1. Latar Belakang
Di era Globalisasi ini dengan kemajuan teknik informasi yang mempermudah menjadi
tuntutan tersebut mendorong Dewan Standar Akuntansi Internasional yaitu IASB (International
Accounting Standards Board) harus dapat membuat standar pelaporan keuangan internasional
yang disebut dengan IFRS (International Financial Reporting Standards). Laporan keuangan
dituntut untuk dapat memberikan informasi yang dapat dipahami oleh pemakai secara global,
sehingga dapat menarik minat investor untuk melakukan investasi ke dalam suatu perusahaan.
Hal inilah yang mendorong perubahan standar akuntansi nasional ke arah IFRS (Gamayuni,
2009).
Petreski (2005) dalam Gamayuni (2009) menyatakan bahwa penerapan IFRS ke dalam
standar akuntansi nasional bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang memiliki
tingkat kredibilitas dan akuntabilitas tinggi sehingga dapat diperbandingkan dan meningkatkan
nilai perusahaan. Ball (2006) dalam Ismail et al. (2013) menyatakan bahwa IFRS akan
menyajikan informasi laporan keuangan yang lebih akurat, komprehensif, dan tepat waktu
dibandingkan dengan negara yang menggunakan standar akuntansi nasional. IFRS mengarah
pada penilaian yang lebih informatif pada pasar modal, sehingga mengurangi risiko pengambilan
dihasilkan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber utama sebagai informasi keuangan
yang sangat penting bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pada
laporan keuangan perusahaan dapat digunakan oleh para investor untuk memprediksi sekuritas
saham. Sekuritas saham sangat dipengaruhi oleh besarnya aliran imbal hasil (return) yang akan
diperoleh perusahaan di masa mendatang. Hal ini Agar keputusan investasi dapat memuaskan
investor, maka dengan itu adanya suatu analisis sekuritas dalam upaya melakukan penetapan
Namun, proses penerapan IFRS menghadapi hambatan berupa perbedaan praktik akuntansi
yang berlaku saat ini pada berbagai negara dan perbedaan kepentingan antara perusahaan
keuangan perusahaan melalui penerapan IFRS dapat mempengaruhi kualitas laba yang
dilaporkan. Kualitas laba yang dilaporkan ditunjukkan dengan penurunan manajemen laba
Dalam hal ini investor harus mampu menyusun perkiraan harga sekuritas yang akan dibeli
ataupun dijual dari kualitas informasi laporan keuangan yang ada, agar harga tersebut dapat
mencerminkan nilai intrinsik yang sebenarnya. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor
untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi
dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya
diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai
membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh
berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Disisi lain, return pun memiliki
peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Linda:2005 dalam
Resiko Return saham yang terlalu rendah memicu kewaspadaan oleh investor. Hal ini
menunjuk kan suatu permasalahan karena tujuan investasi adalah investor mengharapkan return
lebih besar dari yang diinvestasikan dan besarnya risiko yang dihadapi para investor seharusnya
merupakan salah satu faktor yang emotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan
atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return investasi
pada saham terdiri atas dua komponen, yaitu deviden dan capital gain. Deviden adalah
komponen return yang berupa aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari
suatu investasi. Sedangkan capital gain adalah komponen return yang berupa kenaikan harga
suatu sekuritas.
Motivasi dalam penelitian ini peneliti akan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas informasi laporan keuangan yaitu efek dari penerapan IFRS terhadap return saham yang
dilakukan oleh investor. Sehingga kedepannya dapat berpengaruh terhadap keputusan yang
berbasis IFRS, menurut Francois brochet (2012), Ira Febrianti (2014) menyatakan bahwa
keuangan, kami memprediksi bahwa abnormal return untuk pembelian insider saham akan
sistem infomasi akuntansi, ini terbukti sebelum penerapan IFRS pada perusahaan menemukan
bahwa penurunan pendapatan smoothing, kurang pengelolaan laba terhadap target, pengakuan
lebih tepat waktu dari kerugian, dan asosiasi yang lebih tinggi dari jumlah akuntansi dengan
Menurut Anita floru (2012) menyatakan bahwa penerapan IFRS mempengaruhi investor
untuk investasi ini terbukti dengan adanya kenaikan kepemilikan institusional terkonsentrasi di
kalangan investor yang investasi orientasi dan gaya lebih mengandalkan informasi laporan
keuangan. Hal ini menimbulkan keyakinan bahwa kepemilikan efek yang kita amati didorong
oleh perubahan rezim pelaporan keuangan, dan bukan oleh perubahan faktor termodelkan yang
yang sekarang dilakukan lebih berfokus kepada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
return saham pada komponen kualitas laporan keuangan berbasis IFRS yang dapat digunakan
untuk mengambil keputusan oleh investor. Sementara dari itu penelitian sebelumnya lebih
berfokus kepada pengaruh IFRS terhadap keputusan investasi yang didasari pada informasi laba
perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Pada penerapan IFRS terhadap kualitas akuntansi (wahidah,2015) kualitas laporan keuangan
yang mengadopsi IFRS memiliki signifikan positif terhadap kualitas akuntansi yaitu nilai
prediktif dan reabilitas informasi akuntansi. (Francois.B 2012;Ira.F 2014;Mary.E 2007) kualitas
informasi laporan keuangan menyajikan informasi pribadi memprediksi abnormal return untuk
akan diterbitkan.
