0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan1 halaman
Motivator Indonesia Ippho, Santosa, Motivator Indonesia Favorit, Motivator Indonesia Asia,
Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda,
Motivator Indonesia Terkenal, Motivator Indonesia Termuda, Motivator Indonesia Terpilih,
Motivator Indonesia Islam, Motivator Indonesia Yang Lucu, Motivator Indonesia Youtube
Motivator Indonesia Ippho, Santosa, Motivator Indonesia Favorit, Motivator Indonesia Asia,
Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda,
Motivator Indonesia Terkenal, Motivator Indonesia Termuda, Motivator Indonesia Terpilih,
Motivator Indonesia Islam, Motivator Indonesia Yang Lucu, Motivator Indonesia Youtube
Motivator Indonesia Ippho, Santosa, Motivator Indonesia Favorit, Motivator Indonesia Asia,
Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda,
Motivator Indonesia Terkenal, Motivator Indonesia Termuda, Motivator Indonesia Terpilih,
Motivator Indonesia Islam, Motivator Indonesia Yang Lucu, Motivator Indonesia Youtube
Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia
Muda Siapa pahlawan favorit Anda?
Sebelum dijawab, simak dulu kisah berikut ini.
Soal ayam nih. Capek-capek hamil (baca: bunting), capek-capek bertelur. Terus? Telurnya diambil dan dimasak. Adakah sedikit apresiasi pada ayam? Nggak ada. Jerih-payah itu dinamai telur mata sapi, hehehe. Ayam yang pasang badan, sapi yang dapat nama. Demikianlah pahlawan. Berkorban namun tak pernah mendapat nama. Seringnya begitu. Btw, tulisan ini saya ketik saat saya transit di Belanda menuju Jerman. Salah satu pahlawan yang sangat berkesan di hati saya adalah Cut Nyak Dien. Ya, Cut Nyak Dien. Sampai-sampai saya mengunjungi rumahnya di Aceh. Menurut saya perjuangannya jelas, tanpa basa-basi. Demi negerinya, demi agamanya. Dari berbagai literatur, kemudian kita tahu bahwa orangnya sangat tegas dan tegar. Pernah suatu kali Cut Nyak Dien berpesan, "Kita perempuan seharusnya tidak menangis di hadapan mereka yang telah syahid." Ini ia sampaikan pada anaknya Cut Gambang ketika ayahnya, Teuku Umar, tertembak mati. Saat ini, Indonesia mengalami krisis keteladanan. Dalam artian, sulit mencari sosok yang bisa diteladani, boro-boro disebut pahlawan. Yang ada cuma sekelompok politisi yang berlagak jadi pahlawan. Betul apa betul? Sudahlah, mari kita mulai dari diri kita dan keluarga kita. Berani berkorban. Nggak mikir nama. Mudah-mudahan keluarga kita akan mengenang kita sebagai pahlawan. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia