Anda di halaman 1dari 9

SEBUAH STUDI RUMAH SAKIT BERDASARKAN ANEMIA PADA ANAK-ANAK

DI ADILABAD - DAERAH KESUKUAN ANDHRA PRADESH.


Swapnatai A Meshram, Rajnish S Borkar, Pramod E Jadhav, I. Pranathi Sudha,

AB S T R AC T
LATAR BELAKANG : - Anemia adalah masalah umum dalam bidang kesehatan di seluruh
dunia. Anemia merupakan penyebab yang penting pada morbiditas dan mortalitas anak-
anak remaja yang sedang tumbuh di daerah pedesaan pada negara-negara berkembang.
Anak-anak muda yang tumbuh dengan anemia memiliki berbagai gejala klinis, gagal
tumbuh, ikterik, hepato-splenomegali, kardiomegali, efusi pleura, gagal jantung kongestif.
TUJUAN : - Untuk mempelajari profil hematologi dan varian dari anemia pada anak-anak
dari usia 2 bulan sampai 12 tahun yang masuk rumah sakit di daerah Adilabad.
METODOLOGI : - Sebuah studi retrospektif yang dilakukan dengan mempelajari catatan
medis dari rumah sakit daerah yang memiliki ikatan dengan Institut Ilmu Kedokteran Rajiv
Gandhi, Adilabad dari Mei 2011 sampai Juli 2011. Populasi penelitian berjumlah 54 kasus
anemia pada anak-anak dari usia 2 bulan sampai 12 tahun yang masuk rumah sakit daerah
di Adilabad. Diagnosis anemia didasarkan pada kadar hemoglobin dan atas dasar presentasi
klinis. Penentuan tipe anemia dilakukan oleh temuan klinis, gambaran darah lengkap dan
hemoglobin elektroforesis.
HASIL : Pada penelitian ini dari 54 kasus, 26 adalah perempuan dan 28 laki-laki. Rerata
hemoglobin adalah 4,87 1,35 gm / dl. Maksimum pasien anemia ( 48 % ) yang diamati
berada pada kelompok dari 8 - 12 tahun. Sekitar 50 % (27/ 54) dengan anemia berat, 48,1
% (26/ 54) dengan anemia sedang dan hanya satu kasus dengan anemia ringan. Di
penelitian ini ditemukan bahwa 57,39 % anak menderita anemia karena kekurangan gizi
sedangkan 18,5 % adalah thalasemic dan 29,6 % adalah penyakit sel sabit. 66,6 % kasus

1
adalah anemia akibat nutrisi. Sekitar 29 kasus disajikan dengan temuan klinis pucat dan
splenomegali.
KESIMPULAN : - Selain penyelidikan hematologi untuk penentuan tipe anemia,
hemoglobin elektroforesis menetapkan penyakit dalam hemoglobinopati. Kesehatan yang
adekuat dan kebiasaan nutrisi yang sehat serta resep suplemen besi, sangat penting untuk
mencegah dan menangani anemia pada anak-anak dengan dibantu oleh pelayanan
kesehatan masyarakat.

1. Pendahuluan
Anemia didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin dalam darah kurang
dari 11gm/dl untuk anak-anak di bawah 5 sementara kurang dari 11,5 gm / dl untuk anak-
anak usia 6-12 tahun ( 1 ). Anemia, masalah penting di seluruh dunia, telah meningkat pada
anak-anak di India dan membutuhkan perhatian mendesak. Secara global, WHO
memperkirakan bahwa 1,62 miliar orang menderita anemia, dengan prevalensi tertinggi
anemia ( 47,4 % ) berada di antara anak-anak usia pra - sekolah : dari 293 juta anak-anak
ini, 89 juta jiwa berada di India, sementara prevalensi anemia pada anak sekolah adalah
25,4 % ( 2 ).
Adanya anemia dapat menyebabkan kecenderungan gangguan pertumbuhan
dan infeksi yang juga dapat menyebabkan tertundanya perkembangan fisik, motorik,
psikologis, perilaku, kognitif dan linguistik terutama pada usia kurang dari 2 tahun. Oleh
karenanya, anemia berat dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas pada
anak-anak ( 3,4,5,6 ). Penyebab paling umum anemia di seluruh dunia terutama di negara-
negara berkembang adalah anemia nutrisi.
Penentuan faktor yang mempengaruhi terjadinya dan pemeliharaan anemia dalam
suatu populasi merupakan dasar untuk pelaksanaan tindakan pengendalian. Penelitian kami
bertujuan untuk mempelajari profil hematologi dan varian dari anemia pada populasi anak-

2
anak dari usia 2 bulan sampai 12 tahun di daerah Adilabad, Andhra Pradesh dan untuk
merekomendasikan.upaya preventif dan pengukuran pengendalian berdasarkan temuan.
TUJUAN :
Untuk mempelajari profil hematologi dan varian anemia pada anak usia 2 bulan sampai 12
tahun yang masuk di rumah sakit daerah Adilabad.

2. Materi dan Metode


Penelitian kami kali ini dilakukan di rumah sakit daerah Adilabad wilayah Andhra Pradesh
yang dianggap sebagai wilayah kesukuan dan terpencil dari negara. Peserta penelitian kami
adalah pasien yang dirawat di bangsal anak rumah sakit daerah Adilabad. Penelitian
dilakukan dari bulan Mei 2011 sampai Juli 2011.
Kriteria inklusi : - Pasien anemia pada kelompok usia 2 bulan sampai 12 tahun
yang masuk di RSUD Adilabad dimasukkan dalam penelitian ini.
Kriteria eksklusi : - Bayi kurang dari 2 bulan dan anak remaja lebih dari 12 tahun
serta pasien yang tidak dirawat di bangsal rumah sakit, dikeluarkan dari penelitian.
Prosedur Studi : - ( Menggunakan lembar kasus pasien di bangsal pediatrik sesuai
urutan masuk ). Diagnosis anemia didasarkan pada tingkat Hemoglobin dan gambar darah
lengkap yang dilakukan oleh teknisi laboratorium senior. Diagnosis anemia telah ditentukan
tipenya dan dikonfirmasi oleh Hemoglobin elektroforesis.

Tambahan Investigasi Laboratorium


1. Jumlah Persentase Haemoglobin dengan menggunakan metode Sahil.
2. Jumlah hitung RBC dengan menggunakan cairan Haymes
3. Jumlah hitung WBC dengan menggunakan cairan Turk
4. Smear Peripheral dengan menggunakan stain Leishmann
5. Tingkat sedimentasi Eritrosit dengan metode Wintrobes
6. Uji kerapuhan Osmotik dengan metode Sanford

3
7. Uji sel sabit oleh metode Sodium meta bi sulfit
8. Investigasi Bio - kimia dengan otomatis hemoglobin elektroforesis

Metode Statistika
Metode statistika yang digunakan dalam studi kami adalah rerata, persentasi,
standart deviasi dari berbagai variable dan Chi Square untuk uji signifikan.

3. HASIL
Dalam penelitian ini terdapat 54 kasus, 26 adalah perempuan dan 28 laki-laki. Rata-
rata hemoglobin ditemukan 4,87 1,35 gm / dl. Hal itu berarti hemoglobin perempuan
dalam studi kami adalah 5,8 1,39 gm / dl ( dari 54, 26 adalah perempuan ). Hemoglobin
rata-rata laki-laki adalah 2.34 1.06 gm / dl ( Tabel : 1 ). Maksimum pasien anemia ( 48
% ) yang diamati terdapat pada kelompok 8 - 12 tahun ( Gambar 1). Mayoritas pasien
( 92,5 %) adalah bergama Hindu dan hanya 7,4 % ( 4 ) dari pasien adalah Muslim ( Tabel :
2 ).
Sekitar 50 % (27/ 54) pasien dikategorikan dalam anemia berat, 48,1 % (26/ 54)
adalah anemia sedang dan hanya satu kasus adalah anemia ringan ( Gambar 2 ).
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa 44,5 % dari anemia pada anak-anak adalah
karena kekurangan gizi, sementara 13 % adalah thalasemia dan 20,4 % adalah penyakit sel
sabit, 5 kasus menderita penyakit sel sabit dan thalasemia, 4 kasus leukemia, 2 kasus
malaria dan hanya satu kasus infestasi cacing tambang.
Sebagian besar kasus berupa anemia defisiensi besi karena anemia nutrisi. Ada 3
kasus thalasemia mayor, 6 kasus dengan ciri thalasemia, hanya satu kasus thalasemia minor
d beta, kasus penyakit sel sabit adalah 9 dan kasus dengan ciri- ciri sel sabit ada tujuh.
Dalam kategori anemia yang berat, 48.14 % kasus adalah anemia nutrisi, 22,2 %
adalah kasus thalasemia dan hanya dua kasus yang penyakit sel sabit, sementara dua kasus
berupa penyakit sel sabit dan thalasemia. ( Tabel : 3 ).

4
Hubungan antara tingkat keparahan anemia dan jenis kelamin ditemukan signifikan
secara statistik ( 2 = 7.72, p > 0,1 ) ( Tabel : 4 )
Sekitar 29 kasus disajikan dengan temuan klinis pucat dan splenomegali. Dimana
58,6 % (17/ 29) adalah anemia berat dan hanya satu kasus dengan menyajikan temuan
klinis yang sama adalah anemia ringan. Hanya dua kasus yang hepatomegali dan 10 pasien
disajikan dengan pucat dan hepatosplenomegali. Sekitar 60 % pasien anemia nutrisi dengan
hepatosplenomegali sebagai komplikasi.

Tabel 1. Distribusi anemia berdasarkan jenis kelamin


Jenis kelamin Jumlah kasus Rerata Hb (gm/dl)SD
Perempuan 26 5.81.39
Laki-laki 28 2.341.06
Total 54 4.871.35

Gambar 1

Tabel 2. Distribusi anemia berdasarkan agama


Hindu 50

5
Muslim 4
Total 54

Gambar 2

Tabel 3. Penyakit pada anemia berat


Penyakit Jumlah
Penyakit sel sabit 2
Thalasemia 6
Penyakit sel sabit dan Thalasemia 2
Kekurangan Nutrisi 13
Leukemia 1
Infeksi Malaria 2
Infestasi cacing 1
Tabel 4. Hubungan antara berbagai derajat anemia dengan jenis kelamin
Derajat anemia Perempuan Laki-laki Total
Anemia berat 8 19 27
Anemia sedang dan ringan 18 9 27
Total 26 28 54
2 = 7.72, p>0.1 (ditemukan signifikan)

4.Diskusi

6
Pada studi kami kita menemukan mean hemoglobin menjadi 4.87 1.35gm/dl pada
anak-anak , sedangkan pada mean hemoglobin wanita 5.8 1.39 gm/dl dan 2.34 1.06
gm/dl. Alasan rasional untuk menyebabkan anemia lebih banyak pada laki-laki dibanding
perempuan dan dapat menyebabkan anemia karena gangguan cell sabit atau thalasemia
pada laki-laki dibanding wanita.

48% pasien anemia diamati di dalam kelompok berusia 8-12 tahun yang mana hal
ini bisa disebabkan karena rendahnya social ekonomi, kebutuhan nutrisi pada anak yang
meningkat secara cepat dan tidak mengkonsumsi daging yang mendorong terjadinya
gangguan nutrisi salah satunya anemia. Anak anak rentan mengalami anemia terutama
defisiensi nutrisi karena kebutuhan yang meningkat cepat karena pertumbuhan.

Kebanyakan pasien yang menderita anemia adalah orang hindu dimana populasi
terbesar terdapat di Adilabad.

Jumlah maksimum dari pasien anemia berat didominasi oleh anemia gizi. Kategori
anemia sedang juga didominasi oleh anemia gizi.

