah simfisis.
Persalinan bahu depan dibantu dengan tarikan curam bawah pada samping kepala janin .
Setelah bahu depan lahir, dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu posterior.
Traksi untuk melahirkan bahu harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari cedera
pada pleksus brachialis.
Setelah persalinan kepala dan bahu, persalinan selanjutnya berlangsung pada sisa bagian
tubuh janin dengan melakukan traksi pada bahu janin.
Setelah kelahiran janin, terjadi pengaliran darah plasenta pada neonatus bila tubuh anak
diletakkan dibawah introitus vagina.
Penundaan yang terlampau lama pemasangan klem pada talipusat dapat mengakibatkan
terjadinya hiperbilirubinemia neonatal akibat aliran darah plasenta tersebut.
Sebaiknya neonatus diletakkan diatas perut ibu dan pemasangan dua buah klem talipusat
dilakukan dalam waktu sekitar 15 20 detik setelah bayi lahir dan kemudian baru dilakukan
pemotongan talipusat diantara kedua klem.
7. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi
hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusuldan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir
3.Jelaskan hormon hormon apa saja yang berperan dalam kehamilan !
Dampak: 1.Penurunan glukosa oleh ibu sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia
untuk fetus lebih besar.
2.Meningkatkan pelepasan asam lemak dari cadangan lemak ibu sehingga
menyediakan sumber energi pengganti untuk metabolism ibu.(Pustaka.unpad.ac.id)
4. Pituitary Gonodotropin
Pituitary Gonadotropin yaitu FSH dan LH.FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah
selama kehamilan, karena ditekan oleh estrogen dan progesteron plasenta. (kusmiyati,2008)
5. Prolaktin
Prolaktin termasuk hormon Pituitary Gonodotropin.Produksi prolaktin pada saat kehamilan
meningkat sebagai dari kenaikan sekresi estrogen.Sekresi air susu dihambat oleh estrogen di
tingkat target organ. Berasal dari hipofisis.(pustaka.unpad.ac.id)
Fungsi :Memperbesar payudara untuk merangsang produksi ASI
7. Tiroksin
Kelenja rtiroid mengalami hipertrofi hingga 50% dan produksi T4 meningkat .Tetapi T4
bebas relatif tetap karena thyroid binding globulin meninggi. (kusmiyati,2008). Peningkatan
produksi hormon tiroksin juga disebabkan oleh efek tirotropin HCG dan juga oleh sejumlah
kecil hormone perangsang tiroid khusus yaitu human chorionic tyrotropin yang disekresi oleh
plasenta.
8. Parathormon
Kelenjar paratiroid membesar selama masa kehamilan, khususnya jika ibu mengalami
defisiensi kalsium dalam makanannya.Pembesaran ini menyebabkan absorbsi kalsium dari
tulang ibu, sehingga mempertahankan kadar kalsium normal ketika fetus mengambil kalsium
untuk osifikasi tulang-tulangnya sendiri. Sekresi hormon paratiroid semakin meningkat
setelah kelahiran bayi pada masa laktasi.(pustaka.unpad.ac.id)
9. Insulin
Produksi Insulin meningkat sebagai akibat dari peningkatan estrogen,progesteron dan HPL.
(kusmiyati,2008)
10. Aldosteron
Jika rennin dan angiotensin tersebut naik maka akan terjadi kenaikan volume intravasikuler.
Aldosteron dan estrogen yang meningkat dapat menyebabkan retensi cairan ginjal.Sumsum
tulang juga menjadi sangat aktif menghasilkan eritrosit tambahan serta kelebihan volume
cairan sehingga menimbulkan pembengkakan pada daerah ekstremitas bawah.
( pustaka.unpad.ac.id)
11. Relaksin
Merupakan hormon tambahan yang disekresikan oleh corpus luteum.
Fungsi :1. Untuk melunakkan serviks sebagai persiapan dilatasi serviks saat persalinan.
2. Untuk melemaskan jaringan ikat antara tulang panggul sebagai persiapan untuk persalinan
(Sherwood,2001)
12. Oksitoksin
Fungsinya:1. Berfungsi pada saat persalinan
2. Terjadi peningkatan reseptor oksitoksin dalam otot rahim sehingga dapat
menimbulkan kontraksi
3. Meningkatkan pembentukan prostaglandin sehingga persalinan dapat
berlangsung lancer.(Manuaba,2009)
4.Jelaskan apa yang dimaksud persalinan kala I fase laten !
Persalinan kala 1
Persalinan kala 1 adalah sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap ( 10 cm ). Persalinan kala 1 dibagi menjadi 2 fase yaitu fase
laten dan fase aktif
Tahap-tahap persalinan
Kala 1
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan pembukaan
mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin. Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu :
1. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam.
2. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam jam.
Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik.
Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi 60-90
detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban secara
spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai
ketuban pecah dini.
Kala 2
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan waktu sekitar dua
jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm hingga bayi lahir lengkap. Pada
kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah spontan, dengan kontraksi yang lebih sering
terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit.
Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah janin yang menekan
anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-otot dinding abdomen serta
diafragma, membantu ibu mengeluarkan bayi dari dalam rahim.
Kala 3
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim. Fase ini
dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada tahap ini biasanya
kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas rahim terus menurun. Plasenta bisa
lepas spontan atau tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.
Kala 4
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk mengobservasi
persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan tidak boleh ada pendarahan
dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan baik dan tidak boleh
ada gumpalan darah.
6.Jelaskan perbedaan tanda inpartu persalinan pada primipara & multipara !
DIAGNOSA PERSALINAN
Beberapa minggu menjelang persalinan, intensitas kontraksi uterus Braxton Hicks semakin
meningkat. Pada masa masa itu terjadi pembentukan segmen bawah uterus untuk
mengakomodasi bagian terendah janin.
Lightening adalah peristiwa yang sering terjadi akibat masuknya bagian terendah janin
kedalam pintu atas panggul menyebabkan ibu merasa bahwa pernafasannya menjadi lega
namun dibagian bawah abdomen menjadi terasa sakit.
Disamping itu, keluhan konstipasi, gangguan miksi dan keputihan menjadi keluhan yang
sering disampaikan pada masa pasca "lightening" tersebut.
Saat awal persalinan sulit ditentukan. Proses dilatasi dan pendataran seringkali terjadi
sebelum persalinan terutama pada multipara. Pada multipara, tanda show jarang terlihat dan
untuk menetapkan awal persalinan seringkali diperlukan waktu yang agak lama.
"TRUE LABOR" :
"FALSE LABOR" :
Pada seorang primigravida aterm umumnya kepala janin sudah masuk pintu atas panggul
pada kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida baru pada kehamilan 38 minggu.
PERSALINAN KALA II
Kala II berawal sejak pembukaan servik lengkap Kala II pada primipara biasanya
berlangsung sekitar 1 jam dan pada multipara lebih singkat lagi. Kala II dapat dikenali
dengan semakin kuatnya dorongan ibu untuk meneran. Pimpinan persalinan dilakukan bila
sudah terjadi crowning yaitu dengan terlihatnya bagian kepala janin di vulva dengan
diameter sekitar 4 5 cm. Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali
Pada awal kala II (dilatasi servik lengkap), terdapat reflek meneran dari ibu pada tiap
kontraksi uterus. Tekanan abdomen disertai dengan kontraksi uterus akan mendorong janin
keluar dari jalan lahir. Pada kala II, kemajuan persalinan ditentukan berdasarkan derajat
desensus . Pada saat bagian terendah janin berada setinggi spina ischiadica maka dikatakan
penurunan pada stasion 0. Pada primigravida, umumnya kala II berlangsung selama 50
menit dan pada multigravida 20 menit.
PRIMIPARA MULTIPARA
c. Power (kekuatan)
Yaitu faktor kekuatan ibu yang mendorong janin keluar dalam persalinan terdiri
dari :
1) His (kontraksi otot rahim)
His yang normal mempunyai sifat :
Kontraksi dimulai dari salah satu tanduk rahim.
Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim.
Kekuatannya seperti memeras isi rahim dan otot rahim yang berkontraksi tidak kembali
ke panjang semula sehinnga terjadi refleksi dan pembentukan segmen bawah rahim.
2) Kontraksi otot dinding perut.
3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4) Ketegangan dan kontraksi ligamentum.
8.Jelaskan resiko tinggi terjadinya abnormal pada persalinan berdasarkan
pemeriksaan antenatal !
DEFINISI
Kehamilan Resiko Tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari
biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum
maupun sesudah persalinan.
Untuk menentukan suatu kehamilan resiko tinggi, dilakukan penilaian terhadap wanita hamil
untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-ciri yang menyebabkan dia ataupun
janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau kematian (keadaan atau ciri tersebut disebut
faktor resiko).
Faktor resiko bisa memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya resiko.
Sebelum hamil, seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang menyebabkan
meningkatnya resiko selama kehamilan.
Selain itu, jika seorang wanita mengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya
untuk mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar.
Karakteristik ibu
Anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya pre-eklamsi
(suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan
penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklamsi (kejang akibat pre-eklamsi).Mereka juga
lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang gizi.
Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi, diabetes
atau fibroid di dalam rahim serta lebih rentan terhadap gangguan persalinan. Diatas usia 35
tahun, resiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom (misalnya sindroma Down) semakin
meningkat. Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa dilakukan pemeriksaan
cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai kromosom janin.
Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg, lebih
mungkin melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilan (KMK, kecil untuk masa
kehamilan). Jika kenaikan berat badan selama kehamilan kurang dari 7,5 kg, maka resikonya
meningkat sampai 30%.
Sebaliknya, seorang wanita gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar.Obesitas juga
menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama
kehamilan.
Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin memiliki
panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat kecil.
Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester pertama,
memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagi.
Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah melahirkan bayi yang sudah
meninggal pada usia kehamilan 4-8 minggu atau pernah melahirkan bayi prematur.
Sebelum mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang pernah mengalami keguguran
menjalani pemeriksaan untuk:
Kematian di dalam kandungan atau kematian bayi baru lahir bisa terjadi akibat:
- Diabetes
- Penyalahgunaan obat
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 1,5 kg,
memiliki resiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5 kg, mungkin dia
menderita diabetes.
Jika selama kehamilan seorang wanita menderita diabetes, maka resiko terjadinya keguguran
atau resiko kematian ibu maupun bayinya meningkat.
Pemeriksaan kadar gula darah dilakuka pada wanita hamil ketika memasuki usia kehamilan
20-28 minggu.
Seorang wanita yang telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin
mengalami:
- kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah)
- persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan vagina
yang berat
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik, maka bayi
berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama.
Penyakit ini terjadi jika darah ibu memiliki Rh-negatif, darah janin memiliki Rh-positif dan
ibu membentuk antibodi untuk menyerang darah janin; antibodi ini menyebabkan kerusakan
pada sel darah merah janin.
Pada kasus seperti ini, dilakukan pemeriksaan darah pada ibu dan ayah. Jika ayah memiliki 2
gen untuk Rh-positif, maka semua anaknya akan memiliki Rh-positif; jika ayah hanya
memiliki 1 gen untuk Rh-positif, maka peluang anak-anaknya untuk memiliki Rh-positif
adalah sebesar 50%.
Biasanya pada kehamilan pertama, perbedaan Rh antara ibu dengan bayinya tidak
menimbulkan masalah, tetapi kontak antara darah ibu dan bayi pada persalinan menyebabkan
tubuh ibu membentuk antibodi. Akibatnya, resiko penyakit hemolitik akan ditemukan pada
kehamilan berikutnya.
Tetapi setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif, biasanya pada ibu yang memiliki Rh-
negatif diberikan immunoglobulin Rh-nol-D, yang akan menghancurkan antibodi Rh. Karena
itu, penyakit hemolitik pada bayi jarang terjadi.
Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan akan
mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia menderita
tekanan darah tinggi menahun.
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat bawaan,
biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa genetik pada bayi
dan kedua orangtuanya.
Kelainan struktur
Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda atau leher rahim yang
lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran.
Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan pembedahan diagnostik, USG
atau rontgen.
- kelahiran prematur
- keguguran berulang.
Keadaan kesehatan
Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu dan bayi yang
dikandungnya.
- Penyakit ginjal
- Diabetes
- Penyakit tiroid
- Lupus
Riwayat keluarga
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di keluarga ibu atau
ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada bayi yang
dikandung.Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan.
FAKTOR RESIKO SELAMA KEHAMILAN
Seorang wanita hamil dengan resiko rendah bisa mengalami suatu perubahan yang
menyebabkan bertambahnya resiko yang dimilikinya.
Dia mungkin terpapar oleh teratogen (bahan yang bisa menyebabkan cacat bawaan), seperti
radiasi, bahan kimia tertentu, obat-obatan dan infeksi; atau dia bias mengalami kelainan
medis atau komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan.
Obat-obatan yang diketahui bisa menyebabkan cacat bawaan jika diminum selama hamil
adalah:
- Alkohol
- Phenitoin
- Obat-obat yang kerjanya melawan asam folat (misalnya triamteren atau trimethoprim)
- Lithium
- Streptomycin
- Tetracyclin
- Talidomide
- Warfarin.
- Herpes simpleks
- Hepatitis virus
- Influenza
- Gondongan
- Sifilis
- Listeriosis
- Toksoplasmosis
Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat badan bayi yang
rendah. Selain itu, wanita hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami:
- komplikasi plasenta
- persalinan prematur
- infeksi rahim.
Seorang wanita hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari asap rokok dari orang lain
karena bisa memberikan efek yang sama terhadap janinnya.
Cacat bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemikan pada bayi yang ibunya
merokok.
Merokok selama hamil juga bisa menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya sindroma
kematian bayi mendadak.
Selain itu, anak-anak yang dilahirkan oleh ibu perokok bisa mengalami kekurangan yang
sifatnya ringan dalam hal pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan perilaku.Efek ini
diduga disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan berkurangnya pasokan
oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin (yang merangsang pelepasan hormon yang
menyebabkan pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke plasenta dan rahim).
Sindroma alkohol pada janin merupakan salah satu akibat utama dari pemakaian alkohol
selama hamil. Sindroma ini ditandai dengan:
- kelainan wajah
- mikrosefalus (ukuran kepala lebih kecil), yang kemungkinan disebabkan oleh pertumbuhan
otak yang dibawah normal
Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan keguguran dan gangguan perilaku yang berat pada
bayi maupun anak yang sedang tumbuh (misalnya perilaku antisosial dan kurang
memperhatikan).
Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol adalah 2 kali
lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum berat.
Berat badan bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2 kg.
Suatu pemeriksaan laboratorium yang sensitif dan tidak memerlukan biaya besar, yaitu
kromatografi, bisa digunakan untuk mengetahui pemakaian heroin, morfin, amfetamin,
barbiturat, kodein, kokain, marijuana, metadon atau fenotiazin pada wanita hamil.
- Anemia
- Bakteremia
- Endokarditis
- Abses kulit
- Hepatitis
- Flebitis
- Pneumonia
- Tetanus
Sekitar 75% bayi yang menderita AIDS, ibunya adalah pemakai obat suntik atau
pramuria.Bayi-bayi tersebut juga memiliki resiko menderita penyakit menular seksual
lainnya, hepatitis dan infeksi.Pertumbuhan mereka di dalam rahim kemungkinan mengalami
kemunduran dan mereka bisa lahir prematur.
Kokain merangsang sistem saraf pusat, bertindak sebagai obat bius lokal dan menyebabkan
pengkerutan pembuluh darah.Pembuluh darah yang mengkerut bisa menyebabkan
berkurangnya aliran darah sehingga kadang janin tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Berkurangnya aliran darah dan oksigen bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan berbagai
organ dan biasanya menyebabkan cacat kerangka serta penyempitan sebagian usus.
Pemeriksaan air kemih untuk mengatahui adanya kokain biasanya dilakukan jika:
- seorang wanita hamil tiba-tiba menderita tekanan darah tinggi yang berat
31% dari wanita pemakai kokain mengalami persalinan prematur, 19% melahirkan bayi yang
pertumbuhannya terhambat dan 15% mengalami pelepasan plasenta sebelum waktunya.
Jika pemakaian kokain dihentikan setelah trimester pertama, maka resiko persalinan prematur
dan pelepasan plasenta sebelum waktunya tetap meningkat, tetapi pertumbuhan janinnya
normal.
Keadaan kesehatan
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan atau keadaan lain.
Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan ancaman serius terhadap ibu dan
bayinya dan harus segera diobati.
Jika seorang wanita hamil pernah menderita infeksi kandung kemih, maka dilakukan
pemeriksaan air kemih pada awal kehamilan.Jika ditemukan bakteri, segera diberikan
antibiotik untuk mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan persalinan prematur dan
ketuban pecah sebelum waktunya.
Infeksi vagina oleh bakteri selama hamil juga bisa menyebabkan persalinan prematur dan
ketuban pecah sebelum waktunya.Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, diberikan
antibiotik.
Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4? Celsius) pada trimester
pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya keguguran dan kelainan sistem
saraf pada bayi.
Komplikasi kehamilan
Inkompatibilitas Rh
Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak sesuai.Yang paling
sering terjadi adalah inkompatibilitas Rh, yang bisa menyebabkan penyakit hemolitik pada
bayi baru lahir.
Penyakit hemolitik bisa terjadi jika ibu memiliki Rh-negatif, ayah memiliki Rh-positif, janin
memiliki Rh-positif dan tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan darah janin.
Jika seorang ibu hamil memiliki Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap
janin setiap 2 bulan.
- setelah terjadinya perdarahan dimana darah ibu dan darah janin bercampur
Perdarahan
Perdarahan pada trimester ketiga memiliki resiko terjadinya kematian bayi, perdarahan hebat
dan kematian ibu pada saat persalinan.
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan menekan
diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang berat pada ibu atau
terjadinya persalinan prematur.
- kehamilan ganda
- inkompatibilitas Rh
- bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau kelainan sistem
saraf).
Persalinan prematur
- perdarahan
- stress fisik atau mental
- kehamilan ganda
Kehamilan ganda
Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya
cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan.
Pada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu, kemungkinan terjadinya
kematian bayi adalah 3 kali lebih besar.
SEBELUM KEHAMILAN
Karakteristik ibu
Bayi prematur 10
Keguguran berulang 5
Riwayat eklamsi 5
Operasi sesar 5
Riwayat pre-eklamsi 1
Kelainan struktur
Rahim ganda 10
Panggul sempit 5
Keadaan medis
Penyakit tiroid 5
Riwayat tuberkulosis 5
SELAMA KEHAMILAN
Obat-obatan & infeksi
Influenza berat 5
Merokok 1
Komplikasi medis
Pre-eklamsi ringan 5
Infeksi ginjal 5
Diabetes gestsional 5
Anemia berat 10
Anemia ringan 1
Plasenta previa 10
Infeksi plasenta 10
Bercak perdarahan 5
Persalinan prematur 5
Induksi persalinan 1
Bayi kecil
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu
Bayi lahir dengan berat badan rendah adalah bayi yang pada saat dilahirkan memiliki berat
badan 2,75 kg atau kurang
Kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat badannya lebih kecil jika dibandingkan
dengan usia kehamilan
Bayi yang pertumbuhannya terhambat adalah bayi yang pertumbuhannya (berat dan tinggi
badan) di dalam rahim terhambat.
9.Jelaskan indikasi dilakukan persalinan pervaginam & abdominal !
Dalam persalinan ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan suatu persalinan yaitu
jalan lahir, janin, kekuatan ibu, psikologi ibu dan penolong.Apabila terdapat salah satu
gangguan pada salah satu faktor tersebut akan mengakibatkan persalinan tidak berjalan
dengan lancar bahkan dapat menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan
janin (Mohctar, 1998).
Operasi seksio sesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan
resiko pada ibu ataupun pada janin. Adapun indikasi dilakukannya seksio sesarea adalah
1. Persalinan berkepanjangan
Persalinan berkepanjangan dimana kontraksi dengan kualitas rendah,pembukaan yang
tidak berkembang, bayi yang tidak turun meskipun sudah dilakukan usaha untuk
mengistirahatkan rahim atau merangsang kontraksi lebih kuat.
2. Malpresentasi atau malposisi
Malpresentasi atau malposisi dimana letak bayi dalam rahim tidak menguntungkan untuk
melahirkan lewat vagina.Contoh malpresentasi adalah posisi transversal, presentasi
sungsang.Malposisi mencakup posisi oksiput posterior yang persisten atau asinklitisme;
3. Disproporsi sefalo-pelvis
Disproporsi sefalo-pelvis dimana kepala bayi terlalu besar, struktur panggul ibu terlalu
kecil atau kombinasi keduanya.
4. Distress janin
Distress janin dimana perubahan tertentu pada kecepatan denyut jantung janin dapat
menunjukkan adanya masalah pada bayi.Perubahan kecepatan jantung ini dapat terjadi
jika tali pusat tertekan atau berkurangnya aliran daraht eroksigenasi ke
plasenta.Memantau respon kecepatan jantung janin terhadap rangsang kulit kepala atau
menggunakan pemantauan kejenuhan oksigen janin dapat membantu pemberi perawatan
mengetahui apakah bayi mengompensasi keadaan ini dengan baik atau mulai mengalami
efek kekurangan oksigen.Jika bayi tidak mampu lagi mengompensasinya, perlu
dilakukan bedah sesar.
5. Prolaps tali pusat
Prolaps tali pusat dimana jika tali pusat turun melalui leher rahim sebelum si bayi,
kepala atau tubuh bayi dapat menjepit tali pusat tersebut dan secara drastis mengurangi
pasokan oksigen sehingga mengharuskan dilakukannya melahirkan secara bedah sesar
segera
6. Plasenta previa
Plasenta previa dimana plasenta menutupi sebagian leher rahim. Saat leher rahim
melebar, plasenta terlepas dari rahim menyebabkan perdarahan yang tidak sakit pada
calon ibu.Hal ini dapat mengurangi pasokan oksigen kejanin.Melahirkan lewat vagina
yang aman tidak dimungkinkan pada plasenta previa, karena plasenta akan keluar
sebelum si bayi (Duffet, 1995; Kasdu, 2003; Simkindkk, 2008).
7. Abrupsio plasenta
Abrupsio plasenta dimana plasenta secara dini terlepas dari dinding rahim.Keadaan ini
dapat menyebabkan perdarahan vagina atau perdarahan tersembunyi dengan sakit perut
yang spontan.Pemisahan ini merupakan pasokan oksigen ke janin dan bergantung pada
seberapa banyak plasenta yang terlepas, perlu dilakukan bedah sesar
8. Penyakit pada calon ibu
Penyakit pada calon ibu misalnya ibu mempunyai sakit jantung atau kondisi medis lain
yang serius, ibu mungkin tidak akan mampu menahan stress persalinan dan melahirkan
lewat vagina. Adanya luka herpes pada atau di dekat vagina pada saat persalinan juga
merupakan indikasi untuk melahirkan sesar karena bayi akan tertular infeksi jika
dilahirkan melewati jalan lahir.Seorang ibu yang positif HIV akan dapat mengurangi
risiko penularan virus ke bayinya jika ia menjalani melahirkan sesar yang sudah
direncanakan (Duffet, 1995; Simkindkk, 2008)
9. Bedah sesarea ulangan
Indikasipersalinanpervaginam
Persalinan Normal
Pembukaan serviks sudah lengkap ketuban sudah pecah kepala janin sudah turun Tidak ada
disproporsi sefalopelvik kepala janin harus dapat dipegang janin hidup kandung kemih harus
kosong.
10.Jelaskan jenis jenis persalinan !
poj e e r s a l i
niepr n s ai as n n
dreaj e le i n g a
nsr ai sa l a t
banp ae n t u
fvlsdr i o s a i r k s u e p
mnida la i
acln a a
nam
nea i r
os
ra
mr
a
l
1. Persalinan normal
Persalinan normal adalah persalinan yang dilakukan tanpa menggunakan alat bantu apapun
dengan bayi keluar melalui alat vital sang ibu dengan letak belakang kepala/ubun ubun kecil.
Untuk melakukan persalinan normal ini setidaknya dibutuhkan 3 hal utama yaitu kekuatan
mengejan sang ibu, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. Ketiga faktor tersebut harus dalam
keadaan baik.
Persalinan dengan bantuan vacum pada dasarnya tergolong sebagai persalinan normal, hanya
saja dibantu dengan alat berupa vacum. Vacum atau ekstrasi vacum adalah alat penghisap
berbentuk cup yang digunakan untuk menarik keluar bayi dengan perlahan dan lembut.
Vacum hanya akan dilakukan jika terdapat beberapa kemungkinan buruk diantaranya adalah:
Persalinan dengan alat bantu forsep ini dilakukan apabila mengalami kesulitan akibat kondisi
ibu yang tidak baik, misalnya terkena serangan jantung, asma dan keracunan kehamilan dan
dapat membahayakan ibu dan janinnya.cara kerjanya dengan meletakan forsep diantara
kepala bayi dan memastikan itu terkunci dengan benar artinya kepala bayi di cengkram kuat
dengan forsep. Kemudian forsep ditarik keluar sedangkan ibu tidak perlu mengejan terlalu
kuat. Persalinan forsep biasanya membutuhkan episiotomi.
Dilakukan didalam sebuah kolam dari plastik berukuran 2 meter atau bathtube
Pada alas kolam diusahakan ada benjolan benjolan agar posisi anda tidak merosot
Pompa pengatur air agar tetap bersirkulasi
Pengatur suhu untuk menjaga air tetap hangat
Termometer untuk mengukur suhu
Kolam yg sudah disterilisasi kemudian diisi air yang suhnya disesuaikan dengan
tubuh, sekitar 36-37 cecius agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrim
antara perut ibu dan di luar.
5. Operasi caesar
Operasi caesar adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan
dii perut ibu (laparotomi) dan rahim ( histerotomi). Operasi caesar dilakukan jika ibu takut
melahirkan secara normal dan juga apabila kondisi ibu yang tidak memungkinkan.
11.Jelaskan riwayat persalinan terdahulu dengan persalinan sekarang
Wanita usia 32 tahun G3P2002 usia kehamilan 38 minggu dengan taksiran berat janin 2900
gram datang ke Rumah Sakit oleh karena merasa akan melahirkan. Persalinan pada
kehamilan yang kedua (3 tahun yang lalu ) berlangsung dengan seksio sesar atas indikasi
plasenta previa . Pada pemeriksaan kali ini : Keadaan umum baik, Fundus Uteri teraba 3 jari
dibawa processus xyphoideus , di bagian Fundus teraba bokong. Kontraksi uterus
berlangsung 3 kali per 10 menit dengan durasi masing masing selama 45 detik. Pasien berada
pada persalinankala I fase laten.
Melihat dari data skenario diatas, hasil pemeriksaan ibu semuanya adalah normal. Dapat
disimpulkan riwayat plasenta previa terdahulu tidak memiliki hubungan dengan rencana
partus pada pasien di skenario sekarang. Kesimpulan didapat ditinjau dari hal berikut:
walaupun terdapat resiko terulangnya plasenta previa, tetapi dari data diskenario tidak
ditemukan adanya perdarahan antepartum yang menjadi gambaran klinis plasenta previa, dan
keadaan klinis ibu baik yang sudah memasuki persalinan kala 1 fase laten, yang
memungkinkan dilakukannya persalinan normal.
12.Jelaskan penatalaksanaan pada post partum !
1. Periksa fundus uteri tiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua.
2. Periksa tekanan darah nadi kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada
jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.
3. Anjurkan ibu untuk minum dan tawarkan makanan yang dia inginkan.
4. Bersihkan perineum dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
7. Berikan kesempatan agar ibu mulai memberikan ASI, hal ini juga dapat membantu
kontraksi uterus .
8. Bila ingin, ibu diperkenankan untuk ke kamar mandi untuk buang air kecil. Pastikan
bahwa ibu sudah dapat buang air kecil dalam waktu 3 jam pasca persalinan.
Ibu yang baru bersalin sebaiknya berada di kamar bersalin selama 2 jam dan sebelum
dipindahkan ke ruang nifas petugas medis harus yakin bahwa:
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. 2005. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Uliyah, Musrifatul. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2. 2008.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika
https://www.scribd.com/doc/223732786/Anatomi-Jalan-Lahir
https://www.scribd.com/doc/147130272/Anatomi
Asrih Dwi H, Cristine Clervo P, 2012. Asuhan Persalinan Normal. Nuha Medica.
Yogyakarta.
Gabbe, Steven G. jeniffer R Niebil, Joe Leigh Simpson, 2007. Obstetrics Normal And
Problem Pregnancies. Website Included. Philadelphia
Hanretty, Kevin P. six edition 2003. Obstetrics illustrated. churchill livingstone. Toronto