2. Untuk menguji pengaruh kualitas informaasi laporan keuangan terhadap return saham.
3. Untuk menguji pengaruh tinggi,rendahnya return saham yang dapat mempengaruhi
keuangan.
KAJIAN PUSTAKA
2. Kajian Pustaka
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional International Financial Reporting Standards
(IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja (1989) yang diadaptasi oleh
Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu
Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh
Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab
gunan menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya,
Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan
mencerminkan posisi keuangan perusahaan secara jujur dan adil (true and fair view) selama
sehingga informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dapat dibandingkan secara
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar "dasar prinsip" yang kemudian menetapkan
Internasional mencakup:
(1989)
kegiatan akuntansi atau suatu ringkasan dari transaksi keuangan. Laporan keuangan
disusun untuk memberikan informasi tentang posisi harta, utang, dan modal yang
terjadi dalam rumah tangga perusahaan serta laba dan ruginya. Penyusunan laporan
kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
disebut dengan sifat atau karakteristik kualitatif. Sifat kualitatif laporan keuangan
pemakai.
b. Relevan, artinya laporan keuangan harus sesuai dengan tujuan operasional
keputusan.
c. Materialitas, artinya suatu laporan atau fakta dipandang material apabila
transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat
informasi dengan jujur, maka transaksi perlu dicatat dan disajikan sesuai
aktivitas pendanaan.
Berdasarkan definisi dan jenis laporan keuangan, maka laporan keuangan dapat
berfungsi sebagai:
didasarkan pada hubungan antar pos dalam laporan keuangan perusahaan yang akan
Rasio likuiditas ,Rasio solvabilitas, Rasio aktivitas, Rasio rentabilitas, Rasio pasar.
2.1.4. Return Saham
Tandelilin (2001) menyatakan bahwa return adalah suatu imbalan atas keberanian
investor menanggung resiko, serta komitmen waktu dan dana yang telah dikeluarkan
oleh investor. Return juga merupakan salah satu motivator orang melakukan
(realized return) dan return yang diharapkan atau (return ekspektasi). Return
sesungguhnya merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung dari selisih harga
return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang.
3. Penelitian Terdahulu
3.1. Cahyonowati (2012) mendefinisikan relevansi nilai informasi akuntansi
sebuah hubungan statistikal antara informasi keuangan dan harga atau return
hubungan yang kuat antara harga/return saham dan laba serta nilai buku
Dimitropoulos, dkk (2013) meneliti mengenai The impact of IFRS on accounting quality:
evidence from Greece. Dimana penelitian ini akan menguji dampak IFRS terhadap kualitas
akuntansi di Yunani. Hasil penelitian ini menunjukkan implementasi IFRS dapat mengurangi
manajemen laba, pengakuan kerugian lebih tepat waktu dan relevansi nilai yang lebih besar
Vera Anis Kristiana dan Untung Sriwidodo (2012) jurnal yang berjudul Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Investor pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut secara simultan menunjukkan bahwa variabel
Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA) dan
Earnings PerShare (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial
Return on Investment (ROI), Retun on Equity, dan Earnings Per Share tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham, sedangkan Economic Value Added (EVA)
Menurut Francois brochet (2012); Ira Febrianti (2014); dan Mary E (2007) menyatakan
penerapan IFRS pada laporan keuangan memang mengurangi informasi pribadi tapi
smoothing, kurang pengelolaan laba terhadap target, pengakuan lebih tepat waktu dari
kerugian, dan asosiasi yang lebih tinggi dari jumlah akuntansi dengan harga saham dan return.
Alasanya rasional mengapa harus kualitas laporan keuangan yang baik karean akan menjadi
acuan oleh para investor. Kualitas laporan keuangan juga mempengaruhi return saham yang
dapat dilihat dari komponen-komponen rasio laporan keuangan, semakin baik data yang
ditampilkan akan memicu investor untuk berinvestasi, dalam rasio keuangan terdapat 5 rasio
yaitu Rasio likuiditas ,Rasio solvabilitas, Rasio aktivitas, Rasio rentabilitas, Rasio pasar.
Menurut Vera Anis Kristiana dan Untung Sriwidodo (2012) variabel Return on Investment
(ROI), Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA) dan Earnings PerShare (EPS)
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial Return on Investment
(ROI), Retun on Equity, dan Earnings Per Share tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham, sedangkan Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham. Mendasar dari hasil empirik tersebut maka model penelitian dapat
H1 : terdapat pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap return saham pada
keputusan investor
H2 : terdapat pengaruh Total asset turnover (TAT) terhadap return saham pada
keputusan investor
H3 : terdapat pengaruh Debt to Equity Rasio (DER) terhadap return saham pada
keputusan investor
H4 : terdapat pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham pada
keputusan investor