Kebijakan dan protocol pembangunan untuk mengkontrol nutrisi anemia di area ini:

1. Nasihat kunci untuk keluarga dengan memiliki anak yang perlu dilakukan :
Meningkatkan asupan daging,ikan dan sayuran hijau
Mengurangi konsumsi the selama makan
Meningkatkan jus orange selama makan
2. Institusi penelitian swasta dan media memiliki peran penting
3. Sebuah strategi promosi pengetahuan tentang anemia perlu dilakukan
4. Edukasi nutrisional untuk memotivasi kebiasaan memberi makanan dalam jumlah
cukup dan gizi lengkap. Diagnosis dini, penatalaksanaan anemia dan rutin
mengkonsumsi tablet besi
5. Sekolah memiliki peran penting dalam mempromosikan program kesehatan
terutama di Negara kurang berkembang

7
6. Perhatian perlu diberikan pada populasi berdasarkan intervensi untuk pencegahan
dan managemen IDA

SICKLE CELL

Prevalensi gangguan sel sabit secara keseluruhan populasi sangatlah tinggi diantara
populasi kesukuan. Populasi suku pedalaman yang sama kelompok tempat tinggal di dalam
negara tetangga bagian Gujarat,MP, AP mempunyai:

Prevalensi gangguan sel sabit sangatlah tinggi


Prevalensi secara keseluruhan diantara population kesukuan (pedalaman) sekitar 10
persen untuk carrier (pembawa) dan 0.5% untuk penderita

Walaupun masalah kesehatan populasi kesukuan ini sangat mengkhawatirkan,


departemen kesehatan tidak mampu menyediakan pada mereka fasilitas kesehatan untuk
beberapa alasan. Dosen dan mahasiswa kedokteran yang memiliki kemampuan
pengetahuan cukup memilih tidak mau bekerja di lingkungan ini. Sejak tidak ada
penatalaksanaan yang spesifik alternatifnya hanya pencegahan. ICMR menggalakkan
program pencegahan pada penyakit pada suku pedalaman ini (orang pedalaman) antara
lain:

menyediakan fasilitas diagnosis


pendidikan kesehatan
konseling genetik
konseling pernikahan

THALASEMIA

Thalasemia sering terjadi ketika sekeluarga juga terjadi. Program nasional untuk
thalasemia belum ada di India. Langkah terpenting di program ini adalah identifikasi dan
konseling para karier dan kombinasi pendekatan berbeda dibutuhkan untuk ini. India
memiliki 1 private sector pelayanan kesehatan terbesar di dunia. Menggunakan kerjasama

8
Public-Private, jaringan yang bagus harus dibangun untuk pelayanan maksimum anak
dengan thalasemia beta mayor dan untuk edukasi dan skrining untuk identifikasi carriers
dengan cara yang hemat dimana metode ini tidak hanya digunakan di kota besar tetapi juga
di pelosok.

Semua intervensi yang ada untuk melawan anemia gagal untuk memenuhi satu atau
lebih kriteria yang dibutuhkan di sisi lain strategi pelayanan kesehatan telah berhasil
dikenalkan di level negara

Pertama, harus ada data yang meyakinkan berkaitan dengan efikasi keamanan.
Keseimbangan harus ada antara kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan
yang tepat waktu dengan rekomendasi kebijakan yang jelas. Namun, implementasi kedalam
kebijakaan harus diubah dalam kaitannya dengan penelitian baru yang relevan.

Kedua, intervensi nya harus dengan biaya yang efektif dan terjangkau.
Keterjangkauan ini merupakan fungsi dari komitmen politik dan keuangan dari pihak
pemerintah dan lembaga donor nasional.

Strategi pencegahan terhadap anemia sangat penting ketika kita mempertimbangkan


potensi ancaman jangka panjang reversible atau ireversible dari komplikasi anemia.

Dengan mendokumentasikan riwayat penyakit sebelumnya di masa lalu dan bukti


yang muncul untuk keperluan skrinning, diagnosis dan pengobatan anemia pada anak usia
2-12 tahun yang tinggal di desa terpencil dan masyarakat terpencil Adilabad dan membuat
rekomendasi untuk pengembangan protokol di daerah terpencil, penyelidikan dan penelitian
lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai