Anda di halaman 1dari 98

Outlook Komoditas Pertanian

Tanaman Pangan

Kacang Tanah

PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN


KEMENTERIAN PERTANIAN
2015
OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN
TANAMAN PANGAN
KACANG TANAH

ISSN : 1907 1507

Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5)


Jumlah Halaman : 75 halaman

Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, MSi

Penyunting :
Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc
Dr. Ir. Budi Waryanto, MSi
Ir. Noviati, MSi
Ir. Roch Widaningsih, M.Si

Naskah :
Siti Nur Sholihah, S.Si

Design dan Layout :


Tarmat
Victor Saulus Bonavia H.

Diterbitkan oleh:
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Kementerian Pertanian
2015

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya


Outlook Kacang Tanah 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Buku Analisis Outlook Komoditas Kacang Tanah Tahun
2015 dapat diselesaikan. Buku ini mengulas analisis diskriptif, analisis proyeksi
penawaran dan permintaan komoditas kacang tanah beberapa tahun ke depan.
Kegiatan ini dapat terlaksana atas kerjasama dengan beberapa instansi
terkait yaitu Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, juga atas
kerja sama tim teknis lingkup Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, serta
kepada semua pihak yang telah membantu mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan penyusunan laporan akhir kegiatan. Untuk itu kami menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Kepala Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas
dukungannya sehingga kegiatan ini dapat terlaksana.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak guna memperbaiki
dan menyempurnakan kegiatan ini di waktu mendatang. Semoga hasil kegiatan ini
dapat sebagai sumbangan pemikiran dan memberikan manfaat bagi pembaca
semua.

Jakarta, Oktober 2015

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi


Pertanian,

Dr. Ir. Suwandi, MSi.


NIP. 19670323.199203.1.003

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | v


Outlook Kacang Tanah 2014

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page | vi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................vii

DAFTAR TABEL ....................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xv

EXECUTIVE SUMMARY .............................................................. xix

I. PENDAHULUAN .................................................................. 1

II. METODOLOGI .................................................................... 3

III. KERAGAAN KACANG TANAH NASIONAL ...................................... 7

3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI, DAN

PRODUKTIVITAS KACANGTANAH NASIONAL .......................... 7

3.2. PROVINSI SENTRA LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

TERTINGGI KACANG TANAH ...........................................12

3.3. KONSUMSI PERKAPITA DAN NASIONAL KACANG TANAH ...........15

3.4. HARGA PRODUSEN DAN KONSUMEN KACANG TANAH ..............20

3.5. EKSPOR DAN IMPOR KACANG TANAH DI INDONESIA ................21

IV. KERAGAAN KACANG TANAH DUNIA .........................................25

4.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI, DAN

PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DUNIA ........................25

4.2. NEGARA SENTRA LUAS PANEN, PRODUKSI DAN

PRODUKTIVITAS TERTINGGI DUNIA ...................................26

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | vii


Outlook Kacang Tanah 2014

4.3. PENYEDIAAN DAN KETERSEDIAAN PER KAPITA

KACANG TANAH DI DUNIA ............................................. 29

4.4. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN KACANG TANAH DI DUNIA .. 31

4.5. PERKEMBANGAN EKSPOR - IMPOR KACANG TANAH DUNIA ....... 32

V. ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN .................................. 39

5.1. PENAWARAN .............................................................. 39

5.2. PERMINTAAN ............................................................. 42

5.3. NERACA ................................................................... 43

VI. KESIMPULAN ................................................................... 47

LAMPIRAN ....................................................................... 51

Page | viii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

DAFTAR TABEL

Halaman :

Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi Yang Digunakan ..................... 3

Tabel 3.1. Perkembangan Rata-rata Luas Panen, Produktivitas,


Produksi Kacang Tanah per Wilayah, ............................11

Tabel 5.1. Proyeksi Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang


Tanah di Indonesia, , 2015 -2019 .................................41

Tabel 5.2. Proyeksi Permintaan Kacang Tanah di Indonesia, 2015 -


2019 ....................................................................42

Tabel 5.3. Proyeksi Penawaran dan Permintaan Kacang Tanah, Tahun


2015 2019 ...........................................................43

Tabel 5.4. Proyeksi Surplus/Defisit Kacang Tanah, Tahun 2015 2019 ....45

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | ix


Outlook Kacang Tanah 2014

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page | x Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

DAFTAR GAMBAR

Halaman :

Gambar 1. Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Indonesia,


Tahun Tahun 1980-2015 .................................................8

Gambar 2. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Indonesia,


Tahun 1980 - 2015 .........................................................9

Gambar 3. Perkembangan Produksi Kacang Tanah Indonesia, Tahun


1980 - 2015 ............................................................... 10

Gambar 4. Provinsi Sentra Luas Panen Kacang Tanah di Indonesia,


Tahun 2011- 2015 ........................................................ 13

Gambar 5. Produktivitas Kacang Tanah Tertinggi di Provinsi


Indonesia, Tahun 2011- 2015 .......................................... 14

Gambar 6. Sentra Produksi Kacang Tanah di Indonesia, Tahun 2011-


2015........................................................................ 15

Gambar 7. Perkembangan Konsumsi Per Kapita Kacang Tanah Kupas


Di Indonesia Berdasarkan SUSENAS, 2006 2014 ................... 16

Gambar 8. Perkembangan Konsumsi Nasional Kacang Tanah Kupas


Di Indonesia berdasarkan SUSENAS, 2006 2014 ................... 17

Gambar 9. Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah Di


Indonesia Berdasarkan NBM, Tahun 1993 2015.................... 18

Gambar 10. Perkembangan Penggunaan Kacang Tanah Indonesia


Berdasarkan NBM, 1993-2014 .......................................... 19

Gambar 11 Perkembangan Konsumsi Nasional Kacang Tanah Di


Indonesia Berdasarkan NBM, 2000 2014 ............................ 20

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | xi


Outlook Kacang Tanah 2014

Gambar 12. Perkembangan Harga Produsen dan Konsumen Kacang


Tanah di Indonesia, Tahun 1983 2014 .............................. 21

Gambar 13. Perkembangan Volume Ekspor Impor Kacang Tanah Di


Indonesia, Tahun 1980 2014 ........................................ 22

Gambar 14. Perkembangan Nilai Ekspor Impor Kacang Tanah Di


Indonesia, Tahun 1980 2014 ........................................ 23

Gambar 15. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah


Dunia, 1980 2013 ...................................................... 25

Gambar 16. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Dunia,


1980 2013 ............................................................... 26

Gambar 17. Rata-rata Kontribusi Luas Panen Kacang Tanah Dunia,


2009 2013 ............................................................... 27

Gambar 18. Rata-rata Produksi Kacang Tanah Dunia, 2009 2013 ............. 28

Gambar 19. Rata-rata Produktivitas Kacang Tanah Dunia, 2009 2013 ....... 29

Gambar 20. Rata-rata Kontribusi Penyediaan Kacang Tanah Dunia,


Tahun 2007-2011 ( Kacang Tanah Tanpa Kulit ) .................... 30

Gambar 21. Rata-rata Ketersediaan Kacang Tanah Per Kapita di Dunia,


2007-2011 ( Kacang Tanah Tanpa Kulit ) ............................ 31

Gambar 22. Rata-Rata Harga Produsen Kacang Tanah Dunia, 2008-


2012 ....................................................................... 32

Gambar 23. Perkembangan Volume Ekspor - Impor Kacang Tanah


Dunia, 2009 2013 ..................................................... 33

Gambar 24. Rata-rata Kontribusi Volume Ekspor Kacang Tanah


Dunia, 2009 2013 ..................................................... 34

Page | xii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Gambar 25. Rata-rata Kontribusi Volume Impor Kacang Tanah Dunia,


2009 2013 ............................................................... 35

Gambar 26. Rata-rata Kontribusi Nilai Ekspor Kacang Tanah Dunia,


2009 2013 ............................................................... 36

Gambar 27. Rata-rata Kontribusi Nilai Impor Kacang Tanah Dunia,


2009-2013 ................................................................. 37

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | xiii


Outlook Kacang Tanah 2014

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page | xiv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman :

LAMPIRAN I

Lampiran 1. Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Di Indonesia,


Tahun 1980-2015 ..................................................... 51

Lampiran 2. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Di Indonesia,


Tahun 1980-2015 ..................................................... 52

Lampiran 3. Perkembangan Produksi Kacang Tanah Di Indonesia,


Tahun 1971-2015 ..................................................... 53

Lampiran 4. Perkembangan Luas Panen di Provinsi Sentra Kacang


Tanah, 2011-2015 .................................................... 54

Lampiran 5. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah di Provinsi


Sentra, 2011-2015 ................................................... 54

Lampiran 6. Perkembangan Produksi Kacang Tanah di Provinsi Sentra,


2011-2015. ..............................................................5

Lampiran 7. Perkembangan Konsumsi Per Kapita Kacang Tanah di


Indonesia Berdasarkan SUSENAS, 2006-2014..................... 55

Lampiran 8. Konsumsi Nasional Kacang Tanah di Indonesia


Berdasarkan SUSENAS, 2006-2014 ................................ 56

Lampiran 9. Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah di


Indonesia Berdasarkan Neraca Bahan Makanan, 1993-
2015 .................................................................... 57

Lampiran 10. Penggunaan dan Ketersediaan Kacang Tanah di Indonesia


Berdasarkan Neraca Bahan Makanan, 1993-2015 .............. 58

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | xv


Outlook Kacang Tanah 2014

Lampiran 11. Konsumsi Nasional Kacang Tanah Berdasarkan Neraca


Bahan Makanan di Indonesia , 1993-2015 ........................ 59

Lampiran 12. Perkembangan Harga Produsen dan Konsumen Kacang


Tanah di Indonesia, 1983 2014................................... 60

Lampiran 13. Perkembangan Volume Ekspor Impor Kacang Tanah di


Indonesia, Tahun 1980 2014 ...................................... 61

Lampiran 14. Perkembangan Nilai Ekspor Impor Kacang Tanah Di


Indonesia, Tahun 1980 2014 ...................................... 62

Lampiran 15. Perkembangan Luas Panen, dan Produksi Kacang Tanah


Dunia, 1980 2013................................................... 63

Lampiran 16. Perkembangan Produktvitas Kacang Tanah Dunia, 1980-


2013 .................................................................... 64

Lampiran 17. Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Dunia, 2009-


2034 .................................................................... 65

Lampiran 18. Perkembangan Produksi Kacang Tanah Dunia, 2009-2013..... 65

Lampiran 19. Perkembangan Produktivtas Kacang Tanah Dunia, 2009-


2013 .................................................................... 66

Lampiran 20. Perkembangan Penyediaan Kacang Tanah Dunia, 2007-


2011 .................................................................... 66

Lampiran 21. Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah


Dunia, 2007-2011 .................................................... 67

Lampiran 22. Perkembangan Harga Produsen Kacang Tanah Berkulit di


Dunia, 2009-2013 .................................................... 67

Lampiran 23. Perkembangan Ekspor Impor Kacang Tanah Dunia, 1980


2012 .................................................................. 68

Page | xvi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 24. Perkembangan Volume Ekspor Negara Eksportir Kacang


Tanah Dunia, 2008-2012 ............................................ 69

Lampiran 25. Perkembangan Volume Impor Negara Importir Kacang


Tanah Dunia, 2008 -2012. .......................................... 69

Lampiran 26. Perkembangan Nilai Ekspor Negara Eksportir Kacang


Tanah Dunia, 2008 -2012. .......................................... 70

Lampiran 27. Perkembangan Nilai Impor Negara Importir Kacang


Tanah Dunia, 2008-2012. .......................................... 70

LAMPIRAN II

a. Blok Persamaan Pada Model Analisis Suplai Demand ......................... 71

b. Keterangan Variabel Dalam Model ............................................... 72

c. Hasil Pengolahan Dengan Metode Simultan Model Analisis Suplai


Demand Dalam ...................................................................... 73

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | xvii


Outlook Kacang Tanah 2014

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page | xviii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

EXECUTIVE SUMMARY

Produksi kacang tanah tahun 2015 (ARAM I) diperkirakan sebesar 657,59


ribu ton biji kering, naik sebanyak 18,70 ribu ton ( naik 2,93%) dibandingkan
tahun 2014. Naiknya produksi diperkirakan terjadi karena naiknya
produktivitas sebesar 0,64 Ku/Ha ( naik 5%). Berbeda halnya dengan luas
panen, perkiraan luas panen kacang tanah mengalami penurunan sebesar 9,83
ribu hektar, luas panen turun cukup besar terdapat di Provinsi Jawa Tengah
3,87 ribu hektar, NTB sebesar 2,86 ribu hektar, Kalimantan Selatan 2,01 ribu
hektar , Sulawesi Selatan 1,79 ribu hektar dan Jawa Barat sebesar 1,62 ribu
hektar. Adapun perkiraan produksi kacang tanah tahun 2015 yang turun cukup
besar terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 5,46 ribu ton, Nusa
Tenggara Timur 3,16 ribu ton, dan Kalimantan Selatan 1,96 ribu ton.

Prediksi ketersediaan kacang tanah pada tahun 2015 sebesar 2,63


kg/kap/tahun dan pada tahun 2016 sebesar 2,61 kg/kap/tahun. Pada tahun
2015 - 2019, proyeksi ketersediaan kacang tanah cenderung menurun dengan
rata-rata 1,30% per tahun atau sebesar 2,57 kg/kap/tahun, sehingga total
kebutuhan kacang tanah pada tahun 2015 diprediksikan sebesar 671,86 ribu
ton dan 2016 sebesar 675,33 ribu ton.

Pada tahun 2015, dengan produksi kacang tanah sebesar 657,59 ribu
ton, maka jumlah tercecer diperkirakan mencapai 32,88 ribu ton, pengunaan
kacang tanah untuk bibit 19,73 ribu ton, penggunaan untuk diolah menjadi
bahan makanan sebesar 55,96 ribu ton dan untuk konsumsi langsung 671,86
ribu ton. Pada tahun 2015 diperkirakan akan terjadi defisit kacang tanah
sebesar 122,84 ribu ton. Sementara itu pada tahun 2016 dengan proyeksi
produksi kacang tanah sebesar 664,76 ribu ton, jumlah yang tercecer akan
mencapai 33,24 ribu ton, penggunaan untuk bibit sebesar 19,94 ribu ton,
diolah menjadi makanan sebesar 56,57 ribu ton, sementara untuk konsumsi
langsung mencapai 675,33 ribu ton. Oleh karena itu pada tahun 2016
diperkirakan Indonesia masih akan mengalami defisit kacang tanah sebesar
120,32 ribu ton. Kondisi tersebut dapat terjadi dengan asumsi tidak ada
ekspor impor dan tidak ada stok, baik stok awal maupun akhir tahun.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | xix


Outlook Kacang Tanah 2014

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page | xx Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor pendukung


pembangunan nasional yang cukup berperan penting mengingat luas wilayah,
kondisi geografis dan iklim yang dimiliki Indonesia sangat menunjang
berlangsungnya kegiatan di sektor pertanian. Tanaman Pangan merupakan
salah satu sub sektor pertanian yang sangat strategis dalam mewujudkan
ketahanan pangan nasional, penyerapan tenaga kerja, maupun penyedia
bahan baku industri. Kacang tanah merupakan salah satu komoditas penting
sektor tanaman pangan.
Kacang tanah sebagai salah satu komoditas penting sumber gizi bagi
masyarakat karena kacang tanah mengandung sumber protein nabati. Kacang
tanah dikonsumsi rumah tangga baik berupa kacang tanah dengan kulit
maupun tanpa kulit. Jika masih dengan kulit biasanya kacang tanah direbus
atau disangrai. Kacang tanah tanpa kulit dikonsumsi oleh rumah tangga
dengan cara digoreng dan selanjutnya dibuat saos sambel kacang untuk gado-
gado, kacang bawang, sambal balado teri kacang, dan campuran kue kering.
Industri makanan membutuhkan kacang tanah untuk diolah menjadi berbagai
jenis makanan ringan baik dalam bentuk kacang tanah dengan kulit maupun
tanpa kulit seperti kacang kulit rasa, kacang sangrai, kacang atom, kacang
oven, dan selai kacang untuk olesan roti.
Kebutuhan dan permintaan kacang tanah dari sektor industri makanan
olahan memacu peningkatan pendapatan petani di berbagai daerah. Makanan
olahan dengan bahan baku kacang tanah mengalami permintaan yang semakin
meningkat. Produksi kacang tanah dalam negeri selama tiga dekade terakhir
menunjukkan pertumbuhan yang positif. Namun produksi tersebut belum bisa
memenuhi permintaan yang semakin meningkat, sehingga jumlah impor
kacang tanah pun meningkat tajam. Berdasarkan data FAO pada tahun 2008-

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 1


Outlook Kacang Tanah 2015

2012 Indonesia menjadi negara importir nomor dua dunia yang mengimpor
kacang tanah rata-rata sebesar 129,74 ribu ton.

1.2 TUJUAN

Tujuan penyusunan outlook komoditas kacang tanah adalah


melakukan analisis data kacang tanah dengan menggunakan model
ekonometrik, menyediakan bahan dan informasi bagi penyusunan kebijakan
dan program pengembangan komoditas tanaman pangan khususnya kacang
tanah di masa yang akan datang. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
(Pusdatin) mencoba menyusun Outlook Kacang Tanah yang berisi keragaan dan
proyeksi penawaran serta permintaan kacang tanah berdasarkan keragaan dan
perkembangan kacang tanah selama 30-40 tahun terakhir.

1.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup outlook komoditas kacang tanah meliputi variabel-


variabel terpenting dari komponen penawaran dan permintaan komoditas
kacang tanah. Variabel-variabel tersebut meliputi : produksi, luas panen,
produktivitas, harga konsumen, harga produsen, konsumsi, ekspor dan impor,
baik dalam lingkup nasional maupun global.

Keseimbangan penawaran dan permintaan diprediksi hingga tahun


2019, dengan terlebih dahulu memproyeksi variabel-variabel yang
mempengaruhi maupun komponen-komponen yang menyusun penawaran dan
permintaan kacang tanah.

Page | 2 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

II. METODOLOGI

2.1 SUMBER DATA DAN INFORMASI

Outlook Komoditas kacang tanah tahun 2015 disusun berdasarkan data


dan informasi yang diperoleh baik dari data primer maupun data sekunder
yang bersumber dari daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian
Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Biro Pusat
Statistik (BPS) dan Food and Agriculture Organization (FAO). Jenis variabel,
periode dan sumber data disajikan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi Yang Digunakan

No. Variabel Periode Sumber Data Keterangan

1 Luas Panen Kacang Tanah di Indonesia 1980-2015 BPS

2 Produksi Kacang Tanah di Indonesia 1980-2015 BPS Biji Kering

Produktivitas Kacang Tanah di


3 1980-2015 BPS
Indonesia
SUSENAS-BPS
4 Konsumsi Kacang Tanah di Indonesia 1993-2013 Biji Kering
NBM, BKP-Kementan
Harga Kacang Tanah di Pasar Dalam
5 1983-2014 BPS
Negeri Indonesia
Kacang Tanah
6 Ekspor Impor Kacang Tanah Indonesia 1980-2014 BPS
Segar
Kacang Tanah
7 Luas Panen Kacang Tanah Dunia 1980-2013 FAO
Dengan Kulit
Kacang Tanah
8 Produksi Kacang Tanah Dunia 1980-2013 FAO
Dengan Kulit
Kacang Tanah
9 Produktivitas Kacang Tanah Dunia 1980-2013 FAO
Dengan Kulit
10 Konsumsi Kacang Tanah Dunia 2007-2011 FAO Biji Kering

Kacang Tanah
11 Harga Kacang Tanah di Pasar Dunia 2009-2013 FAO
Dengan Kulit

12 Ekspor Impor Kacang Tanah Dunia 1980-2012 FAO Biji Kering

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 3


Outlook Kacang Tanah 2015

2.2. METODE ANALISIS

Metode yang digunakan dalam penyusunan Outlook Komoditas kacang


tanah adalah sebagai berikut :

2.2.1. Analisis Deskriptif


Berdasarkan ketersediaan data series yang mencakup indikator luas
panen, produktivitas, produksi, konsumsi, ekspor-impor serta harga di tingkat
produsen maupun di tingkat konsumen disusun analisis deskriptif sederhana.

2.2.2. Analisis Penawaran


Model merupakan simplifikasi dari dunia nyata, dimana setiap kegiatan
dalam perekonomian pertanian yang akan dianalisis terangkum dalam model
tersebut. Model ini disebut model ekonometrika suplai demand tanaman
pangan, yang disusun dalam sistem persamaan simultan dan dinamis terbagi
dalam dua blok, yaitu terdiri dari Blok Suplai dan Blok Demand.

Blok Suplai Pada Model Analisis Suplai Demand


1. Luas Panen Kacang Tanah
LPKC = e0 + e1 LPKC(t-1) + e2 HRKC(t-1) + e3 LPUKC + e4 HRJ(t-1) + e5 HRK(t-1) + e6
HRUK(t-1) + 5
Parameter estimasi yang diharapkan : e1, e2 > 0; e3, e4, e5, e6 > 0

2. Produktivitas Kacang Tanah


YKC = j0 + j1 YKC(t-1) + j2 HRUREA(t-1) + j3 TEK + j4 DSLPTT + j5 CH + j6 LIRIGASI + 10
Parameter estimasi yang diharapkan : i1, i3, i4 , i5, i5 > 0 i2 < 0

3. Impor Kacang Tanah


IKC = no + n1 PRODKC + n2 KONSKC + n3 HIKC + n4 HRKC + 14
Parameter estimasi yang diharapkan : n2, n4 > 0
n1, n3 < 0

4. Produksi Kacang Tanah


PRODKC= LPKC * YKC

5. Suplai Kacang Tanah


SKC= PRODKC + IKC

Page | 4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

2.2.3. Analisis Permintaan


Analisis permintaan komoditas kacang tanah merupakan analisis
pemakaian kacang tanah dalam negeri meliputi kebutuhan bibit, diolah untuk
makanan dan bukan makanan, tercecer, dan dikonsumsi langsung.

Blok Demand Pada Model Analisis Suplai Demand

1. Konsumsi per kapita Kacang Tanah


KONSKC = s0 + s1 PDB + s2 IHK + s3 KONSKC(t-1) + 12
Parameter estimasi yang diharapkan: r3 > 0 ; r1,r2 < 0

2. Konsumsi Nasional kc tanah


KONNKC = POP * KONSKC

3. Demand kacang tanah


DKC = KONNKC + EKSKC + PAKKC + BKC + TCKC
BKC = PRODKC*0.026
TCKC = PRODKC*0.05

4. Neraca kc tanah
NRCKC = SKC DKC

2.2.4. Kelayakan Model

Uji coba pemilihan model perlu dilakukan guna mendapatkan model


yang paling tepat dan sesuai. Uji pemilihan model tersebut dilakukan dengan
cara menguji beberapa variabel bebas yang diduga akan berpengaruh
terhadap dua fungsi tersebut yaitu respon luas panen maupun fungsi
produktivitas kacang tanah.
Ketepatan sebuah model regresi dapat dilihat dari Uji-F, Uji-t dan
koefisien determinasi (R2).
Koefisien determinasi diartikan sebagai besarnya keragaman dari
peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubahpeubah tak bebas
(X). Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan persamaan:

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 5


Outlook Kacang Tanah 2015

SS Regresi
R2 =
SS Total

dimana : SS Regresi adalah jumlah kuadrat regresi


SS Total adalah jumlah kuadrat total

Page | 6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

BAB III. KERAGAAN KACANG TANAH NASIONAL

3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS


KACANG TANAH NASIONAL

Perkembangan luas panen kacang tanah di Indonesia, pada kurun waktu


tahun 1980 - 2015 rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,38% per tahun
sedangkan tahun 2011 2015 turun 4,48% per tahun. Penurunan luas panen
terbesar selama 5 (lima tahun) terakhir terjadi tahun 2011 sebesar 12,90%
atau minus 80,07 ribu hektar dan penurunan cukup tinggi terjadi pada tahun
2013 yaitu sebesar 7,23% atau minus 40,48 ribu hektar.
Rata-rata luas panen kacang tanah selama periode 2011 2015 sebesar
521,59 ribu hektar dan kontribusi luas panen kacang tanah nasional didominasi
oleh pulau Jawa sebesar 71,35%. Sedangkan luas panen di Luar Pulau Jawa
rata-rata hanya mencapai 28,65%. Jika dilihat laju rata-rata pertumbuhannya,
laju pertambahan luas panen kacang tanah tahun 1980 sampai 2015 di Luar
Jawa cenderung lebih tinggi yaitu meningkat rata-rata 0,55% per tahun,
sementara pulau Jawa hanya bertambah 0,39% per tahun. Periode tahun 2011-
2015 memperlihatkan luas panen di luar Pulau Jawa mengalami penurunan
lebih tinggi yaitu minus 6,86%, sementara di pulau Jawa mengalami
penurunan minus 3,50%.
Selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat perkembangan luas panen
kacang tanah dalam negeri rata-rata mencapai 521,59 ribu hektar dimana
Pulau Jawa memberikan kontribusi lebih besar yaitu 71,35% dari total luas
panen kacang tanah di Indonesia, sementara daerah penghasil kacang tanah di
luar Pulau Jawa hanya mampu berkontribusi sebesar 28,65% terhadap total
luas panen kacang tanah di Indonesia (Gambar 1 dan Lampiran 1).

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 7


Outlook Kacang Tanah 2015

750

650

(000 Ha) 550

450

350

250

150

50
1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014
Jawa L.Jawa Indonesia

Gambar 1. Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Indonesia,


Tahun 1980-2015

Pertumbuhan luas panen kacang tanah di Indonesia dalam kurun waktu 5


(lima) tahun terakhir menunjukkan penurunan rata-rata sebesar 4,48%.
Penurunan di luar Pulau Jawa cenderung lebih tinggi yaitu sebesar 6,86% per
tahun dengan rata-rata luas panen 149,44 ribu hektar, sedangkan di Jawa
turun sebesar 3,50% dengan rata-rata luas panen 372,15 ribu hektar. Kondisi
ini menunjukkan bahwa areal kacang tanah nasional selama ini separuh lebih
dipasok dari Pulau Jawa. Laju rata-rata pertumbuhan yang terjadi 5 tahun
terakhir di Indonesia karena dipicu oleh pesaing komoditas lain yang secara
ekonomis lebih menguntungkan, seperti padi, jagung, dan kedelai. Faktor
yang mempengaruhi daya saing kacang tanah antara lain : harga,
ketersediaan benih, kualitas benih, pemasaran, dan resiko hama.
Perkembangan produktivitas kacang tanah tingkat nasional pada periode
1980-2015 cenderung mengalami peningkatan. Pertumbuhan produktivitas
kacang tanah secara nasional lima tahun terakhir yaitu periode 2011-2015
menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi yaitu 1,44% per tahun
dibandingkan dengan periode 1980-2014 yaitu 1,17% per tahun. Produktivitas

Page | 8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

kacang tanah di Indonesia berdasarkan ARAM I tahun 2015 adalah 13,43 ku/ha
atau mengalami peningkatan sebesar 5% dibandingkan tahun sebelumnya
(Gambar 2 dan Lampiran 2 ).
Secara umum pola perkembangan produktivitas kacang tanah per
wilayah (Jawa dan Luar Jawa) cenderung sama, berkisar antara 12 kuintal per
hektar. Rata-rata hasil kacang tanah di Pulau Jawa cenderung selalu lebih
tinggi dibandingkan produktivitas di Luar Pulau Jawa. Produktivitas kacang
tanah di Jawa dan luar Jawa mencapai puncak tertingginya pada tahun 2015,
berdasarkan data Angka Ramalan I yaitu sebesar 13,83 kuintal per hektar.
Jika dicermati, produktivitas tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata
hasil kacang tanah di Indonesia, Pulau Jawa dan Luar Jawa kurun waktu 5
tahun terakhir yang hanya mencapai 12,98 ku/ha.

14,00

13,00

12,00
(Ku/ Ha)

11,00

10,00

9,00

8,00
1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

Jawa L.Jawa Indonesia

Gambar 2. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Indonesia,


Tahun 1980 2015

Perkembangan produksi kacang tanah di Indonesia pada periode 2011


2015 berfluktuasi dengan rata-rata pertumbuhan minus 3,09% per tahun
(Gambar 3). Data ARAM I tahun 2015 menunjukan, produksi kacang tanah

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 9


Outlook Kacang Tanah 2015

sebesar 657,59 ribu ton mengalami kenaikan sebesar 2,93% dari tahun 2014.
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa produksi kacang tanah baik di Jawa
maupun di Luar Jawa cenderung mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 - 2015
produksi kacang tanah mengalami penurunan dengan rata-rata minus 3,09%
per tahun ( Lampiran 3). Produksi kacang tanah yang dihasilkan sangat terkait
oleh produktivitas. Berdasarkan data ARAM I tahun 2015 yang dikeluarkan BPS,
produktivitas kacang tanah naik 5% atau sebesar 13,43 ku/ha dari tahun 2014
yang 12,79 ku/ha (Lampiran 2) sehingga pada tahun yang sama produksi naik
sebesar 2,93% atau sebesar 657,59 ton dari tahun sebelumnya (Lampiran 3 ).

900

750

600
(000 Ton)

450

300

150

0
1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

Jawa L.Jawa Indonesia

Gambar 3. Perkembangan Produksi Kacang Tanah Indonesia,


Tahun 1980 2015.

Pertumbuhan produktivitas kacang tanah cenderung lebih pesat dari


pada pertumbuhan luas panennya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
pertumbuhan produktivitas kacang tanah nasional dalam periode 2011 2015
mencapai 1,44% per tahun, sementara itu luas panen cenderung mengalami
penurunan minus 4,48% per tahun. Kondisi tersebut mempengaruhi produksi
kacang tanah 5 tahun terakhir dengan rata rata pertumbuhan mengalami
penurunan 3,09% per tahun.

Page | 10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Jika dilihat dari peningkatan produksi cenderung dipengaruhi oleh


produktivitasnya dimana produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 2013
(Gambar 2). Hal ini menandakan teknologi budidaya kacang tanah sudah
berjalan dengan baik.

Tabel 3.1. Perkembangan Rata-rata Luas Panen, Produktivitas, Produksi


Kacang Tanah per Wilayah

L.Panen Pertumb. Produksi Pertumb. Produktivitas Pertumb.


Wilayah Tahun
(Ha) (%) (Ton) (%) (Ku/Ha) (%)

1980-2015 408.031 0,39 449.823 1,73 10,87 1,38


Jawa
2011-2015 372.149 -3,50 489.884 -1,58 12,72 2,07

1980-2015 201.193 0,55 219.648 1,60 10,70 1,32


Luar Jawa
2011-2015 149.437 -6,86 186.943 -6,93 12,34 0,01
1980-2015 609.224 0,38 669.342 1,60 10,98 1,17
Indonesia
2011-2015 521.586 -4,48 676.827 -3,09 12,98 1,44

Kontribusi (%), 2011 - 2015*)


Jawa 71,35 72,38
L. Jawa 28,65 27,62

Keterangan : *) Angka Ramalan I


Sumber : BPS, diolah Pusdatin

Kontibusi luas panen kacang tanah di Indonesia selama kurun waktu


2011-2015, didominasi dari Pulau Jawa sebesar 71,35% sedangkan dari luar
Pulau Jawa berkontibusi hanya 28,65%. Hal ini sejalan dengan kontribusi
produksi kacang tanah dari Pulau Jawa lebih besar daripada luar Pulau Jawa
yaitu 72,38% dan 27,62% ( Tabel 3.1.).

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 11


Outlook Kacang Tanah 2015

3.2. PROVINSI SENTRA LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS


TERTINGGI KACANG TANAH

Kontribusi komoditas kacang tanah dari beberapa provinsi di tanah air


pada 5 tahun terakhir dilihat dari sisi luasannya tersebar di 10 provinsi dengan
kontribusi sebesar 87,11% terhadap total luas panen kacang tanah di
Indonesia. Dari sepuluh provinsi sentra tersebut, empat provinsi terluas
berada di wilayah Jawa dengan kontribusi sebesar 69,54% atau mencapai rata-
rata luas 90,65 ribu hektar. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan
luas panen kacang tanah terbesar, dimana rata-rata luas panen mencapai
152,09 ribu hektar menyumbang 29,17% terhadap rata-rata luas panen
nasional. Jawa Tengah pada peringkat ke dua dengan rata-rata luas panen
sebesar 94,53 ribu hektar menyumbang sebesar 18,13% terhadap rata-rata
luas panen nasional. Pada peringkat ke-3 dan ke-4 adalah D.I. Yogyakarta dan
Jawa Barat dengan kontribusi masing-masing sebesar 12,46% dan 9,78%
terhadap luas panen nasional. Lima provinsi sentra lainnya dengan kontribusi
di bawah 6% terhadap luas panen nasional. (Gambar 4 dan Lampiran 4).
Sementara itu jika dilihat dari sisi rata-rata pertumbuhan luas panen di
masing-masing daerah selama lima tahun terakhir, hampir semua provinsi
mengalami penurunan, hanya D.I. Yogyakarta dan Sulawesi Selatan yang
mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 3,99% per tahun dan 1,35% per
tahun. Provinsi dengan laju penurunan paling tinggi terjadi di Sumatera Utara
dengan rata-rata sebesar minus 10,17% per tahun, urutan ke 2 Kalimantan
Selatan dengan penurunan minus 8,22% per tahun (Lampiran 4).

Page | 12 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Jawa Tengah
18,13%

Jawa Timur DI Yogyakarta


29,17% 12,46%

Jawa Barat
9,78%

Provinsi Lainnya
12,89%

Nusa Tenggara Barat


5,09%
Kalimantan Selatan,
1,80% NTB

Sumatera Utara Banten 4%


NTT
1,80% 1,81%
3%

Gambar 4. Provinsi Sentra Luas Panen Kacang Tanah di Indonesia,


Tahun 2011-2015

Dilihat dari produktivitas, maka sentra provinsi kacang tanah berbeda.


Selama 5 tahun terakhir, produktivitas tertinggi ada di Sulawesi Tengah
sebesar 16,10 ku/ha, diurutan ke-2 Jawa Barat 15,63 ku/ha dan diurutan ke-3
Sumatera Barat sebesar 14,57 ku/ha. Provinsi Nusa Tenggara Barat
menduduki urutan ke empat sedangkan Sulawesi Selatan menjadi provinsi ke
lima terbesar dengan rata-rata hasil masing-masing sebesar 14,27 ku/ha dan
14,01 ku/ha. Jika dilihat rata-rata pertumbuhan produktivitas per hektar
tertinggi adalah Jawa Barat dengan rata-rata pertumbuhan 3,88% per tahun,
sementara daerah dengan laju pertumbuhan produktivitas terendah adalah
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat masing-masing dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar minus 1,96% per tahun dan minus 1,90% per tahun
(Gambar 5 dan Lampiran 5).

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 13


Outlook Kacang Tanah 2015

Rata-rata (Ku/Ha)

Indonesia 13,06

Jambi 12,90

Sulawesi Barat 13,17

Sulawesi Utara 13,23

Jawa Tengah 13,44

Jawa Timur 13,51

Sulawesi Selatan 14,01

Nusa Tenggara Barat 14,27

Sumatera Barat 14,57

Jawa Barat 15,63

Sulawesi Tengah 16,10

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00

Gambar 5. Produktivitas Kacang Tanah Tertinggi di Provinsi Indonesia,


2011-2015

Dari sepuluh provinsi sentra, kontribusi produksi kumulatif sebesar


70,67% tersebar di 4 provinsi, dimana Provinsi Jawa Timur memberikan
kontribusi terbesar atau sebesar 30,14% dari produksi kacang tanah nasional.
Selanjutnya Jawa Tengah, Jawa Barat, dan D.I Yogyakarta berturut-turut
memberikan kontribusi sebesar 18,67%, 11,71% dan 10,15% terhadap produksi
kacang tanah nasional. Adapun 6 Provinsi lainnya yaitu Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi Selatan, Banten, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, dan
Sumatera Utara memberikan kontribusi dibawah 6% terhadap produksi kacang
tanah nasional. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, hanya 2 Provinsi
sentra yang mengalami peningkatan produksi kacang tanah yaitu
D.I.Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat masing-masing dengan kenaikan
sebesar 5,37% per tahun dan 1,73% per tahun. Delapan 8 provinsi sentra
lainnya mengalami penurunan produksi kacang tanah. Penurunan produksi
paling tinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu 9,25% per tahun,
selanjutnya Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan penurunan sebesar 9% per
tahun, sedangkam provinsi lainnya mengalami penurunan dibawah 7% per
tahun. (Gambar 6 dan Lampiran 6).

Page | 14 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Nusa
Tenggara
Sulawesi
Banten Timur
Selatan
1,78% 2,58%
Nusa 4,24%
Tenggara Kalimantan
Barat Selatan
5,54% 1,69%

Sumatera
DI Yogyakarta
Utara
10,15%
1,58%

Jawa Barat Provinsi


11,71% Lainnya
11,92%

Jawa Tengah
18,67%
Jawa Timur
30,14%

Gambar 6. Sentra Produksi Kacang Tanah Di Indonesia, 2011 2015

3.3. KONSUMSI PERKAPITA DAN NASIONAL KACANG TANAH

Beragam produk olahan dengan bahan baku kacang tanah yang


dihasilkan oleh industri berskala rumah tangga maupun oleh industri sedang
dan industri besar, menjadikan permintaan kacang tanah semakin meningkat
tiap tahunnya. Hal ini menjadikan kacang tanah merupakan salah satu
komoditi tanaman pangan bernilai strategis untuk meningkatkan pendapatan
dan perbaikan gizi masyarakat.
Konsumsi kacang tanah pada tingkat rumah tangga biasanya dalam
bentuk makanan ringan seperti direbus, digoreng, dibuat sambal kacang untuk
saos gado-gado ataupun somay. Kacang tanah biasa juga dikonsumsi berupa
olahan pabrikan baik masih berupa kacang berkulit seperti kacang kulit
panggang pasir, kacang kulit oven maupun berupa kacang tanpa kulit seperti
kacang atom, kacang medan, campuran kue kering, taburan kue, maupun
hasil olahan berupa selai.
Konsumsi kacang tanah berdasarkan data Susenas, selama periode tahun
2006-2014 berfluktuatif dengan kecenderungan turun, rata-rata konsumsi
kacang tanah kupas sebesar 0,32 kg/kapita/tahun. Konsumsi kacang tanah
periode 2010-2014 rata-rata sebesar 0,26 kg/kapita/tahun. Pertumbuhan

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 15


Outlook Kacang Tanah 2015

konsumsi kacang tanah baik periode 2006-2014 maupun 2010-2014 mengalami


penurunan, penurunan masing-masing periode tersebut sebesar 4,24% per
tahun dan 8,06% per tahun. (Gambar 7 dan Lampiran 7)

0,50

0,45

0,40

0,35

0,30

0,25

0,20

0,15
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Konsumsi Perkapita

Gambar 7. Perkembangan Konsumsi Per Kapita Kacang Tanah


Kupas Di Indonesia Berdasarkan SUSENAS, 2006 2014

Sesuai hasil Susenas maka konsumsi nasional kacang tanah bisa diperoleh
dari perkalian konsumsi per kapita pertahun dikalikan dengan jumlah
penduduk akhir tahun. Pada periode 2006-2014 konsumsi nasional kacang
tanah berfluktuatif dengan kecenderungan menurun, dimana rata-rata
konsumsi nasional kacang tanah sebesar 74,08 ribu ton, sedangkan pada
periode 2010-2014 rata-rata sebesar 63,96 ribu ton. Pertumbuhan konsumsi
kacang tanah nasional mengalami penurunan baik periode 2006-2014 maupun
2010-2014 yaitu sebesar 2,66% dan 6,31% per tahun. (Gambar 8 dan Lampiran
8)

Page | 16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

110.000

100.000

90.000

80.000

70.000

60.000

50.000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Konsumsi Nasional

Gambar 8. Perkembangan Konsumsi Nasional Kacang Tanah Kupas


Di Indonesia Berdasarkan SUSENAS, 2006 2014

Data konsumsi kacang tanah bisa diperoleh dari Susenas maupun dari
Neraca Bahan Makanan (NBM) dari Badan Ketahanan Pangan (BKP). Menurut
NBM Konsumsi kacang tanah secara langsung dapat dihitung dengan cara
perkalian antara ketersediaan kacang tanah per kapita dengan jumlah
penduduk. Ketersediaan yang dimaksud dalam NBM adalah selisih produksi
ditambah impor, dikurangi ekspor, tercecer, bibit dan untuk industri.
Perkembangan ketersediaan kacang tanah per kapita di Indonesia dari
tahun 1993-2015 berdasarkan NBM berfluktuasi cukup tajam dengan
kecenderungan terus mengalami penurunan (Gambar 9). Pada periode tahun
1993-2015, ketersediaan perkapita tertinggi terjadi pada tahun 1995, yaitu
sebesar 3,98 kg/kap/th. Ketersediaan per kapita cenderung terus menurun.
Diperkirakan pada tahun 2015, ketersediaan per kapita sebesar 2,63
kg/kap/th. Selama periode 2011 - 2015, ketersediaan per kapita rata-rata
kacang tanah sekitar 2,76 kg/kap/th. Angka ketersediaan ini cenderung
menurun dengan laju pertumbuhan minus 3,57% setiap tahunnya.
Pada tahun 2015 diperkirakan total konsumsi kacang tanah pada rumah
tangga sebesar 671,86 ribu ton dengan ketersediaan per kapita sebesar 2,63
kg/kap/th dan jumlah penduduk pertengahan tahun sebesar 255,46 juta
orang. (Lampiran 9).

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 17


Outlook Kacang Tanah 2015

3,9

3,7

3,5

3,3

3,1

2,9

2,7

2,5
1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015

Gambar 9. Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah


Di Indonesia, Berdasarkan NBM, Tahun 1993 2015

Berdasarkan data penggunaan dan penyediaan kacang tanah di Indonesia


yang bersumber dari data Neraca Bahan Makanan (NBM) seperti tersaji dalam
Lampiran 10. Penyediaan dalam negeri yang dimaksud adalah produksi kacang
tanah dalam bentuk lepas kulit, ditambah impor, ditambah perubahan stok
dan dikurangi ekspor. Pemakaian dalam negeri meliputi penggunaan bibit
(lepas kulit), diolah untuk makanan (berkulit + lepas kulit) dan non makanan
(lepas kulit), dimakan langsung (lepas kulit) dan tercecer baik dalam bentuk
berkulit maupun lepas kulit.
Penggunaan terbesar kacang tanah pada periode tahun 1993 2014
adalah sebagai bahan makanan atau dikonsumsi langsung dalam bentuk lepas
kulit yang mencapai rata-rata 84,10% dari penyediaan dalam negeri,
sementara penggunaan untuk sektor industri yaitu kacang tanah yang diolah
lebih lanjut menjadi produk lain baik makanan maupun non makanan hanya
mencapai 7,32%. Penggunaan untuk benih maupun hilang karena tercecer
masing-masing sebesar 3,61% atau 30 ribu ton dan 4,98% atau 42 ribu ton
(Lampiran 10).
Pada periode tahun 2001-2010 penggunaan kacang tanah yang
dikonsumsi langsung (lepas kulit) lebih rendah dari produksi yang dihasilkan.
Kondisi yang berbeda terjadi antara tahun 1993 sampai 1997, dimana
konsumsi kacang tanah lepas kulit dalam negeri lebih tinggi dibandingkan

Page | 18 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

produksi kacang tanah dalam negeri dan begitu juga pada tahun 2013
konsumsi kacang tanah lepas kulit lebih tinggi dari produksi dalam negeri.
(Gambar 10).

900

800

700

600
(000 Ton)

500

400

300

200

100

0
1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013

Produksi bibit total diolah tercecer dimakan

Gambar 10. Perkembangan Penggunaan Kacang Tanah Indonesia


Berdasarkan NBM, Tahun 1993-2014

Konsumsi nasional kacang tanah pada tahun 2013 mengalami


kenaikan sebesar 0,69% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 700,45 ribu
ton. Rata-rata konsumsi kacang tanah periode 5 (lima) tahun terakhir
sebesar 686,42 ribu ton, ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
rata-rata konsumsi nasional kacang tanah dua dekade terakhir, yang
hanya sebesar 557,891 ribu ton. Rata-rata pertumbuhan konsumsi
nasional kacang tanah pada periode tahun 2011-2015 mengalami
penurunan sebesar minus 2,24% per tahun. (Lampiran 11).
Perkembangan konsumsi nasional kacang tanah periode tahun
2000-2014 cenderung fluktuatif. Konsumsi nasional terendah pada tahun
2002 yaitu sebesar 644,85 ribu ton, sedangkan konsumsi nasional
tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 758,78 ribu ton. Konsumsi pada
tahun 2011 turun cukup tajam dibanding tahun 2010, dengan penurunan
sebesar minus 10,07%, dimana konsumsi nasional kacang tanah sebesar
679,99 ribu ton. (Gambar 11)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 19


Outlook Kacang Tanah 2015

760.000

740.000

720.000
(Ton)

700.000

680.000

660.000

640.000
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

Konsumsi Nasional

Gambar 11 Perkembangan Konsumsi Nasional Kacang Tanah


Di Indonesia Berdasarkan NBM, 2000 2014

Jika kita bandingkan konsumsi nasional kacang tanah berdasakan


Susenas dan NBM, maka yang paling sesuai adalah NBM karena pada NBM
konsumsi berdasarkan ketersediaan kacang tanah perkapita pertahun,
memperhitungkan pemakaian kacang tanah untuk ekspor, bibit,
tercecer, untuk bahan industri makanan dan non makanan.

3.4. HARGA PRODUSEN DAN KONSUMEN KACANG TANAH

Perkembangan harga kacang tanah dalam bentuk polong untuk harga


produsen maupun konsumen baik dalam kurun waktu 30 tahun maupun 10
tahun terakhir menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat (Gambar
12). Pada tahun 2010 sampai 2014 rata-rata laju pertumbuhan harga di tingkat
produsen dan konsumen tersebut masing-masing sebesar 6,17% per tahun dan
8,07% per tahun, dengan selisih margin dari Rp. 3.659,- sampai Rp. 6.066,-.
Pada tahun 2008 harga produsen kacang tanah turun menjadi sebesar Rp
8.084,- per Kg. Tingkat penurunan harga tersebut sebesar 5,05% dari tahun
2007.

Page | 20 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Harga pasar di tingkat produsen tahun 2009 meningkat sebesar 12,05%


dari tahun sebelumnya, sedangkan harga konsumen pada tahun 2011
meningkat 16,87 % dibanding tahun sebelumnya. Tingginya harga kacang
tanah disebabkan oleh adanya peningkatan permintaan yang belum diimbangi
oleh produksi dalam negeri (Lampiran 12).

20.000
18.500
17.000
15.500
14.000
12.500
11.000
9.500
8.000
6.500
5.000
3.500
2.000
500
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Harga Produsen (Rp/kg) Harga Konsumen (Rp/kg)

Gambar 12. Perkembangan Harga Produsen dan Konsumen Kacang


Tanah di Indonesia, Tahun 1983 2014

3.5. EKSPOR DAN IMPOR KACANG TANAH DI INDONESIA

Perkembangan volume ekspor impor kacang tanah antara tahun 1980-


2014 tersaji pada Gambar 13. Pada rentang waktu 1980-2014, volume impor
kacang tanah berfluktuasi cukup tajam di beberapa titik dengan
kecenderungan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2011. Bila dilihat
perkembangannya tahun 2010-2014 mempunyai kecenderungan impor lebih
tinggi daripada volume ekspor. Perkembangan volume ekspor kacang tanah
pada periode 2010-2014 ini mengalami penurunan rata-rata sebesar 9,80% per
tahun, selama periode tersebut volume ekspor kacang tanah mencapai rata-
rata 3,08 ribu ton sementara volume impornya hingga 242,80 ribu ton.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 21


Outlook Kacang Tanah 2015

10.000 300.000
9.000
250.000
8.000
7.000
200.000
6.000
5.000 150.000
4.000
100.000
3.000
2.000
50.000
1.000
0 0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Ekspor (ton) Impor (ton)

Gambar 13. Perkembangan Volume Ekspor Impor Kacang Tanah


Di Indonesia, Tahun 1980 2014

Rata rata volume ekspor periode 1980 2014 adalah 3,10 ribu ton
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 26,80% per tahun, sedangkan lima
tahun terakhir rata-rata volume ekspor kacang tanah sebesar 3,08 ribu ton
dengan rata-rata pertumbuhan cenderung menurun sebesar minus 9,80% per
tahun (Lampiran 13). Pada periode waktu yang sama atau periode tahun
1980-2014 rata-rata volume impor kacang tanah adalah 113,83 ribu ton atau
tumbuh sebesar 36,24%, periode selanjutnya tahun 2010-2014 dengan rata-
rata volume impor sebesar 242,80 ribu ton atau rata-rata pertumbuhannya
7,77% per tahun (Lampiran 13). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
pertumbuhan volume impor kacang tanah cenderung meningkat baik pada 3
(tiga) dekade maupun pada rata-rata lima tahun terakhir.
Neraca ekspor-impor kacang tanah baik dilihat dari sisi volume maupun
nilainya pada 2 periode menunjukkan perkembangan yang bernilai negatif.
Kecenderungan ini disebabkan permintaan kacang tanah yang tinggi seperti
industri makanan dan belum bisa dipenuhi oleh produksi kacang tanah dalam
negeri. Pada rentang tahun 1980-2014 rata-rata neraca ekspor-impor
mengalami defisit 110,73 ribu ton atau senilai 75,19 (000 USD) per tahun.
Sementara pada periode 2010 2014 rata-rata neraca ekspor-impor cenderung

Page | 22 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

mengalami nilai defisit lebih besar dari pada rata-rata 3 dekade yaitu sebesar
239,73 ribu ton atau defisit senilai 261,30 (000 USD) per tahun. (Lampiran 14
dan Gambar 14)

10.000 350.000
9.000
300.000
8.000
7.000 250.000

6.000
200.000
5.000
150.000
4.000
3.000 100.000
2.000
50.000
1.000
0 0
1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014
Nilai Ekspor Nilai Impor

Gambar 14. Perkembangan Nilai Ekspor Impor Kacang Tanah


Di Indonesia, Tahun 1980 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 23


Outlook Kacang Tanah 2015

Page | 24 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

BAB IV. KERAGAAN KACANG TANAH DUNIA

4.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS


KACANG TANAH DUNIA

Berdasarkan Data FAO, Perkembangan luas panen kacang tanah di dunia


selama kurun waktu 1980-2013 mempunyai pola yang berfluktuasi dengan
trend mengalami pertumbuhan luas panen rata-rata 1% per tahun (Gambar
15). Penurunan luas panen terbesar terjadi pada tahun 2006 sebesar minus
10,43%. Rata-rata pertumbuhan luas panen kacang tanah 5 tahun terakhir
(2009-2013) menurut data FAO menurun relatif tinggi, yaitu sekitar 15,82%
per tahun. (Lampiran 15).

50.000.000

45.000.000

40.000.000

35.000.000

30.000.000

25.000.000

20.000.000

15.000.000
1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

Luas Panen (Ha) Produksi (ton)

Gambar 15. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah


Dunia, 1980 2013

Perkembangan produktivitas kacang tanah kurun waktu 1980 2013


berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat (Gambar 16), dimana rata-rata
pertumbuhan sebesar 1,98% per tahun (Lampiran 11). Nilai ini relatif lebih
tinggi dibandingkan persentase penambahan luas panen kacang tanah dunia,
sehingga peningkatan produksi kacang tanah dunia cenderung lebih
dipengaruhi oleh peningkatan produktivitas. Produktivitas tertinggi dicapai

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 25


Outlook Kacang Tanah 2015

pada tahun 2013 yaitu 17,96 ku/ha dan tahun sebelumnya sedikit lebih rendah
yaitu 16,45 ku/ha.
Angka produktivitas nasional kacang tanah tahun 2013 sebesar 25,82
ku/ha lebih tinggi dari angka produktivitas rata-rata kacang tanah dunia yaitu
17,96 ku/ha, namun berada pada urutan ke-26 (Lampiran 19).

19

17

15

13

11

5
1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012
Produktivitas (Ku/Ha)

Gambar 16. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Dunia,


1980 - 2013

4.2. NEGARA SENTRA LUAS PANEN, PRODUKSI DAN


PRODUKTIVITAS TERTINGGI DUNIA

Lima negara dengan rata-rata luas panen terbesar di dunia,


memberikan kontribusi sebesar 59,85% terhadap total luas panen kacang
tanah di dunia dapat dilihat pada Gambar 17 dan Lampiran 17. Dua negara di
Asia dengan rata-rata memiliki luas panen cukup tinggi yaitu India dan China
masing masing sebesar 5,33 juta hektar dan 4,56 juta hektar. Kontribusi dari
dua negara tersebut mendominasi hampir separuh total luas panen kacang
tanah dunia. India merupakan negara dengan luas panen kacang tanah
terbesar mencapai 21,43% dari luas panen kacang tanah di dunia. Sementara
itu Indonesia menduduki urutan ke sembilan dengan total kontribusi sebesar
2,30% dari rata-rata total luas panen kacang tanah di dunia ( Gambar 17).

Page | 26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Rata-rata pertumbuhan per tahun luas panen pada negara produsen


kacang tanah dunia, sebagian besar tumbuh positif atau terjadi peningkatan
luas panen, kecuali di India, Senegal dan Indonesia yang mengalami
penurunan sebesar minus 0,63%, 6,06% dan 4,23%. Pertumbuhan positif luas
panen tertinggi terjadi di Sudan dengan rata-rata 24,53% per tahun, diikuti
Tanzania dengan peningkatan 16,26% per tahun. (Lampiran 17).

India; 21,43;
21,43%

Lainnya; 40,15%

China; 18,34;
18,34%

Senegal; 3,70; Nigeria; 10,29;


Sudan; 6,09;
3,70% 10,29%
6,09%

Gambar 17. Rata-rata Kontribusi Luas Panen Kacang Tanah Dunia,


2009 2013

Komposisi negara produsen kacang tanah terbesar di dunia berbeda


dengan komposisi negara yang memiliki luas panen kacang tanah terbesar di
dunia. China menggeser kedudukan India pada posisi pertama sebagai negara
penghasil kacang tanah dunia dengan rata-rata produksi kacang tanah sebesar
16,03 juta ton per tahun. Dengan tingkat produksi tersebut, China
memberikan kontribusi sebesar 38,76% terhadap total produksi kacang tanah
dunia. Sementara itu India berada di posisi kedua dengan rata-rata produksi
kacang tanah sebesar 6,96 juta ton per tahun atau menyumbang 16,84%
produksi kacang tanah dunia. Dari ke dua negara tersebut sudah mensuplay
lebih dari separuh produksi kacang tanah dunia yaitu sebesar 55,60%. Pada
urutan negara produsen dunia, Indonesia menduduki urutan ke enam dengan
rata-rata produksi 1,29 juta ton atau mensuplay 3,13% produksi kacang tanah
dunia. Urutan sebelum Indonesia diduduki oleh Myanmar dengan rata-rata

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 27


Outlook Kacang Tanah 2015

produksi sebesar 1,36 juta ton atau mensupport 3,29% produksi kacang tanah
dunia ( Gambar 18 dan Lampiran 18 ).

% China, mainland
38,76%
Lainnya; 25,30%

Indonesia
3,13%

Myanmar
3,29%

Amerika
4,92%
Nigeria India
7,76% 16,84%

Gambar 18. Rata-rata Produksi Kacang Tanah Dunia, 2009 2013

Pertumbuhan produksi di beberapa negara produsen menunjukan satu


negara mengalami penurunan produksi pada kurun lima tahun (2009 2013)
termasuk diantaranya Indonesia yaitu sebesar minus 0,34% per tahun.
Sementara itu negara dengan rata-rata pertumbuhan produksi meningkat
berturut-turut adalah India (26,42% per tahun), urutan selanjutnya Tanzania
(23,74% per tahun), Sudan (23,67%) dan Argentina ( 15,77%) Selengkapnya
pada Lampiran 18.
Komposisi negara dengan rata-rata produktivitas per hektar tertinggi,
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 19. Hanya satu negara produsen
kacang tanah dunia yang dipengaruhi produktivitasnya di dunia, yaitu Amerika
Serikat. Negara ini mempunyai hasil rata-rata per hektar 41,07 ku/ha,
sementara Indonesia menduduki ranking ke 26 dengan rata-rata hasil per
hektar kacang tanah sebesar 22,69 Ku/Ha ( Lampiran 19)

Page | 28 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

(ku/ha)
Indonesia 22,69

35,11
China, mainland
36,82
Spanyol
37,79
Palestina
Saudi Arabia 40,21

Malaysia 40,29

Amerika 41,07

Lebanon 41,26
46,06
Nicaragua
Israel 60,48
205,83
Cyprus
0 50 100 150 200 250

Gambar 19. Rata-rata Produktivitas Kacang Tanah Dunia, 2009 2013

4.3. PENYEDIAAN DAN KETERSEDIAAN PER KAPITA KACANG TANAH


DI DUNIA

Penyediaan kacang tanah dunia dalam wujud kacang tanah kupas


periode tahun 2007-2011 terdapat di 10 negara dengan penyediaan tertinggi
dan memberikan kontribusi sebesar 80,15% terhadap penyediaan kacang tanah
dunia. China menduduki peringkat pertama dengan rata-rata penyediaan
kacang tanah sebesar 4,43 juta ton kacang tanah selanjutnya Indonesia dan
Amerika masing-masing dengan rata-rata penyediaan kacang tanah sebesar
993,50 ribu ton dan 954,37 ribu ton. Tujuh negara terbesar lainnya dengan
rata-rata penyediaan kacang tanah mulai 155,33 ribu ton sampai dengan
386,32 ribu ton. Rata-rata pertumbuhan penyediaan kacang tanah pada 10
negara dengan penyediaan tertinggi periode tahun 2007-2011 hampir semua
negara terjadi peningkatan. Dengan peningkatan tertinggi yaitu di negara
Tanzania sebesar 33,52% per tahun. Sedangkan 2 negara terjadi penurunan
pertumbuhan penyediaan kacang tanah yaitu Nigeria dan Burkina Faso,
masing-masing dengan penurunan sebesar minus 3,41% per tahun dan minus
0,10% per tahun. (Lampiran 20).

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 29


Outlook Kacang Tanah 2015

China memberikan kontribusi terbesar terhadap penyediaan kacang


tanah dunia yaitu sebesar 43,82%, selanjutnya pada urutan berikutnya yaitu
Indonesia dan Amerika dengan kontribusi sebesar 9,84% dan 9,45%. Sedangkan
tiga negara tertinggi lainnya dengan kontribusi mulai dari 2,36% sampai 3,82%
terhadap penyediaan kacang tanah dunia. ( Gambar 20 )

(%) India Nigeria


Amerika Serikat 3,82% 3,84%
9,45%
Viet Nam
Indonesia 2,36%
9,84%

Lain-lain
26,87%

China, mainland
43,82%

Gambar 20. Rata-rata Kontribusi Penyediaan Kacang Tanah Dunia,


Tahun 2007-2011 ( Kacang Tanah Tanpa Kulit )

Ketersediaan kacang tanah per kapita terbesar di dunia pada periode


tahun 2007-2011 didominasi oleh negara-negara di Afrika. Chad, sebuah
negara di Afrika Tengah menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan
ketersediaan per kapita kacang tanah tertinggi dengan rata-rata sebesar 13,78
kg/kap/th. Selanjutnya Burkina Faso, sebuah negara di Afrika Barat pada
peringkat ke dua dengan rata-rata ketersediaan per kapita kacang tanah
sebesar 10,98 kg/kap/th. Sedangkan 8 negara tertinggi lainnya dengan angka
ketersediaan kacang tanah mulai dari 4,16 kg/kap/th sampai 7,96 kg/kap/th.
Indonesia jika dibandingkan dengan negara lainnya, menduduki
peringkat ke 11 di dunia dengan rata-rata ketersediaan kacang tanah sebesar
4,16 kg/kap/th ( Lampiran 21 dan Gambar 21).

Page | 30 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Rata-rata ( Kg/Kap/Th )

Indonesia 4,16

Gambia 4,49

Malawi 4,98

Ghana 5,76

Vanuatu 6,47

Benin 6,64

Cameroon 6,85

Niger 6,90
7,96
Gabon
Burkina Faso 10,98 13,78
Chad

- 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00

Gambar 21. Rata-rata Ketersediaan Kacang Tanah Per Kapita di Dunia,


2007-2011 ( Kacang Tanah Tanpa Kulit )

4.4. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN KACANG TANAH DI DUNIA

Harga produsen kacang tanah pada 10 negara tertinggi di dunia kurun


waktu 2009-2013 menunjukkan sebagian besar mengalami peningkatan harga,
yaitu dengan rata-rata peningkatan sebesar 4,16 % per tahun. Negara dengan
peningkatan harga produsen tertinggi adalah Bulgaria, yaitu naik 18,23% dan
Ekuador dengan peningkatan 14,73% per tahun. Sedangkan 7 ( tujuh ) negara
lainnya dengan kenaikan rata-rata pertumbuhan dari 0,46 % per tahun sampai
dengan 9,69% per tahun. Sedangkan Jepang terjadi penurunan rata-rata
pertumbuhan sebesar 6,31% per tahun.(Lampiran 22)
Jepang merupakan negara yang memenuhi rata-rata harga produsen
tertinggi untuk periode 2009-2013 dengan rata-rata sebesar 5,43 ribu
US$/ton. Sedangkan 9 negara dengan rata-rata harga produsen tertinggi
lainnya dengan kisaran harga sebesar 1,36 ribu US$/ton sampai dengan 5,16
ribu US$/ton. (Gambar 22).

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 31


Outlook Kacang Tanah 2015

Rata-rata (US$/ton)

Ruanda 1.358

Turki 1.257

Inggris 1.455

Ekuador 1.538

Bulgaria 1.624

Jamaika 2.086

Suriname 2.320

Cyprus 2.891

Saint Vincent and the Grenadines 5.162

Japan 5.426

- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000

Gambar 22. Rata-Rata Harga Produsen Kacang Tanah Dunia, 2008-2012

4.5. PERKEMBANGAN EKSPOR-IMPOR KACANG TANAH DUNIA

Pertumbuhan ekspor impor dunia tahun 2008-2012 cenderung


fluktuatif, baik pada periode 1980-2013 maupun 2008-2012. Rata-rata
pertumbuhan keduanya mengalami kenaikan baik volume ekspor
maupun volume impor, dengan kenaikan volume ekspor berturut-turut
sebesar 3,45% per tahun dan 7,22% per tahun dan kenaikan volume
impor berturut-turut 3,06% per tahun dan 1,81% per tahun. Namun jika
dilihat dari neraca perdagangan baik periode 1980-2012 dan 2008-2012
keduanya mengalami deficit, berturut-turut sebesar 80,44 ribu ton dan
148,50 ribu ton. Nilai defisit pada periode 2008-2012 lebih besar
dibanding pada periode 1980-2012 yaitu 263,27 ribu US$, sedangkan
pada periode 1980-2012 defisit sebesar 134,23 ribu US$. (Gambar 23 dan
Lampiran 23).

Page | 32 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

1.800.000
1.700.000
1.600.000
1.500.000
1.400.000
1.300.000
1.200.000
1.100.000
1.000.000
900.000
800.000
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0
1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012
Volume Import (ton) Volume Eksport (ton)

Gambar 23. Perkembangan Volume Ekspor - Impor Kacang Tanah


Dunia, 2008 2012

Menurut data FAO tahun 2008-2012 negara pengekspor kacang tanah


terbesar dunia secara kumulatif memberikan kontribusi volume ekspor
setengah dari total ekspor kacang tanah di dunia sebesar 60,23% . Tiga negara
tersebut adalah India, Argentina dan Amerika, masing-masing dengan rata-
rata volume ekspor kacang tanah sebesar 478,40 ribu ton, 206,58 ribu ton dan
163,70 ribu ton, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 33,95%,
14,66% dan 11,62% terhadap volume ekspor kacang tanah dunia (Lampiran 23
dan Gambar 23). Negara ke empat terbesar pengekspor kacang tanah dunia,
yaitu Cina memberikan kontribusi sebesar 9,75%, sementara itu pada urutan
ke lima yaitu Netherland, berkontribusi sebesar 3,70% terhadap volume ekspor
kacang tanah dunia. (Gambar 24).

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 33


Outlook Kacang Tanah 2015

(%)

India; 33,95
Argentina; 14,66

Amerika; 11,62

China,
mainland; 9,75

Netherlands;
Lainnya; 26,32 3,70

Gambar 24. Rata-rata Kontribusi Volume Ekspor Kacang Tanah


Dunia, 2008 2012

Indonesia dengan rata-rata ekspor 343 ton, merupakan pengekspor


kacang tanah di dunia pada urutan ke-46 dan memberikan sumbangan volume
ekspor sebesar 0,02% terhadap total ekspor kacang tanah dunia (Lampiran 24).
Sebagian besar negara eksportir kacang tanah mengalami peningkatan
pertumbuhan volume ekspor yaitu Malawi, India, Netherlands, Argentina,
Brazil dan Vietnam. Rata-rata pertumbuhan volume ekspor terbesar terjadi di
Malawi dengan rata-rata peningkatan sebesar 67,76 % per tahun, selanjutnya
India dengan peningkatan sebesar 28,25% per tahun, dan Netherlands dengan
peningkatan sebesar 14,52% per tahun sementara pertumbuhan terendah di
Vietnam sebesar 4,49% per tahun. Negara eksportir yang mengalami
penurunan volume ekspor yaitu China, Amerika, Arab dan Nicaragua.
Penurunan ekspor antara minus 0,28% sampai dengan minus 10,57% per tahun.
(Lampiran 24).
Berbeda pada keragaan impor dunia, volume impor dari 6 (enam) negara
importir kacang tanah dunia memberikan kontribusi sebesar 50,40% dari total
volume impor dunia selama kurun waktu 2008-2012. Netherlands memberikan
kontribusi tertinggi pada volume impor dunia yaitu sebesar 18,69%,selanjutnya
Indonesia merupakan negara pengimpor kacang tanah terbesar ke dua dengan
kontribusi volume impor 8,33% dari total volume impor dunia sedangkan
empat negara terbesar pengimpor lainnya memberikan kontribusi berkisar

Page | 34 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

antara 5,37% sampai 6,68% terhadap volume impor dunia. Secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 25.
Pertumbuhan rata-rata di sepuluh negara pengimpor terbesar ini,
hampir semuanya mengalami penurunan cukup besar pada lima tahun
terakhir. Sedangkan negara dengan rata-rata per tahun peningkatan tertinggi
adalah Meksiko sebesar 8,40% per tahun, dan Jerman 5,01% per tahun.
Indonesia mengalami penurunan rata-rata pertumbuhan volume impor
sebesar minus 3,36% per tahun. (Lampiran 25).

(%)
Inggris; 5,47 Jerman; 5,37
Rusia; 5,85
Meksiko; 6,68
Indonesia; 8,33 Lainnya; 49,60

Netherlands;
18,69

Gambar 25. Rata-rata Kontribusi Volume Impor Kacang Tanah Dunia,


2009 2013

Volume impor kacang tanah di Indonesia kurun waktu 2008 - 2012


cenderung fluktuatif. Impor tertinggi pada tahun 2008 sebesar 139,88 ribu ton
dan terendah pada tahun 2011 yaitu 120,72 ribu ton. Impor kacang tanah
Indonesia rata-rata sebesar 129,74 ribu ton. Indonesia dibandingkan dengan
negara pengimpor lainnya yaitu Thailand dan Malaysia pada rata-rata
impornya selama lima tahun terahir masing-masing negara tersebut hanya
mengimpor kurang dari setengah dari impor Indonesia yaitu dibawah 48 ribu
ton ( Lampiran 25).
Bila dilihat nilai ekspor dari 4 (empat) negara eksportir kacang tanah
dunia yang memberikan kontribusi sebesar 69,52 % dari total nilai ekspor
dunia selama kurun waktu 2008-2012, maka India dan Argentina memberikan
kontribusi tertinggi pada nilai ekspor dunia yaitu sebesar 32,02 % dan 14,62%

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 35


Outlook Kacang Tanah 2015

dari total nilai ekspor dunia sedangkan negara terbesar pengekspor lainnya
berkisar 11%. Data secara rinci dapat dilihat pada Gambar 26.
Pertumbuhan rata-rata di sepuluh negara pengekspor terbesar ini, hampir
semuanya meningkat cukup besar pada periode 2008-2012. Rata-rata
pertumbuhan tertinggi adalah Mesir sebesar 306,59% per tahun, Malawi
184,96% per tahun, India 43,60%. Sedangkan 5 negara pengekspor tertinggi
lainnya dengan pertumbuhan antara 15,05% per tahun sampai dengan 24,91%
per tahun. Akan tetapi ada 2 negara yang mengalami penurunan rata-rata
pertumbuhan yaitu Amerika dan China, mainland yaitu sebesar minus 1,61%
per tahun dan minus 1,56% per tahun (Lampiran 26).

(%)
Netherlands; 11,70

China, mainland;
11,17

Argentina; 14,62

Lainnya; 30,48

India; 32,02

Gambar 26. Rata-rata Kontribusi Nilai Ekspor Kacang Tanah Dunia,


2009-2013

Rata-rata nilai ekspor kacang tanah kurun waktu 2008 - 2012 pada 10
negara pengekspor tertinggi diatas 100 juta $ yaitu India, Argentina,
Netherlands, China mainland, dan Amerika dengan rata-rata nilai ekspor
antara 182,46 juta $, sampai 554,93 juta $. Sedangkan 5 negara pengekspor
tertinggi lainnya dengan rata-rata nilai ekspor dari 14,95 juta $ sampai
dengan 89,20 juta $. (Lampiran 26).
Nilai impor dari 6 ( enam ) negara importir kacang tanah terbesar dunia
memberikan kontribusi sebesar 54,38 % dari total nilai impor dunia selama
kurun waktu 2008-2012. Hanya Netherlands yang memberikan kontribusi

Page | 36 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

tertinggi pada nilai impor dunia yaitu sebesar 21,81 % dari total nilai impor
dunia sedangkan negara terbesar pengimpor lainnya memberikan kontribusi di
bawah 8% dari total nilai impor kacang tanah dunia. Dalam hal ini termasuk
Indonesia, memberikan kontribusi sebesar 6,15% terhadap nilai impor kacang
tanah dunia. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 27.
Pertumbuhan rata-rata nilai impor pada periode 2008-2012 di sepuluh
negara pengimpor terbesar hampir semua negara dengan rata-rata
pertumbuhan nilai impor yang cukup besar. Negara importir dengan rata-rata
pertumbuhan tertinggi yaitu Indonesia sebesar 22,28% per tahun dan
selanjutnya negara importir tertinggi lainnya dengan pertumbuhan di bawah
18% per tahun. Indonesia yang memiliki rata-rata pertumbuhan nilai impor
paling tinggi yaitu 22,28% per tahun. Hal ini sejalan dengan rata-rata
pertumbuhan produksi kacang tanah pada kurun waktu yang sama dimana nilai
pertumbuhannya negatif, artinya pada kurun waktu 2008-2012 mengalami
penurunan produksi kacang tanah. (Lampiran 27).

Netherlands
Lainnya 21,81%
45,62%

Mexico
7,25%

Rusia
6,59%
United Kingdom
6,07% Indonesia Germany
6,15% 6,50%

Gambar 27. Rata-rata Kontribusi Nilai Impor Kacang Tanah Dunia,


2008-2012

Rata-rata nilai impor kacang tanah kurun waktu 2008 - 2012 pada 10
negara pengimpor tertinggi hampir seluruhnya diatas nilai 100 juta US$ yaitu
Netherlands, Mexico, Rusia, Jerman, Indonesia, Inggris dan Kanada dengan

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 37


Outlook Kacang Tanah 2015

rata-rata nilai impor sebesar 435,49 juta $, 144,75 juta $, 131,57 juta $,
129,86 juta $, 122,71 juta $, 121,24 juta $, dan 109,30 juta $. Sedangkan 3
negara importir tertinggi lainnya dengan rata-rata nilai impor di bawah 54
juta $. (Lampiran 27).

Page | 38 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

BAB V. ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN

5.1 PENAWARAN

Untuk menghitung produksi kacang tanah diperoleh melalui pendekatan


hasil kali antara luas panen dengan produktivitas. Untuk menduga proyeksi
produksi tersebut maka dilakukan proyeksi terhadap luas panen dan
produktivitas. Data series yang dibutuhkan adalah data luas panen dan
produktivitas kacang tanah per tahun. Hasil analisis dengan metode
persamaan simultan model anlisis suplay demand menunjukkan bahwa luas
panen kacang tanah dipengaruhi oleh luas panen kacang tanah tahun
sebelumnya, harga riil kacang tanah tahun sebelumnya, harga riil Jagung
tahun sebelumnya, dan harga riil kedelai tahun sebelumnya, sedangkan
produktivitas kacang tanah dipengaruhi oleh harga riil urea tahun
sebelumnya, Teknologi dan Dummy program SL-PTT.

Persamaan pada Blok Suplai Model Analisis Suplai Demand


Luas Panen Kacang Tanah
LPKC = e0 + e1 LPKC(t-1) + e2 HRKC(t-1) + e3 HRJ(t-1) + e4 HRK(t-1) + 5

LPKC = 281.370+ 0,623 LPKC(t-1) + 7,614HRKC(t-1) - 41,375HRJ(t-1)


0,050HRK(t-1)

Dimana :
LPKC = Luas Panen Kacang Tanah
LPKC(t-1) = Luas Panen Kacang Tanah tahun ke-(t-1)
HRKC(t-1) = Harga Riil Kacang Tanah tahun ke-(t-1)
HRJ(t-1) = Harga Riil Jagung tahun ke-(t-1)
HRK(t-1) = Harga Riil Kedelai tahun ke-(t-1)

Koefisien determinasi dari fungsi respon diperoleh sebesar 80,68% dan


selebihnya dipengaruhi oleh peubah yang tidak digunakan dalam model

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 39


Outlook Kacang Tanah 2015

Produktivitas Kacang Tanah


YKC = j0 + j1 HRUREA(t-1) + j2 TEK + j3 DSLPTT +10
YKC = 9,917+ 0,001 HRUREA(t-1) + 0,049TEK + 0,166 DSLPTT

Dimana :
YKC = Produktivitas Kacang Tanah
HRUREA(t-1) = Harga Riil Urea tahun ke-(t-1)
TEK = Teknologi
DSLPTT = Dummy Program SLPTT

Koefisien determinasi dari fungsi respon diperoleh sebesar 83,89% dan


selebihnya dipengaruhi oleh peubah yang tidak digunakan dalam model

Persamaan pada Blok Demand Model Analisis Suplai Demand

Konsumsi per kapita Kacang Tanah


KONSKC = s0 + s1 LPDB + s2 IHK + s3 LKONSKC(t-1) + 12
KONSKC = 5,429 (8,15E-6) LPDB -0,004IHK + 0,166KONSKC(t-1)

Dimana :
KONSKC = Konsumsi Kacang Tanah
LPDB = Ln dari Produk Domestik Bruto
IHK = Indeks Harga Konsumen
KONSKC(t-1) = Konsumsi Kacang Tanah tahun ke-(t-1)

Koefisien determinasi dari fungsi respon diperoleh sebesar 90,97% dan


selebihnya dipengaruhi oleh peubah yang tidak digunakan dalam model

Hasil proyeksi Luas panen tahun 2016 diperkirakan mengalami


peningkatan sebesar 0,01% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu menjadi
489,56 ribu hektar, pada tahun 2017 diperkirakan terjadi penurunan luas
panen sebesar 0,97%, juga pada tahun 2018 diperkirakan terjadi penurunan
luas panen sebesar 1,24%. Tahun 2019 masih diperkirakan terjadi penurunan
sebesar 1,61%. Selama periode 2016-2019 rata-rata pertumbuhan luas panen
kacang tanah diperkirakan turun 0,95%. Sementara itu produktivitas kacang
tanah pada tahun 2016 diperkirakan mengalami peningkatan dari tahun

Page | 40 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

sebelumnya menjadi 13,58 ku/ha atau naik 1,11%. Tahun 2017 kembali
meningkat sebesar 1,39%, dan tahun 2018 kembali meningkat sebesar 1,21%,
begitu juga pada tahun 2019 kembali terjadi peningkatan produktivitas
sebesar 1,28%. Peningkatan angka produktivitas kacang tanah ini diharapkan
mampu meningkatkan angka produksi kacang tanah tahun 2016. Produksi
kacang tanah diperkirakan pada tahun 2016 sebesar 664,76 ribu ton atau
meningkat sebesar 1,09%, di tahun 2017 produksi meningkat seiring dengan
peningkatan produktivitas yaitu menjadi 667,47 ribu ton atau meningkat
sebesar 0,41%, namun pada tahun 2018 produksi menurun seiring dengan
menurunnya luas panen yaitu menjadi 667,16 ribu ton atau menurun sebesar
minus 0,05%. Tahun 2019 kembali terjadi penurunan produksi menjadi 664,83
ribu ton atau turun sebesar 0,35% per tahun. Pertumbuhan rata-rata produksi
tahun 2016-2019 yaitu 0,28% per tahun (Tabel 5.1.).

Tabel 5.1. Proyeksi Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah di
Indonesia, 2015 2019

Luas Panen Produktivitas


Tahun Produksi (Ton)
(Ha) (Ku/Ha)

1
2015 ) 489.509 13,43 657.595

2
2016 ) 489.560 13,58 664.760

2
2017 ) 484.829 13,77 667.465

2
2018 ) 478.807 13,93 667.161

2
2019 ) 471.098 14,11 664.828

Rata-rata 482.761 13,76 664.362

Sumber : Badan Pusat Satistik, Diolah Oleh Pusdatin


Keterangan :
1 ) : Angka Ramalan I
2) : Angka Proyeksi

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 41


Outlook Kacang Tanah 2015

5.2. PERMINTAAN

Analisis permintaan kacang tanah didekati dengan perhitungan total


permintaan, yaitu permintaan kacang tanah dihitung dari ketersediaan per
kapita per tahun yang diambil dari Neraca Bahan Makanan (NBM) dikalikan
data jumlah penduduk yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Ketersediaan perkapita yang dimaksud adalah besarnya penggunaan kacang
tanah di tingkat rumah tangga maupun yang digunakan di dalam industri
makanan, seperti penggunaan kacang tanah untuk sambal juga olahan kacang
tanah hasil industri pabrikan seperti kacang atom, kacang kulit berbagai rasa,
kacang kulit panggang pasir. Proyeksi ketersediaan per kapita dilakukan
dengan metode analisis trend sementara proyeksi jumlah penduduk diambil
dari data prediksi Pusdatin. Hasil proyeksi permintaan tersaji pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Proyeksi Permintaan Kacang Tanah di Indonesia, 2015 -2019

Ketersediaan Jumah Proyeksi


Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan
Tahun Perkapita Penduduk Permintaan
(%) (%) (%)
(Kg/Kapita/Th) (000 Orang) kacang Tanah (Ton)
1)
2015 255.462 671.864
2,63
2)
2016 -0,74 258.705 1,27 675.328 0,52
2,61
2)
2017 -1,20 261.891 1,23 675.414 0,01
2,58
2)
2018 -1,51 265.015 1,19 673.140 -0,34
2,54
2)
2019 -1,73 267.974 1,12 668.914 -0,63
2,50
Rata-rata (%/th) 2,57 -1,30 261.809 1,20 672.932 -0,11

Sumber : Badan Pusat Satistik, Diolah Oleh Pusdatin


Keterangan :
1 ) : Angka Ramalan I
2) : Angka Proyeksi

Konsumsi kacang tanah antara tahun 2015 sampai tahun 2019 dengan
memperhitungkan pertumbuhan jumlah penduduk, maka konsumsi kacang
tanah diperkirakan akan mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,11% per
tahun atau rata-rata konsumsi sebesar 672,93 ribu ton per tahun. Sementara
itu untuk konsumsi per kapita mengalami penurunan dengan laju rata-rata

Page | 42 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

1,30% per tahun atau rata-rata per kapita sebesar 2,57 kilogram per kapita
per tahun (Tabel 5.2).

5.3. NERACA

Neraca penawaran dan permintaan kacang tanah di Indonesia pada


periode tahun 2015-2019 diperkirakan masih akan kekurangan kacang tanah
untuk pemenuhan kebutuhan nasional dari produksinya. Laju kenaikan rata-
rata nilai defisit ini diperkirakan sebesar 1,88% per tahunnya, sehingga
diperkirakan Indonesia masih cenderung bergantung dari impor kacang tanah
dari negara lain. Pada tahun 2016 diperkirakan akan terjadi defisit kacang
tanah sebesar minus 120,32 ribu ton, tahun 2017 diperkirakan masih akan
defisit kacang tanah sebesar minus 118,15 ribu ton, tahun 2018 diperkirakan
juga masih akan terjadi defisit kacang tanah sebesar minus 116,13 ribu ton
dan tahun 2019 diperkirakan juga masih akan terjadi defisit kacang tanah
sebesar minus 113,85 ribu ton. (Tabel 5.3).

Tabel 5.3. Proyeksi Penawaran dan Permintaan Kacang Tanah, Tahun 2015 2019

Penawaran Permintaan Surplus/Defisit


Tahun

(Ton)
1)
2015 657.595 780.433 -122.838
2)
2016 664.760 785.080 -120.320
2)
2017 667.465 785.613 -118.148
2)
2018 667.161 783.288 -116.127
2)
2019 664.828 778.677 -113.849

Sumber : Neraca Bahan Makanan (NBM), BKP diolah Pusdatin


Keterangan :
1 ) : Angka Sementara
2) : Angka Proyeksi

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 43


Outlook Kacang Tanah 2015

Hasil proyeksi permintaan kacang tanah disajikan pada Tabel 5.4.,


dimana pada tahun 2016 Suplai/Produksi kacang tanah diproyeksikan akan
meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 664,76 ribu ton sementara hasil
proyeksi permintaan kacang tanah adalah sebesar 785,08 ribu ton.
Penggunaan kacang tanah meliputi tercecer 33,24 ribu ton, bibit 19,94 ribu
ton, diolah untuk makanan 56,57 ribu ton, dan konsumsi langsung sebesar
675,33 ribu ton. Sehingga diperkirakan, kacang tanah masih akan mengalami
defisit sebesar 120,32 ribu ton.
Untuk tahun 2017 berdasarkan data hasil proyeksi penawaran untuk
kacang tanah mengalami peningkatan menjadi 667,47 ribu ton dan untuk
permintaannya sebesar 785,61 ribu ton yang merupakan penggunaan dari
konsumsi langsung sebesar 675,41 ribu ton, tercecer 33,37 ribu ton, bibit
20,02 ribu ton dan olahan makanan 56,80 ribu ton maka pada tahun tersebut
masih akan mengalami defisit sebesar 118,15 ribu ton.
Pada tahun 2018 diperkirakan proyeksi penawaran untuk kacang tanah
turun menjadi 667,16 ribu ton dan untuk permintaannya sebesar 783,29 ribu
ton yang merupakan penggunaan dari konsumsi langsung sebesar 673,14 ribu
ton, tercecer 33,36 ribu ton, bibit 20,02 ribu ton dan olahan makanan 56,78
ribu ton maka pada tahun tersebut masih akan mengalami defisit sebesar
116,13 ribu ton.
Adapun pada tahun 2019 berdasarkan data hasil proyeksi penawaran
untuk kacang tanah diperkirakan turun menjadi 664,83 ribu ton dan untuk
permintaannya sebesar 778,68 ribu ton yang merupakan penggunaan dari
konsumsi langsung sebesar 668,91 ribu ton, tercecer 33,24 ribu ton, bibit
19,95 ribu ton dan diolah untuk makanan 56,58 ribu ton, Dengan demikian
pada tahun tersebut masih akan mengalami defisit sebesar 113,85 ribu ton.

Page | 44 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Tabel 5.4. Proyeksi Surplus/Defisit Kacang Tanah, Tahun 2015 2019

Kebutuhan
Suplai/ Produksi *) Tercecer Surplus/ Defisit
Tahun Diolah untuk Konsumsi
Bibit
makanan Langsung
(Ton)
1)
2015 657.595 32.880 19.728 55.961 671.864 -122.838
20162) 664.760 33.238 19.943 56.571 675.328 -120.320
20172) 667.465 33.373 20.024 56.801 675.414 -118.148
20182) 667.161 33.358 20.015 56.775 673.140 -116.127
20192) 664.828 33.241 19.945 56.577 668.914 -113.849

Sumber : Neraca Bahan Makanan (NBM), BKP diolah Pusdatin


Keterangan : 1 ) : Angka Sementara
2) : Angka Proyeksi
Berdasarkan hasil proyeksi permintaan kacang tanah dari tahun 2015
sampai tahun 2019 menunjukan laju pertumbuhan minus 0,06% per tahun.
Nilai ini jika dibandingkan dengan proyeksi penawaran / produksi kacang
tanah pada kurun waktu yang sama diperkirakan naik rata-rata 0,28% per
tahun.
Ratarata laju pertumbuhan permintaan kacang tanah per tahun selama
periode 5 tahun terjadi penurunan, namun laju penawaran terjadi kenaikan.
Artinya belum dapat diimbangi oleh laju produksi dalam negeri. Oleh karena
itu produktivitas kacang tanah perlu ditingkatkan sehingga diharapkan akan
meningkatkan produksi kacang tanah dan mampu memenuhi permintaan
kacang tanah dalam negeri.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 45


Outlook Kacang Tanah 2015

Page | 46 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

BAB VI. KESIMPULAN

Kacang tanah merupakan komoditas yang bernilai strategis untuk


memenuhi gizi protein nabati maupun meningkatkan pendapatan masyarakat.
Pada kurun waktu 5 tahun terakhir produksi kacang tanah di Indonesia
mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bila dilihat kontribusi antara luas
panen dan produktivitas terhadap produksi, ternyata produksi lebih
dipengaruhi oleh produktivitas dibandingkan dengan luas panen.
Rata-rata pertumbuhan angka produksi kacang tanah di Jawa
dibandingkan dengan luar Jawa pada 5 tahun terakhir, menunjukkan rata-
rata pertumbuhan produksi kacang tanah di Jawa lebih tinggi dibandingkan
luar Jawa. Begitu juga untuk rata-rata pertumbuhan luas panen dan
produktivitas, di Jawa lebih tinggi dibandingkan luar Jawa.
Ketersediaan kacang tanah per kapita pada 5 tahun terakhir (2011-
2015), terjadi penurunan sebesar 3,57% per tahun, begitu juga setelah
diproyeksikan rata-rata pertumbuhan ketersediaan kacang tanah kurun waktu
tahun 2015-2019 juga terjadi penurunan sebesar 1,30% per tahun. Proyeksi
permintaan kacang tanah turun sebesar 0,06% per tahun. Proyeksi penawaran
dalam hal ini produksi kacang tanah naik sebesar 0,28% per tahun. Walaupun
laju penawaran diproyeksikan naik namun belum bisa mengimbangi laju
permintaan pertahun kacang tanah sehingga diperkirakan pada tahun 2016
sampai dengan 2019 Indonesia masih membutuhkan impor kacang tanah.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 47


Outlook Kacang Tanah 2015

Page | 48 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

LAMPIRAN

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 49


Outlook Kacang Tanah 2015

Page | 50 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 1. Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Di Indonesia,


Tahun 1980-2015
Luas Panen (Ha)
Tahun
Jawa Pertumb. Luar Jawa Pertumb. Indonesia Pertumb.

1980 363.687 5,56 142.714 10,87 506.401 7,01

1981 361.347 -0,64 146.611 2,73 507.958 0,31


1982 331.282 -8,32 130.055 -11,29 461.337 -9,18
1983 340.138 2,67 140.374 7,93 480.512 4,16
1984 370.396 8,90 167.195 19,11 537.591 11,88
1985 336.828 -9,06 173.209 3,60 510.037 -5,13
1986 393.865 16,93 207.396 19,74 601.261 17,89
1987 341.547 -13,28 209.207 0,87 550.754 -8,40
1988 372.345 9,02 235.257 12,45 607.602 10,32
1989 409.064 9,86 211.753 -9,99 620.817 2,17
1990 420.231 2,73 214.783 1,43 635.014 2,29
1991 403.012 -4,10 225.244 4,87 628.256 -1,06
1992 467.228 15,93 252.475 12,09 719.703 14,56
1993 395.439 -15,36 228.850 -9,36 624.289 -13,26
1994 396.033 0,15 246.965 7,92 642.998 3,00
1995 428.092 8,10 311.213 26,02 739.305 14,98
1996 421.617 -1,51 267.291 -14,11 688.908 -6,82
1997 400.327 -5,05 227.815 -14,77 628.142 -8,82
1998 423.132 5,70 227.966 0,07 651.098 3,65
1999 422.866 -0,06 202.114 -11,34 624.980 -4,01
2000 465.828 10,16 217.726 7,72 683.554 9,37
2001 450.704 -3,25 204.134 -6,24 654.838 -4,20
2002 444.959 -1,27 201.994 -1,05 646.953 -1,20
2003 449.328 0,98 234.209 15,95 683.537 5,65
2004 486.354 8,24 237.080 1,23 723.434 5,84
2005 490.440 0,84 230.086 -2,95 720.526 -0,40
2006 480.900 -1,95 225.853 -1,84 706.753 -1,91
2007 450.756 -6,27 209.724 -7,14 660.480 -6,55
2008 436.213 -3,23 197.709 -5,73 633.922 -4,02
2009 441.752 1,27 180.864 -8,52 622.616 -1,78
2010 432.667 -2,06 187.896 3,89 620.563 -0,33
2011 378.420 -12,54 162.069 -13,75 540.489 -12,90
2012 394.214 4,17 165.324 2,01 559.538 3,52
2013 371.770 -5,69 147.286 -10,91 519.056 -7,23
2014 357.355 -3,88 141.983 -3,60 499.338 -3,80
2015*) 358.987 0,46 130.522 -8,07 489.509 -1,97
1980-2015 408.031 0,39 201.193 0,55 609.224 0,38
2011-2015 372.149 -3,50 149.437 -6,86 521.586 -4,48
Kontribusi (%) 71,35 28,65

Sumber : BPS diolah Pusdatin


Keterangan : *) ARAM I 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 51


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 2. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Di Indonesia,


Tahun 1980-2015

Produktivitas (Ku/Ha)
Tahun
Jawa Pertumb. Luar Pertumb. Indonesia Pertumb.
1980 8,77 0,64 8,36 5,37 9,28 3,46
1981 9,08 3,63 8,76 4,80 9,34 0,65
1982 9,17 0,97 8,81 0,56 9,47 1,39
1983 9,27 1,07 9,44 7,07 9,58 1,16
1984 9,71 4,75 9,90 4,95 9,95 3,86
1985 10,23 5,33 9,98 0,73 10,35 4,02
1986 10,23 -0,02 11,22 12,44 10,68 3,19
1987 9,34 -8,68 10,10 -9,93 9,68 -9,36
1988 9,45 1,24 9,95 -1,48 9,70 0,21
1989 10,19 7,81 9,56 -3,92 9,98 2,89
1990 10,10 -0,90 9,76 2,05 10,24 2,61
1991 10,63 5,25 9,93 1,74 10,38 1,37
1992 10,49 -1,28 9,86 -0,70 10,27 -1,06
1993 10,38 -1,07 10,08 2,21 10,23 -0,39
1994 9,94 -4,28 9,60 -4,74 9,83 -3,91
1995 10,17 2,33 10,44 8,75 10,28 4,58
1996 10,68 5,01 10,75 2,97 10,71 4,18
1997 11,00 3,00 10,88 1,21 10,96 2,33
1998 10,26 -6,76 10,40 -4,40 10,63 -3,01
1999 10,35 0,96 10,01 -3,79 10,55 -0,75
2000 10,58 2,20 10,12 1,09 10,77 2,09
2001 10,82 2,25 10,87 7,45 10,84 0,65
2002 11,10 2,59 10,91 0,37 11,10 2,40
2003 11,07 -0,27 10,50 -3,73 11,49 3,51
2004 11,70 5,69 11,32 7,78 11,58 0,78
2005 11,69 -0,09 11,42 0,88 11,61 0,26
2006 11,95 2,23 11,66 2,12 11,86 2,15
2007 11,93 -0,20 11,99 2,82 11,95 0,76
2008 12,19 2,20 12,05 0,50 12,15 1,67
2009 12,54 2,87 12,38 2,74 12,49 2,80
2010 12,65 0,88 12,34 -0,32 12,56 0,56
2011 12,52 -1,03 12,53 1,54 12,52 -0,32
2012 12,72 1,60 12,38 -1,20 12,62 0,80
2013 11,53 -9,39 12,18 -1,62 13,52 7,13
2014 13,00 12,80 12,27 0,74 12,79 -5,40
2015*) 13,83 6,38 12,34 0,57 13,43 5,00
1980-2015 10,87 1,38 10,70 1,32 10,98 1,17
2011-2015 12,72 2,07 12,34 0,01 12,98 1,44

Sumber : BPS diolah Pusdatin


Keterangan : *) ARAM I 2015

Page | 52 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 3. Perkembangan Produksi Kacang Tanah Di Indonesia,


Tahun 1980-2015

Produksi (Ton)
Tahun
Jawa Pertumb. Luar Jawa Pertumb. Indonesia Pertumb.
1980 329.087 6,83 140.721 20,97 469.808 10,71
1981 334.906 1,77 139.685 -0,74 474.591 1,02
1982 309.994 -7,44 126.828 -9,20 436.822 -7,96
1983 320.355 3,34 140.066 10,44 460.421 5,40
1984 359.815 12,32 175.000 24,94 534.815 16,16
1985 343.575 -4,51 184.277 5,30 527.852 -1,30
1986 398.894 16,10 242.984 31,86 641.878 21,60
1987 315.518 -20,90 217.588 -10,45 533.106 -16,95
1988 352.898 11,85 236.367 8,63 589.265 10,53
1989 415.980 17,88 203.605 -13,86 619.585 5,15
1990 440.910 5,99 209.650 2,97 650.560 5,00
1991 428.485 -2,82 223.634 6,67 652.119 0,24
1992 490.130 14,39 248.920 11,31 739.050 13,33
1993 405.220 -17,32 233.488 -6,20 638.708 -13,58
1994 387.474 -4,38 244.497 4,72 631.971 -1,05
1995 435.236 12,33 324.912 32,89 760.148 20,28
1996 450.397 3,48 287.418 -11,54 737.815 -2,94
1997 440.529 -2,19 247.816 -13,78 688.345 -6,70
1998 446.063 1,26 246.294 -0,61 687.688 -0,10
1999 444.156 -0,43 215.430 -12,53 659.586 -4,09
2000 503.932 13,46 232.585 7,96 736.517 11,66
2001 487.803 -3,20 221.967 -4,57 709.770 -3,63
2002 497.636 2,02 220.435 -0,69 718.071 1,17
2003 516.945 3,88 268.581 21,84 785.526 9,39
2004 569.189 10,11 268.306 -0,10 837.495 6,62
2005 573.516 0,76 262.779 -2,06 836.295 -0,14
2006 574.714 0,21 263.382 0,23 838.096 0,22
2007 537.619 -6,45 251.470 -4,52 789.089 -5,85
2008 531.818 -1,08 238.236 -5,26 770.054 -2,41
2009 554.042 4,18 223.846 -6,04 777.888 1,02
2010 547.358 -1,21 231.843 3,57 779.228 0,17
2011 473.755 -13,45 203.144 -12,38 676.899 -13,13
2012 503.127 6,20 205.936 1,37 709.063 4,75
2013 511.218 1,61 190.462 -7,51 701.680 -1,04
2014 464.739 -9,09 174.157 -8,56 638.896 -8,95
2015*) 496.580 6,85 161.015 -7,55 657.595 2,93
1980-2015 449.823 1,73 219.648 1,60 669.342 1,60
2011-2015 489.884 - 1,58 186.943 - 6,93 676.827 - 3,09
Kontribusi (%) 72,38 27,62

Sumber : BPS diolah Pusdatin


Keterangan : *) ARAM I 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 53


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 4. Perkembangan Luas Panen di Provinsi Sentra Kacang Tanah,


2011-2015

Tahun Rata-rata
Rata-rata Komulatif
No. Provinsi Share (%) Pertumbuh
2011 2012 2013 2014 2015*) (Ha) Share (%)
an (%)
1 Jawa Timur 164.921 163.513 150.017 139.893 142.129 152.095 29,17 29,17 -3,74
2 Jawa Tengah 94.662 105.679 92.454 91.862 87.996 94.531 18,13 47,30 -5,31
3 DI Yogyakarta 59.533 60.725 65.680 67.532 71.380 64.970 12,46 59,76 3,99
4 Jawa Barat 48.641 53.569 54.346 50.007 48.387 50.990 9,78 69,54 -5,60
5 Nusa Tenggara Barat 26.319 25.508 30.772 26.458 23.603 26.532 5,09 74,63 -0,43
6 Sulawesi Selatan 15.192 23.351 18.812 24.459 22.674 20.898 4,01 78,64 1,35
7 Nusa Tenggara Timur 19.395 19.694 13.880 14.046 12.682 15.939 3,06 81,70 -3,89
8 Banten 10.075 10.727 9.273 8.061 9.095 9.446 1,81 83,51 -6,93
9 Sumatera Utara 10.773 10.154 9.377 8.311 8.286 9.380 1,80 85,31 -10,17
10 Kalimantan Selatan 10.073 10.162 9.148 9.744 7.737 9.373 1,80 87,11 -8,22
Provinsi Lainnya 79.875 76.456 65.297 58.965 55.540 67.227 12,89 100,00 -8,92
Indonesia 539.459 559.538 519.056 499.338 489.509 521.380

Sumber : Badan Pusat Statistik


Keterangan
*) Angka Ramalan I

Lampiran 5. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah di Provinsi Sentra,


2011-2015

Tahun Rata-rata
Rata-rata
No. Provinsi Pertumbuh
(Ku/Ha)
2011 2012 2013 2014 2015*) an (%)

1 Sulawesi Tengah 16,52 15,44 18,39 15,60 14,56 16,10 -1,96


2 Jawa Barat 15,15 14,29 16,85 14,76 17,08 15,63 3,88
3 Sumatera Barat 15,09 14,07 15,40 13,62 14,67 14,57 3,74
4 Nusa Tenggara Barat 14,42 15,25 13,61 12,96 15,09 14,27 2,79
5 Sulawesi Selatan 16,33 11,73 15,10 14,09 12,79 14,01 0,73
6 Jawa Timur 12,82 13,07 13,86 13,47 14,34 13,51 3,62
7 Jawa Tengah 12,92 13,60 13,85 13,08 13,76 13,44 0,52
8 Sulawesi Utara 13,10 13,11 13,12 13,35 13,47 13,23 0,53
9 Sulawesi Barat 14,09 13,51 12,24 13,35 12,64 13,17 -1,90
10 Jambi 12,78 12,76 13,03 12,83 13,11 12,90 1,58
Indonesia 12,81 12,74 13,52 12,79 13,43 13,06

Sumber : Badan Pusat Statistik


Keterangan
*) Angka Ramalan I

Page | 54 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 6. Perkembangan Produksi Kacang Tanah di Provinsi Sentra, 2011-


2015.

Tahun Rata-rata
Rata-rata Komulatif
No. Provinsi Share (%) Pertumbuhan
(Ton) Share (%)
2011 2012 2013 2014 2015*) (%)

1 Jawa Timur 211.416 213.792 207.971 188.491 203.787 205.091 30,14 30,14 -0,22
2 Jawa Tengah 122.306 143.687 128.030 120.158 121.068 127.050 18,67 48,81 -4,59
3 Jawa Barat 73.705 76.574 91.573 73.808 82.651 79.662 11,71 60,52 -1,91
4 DI Yogyakarta 64.084 62.901 70.834 71.582 76.075 69.095 10,15 70,67 5,37
5 Nusa Tenggara Barat 37.965 38.890 41.889 34.284 35.610 37.728 5,54 76,22 1,73
6 Sulawesi Selatan 24.808 27.402 28.408 34.464 29.008 28.818 4,24 80,45 -4,24
7 Banten 12.246 11.691 12.810 10.700 12.999 12.089 1,78 82,23 -5,97
8 Nusa Tenggara Timur 23.685 21.563 16.056 14.886 11.728 17.584 2,58 84,81 -9,00
9 Kalimantan Selatan 12.181 12.377 11.238 11.835 9.877 11.502 1,69 86,50 -6,90
10 Sumatera Utara 11.093 12.074 11.351 9.777 9.516 10.762 1,58 88,08 -9,25
Provinsi Lainnya 97.800 91.906 81.520 68.911 65.276 81.083 11,92 100,00 -9,04
Indonesia 691.289 712.857 701.680 638.896 657.595 680.463

Sumber : Badan Pusat Statistik


Keterangan
*) Angka Ramalan I

Lampiran 7. Perkembangan Konsumsi Per Kapita Kacang Tanah di Indonesia


Berdasarkan SUSENAS, 2006 -2014

Konsumsi Per Juml.Penduduk Total Konsumsi


Tahun Kapita Tengah Tahun Rumah Tangga
(Kg/Kap/Th) (000 org) (Ton)
2006 0,37 222.051 81.049
2007 0,47 224.905 105.545
2008 0,37 227.779 83.139
2009 0,37 230.633 84.181
2010 0,42 238.519 99.496
2011 0,26 241.991 63.090
2012 0,21 245.425 51.189
2013 0,21 248.818 51.896
2014 0,21 252.165 54.137
Rata-rata 2006-
0,32 236.921 74.084
2014
Rata-rata 2010-
0,26 245.384 63.962
2014

Sumber : SUSENAS
Keterangan : Wujud Kacang Tanah Tanpa Kulit

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 55


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 8. Konsumsi Nasional Kacang Tanah di Indonesia Berdasarkan SUSENAS,


Tahun 2006-2014

Konsumsi Per Juml.Penduduk Total Konsumsi


Pertumb.
Tahun Kapita Akhir Tahun (000 Rumah Tangga
(%)
(Kg/Kap/Th) org) (Ton)
2006 0,37 222.051 81.049
2007 0,47 224.905 105.545 30,22
2008 0,37 227.779 83.139 -21,23
2009 0,37 230.633 84.181 1,25
2010 0,42 238.519 99.496 18,19
2011 0,26 241.991 63.090 -36,59
2012 0,21 245.425 51.189 -18,86
2013 0,21 248.818 51.896 1,38
2014 0,21 252.165 54.137 4,32
Rata-rata 2006-
0,32 236.921 74.084 -2,66
2014
Rata-rata 2010-
0,26 245.384 63.962 -6,31
2014

Sumber : SUSENAS
Keterangan : Wujud Kacang Tanah Tanpa Kulit

Page | 56 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 9. Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah di Indonesia


Berdasarkan Neraca Bahan Makanan, 1993 -2015

Ketersediaan Juml.Penduduk Total Konsumsi


Tahun Per Kapita Akhir Tahun Rumah Tangga
(Kg/Kap/Th) (000 org) (Ton)
1993 3,54 189.135 669.538
1994 3,49 0
1995 3,98 0
1996 3,88 198.320 769.482
1997 3,66 0
1998 3,21 0
1999 3,34 0
2000 3,65 205.132 748.732
2001 3,28 207.928 682.002
2002 3,06 210.736 644.853
2003 3,20 213.551 683.362
2004 3,29 216.382 711.895
2005 3,30 219.205 723.376
2006 3,38 222.051 750.533
2007 3,30 224.905 742.186
2008 3,33 227.779 758.504
2009 3,29 230.633 758.782
2010 3,17 238.519 756.105
2011 2,81 241.991 679.994
2012 2,83 245.425 695.677
2013*) 2,82 248.818 700.453
20141) 2,71 252.165 684.122
1)
2015 2,63 255.462 671.864

Sumber : Neraca Bahan Makanan, diolah oleh Pusdatin


*) Angka Sementara
1) Angka Proyeksi Pusdatin

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 57


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 10. Penggunaan dan Ketersediaan Kacang Tanah di Indonesia


Berdasarkan Neraca Bahan Makanan, Tahun 1993-2015

(000 Ton)
Diolah Dimakan/ Jumlah
Ketersediaan
Non Tercecer Bahan Total Penduduk
Penyediaan Bibit (Lepas Makanan Per Kapita
Tahun Makanan Total (Lepas Makanan Penggu Tengah
dalam negeri Kulit) (Lepas
(Lepas Olah Kulit) (Lepas naan (Kg/kap/th) Tahun
Kulit)
Kulit) Kulit) (000 orang)
1993 747 34 4 8 12 37 664 747 3,54 189.135
1994 783 37 3,5 41 44,5 39 666 786,5 3,49 0
1995 909 38 3 53 56 45 770 909 3,98 0
1996 900 31 35 26 61 45 763 900 3,88 198.320
1997 859 29 46 9 55 43 732 859 3,66 0
1998 731 26 10 7 17 37 651 731 3,21 0
1999 763 26 22 7 29 38 677 770 3,34 0
2000 848 28 27 35 62 42 751 883 3,65 205.132
2001 808 44 39 34 73 40 685 842 3,28 207.928
2002 832 39 71 35 106 42 646 833 3,06 210.736
2003 881 41 75 37 112 44,03 684 881 3,2 213.551
2004 902 30 77 38 115 45 712 902 3,29 216.382
2005 917 30 78 38 116 46 725 917 3,3 219.205
2006 901 27 77 0 77 45 752 901 3,38 222.051
2007 892 27 76 0 76 45 744 892 3,3 224.905
2008 909 26 77 0 77 45 761 909 3,33 227.779
2009 910 25 77 - 77 45 761 908 3,29 230.633
2010 914 24 78 - 78 46 766 914 3,17 238.519
2011 811 23 69 - 69 41 679 811 2,81 241.991
2012 831 23 71 0 71 42 696 831 2,83 245.425
2013*) 823 21 70 0 70 41 691 823 2,82 248.818
2014 1) 785 13 67 0 67 39 666 785 2,71 252.165
Rata-rata 828 30 47 17 61 42 706 839 3,34 172.394
Penggunaan Kacang Tanah Terhadap Total (%)

Share (%) 3,61 5,55 2,01 7,32 4,98 84,10

Total Share (%) 3,61 7,32 4,98 84,10 100

Sumber : Neraca Bahan Makanan, BKP diolah Pusdatin


Keterangan :
*) Angka Sementara
1) Angka Proyeksi Pusdatin

Wujud : Kacang tanah lepas kulit

Page | 58 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 11. Konsumsi Nasional Kacang Tanah Berdasarkan Neraca Bahan


Makanan di Indonesia, Tahun 1993-2015

Jumlah
Penduduk Konsumsi
Ketersediaan Pertumb.
Tahun Tengah Nasional
(Kg/kap/th) (%)
Tahun (ton)
(000 orang)
1993 3,54 189.135 669.538
1994 3,49 0 -
1995 3,98 0 -
1996 3,88 198.320 769.482
1997 3,66 0 -
1998 3,21 0 -
1999 3,34 0 -
2000 3,65 205.132 748.732
2001 3,28 207.928 682.002 - 8,91
2002 3,06 210.736 644.853 - 5,45
2003 3,20 213.551 683.362 5,97
2004 3,29 216.382 711.895 4,18
2005 3,30 219.205 723.376 1,61
2006 3,38 222.051 750.533 3,75
2007 3,30 224.905 742.186 - 1,11
2008 3,33 227.779 758.504 2,20
2009 3,29 230.633 758.782 0,04
2010 3,17 238.519 756.105 - 0,35
2011 2,81 241.991 679.994 - 10,07
2012 2,83 245.425 695.677 2,31
2013*) 2,82 248.818 700.453 0,69
1
2014 ) 2,71 252.165 684.122 - 2,33
1
2015 ) 2,63 255.462 671.864 - 1,79
Rata-rata
3,27 176.006 557.890 -0,62
1993-2015
Rata-rata
2,76 248.772 686.422 -2,24
2011-2015

Sumber : Neraca Bahan Makanan, BKP diolah Pusdatin


Keterangan :
*) Angka Sementara
1) Angka Prediksi Pusdatin

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 59


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 12. Perkembangan Harga Produsen dan Konsumen Kacang Tanah di


Indonesia, 1983-2014

Harga Produsen Pertumb. Harga Konsumen Pertumb. Margin Pertumb.


Tahun
(Rp/kg) (%) (Rp/kg) (%) (Rp/Kg) (%)

1983 703 850 146


1984 825 17,37 960 12,97 134 -8,16
1985 877 6,20 1.081 12,66 205 52,29
1986 985 12,37 1.192 10,25 207 1,16
1987 988 0,31 1.317 10,51 329 59,03
1988 1.187 20,18 1.633 23,96 446 35,32
1989 1.271 7,05 1.610 -1,42 339 -24,00
1990 1.429 12,43 1.755 9,02 326 -3,80
1991 1.532 7,20 1.920 9,41 388 19,11
1992 1.549 1,13 1.850 -3,63 301 -22,44
1993 1.802 16,29 2.035 9,96 233 -22,63
1994 1.876 4,13 2.225 9,35 349 49,74
1995 2.039 8,67 2.389 7,38 350 0,43
1996 2.252 10,47 2.496 4,46 243 -30,56
1997 2.463 9,33 2.742 9,87 279 14,93
1998 3.927 59,47 5.535 101,86 1.608 475,43
1999 5.003 27,41 7.261 31,18 2.258 40,41
2000 5.546 10,84 7.038 -3,07 1.493 -33,90
2001 5.884 6,11 7.474 6,19 1.589 6,49
2002 5.944 1,01 8.109 8,50 2.165 36,24
2003 6.051 1,80 7.507 -7,43 1.456 -32,76
2004 6.295 4,03 7.619 1,50 1.325 -9,03
2005 6.770 7,56 8.551 12,23 1.781 34,45
2006 7.458 10,16 9.597 12,23 2.139 20,12
2007 8.513 14,15 10.771 12,23 2.258 5,55
2008 8.084 -5,05 11.614 7,83 3.531 56,38
2009 9.057 12,05 12.456 7,24 3.399 -3,75
2010 9.806 8,26 13.465 8,10 3.659 7,67
2011 10.721 9,34 15.737 16,87 5.015 37,06
2012 11.210 4,56 16.577 5,34 5.367 7,02
2013 11.799 5,25 17.844 7,64 6.045 12,62
2014 12.203 3,42 18.269 2,38 6.066 0,35
Rata-rata Harga Harga
Margin
Pertumbuhan (%) Produsen Konsumen
1983 - 2014 10,11 1983 - 2014 11,47 1983 - 2014 25,19
2010 - 2014 6,17 2010 - 2014 8,07 2010 - 2014 12,94

Sumber : BPS diolah Pusdatin

Page | 60 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 13. Perkembangan Volume Ekspor Impor Kacang Tanah di Indonesia,


1980-2014

Volume Pertumb. Volume Impor Pertumb.


Tahun Neraca (ton)
Ekspor (ton) (%) (ton) (%)
1980 4.590 311,66 7.325 46,47 -2.735
1981 1.451 -68,39 8.762 19,62 -7.311
1982 1.365 -5,93 62.890 617,76 -61.525
1983 1.649 20,81 42.307 -32,73 -40.658
1984 1.598 -3,09 21.307 -49,64 -19.709
1985 1.674 4,76 16.799 -21,16 -15.125
1986 1.674 0,00 34.184 103,49 -32.510
1987 1.602 -4,30 46.356 35,61 -44.754
1988 3.452 115,48 28.399 -38,74 -24.947
1989 1.053 -69,50 14.482 -49,01 -13.429
1990 327 -68,95 49.769 243,66 -49.442
1991 152 -53,52 94.608 90,09 -94.456
1992 696 357,89 54.892 -41,98 -54.196
1993 1.251 79,74 108.097 96,93 -106.846
1994 2.565 105,04 150.902 39,60 -148.337
1995 2.760 7,60 148.853 -1,36 -146.093
1996 3.345 21,20 161.951 8,80 -158.606
1997 2.795 -16,44 170.777 5,45 -167.982
1998 4.840 73,17 41.312 -75,81 -36.472
1999 3.303 -31,76 103.086 149,53 -99.783
2000 2.837 -14,11 111.284 7,95 -108.447
2001 1.968 -30,63 98.483 -11,50 -96.515
2002 3.467 76,17 119.496 21,34 -116.029
2003 8.633 149,00 120.264 0,64 -111.631
2004 8.118 -5,96 90.016 -25,15 -81.898
2005 5.102 -37,15 121.644 35,14 -116.542
2006 2.520 -50,60 169.111 39,02 -166.591
2007 5.268 109,05 173.359 2,51 -168.091
2008 8.196 55,58 205.332 18,44 -197.135
2009 4.922 -39,95 194.002 -5,52 -189.079
2010 4.052 -17,68 229.393 18,24 -225.341
2011 4.210 3,90 251.004 9,42 -246.794
2012 2.246 -46,64 197.963 -21,13 -195.716
2013 2.364 5,26 282.423 42,66 -280.059
2014 2.510 6,16 253.236 -10,33 -250.726
Rata-rata
1980-2014 3.102 26,80 113.830 36,24 -110.729
2010-2014 3.077 -9,80 242.804 7,77 -239.727

Sumber : BPS diolah Pusdatin


Keterangan : Wujud Kacang Tanah Segar

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 61


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 14. Perkembangan Nilai Ekspor Impor Kacang Tanah Di Indonesia,


1980-2014

Nilai Ekspor Pertumb. Nilai Impor Pertumb.


Tahun Neraca (000 $)
(000 US$) (%) (000 $) (%)
1980 2.044 320,58 4.700 46,24 -2.656
1981 787 -61,50 6.413 36,45 -5.626
1982 539 -31,51 43.651 580,66 -43.112
1983 770 42,86 26.267 -39,82 -25.497
1984 616 -20,00 13.915 -47,02 -13.299
1985 711 15,42 9.836 -29,31 -9.125
1986 711 0,00 18.100 84,02 -17.389
1987 517 -27,29 21.736 20,09 -21.219
1988 1.420 174,66 13.621 -37,33 -12.201
1989 761 -46,41 8.057 -40,85 -7.296
1990 181 -76,22 22.482 179,04 -22.301
1991 99 -45,30 31.335 39,38 -31.236
1992 450 354,55 31.861 1,68 -31.411
1993 904 100,89 58.900 84,87 -57.996
1994 2.714 200,22 89.818 52,49 -87.104
1995 2.927 7,85 99.876 11,20 -96.949
1996 3.867 32,11 116.980 17,13 -113.113
1997 3.254 -15,85 112.082 -4,19 -108.828
1998 2.846 -12,54 22.347 -80,06 -19.501
1999 2.581 -9,31 36.754 64,47 -34.173
2000 2.202 -14,68 35.602 -3,13 -33.400
2001 1.728 -21,53 28.658 -19,50 -26.930
2002 2.564 48,38 40.010 39,61 -37.446
2003 4.462 74,01 40.539 1,32 -36.077
2004 5.352 19,96 28.875 -28,77 -23.523
2005 3.298 -38,38 39.613 37,19 -36.315
2006 2.579 -21,80 54.161 36,73 -51.582
2007 4.526 75,49 62.191 14,83 -57.665
2008 8.994 98,72 99.640 60,22 -90.647
2009 5.313 -40,93 176.740 77,38 -171.427
2010 5.105 -3,91 222.650 25,98 -217.544
2011 5.445 6,66 256.870 15,37 -251.425
2012 3.655 -32,87 232.560 -9,46 -228.904
2013 3.537 -3,24 332.256 42,87 -328.720
2014 4.351 23,03 284.268 -14,44 -279.917
Rata-rata
1980-2014 2.623 30,63 77.810 34,72 -75.187
2010-2014 4.419 -2,07 265.721 12,06 -261.302

Sumber : BPS diolah Pusdatin


Keterangan : Wujud Kacang Tanah Segar

Page | 62 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 15. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah Dunia,
1980 2013

Luas Panen Pertumb. Produksi Pertumb.


Tahun
(Ha) (%) (Ton) (%)
1980 18.364.243 -0,86 16.891.257 -6,69
1981 19.363.810 5,44 20.584.511 21,86
1982 18.430.174 -4,82 18.066.535 -12,23
1983 18.485.340 0,30 19.118.318 5,82
1984 18.171.013 -1,70 19.926.792 4,23
1985 18.476.671 1,68 20.946.671 5,12
1986 19.071.983 3,22 21.503.814 2,66
1987 18.802.094 -1,42 21.638.337 0,63
1988 20.537.182 9,23 25.603.990 18,33
1989 20.318.604 -1,06 23.110.376 -9,74
1990 19.751.585 -2,79 23.087.546 -0,10
1991 20.625.136 4,42 23.737.872 2,82
1992 20.610.155 -0,07 24.463.429 3,06
1993 21.042.270 2,10 26.070.870 6,57
1994 21.975.354 4,43 28.651.353 9,90
1995 22.051.032 0,34 28.617.503 -0,12
1996 22.390.991 1,54 31.152.701 8,86
1997 22.451.851 0,27 29.405.046 -5,61
1998 23.225.825 3,45 33.828.820 15,04
1999 22.831.658 -1,70 31.897.179 -5,71
2000 23.251.888 1,84 34.741.482 8,92
2001 23.083.162 -0,73 35.894.544 3,32
2002 23.025.147 -0,25 33.148.968 -7,65
2003 23.076.075 0,22 36.334.067 9,61
2004 23.712.204 2,76 36.483.431 0,41
2005 24.050.726 1,43 38.553.985 5,68
2006 21.541.428 -10,43 33.376.717 -13,43
2007 22.670.016 5,24 37.154.451 11,32
2008 24.217.644 6,83 38.504.777 3,63
2009 23.975.932 -1,00 37.166.758 -3,47
2010 25.480.647 6,28 42.736.261 14,99
2011 24.748.730 -2,87 40.470.923 -5,30
2012 24.803.639 0,22 40.799.561 0,81
2013 25.417.816 2,48 45.654.289 11,90
Rata-rata (%)
1980-2013 21.765.648 1,00 29.980.092 3,10
2009-2013 24.885.353 -15,82 41.365.558 3,78

Sumber : FAO
Keterangan : Wujud Kacang Tanah Dengan Kulit

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 63


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 16. Perkembangan Produktivias Kacang Tanah Dunia, 1980 2013

Produktivitas Pertumb.
Tahun
(Ku/Ha) (%)
1980 9,20 -5,88
1981 10,63 15,57
1982 9,80 -7,78
1983 10,34 5,50
1984 10,97 6,03
1985 11,34 3,38
1986 11,28 -0,55
1987 11,51 2,07
1988 12,47 8,33
1989 11,37 -8,77
1990 11,69 2,77
1991 11,51 -1,54
1992 11,87 3,14
1993 12,39 4,38
1994 13,04 5,23
1995 12,98 -0,46
1996 13,91 7,20
1997 13,10 -5,87
1998 14,57 11,21
1999 13,97 -4,08
2000 14,94 6,94
2001 15,55 4,08
2002 14,40 -7,41
2003 15,75 9,36
2004 15,39 -2,28
2005 16,03 4,19
2006 15,49 -3,34
2007 16,39 5,78
2008 15,90 -2,99
2009 15,50 -2,50
2010 16,77 8,19
2011 16,35 -2,50
2012 16,45 0,59
2013 17,96 9,20
Rata-rata (%)
1980-2013 13,55 1,98
2009-2013 16,61 2,60

Sumber : FAO
Keterangan : Wujud Kacang Tanah Dengan Kulit

Page | 64 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 17. Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Dunia, 2009-2013

Tahun Rata-rata
Komulatif
No. Negara Rata-rata (ha) Share (%) Pertumb.
Share (%)
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
1 India 5.477.500 5.860.000 5.310.000 4.770.000 5.250.000 5.333.500 21,43 21,43 -0,63
2 China 4.376.670 4.527.000 4.581.000 4.700.000 4.632.990 4.563.532 18,34 39,77 1,45
3 Nigeria 2.643.330 2.789.180 2.353.680 2.659.800 2.360.000 2.561.198 10,29 50,06 0,97
4 Sudan 945.417 1.151.640 1.698.480 1.619.520 2.161.740 1.515.359 6,09 56,15 24,53
5 Senegal 1.059.093 1.195.573 865.770 708.986 769.803 919.845 3,70 59,85 -6,06
6 Myanmar 844.267 866.499 887.034 880.000 890.000 873.560 3,51 63,36 1,34
7 Niger 588.651 795.768 690.853 741.309 720.000 707.316 2,84 66,20 6,61
8 Tanzania 428.550 482.310 675.226 839.631 740.000 633.143 2,54 68,75 16,26
9 Indonesia 622.616 620.563 539.230 559.532 518.982 572.185 2,30 71,04 -4,23
10 Amerika Serikat 436.660 507.890 437.310 650.740 421.000 490.720 1,97 73,02 3,98
Lainnya 6.553.178 6.684.224 6.710.147 6.674.121 6.953.301 6.655.418 26,98 100,00

Total 23.975.932 25.480.647 24.748.730 24.803.639 25.417.816 24.885.353

Sumber : FAO

Lampiran 18. Perkembangan Produksi Kacang Tanah Dunia, 2009-2013

Tahun Rata-rata Share Komulatif Rata-rata


No Negara
2009 2010 2011 2012 2013 (ton) (%) Share (%) Pertumb. (%)

1 China, mainland 14.707.929 15.644.000 16.046.000 16.800.000 16.972.155 16.034.017 38,76 38,76 3,66
2 India 5.428.500 8.265.000 6.964.000 4.695.000 9.472.000 6.964.900 16,84 55,60 26,42
3 Nigeria 2.977.620 3.799.240 2.962.627 3.313.500 3.000.000 3.210.597 7,76 63,36 1,99
4 Amerika 1.674.500 1.885.510 1.659.510 3.057.850 1.893.000 2.034.074 4,92 68,28 11,70
5 Myanmar 1.304.829 1.362.452 1.399.625 1.371.500 1.375.000 1.362.681 3,29 79,50 1,35
6 Indonesia 1.364.700 1.367.000 1.150.000 1.251.000 1.340.000 1.294.540 3,13 76,20 0,05
7 Sudan 942.000 762.500 1.185.000 1.032.000 1.767.000 1.137.700 2,75 73,07 23,67
8 Senegal 1.032.651 1.286.855 527.528 672.803 709.691 845.906 2,04 70,32 -0,34
9 Argentina 605.491 611.040 701.535 685.722 1.025.857 725.929 1,75 81,25 15,77
10 Tanzania 347.970 465.290 651.397 810.000 785.000 611.931 1,48 82,73 23,74

Lainnya 6.780.568 7.287.374 7.223.701 7.110.186 7.314.586 7.143.283 17,27 100,00

Dunia 37.166.758 42.736.261 40.470.923 40.799.561 45.654.289 41.365.558 100

Sumber : FAO

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 65


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 19. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah di Dunia, 2009-2013

Tahun Rata-rata
No Negara
(Ku/Ha)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Cyprus 119,00 173,57 165,33 292,50 278,75 205,83

2 Israel 55,98 56,44 64,91 53,87 71,20 60,48

3 Nicaragua 51,83 55,36 39,26 42,13 41,72 46,06

4 Lebanon 42,40 39,01 40,49 40,91 43,48 41,26

5 Amerika 38,35 37,12 37,95 46,99 44,96 41,07

6 Malaysia 34,58 30,58 32,92 51,68 51,68 40,29

7 Saudi Arabia 38,54 40,00 41,50 40,00 41,00 40,21


8 Palestina 48,75 33,00 35,56 36,67 35,00 37,79

9 Spanyol 28,57 39,66 39,68 39,06 37,14 36,82

10 China, mainland 33,61 34,56 35,03 35,75 36,63 35,11


26 Indonesia 21,92 22,03 21,33 22,36 25,82 22,69

Dunia 15,50 16,77 16,35 16,45 17,96 16,61

Lampiran 20. Perkembangan Penyediaan Kacang Tanah di Dunia, 2007-2011

Penyediaan Kacang Tanah Komulatif Rata-rata


No Negara Rata-rata (Ton) Share (%)
2007 2008 2008 2010 2011 Share (%) Pertumb. (%)

1 China, mainland 3.659.103 4.346.472 3.974.460 4.797.354 5.355.386 4.426.555 43,82 43,82 10,64
2 Indonesia 1.008.692 1.036.852 909.395 931.560 1.080.995 993.499 9,84 53,66 2,24
3 Amerika Serikat 945.792 900.998 983.840 977.350 963.872 954.371 9,45 63,10 0,60
4 India 445.611 450.764 310.639 279.731 444.854 386.320 3,82 66,93 4,79
5 Nigeria 414.172 451.672 361.672 361.672 351.672 388.172 3,84 70,77 -3,41
6 Viet Nam 225.462 229.395 234.519 252.601 250.280 238.452 2,36 73,13 2,69
7 Burkina Faso 180.285 188.630 174.184 176.622 178.811 179.706 1,78 74,91 -0,10
8 Chad 153.264 165.022 171.876 137.095 160.215 157.494 1,56 76,47 2,11
9 Tanzania 112.076 120.621 298.907 280.739 268.085 216.086 2,14 78,61 36,21
10 Meksiko 143.749 143.559 159.818 175.792 153.740 155.332 1,54 80,15 2,16
Lainnya 1.662.687 1.764.371 2.427.141 2.676.480 1.496.878 2.005.511 19,85 100,00

Rata-rata Dunia 8.950.893 9.798.355 10.006.452 11.046.996 10.704.788 10.101.497 100,00 4,72

Sumber : FAO (Kacang Tanah Kupas)

Page | 66 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 21. Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah di


Dunia, 2007-2011

Ketersediaan Per Kapita Per Tahun Rata-rata


No Negara
2007 2008 2008 2010 2011 (kg/kapita/th)
1 Chad 13,00 14,11 13,48 14,08 14,23 13,78
2 Burkina Faso 9,26 10,69 11,94 12,14 10,89 10,98
3 Gabon 8,28 8,30 7,26 7,09 8,87 7,96
4 Niger 4,63 6,82 6,71 8,00 8,32 6,90
5 Cameroon 6,63 6,90 6,78 6,85 7,10 6,85
6 Benin 5,77 5,91 6,71 8,33 6,50 6,64
7 Vanuatu 6,88 5,73 6,43 6,49 6,80 6,47
8 Ghana 4,32 6,00 6,54 6,44 5,49 5,76
9 Malawi 4,95 4,27 5,01 5,71 4,97 4,98
10 Gambia 4,77 4,62 4,48 4,36 4,23 4,49
11 Indonesia 4,20 4,30 4,25 4,31 3,73 4,16
Rata - rata Dunia 1,37 1,48 1,49 1,63 1,56 1,51

Sumber : FAO (Kacang Tanah Kupas)

Lampiran 22. Perkembangan Harga Produsen Kacang Tanah Berkulit di Dunia,


2008 2012

Harga Produsen Rata-rata Rata-rata


No Negara
2009 2010 2011 2012 2013 (US$/ton) Pertumb. (% )
1 Japan 6.273 5.612 5.750 4.736 4.758 5.426 -6,31
2 Saint Vincent and the Grenadines 4.728 4.573 5.185 5.144 6.183 5.162 7,38
3 Cyprus 2.456 3.122 2.785 2.437 2.520 2.891 1,29
4 Suriname 2.276 2.182 2.202 2.324 2.615 2.320 3,71
5 Jamaika 1.997 1.904 2.237 2.071 2.223 2.086 3,19
6 Bulgaria 1.508 1.633 1.557 1.163 2.263 1.624 18,23
7 Ekuador 1.054 1.217 2.221 1.761 1.438 1.538 14,73
8 Inggris 1.755 1.133 1.319 1.462 1.608 1.455 0,46
9 Turki 1.078 1.200 1.589 1.755 1.485 1.257 9,69
10 Ruanda 1.209 1.278 1.399 1.436 1.470 1.358 5,05
Dunia 1.217 1.230 1.303 1.332 1.430 1.302 4,16

Sumber : FAO

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 67


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 23. Perkembangan Ekspor Impor Kacang Tanah Dunia, 1980 - 2012

Volume Volume
Pertumb. Pertumb. Neraca Nilai Eksport Pertumb. Nilai Import Pertumb. Neraca
Tahun Eksport Import
(%) (%) (ton) (000 $) (%) (000 $) (%) (000 $)
(ton) (ton)
1980 647.457 666.667 -19.210 451.926 547.564 -95.638
1981 749.822 15,81 683.688 2,55 66.134 722.884 59,96 793.392 44,89 -70.508
1982 669.128 -10,76 737.900 7,93 -68.772 466.404 -35,48 575.186 -27,50 -108.782
1983 718.617 7,40 707.375 -4,14 11.242 470.619 0,90 505.638 -12,09 -35.019
1984 692.908 -3,58 686.889 -2,90 6.019 507.678 7,87 560.687 10,89 -53.009
1985 810.262 16,94 738.072 7,45 72.190 475.827 -6,27 494.196 -11,86 -18.369
1986 872.918 7,73 833.951 12,99 38.967 524.566 10,24 554.826 12,27 -30.260
1987 801.419 -8,19 855.780 2,62 -54.361 480.553 -8,39 591.589 6,63 -111.036
1988 861.913 7,55 890.470 4,05 -28.557 493.307 2,65 582.396 -1,55 -89.089
1989 819.713 -4,90 816.913 -8,26 2.800 504.607 2,29 590.163 1,33 -85.556
1990 1.020.665 24,51 947.961 16,04 72.704 679.881 34,73 751.659 27,36 -71.778
1991 970.012 -4,96 1.053.617 11,15 -83.605 749.398 10,22 945.819 25,83 -196.421
1992 957.023 -1,34 950.431 -9,79 6.592 575.690 -23,18 716.397 -24,26 -140.707
1993 1.041.670 8,84 1.004.431 5,68 37.239 681.016 18,30 762.264 6,40 -81.248
1994 1.164.724 11,81 1.245.994 24,05 -81.270 851.409 25,02 991.853 30,12 -140.444
1995 1.282.804 10,14 1.234.085 -0,96 48.719 926.594 8,83 977.610 -1,44 -51.016
1996 1.198.345 -6,58 1.260.677 2,15 -62.332 894.671 -3,45 1.033.952 5,76 -139.281
1997 1.116.071 -6,87 1.243.516 -1,36 -127.445 827.556 -7,50 1.003.106 -2,98 -175.550
1998 1.014.081 -9,14 1.109.758 -10,76 -95.677 725.169 -12,37 889.326 -11,34 -164.157
1999 1.041.601 2,71 1.128.950 1,73 -87.349 692.356 -4,52 783.176 -11,94 -90.820
2000 1.199.316 15,14 1.222.654 8,30 -23.338 787.404 13,73 851.129 8,68 -63.725
2001 1.083.994 -9,62 1.243.023 1,67 -159.029 666.037 -15,41 800.585 -5,94 -134.548
2002 1.134.517 4,66 1.296.141 4,27 -161.624 656.334 -1,46 787.284 -1,66 -130.950
2003 1.063.473 -6,26 1.222.522 -5,68 -159.049 750.973 14,42 824.696 4,75 -73.723
2004 1.009.793 -5,05 1.258.561 2,95 -248.768 787.933 4,92 973.121 18,00 -185.188
2005 1.130.123 11,92 1.368.405 8,73 -238.282 811.795 3,03 1.017.510 4,56 -205.715
2006 1.070.947 -5,24 1.357.856 -0,77 -286.909 800.810 -1,35 999.416 -1,78 -198.606
2007 1.193.951 11,49 1.482.913 9,21 -288.962 1.119.011 39,73 1.291.059 29,18 -172.048
2008 1.196.346 0,20 1.526.165 2,92 -329.819 1.320.946 18,05 1.787.396 38,44 -466.450
2009 1.279.128 6,92 1.440.488 -5,61 -161.360 1.219.344 -7,69 1.533.836 -14,19 -314.492
2010 1.255.622 -1,84 1.551.848 7,73 -296.226 1.372.877 12,59 1.702.481 10,99 -329.604
2011 1.687.264 34,38 1.657.873 6,83 29.391 2.302.260 67,70 2.253.753 32,38 48.507
2012 1.626.928 -3,58 1.611.402 -2,80 15.526 2.450.827 6,45 2.705.117 20,03 -254.290
Rata-rata (%)
1980-2012 1.041.896 3,45 1.122.333 3,06 -80.437 840.869 7,33 975.096 6,56 -134.228
2008-2012 1.409.058 7,22 1.557.555 1,81 -148.498 1.733.251 19,42 1.996.517 17,53 -263.266

Sumber : FAO
*) Angka Perkiraan Pusdatin

Page | 68 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 24. Perkembangan Volume Ekspor Negara Eksportir Kacang Tanah


Dunia, 2008 - 2012

Tahun Rata-rata
Share Komulatif
No. Negara Rata-rata (ton) Pertumbu
2008 2009 2010 2011 2012 (%) Share (%)
han (%)

1 India 293.128 329.160 372.691 749.039 647.956 478.395 33,95 33,95 28,25

2 Argentina 148.962 200.636 217.796 243.082 222.427 206.581 14,66 48,61 11,59

3 Amerika 216.936 171.917 154.519 136.132 138.979 163.697 11,62 60,23 -10,17

4 China, mainland 167.024 174.655 126.574 115.674 103.294 137.444 9,75 69,98 -10,57

5 Netherlands 80.287 83.823 105.979 142.157 132.337 108.917 7,73 89,18 14,52

6 Nicaragua 77.973 74.665 66.332 73.506 76.043 73.704 5,23 81,45 -0,28

7 Brazil 44.361 52.977 50.810 50.625 61.631 52.081 3,70 73,68 9,18

8 Malawi 14.270 19.879 21.772 33.460 89.847 35.846 2,54 76,22 67,76

9 Viet Nam 14.300 38.800 21.000 6.500 4.000 16.920 1,20 90,39 4,49

10 Arab 15.938 12.800 14.600 13.000 10.400 13.348 0,95 91,33 -9,15

46 Indonesia 574 236 258 582 66 343 0,02

Negara Lainnya 123.167 119.816 103.549 124.089 140.014 122.127 8,67 100,00

Dunia 1.196.346 1.279.128 1.255.622 1.687.264 1.626.928 1.409.058 100,00

Sumber : FAO
*) Angka Perkiraan Pusdatin

Lampiran 25. Perkembangan Volume Impor Negara Importir Kacang Tanah Dunia,
2008 - 2012

Tahun Rata-rata
Rata-rata Komulatif
No. Negara Share (%) Pertumbu
2008 2009 2010 2011 2012 (ton) Share (%)
han (%)
1 Netherlands 302.176 255.126 295.770 297.235 305.488 291.159 18,69 18,69 0,91

2 Indonesia 139.875 132.069 134.666 120.719 121.365 129.739 8,33 27,02 -3,36

3 Meksiko 87.188 98.384 97.583 118.810 118.589 104.111 6,68 33,71 8,40

4 Rusia 91.467 81.902 92.238 104.478 85.509 91.119 5,85 39,56 -0,68

5 Inggris 82.471 86.019 86.432 91.537 79.505 85.193 5,47 45,03 -0,61

6 Jerman 74.784 78.719 83.902 90.180 90.813 83.680 5,37 50,40 5,01

7 Kanada 88.180 79.992 86.799 81.709 69.699 81.276 5,22 55,62 -5,33

8 Thailand 42.292 38.316 50.660 48.879 55.916 47.213 3,03 58,65 0,00

9 Malaysia 37.494 40.142 43.479 45.993 22.496 37.921 2,43 61,08 -7,48

10 Algeria 44.476 46.175 25.790 41.051 31.049 37.708 2,42 63,50 -1,38

Lainnya 535.762 503.644 554.529 617.282 630.973 568.438 36,50 100,00

Dunia 1.526.165 1.440.488 1.551.848 1.657.873 1.611.402 1.557.555

Sumber : FAO
*) Angka Perkiraan Pusdatin

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 69


Outlook Kacang Tanah 2015

Lampiran 26. Perkembangan Nilai Ekspor Negara Eksportir Kacang Tanah Dunia,
2008-2012.

Tahun Rata-rata
Rata-rata Komulatif
No. Negara Share (%) Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 ( 000 $ ) Share (%)
(%)

1 India 274.154 287.229 392.065 932.485 888.733 554.933 32,02 32,02 43,60

2 Argentina 180.890 163.326 203.382 347.282 372.299 253.436 14,62 46,64 23,19

3 Netherlands 137.390 140.457 167.423 271.483 297.322 202.815 11,70 58,34 23,28

4 China, mainland 232.160 165.094 172.384 193.706 205.095 193.688 11,17 69,52 -1,56

5 Amerika 198.593 175.366 179.926 174.072 184.361 182.464 10,53 80,04 -1,61

6 Nikaragua 90.058 65.859 61.733 96.036 132.291 89.195 5,15 85,19 15,05

7 Brazil 50.586 48.546 47.862 71.903 111.357 66.051 3,81 89,00 24,91

8 Malawi 3.157 17.987 8.896 29.204 56.179 23.085 1,33 90,33 184,96

9 Afrika Selatan 15.027 11.889 25.619 21.803 20.302 18.928 1,09 91,42 18,21

10 Mesir 6.220 31.422 2.071 21.831 13.200 14.949 0,86 92,29 306,59

49 Indonesia 299 177 299 566 66 281 0,02

Lainnya 587.755 562.724 706.963 142.455 169.688 433.917 25,03 100,00

Dunia 1.320.946 1.219.344 1.372.877 2.302.260 2.450.827 1.733.251

Sumber : FAO
*) Angka Perkiraan Pusdatin

Lampiran 27. Perkembangan Nilai Impor Negara Importir Kacang Tanah Dunia,
2009-2013.

Tahun Rata-rata
Rata-rata Share Komulatif
No. Negara Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 ( 000 $ ) (%) Share (%)
(%)
1 Netherlands 439.204 324.827 330.320 446.269 636.837 435.491 21,81 21,81 13,36
4 Meksiko 123.850 105.137 110.615 167.014 217.130 7,25 42,16 14,87
144.749
3 Rusia 107.301 116.633 117.699 157.971 158.228 131.566 6,59 34,91 11,00
2 Germany 109.984 119.710 98.539 145.475 175.579 129.857 6,50 28,32 17,77
5 Indonesia 72.264 130.821 138.863 130.677 140.910 122.707 6,15 48,30 22,28
6 United Kingdom 115.670 86.714 104.179 148.546 151.067 6,07 54,38 9,85
121.235
7 Kanada 118.386 86.262 94.055 116.441 131.369 109.303 5,47 59,85 4,63
8 Jepang 56.625 40.650 47.631 60.689 64.279 53.975 2,70 62,55 5,57
9 Polandia 45.933 39.779 44.262 54.970 65.326 50.054 2,51 65,06 10,23
10 Spanyol 48.063 32.595 37.100 49.386 57.100 2,25 67,31 7,59
44.849
Lainnya 550.116 450.708 579.218 776.315 907.292 652.730 32,69 100,00 11,72

Dunia 1.787.396 1.533.836 1.702.481 2.253.753 2.705.117 1.996.517

Sumber : FAO
*) Angka Perkiraan Pusdatin

Page | 70 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

LAMPIRAN II

a. Blok Persamaan Pada Model Analisis Suplai Demand

Nama Blok Persamaan

Blok Suplai
1. Luas Panen Kacang Tanah
LPKC = e0 + e1 LPKC(t-1) + e2 HRKC(t-1) + e3 LPUKC + e4 HRJ(t-1) +
e5 HRK(t-1) + e6 HRUK(t-1) + 5
Parameter estimasi yang diharapkan : e1, e2 > 0; e3, e4, e5, e6 > 0
2. Produktivitas Kacang Tanah
YKC = j0 + j1 YKC(t-1) + j2 HRUREA(t-1) + j3 TEK + j4 DSLPTT + j5 CH
+ j6 LIRIGASI + 10
Parameter estimasi yang diharapkan : i1, i3, i4 , i5, i5 > 0 i2 < 0
3. Impor Kacang Tanah
IKC = no + n1 PRODKC + n2 KONSKC + n3 HIKC + n4 HRKC + 14
Parameter estimasi yang diharapkan : n2, n4 > 0
n1, n3 < 0
4. Produksi Kacang Tanah
PRODKC= LPKC * YKC

5. Suplai Kacang Tanah


SKC= PRODKC + IKC

Blok Demand

6. Konsumsi per kapita Kacang Tanah


KONSKC = s0 + s1 PDB + s2 IHK + s3 KONSKC(t-1) + 12
Parameter estimasi yang diharapkan: r3 > 0 ; r1,r2 < 0

7. Konsumsi Nasional kc tanah


KONNKC = POP * KONSKC

8. Demand kacang tanah


DKC = KONNKC + EKSKC + PAKKC + BKC + TCKC
BKC = PRODKC*0.026
TCKC = PRODKC*0.05

9. Neraca kc tanah
NRCKC = SKC DKC

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 71


Outlook Kacang Tanah 2015

b. Keterangan Variabel Dalam Model


KETERANGAN VARIABEL DALAM MODEL

VARIABEL KETERANGAN SATUAN


PRODP PRODUKSI PADI TON
PRODJ PRODUKSI JAGUNG TON
PRODK PRODUKSI KEDELAI TON
PRODKC PRODUKSI KACANG TANAH TON
PRODUK PRODUKSI UBI KAYU TON
LPP LUAS PANEN PADI HA
LPJ LUAS PANEN JAGUNG HA
LPK LUAS PANEN KEDELAI HA
LPKC LUAS PANEN KACANG TANAH HA
LPUK LUAS PANEN UBI KAYU HA
YP PRODUKTIVITAS PADI TON/HA
YJ PRODUKTIVITAS JAGUNG TON/HA
YK PRODUKTIVITAS KEDELAI TON/HA
YKC PRODUKTIVITAS KACANG TANAH TON/HA
YUK PRODUKTIVITAS UBI KAYU TON/HA
LPP(t-1) LUAS PANEN PADI TAHUN SEBELUMNYA HA
LPJ(t-1) LUAS PANEN JAGUNG TAHUN SEBELUMNYA HA
LPK(t-1) LUAS PANEN KEDELAI TAHUN SEBELUMNYA HA
LPKC(t-1) LUAS PANEN KACANG TAHUN SEBELUMNYA HA
LPUK(t-1) LUAS PANEN UBI KAYU TAHUN SEBELUMNYA HA
HRB(t-1) HARGA RIIL BERAS TAHUN SEBELUMNYA RUPIAH
HRJ(t-1) HARGA RIIL JAGUNG TAHUN SEBELUMNYA RUPIAH
HRK(t-1) HARGA RIIL KEDELAI TAHUN SEBELUMNYA RUPIAH
HRKC(t-1) HARGA RIIL KACANG TANAH TAHUN SEBELUMNYA RUPIAH
HRUK(t-1) HARGA RIIL UBI KAYU TAHUN SEBELUMNYA RUPIAH
LPUP LUAS PUSO PADI HA
LPUJ LUAS PUSO JAGUNG HA
LPUK LUAS PUSO KEDELAI HA
LPUKC LUAS PUSO KACANG TANAH HA
LPUUK LUAS PUSO UBI KAYU HA
HRUREA(t-1) HARGA RIIL UREA TAHUN SEBELUMNYA RUPIAH
TEK TEKNOLOGI
DSLPTT DUMMY SLPTT
CH CURAH HUJAN MILIMETER
LIRIGASI LUAS IRIGASI HA
RLPPJ RASIO LUAS PANEN PADI JAWA TERHADAP NASIONAL
RLPJJ RASIO LUAS PANEN JAGUNG JAWA TERHADAP NASIONAL
RLPKJ RASIO LUAS PANEN KEDELAI JAWA TERHADAP NASIONAL
KONS KONSUMSI
KONSB KONSUMSI BERAS KG/KAP/THN
KONSJ KONSUMSI JAGUNG KG/KAP/THN
KONSK KONSUMSI KEDELAI KG/KAP/THN
KONSKC KONSUMSI KACANG TANAH KG/KAP/THN
IB IMPOR BERAS TON
IJ IMPOR JAGUNG TON
IK IMPOR KEDELAI TON
IKC IMPOR KACANG TANAH TON
HIB HARGA INTERNASIONAL BERAS US $
SP SUPLAY PADI TON
SJ SUPLAY JAGUNG TON
SK SUPLAY KEDELAI TON
SKC SUPLAY KACANG TANAH TON
BLOK DEMAND
KONSB KONSUMSI BERAS KG/KAP/THN
POP POPULASI ORANG
KONSK KONSUMSI KEDELAI KG/KAP/THN
KONSKC KONSUMSI KACANG TANAH KG/KAP/THN
KONNB KONSUMSI NASIONAL BERAS KG/KAP/THN
KONNJ KONSUMSI NASIONAL JAGUNG KG/KAP/THN
KONNK KONSUMSI NASIONAL KEDELAI KG/KAP/THN

Page | 72 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

c. Hasil Pengolahan Dengan Metode Simultan

c.1. Penghitungan Untuk Produktivitas Kacang Tanah

The SAS System


The SYSLIN Procedure
Two-Stage Least Squares Estimation

Model LPKC
Dependent Variable LPKC
Label Luas panen kacang tanah

Analysis of Variance
Sum of Mean
Source DF Squares Square F Value Pr > F
Model 4 4.385E10 1.096E10 10.39 0.0122
Error 5 5.2733E9 1.0547E9
Corrected Total 9 4.912E10

Root MSE 32475.4380 R-Square 0.89265


Dependent Mean 585123.400 Adj R-Sq 0.80677
Coeff Var 5.55019

Parameter Estimates
Parameter Standard Variable
Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label
Intercept 1 281370.9 341608.9 0.82 0.4476 Intercept
LLPKC 1 0.622525 0.338465 1.84 0.1253 Luas
panen kacang
tanah tahun
sebelumnya
LHR 1 7.613547 13.84476 0.55 0.6060 Harga
riil kacang
tanah tahun
sebelumnya
LHRJ 1 -41.3749 42.90328 -0.96 0.3791 Harga
riil jagung
tanah tahun
sebelumnya
LHRK 1 -0.05028 37.86359 -0.00 0.9990

Harga riil kedelai

tahun sebelumnya

Durbin-Watson 3.023956

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 73


Outlook Kacang Tanah 2015

Number of Observations 10
First-Order Autocorrelation -0.58974

c.2. Penghitungan Untuk Produktivitas Kacang Tanah

The SAS System


The SYSLIN Procedure
Two-Stage Least Squares Estimation
Model YKC
Dependent Variable YKC
Label Produktivitas kacang tanah

Analysis of Variance
Sum of Mean
Source DF Squares Square F Value Pr > F
Model 3 2.510336 0.836779 16.62 0.0026
Error 6 0.302064 0.050344
Corrected Total 9 2.812400

Root MSE 0.22437 R-Square 0.89260


Dependent Mean 12.63000 Adj R-Sq 0.83889
Coeff Var 1.77652

Parameter Estimates
Parameter Standard Variable
Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label
Intercept 1 9.916703 0.587391 16.88 <.0001 Intercept
LHRUREA 1 0.001398 0.000789 1.77 0.1267 Harga
riil urea
tahun sebelumnya

TEK 1 0.049887 0.072670 0.69 0.5180 Teknologi


DSLPTT 1 0.165793 0.290002 0.57 0.5883 Dummy
program SLPTT

Durbin-Watson 2.877581
Number of Observations 10
First-Order Autocorrelation -0.44815

Page | 74 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Outlook Kacang Tanah 2015

c.3. Penghitungan Untuk Konsumsi Kacang Tanah

The SAS System


The SYSLIN Procedure
Two-Stage Least Squares Estimation

Model KONSKC
Dependent Variable KONSKC
Label Konsumsi kacang tanah

Analysis of Variance
Sum of Mean
Source DF Squares Square F Value Pr > F
Model 3 0.841907 0.280636 31.24 0.0005
Error 6 0.053903 0.008984
Corrected Total 9 0.895810

Root MSE 0.09478 R-Square 0.93983


Dependent Mean 3.00300 Adj R-Sq 0.90974
Coeff Var 3.15629

Parameter Estimates
Parameter Standard Variable
Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label

Intercept 1 5.428519 1.993636 2.72 0.0345 Intercept


LPDB 1 -8.15E-6 2.912E-6 -2.80 0.0312
IHK 1 -0.00377 0.002695 -1.40 0.2110 Indeks
Harga
Konsumen
LKONSKC 1 0.165459 0.310272 0.53 0.6130 Konsumsi
Kacang tanah
tahun sebelumnya

Durbin-Watson 2.123807
Number of Observations 10
First-Order Autocorrelation -0.12407

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Page | 75

Anda mungkin juga menyukai