Tanaman Pangan
Kacang Tanah
Penyunting :
Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc
Dr. Ir. Budi Waryanto, MSi
Ir. Noviati, MSi
Ir. Roch Widaningsih, M.Si
Naskah :
Siti Nur Sholihah, S.Si
Diterbitkan oleh:
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Kementerian Pertanian
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Buku Analisis Outlook Komoditas Kacang Tanah Tahun
2015 dapat diselesaikan. Buku ini mengulas analisis diskriptif, analisis proyeksi
penawaran dan permintaan komoditas kacang tanah beberapa tahun ke depan.
Kegiatan ini dapat terlaksana atas kerjasama dengan beberapa instansi
terkait yaitu Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, juga atas
kerja sama tim teknis lingkup Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, serta
kepada semua pihak yang telah membantu mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan penyusunan laporan akhir kegiatan. Untuk itu kami menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Kepala Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas
dukungannya sehingga kegiatan ini dapat terlaksana.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak guna memperbaiki
dan menyempurnakan kegiatan ini di waktu mendatang. Semoga hasil kegiatan ini
dapat sebagai sumbangan pemikiran dan memberikan manfaat bagi pembaca
semua.
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
LAMPIRAN ....................................................................... 51
DAFTAR TABEL
Halaman :
Tabel 5.4. Proyeksi Surplus/Defisit Kacang Tanah, Tahun 2015 2019 ....45
DAFTAR GAMBAR
Halaman :
Gambar 18. Rata-rata Produksi Kacang Tanah Dunia, 2009 2013 ............. 28
Gambar 19. Rata-rata Produktivitas Kacang Tanah Dunia, 2009 2013 ....... 29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman :
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
EXECUTIVE SUMMARY
Pada tahun 2015, dengan produksi kacang tanah sebesar 657,59 ribu
ton, maka jumlah tercecer diperkirakan mencapai 32,88 ribu ton, pengunaan
kacang tanah untuk bibit 19,73 ribu ton, penggunaan untuk diolah menjadi
bahan makanan sebesar 55,96 ribu ton dan untuk konsumsi langsung 671,86
ribu ton. Pada tahun 2015 diperkirakan akan terjadi defisit kacang tanah
sebesar 122,84 ribu ton. Sementara itu pada tahun 2016 dengan proyeksi
produksi kacang tanah sebesar 664,76 ribu ton, jumlah yang tercecer akan
mencapai 33,24 ribu ton, penggunaan untuk bibit sebesar 19,94 ribu ton,
diolah menjadi makanan sebesar 56,57 ribu ton, sementara untuk konsumsi
langsung mencapai 675,33 ribu ton. Oleh karena itu pada tahun 2016
diperkirakan Indonesia masih akan mengalami defisit kacang tanah sebesar
120,32 ribu ton. Kondisi tersebut dapat terjadi dengan asumsi tidak ada
ekspor impor dan tidak ada stok, baik stok awal maupun akhir tahun.
I. PENDAHULUAN
2012 Indonesia menjadi negara importir nomor dua dunia yang mengimpor
kacang tanah rata-rata sebesar 129,74 ribu ton.
1.2 TUJUAN
II. METODOLOGI
Kacang Tanah
11 Harga Kacang Tanah di Pasar Dunia 2009-2013 FAO
Dengan Kulit
4. Neraca kc tanah
NRCKC = SKC DKC
SS Regresi
R2 =
SS Total
750
650
450
350
250
150
50
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
Jawa L.Jawa Indonesia
kacang tanah di Indonesia berdasarkan ARAM I tahun 2015 adalah 13,43 ku/ha
atau mengalami peningkatan sebesar 5% dibandingkan tahun sebelumnya
(Gambar 2 dan Lampiran 2 ).
Secara umum pola perkembangan produktivitas kacang tanah per
wilayah (Jawa dan Luar Jawa) cenderung sama, berkisar antara 12 kuintal per
hektar. Rata-rata hasil kacang tanah di Pulau Jawa cenderung selalu lebih
tinggi dibandingkan produktivitas di Luar Pulau Jawa. Produktivitas kacang
tanah di Jawa dan luar Jawa mencapai puncak tertingginya pada tahun 2015,
berdasarkan data Angka Ramalan I yaitu sebesar 13,83 kuintal per hektar.
Jika dicermati, produktivitas tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata
hasil kacang tanah di Indonesia, Pulau Jawa dan Luar Jawa kurun waktu 5
tahun terakhir yang hanya mencapai 12,98 ku/ha.
14,00
13,00
12,00
(Ku/ Ha)
11,00
10,00
9,00
8,00
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
sebesar 657,59 ribu ton mengalami kenaikan sebesar 2,93% dari tahun 2014.
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa produksi kacang tanah baik di Jawa
maupun di Luar Jawa cenderung mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 - 2015
produksi kacang tanah mengalami penurunan dengan rata-rata minus 3,09%
per tahun ( Lampiran 3). Produksi kacang tanah yang dihasilkan sangat terkait
oleh produktivitas. Berdasarkan data ARAM I tahun 2015 yang dikeluarkan BPS,
produktivitas kacang tanah naik 5% atau sebesar 13,43 ku/ha dari tahun 2014
yang 12,79 ku/ha (Lampiran 2) sehingga pada tahun yang sama produksi naik
sebesar 2,93% atau sebesar 657,59 ton dari tahun sebelumnya (Lampiran 3 ).
900
750
600
(000 Ton)
450
300
150
0
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
Jawa Tengah
18,13%
Jawa Barat
9,78%
Provinsi Lainnya
12,89%
Rata-rata (Ku/Ha)
Indonesia 13,06
Jambi 12,90
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00
Nusa
Tenggara
Sulawesi
Banten Timur
Selatan
1,78% 2,58%
Nusa 4,24%
Tenggara Kalimantan
Barat Selatan
5,54% 1,69%
Sumatera
DI Yogyakarta
Utara
10,15%
1,58%
Jawa Tengah
18,67%
Jawa Timur
30,14%
0,50
0,45
0,40
0,35
0,30
0,25
0,20
0,15
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Konsumsi Perkapita
Sesuai hasil Susenas maka konsumsi nasional kacang tanah bisa diperoleh
dari perkalian konsumsi per kapita pertahun dikalikan dengan jumlah
penduduk akhir tahun. Pada periode 2006-2014 konsumsi nasional kacang
tanah berfluktuatif dengan kecenderungan menurun, dimana rata-rata
konsumsi nasional kacang tanah sebesar 74,08 ribu ton, sedangkan pada
periode 2010-2014 rata-rata sebesar 63,96 ribu ton. Pertumbuhan konsumsi
kacang tanah nasional mengalami penurunan baik periode 2006-2014 maupun
2010-2014 yaitu sebesar 2,66% dan 6,31% per tahun. (Gambar 8 dan Lampiran
8)
110.000
100.000
90.000
80.000
70.000
60.000
50.000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Konsumsi Nasional
Data konsumsi kacang tanah bisa diperoleh dari Susenas maupun dari
Neraca Bahan Makanan (NBM) dari Badan Ketahanan Pangan (BKP). Menurut
NBM Konsumsi kacang tanah secara langsung dapat dihitung dengan cara
perkalian antara ketersediaan kacang tanah per kapita dengan jumlah
penduduk. Ketersediaan yang dimaksud dalam NBM adalah selisih produksi
ditambah impor, dikurangi ekspor, tercecer, bibit dan untuk industri.
Perkembangan ketersediaan kacang tanah per kapita di Indonesia dari
tahun 1993-2015 berdasarkan NBM berfluktuasi cukup tajam dengan
kecenderungan terus mengalami penurunan (Gambar 9). Pada periode tahun
1993-2015, ketersediaan perkapita tertinggi terjadi pada tahun 1995, yaitu
sebesar 3,98 kg/kap/th. Ketersediaan per kapita cenderung terus menurun.
Diperkirakan pada tahun 2015, ketersediaan per kapita sebesar 2,63
kg/kap/th. Selama periode 2011 - 2015, ketersediaan per kapita rata-rata
kacang tanah sekitar 2,76 kg/kap/th. Angka ketersediaan ini cenderung
menurun dengan laju pertumbuhan minus 3,57% setiap tahunnya.
Pada tahun 2015 diperkirakan total konsumsi kacang tanah pada rumah
tangga sebesar 671,86 ribu ton dengan ketersediaan per kapita sebesar 2,63
kg/kap/th dan jumlah penduduk pertengahan tahun sebesar 255,46 juta
orang. (Lampiran 9).
3,9
3,7
3,5
3,3
3,1
2,9
2,7
2,5
1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015
produksi kacang tanah dalam negeri dan begitu juga pada tahun 2013
konsumsi kacang tanah lepas kulit lebih tinggi dari produksi dalam negeri.
(Gambar 10).
900
800
700
600
(000 Ton)
500
400
300
200
100
0
1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013
760.000
740.000
720.000
(Ton)
700.000
680.000
660.000
640.000
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
Konsumsi Nasional
20.000
18.500
17.000
15.500
14.000
12.500
11.000
9.500
8.000
6.500
5.000
3.500
2.000
500
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Harga Produsen (Rp/kg) Harga Konsumen (Rp/kg)
10.000 300.000
9.000
250.000
8.000
7.000
200.000
6.000
5.000 150.000
4.000
100.000
3.000
2.000
50.000
1.000
0 0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Ekspor (ton) Impor (ton)
Rata rata volume ekspor periode 1980 2014 adalah 3,10 ribu ton
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 26,80% per tahun, sedangkan lima
tahun terakhir rata-rata volume ekspor kacang tanah sebesar 3,08 ribu ton
dengan rata-rata pertumbuhan cenderung menurun sebesar minus 9,80% per
tahun (Lampiran 13). Pada periode waktu yang sama atau periode tahun
1980-2014 rata-rata volume impor kacang tanah adalah 113,83 ribu ton atau
tumbuh sebesar 36,24%, periode selanjutnya tahun 2010-2014 dengan rata-
rata volume impor sebesar 242,80 ribu ton atau rata-rata pertumbuhannya
7,77% per tahun (Lampiran 13). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
pertumbuhan volume impor kacang tanah cenderung meningkat baik pada 3
(tiga) dekade maupun pada rata-rata lima tahun terakhir.
Neraca ekspor-impor kacang tanah baik dilihat dari sisi volume maupun
nilainya pada 2 periode menunjukkan perkembangan yang bernilai negatif.
Kecenderungan ini disebabkan permintaan kacang tanah yang tinggi seperti
industri makanan dan belum bisa dipenuhi oleh produksi kacang tanah dalam
negeri. Pada rentang tahun 1980-2014 rata-rata neraca ekspor-impor
mengalami defisit 110,73 ribu ton atau senilai 75,19 (000 USD) per tahun.
Sementara pada periode 2010 2014 rata-rata neraca ekspor-impor cenderung
mengalami nilai defisit lebih besar dari pada rata-rata 3 dekade yaitu sebesar
239,73 ribu ton atau defisit senilai 261,30 (000 USD) per tahun. (Lampiran 14
dan Gambar 14)
10.000 350.000
9.000
300.000
8.000
7.000 250.000
6.000
200.000
5.000
150.000
4.000
3.000 100.000
2.000
50.000
1.000
0 0
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
Nilai Ekspor Nilai Impor
50.000.000
45.000.000
40.000.000
35.000.000
30.000.000
25.000.000
20.000.000
15.000.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
pada tahun 2013 yaitu 17,96 ku/ha dan tahun sebelumnya sedikit lebih rendah
yaitu 16,45 ku/ha.
Angka produktivitas nasional kacang tanah tahun 2013 sebesar 25,82
ku/ha lebih tinggi dari angka produktivitas rata-rata kacang tanah dunia yaitu
17,96 ku/ha, namun berada pada urutan ke-26 (Lampiran 19).
19
17
15
13
11
5
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Produktivitas (Ku/Ha)
India; 21,43;
21,43%
Lainnya; 40,15%
China; 18,34;
18,34%
produksi sebesar 1,36 juta ton atau mensupport 3,29% produksi kacang tanah
dunia ( Gambar 18 dan Lampiran 18 ).
% China, mainland
38,76%
Lainnya; 25,30%
Indonesia
3,13%
Myanmar
3,29%
Amerika
4,92%
Nigeria India
7,76% 16,84%
(ku/ha)
Indonesia 22,69
35,11
China, mainland
36,82
Spanyol
37,79
Palestina
Saudi Arabia 40,21
Malaysia 40,29
Amerika 41,07
Lebanon 41,26
46,06
Nicaragua
Israel 60,48
205,83
Cyprus
0 50 100 150 200 250
Lain-lain
26,87%
China, mainland
43,82%
Rata-rata ( Kg/Kap/Th )
Indonesia 4,16
Gambia 4,49
Malawi 4,98
Ghana 5,76
Vanuatu 6,47
Benin 6,64
Cameroon 6,85
Niger 6,90
7,96
Gabon
Burkina Faso 10,98 13,78
Chad
Rata-rata (US$/ton)
Ruanda 1.358
Turki 1.257
Inggris 1.455
Ekuador 1.538
Bulgaria 1.624
Jamaika 2.086
Suriname 2.320
Cyprus 2.891
Japan 5.426
1.800.000
1.700.000
1.600.000
1.500.000
1.400.000
1.300.000
1.200.000
1.100.000
1.000.000
900.000
800.000
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Volume Import (ton) Volume Eksport (ton)
(%)
India; 33,95
Argentina; 14,66
Amerika; 11,62
China,
mainland; 9,75
Netherlands;
Lainnya; 26,32 3,70
antara 5,37% sampai 6,68% terhadap volume impor dunia. Secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 25.
Pertumbuhan rata-rata di sepuluh negara pengimpor terbesar ini,
hampir semuanya mengalami penurunan cukup besar pada lima tahun
terakhir. Sedangkan negara dengan rata-rata per tahun peningkatan tertinggi
adalah Meksiko sebesar 8,40% per tahun, dan Jerman 5,01% per tahun.
Indonesia mengalami penurunan rata-rata pertumbuhan volume impor
sebesar minus 3,36% per tahun. (Lampiran 25).
(%)
Inggris; 5,47 Jerman; 5,37
Rusia; 5,85
Meksiko; 6,68
Indonesia; 8,33 Lainnya; 49,60
Netherlands;
18,69
dari total nilai ekspor dunia sedangkan negara terbesar pengekspor lainnya
berkisar 11%. Data secara rinci dapat dilihat pada Gambar 26.
Pertumbuhan rata-rata di sepuluh negara pengekspor terbesar ini, hampir
semuanya meningkat cukup besar pada periode 2008-2012. Rata-rata
pertumbuhan tertinggi adalah Mesir sebesar 306,59% per tahun, Malawi
184,96% per tahun, India 43,60%. Sedangkan 5 negara pengekspor tertinggi
lainnya dengan pertumbuhan antara 15,05% per tahun sampai dengan 24,91%
per tahun. Akan tetapi ada 2 negara yang mengalami penurunan rata-rata
pertumbuhan yaitu Amerika dan China, mainland yaitu sebesar minus 1,61%
per tahun dan minus 1,56% per tahun (Lampiran 26).
(%)
Netherlands; 11,70
China, mainland;
11,17
Argentina; 14,62
Lainnya; 30,48
India; 32,02
Rata-rata nilai ekspor kacang tanah kurun waktu 2008 - 2012 pada 10
negara pengekspor tertinggi diatas 100 juta $ yaitu India, Argentina,
Netherlands, China mainland, dan Amerika dengan rata-rata nilai ekspor
antara 182,46 juta $, sampai 554,93 juta $. Sedangkan 5 negara pengekspor
tertinggi lainnya dengan rata-rata nilai ekspor dari 14,95 juta $ sampai
dengan 89,20 juta $. (Lampiran 26).
Nilai impor dari 6 ( enam ) negara importir kacang tanah terbesar dunia
memberikan kontribusi sebesar 54,38 % dari total nilai impor dunia selama
kurun waktu 2008-2012. Hanya Netherlands yang memberikan kontribusi
tertinggi pada nilai impor dunia yaitu sebesar 21,81 % dari total nilai impor
dunia sedangkan negara terbesar pengimpor lainnya memberikan kontribusi di
bawah 8% dari total nilai impor kacang tanah dunia. Dalam hal ini termasuk
Indonesia, memberikan kontribusi sebesar 6,15% terhadap nilai impor kacang
tanah dunia. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 27.
Pertumbuhan rata-rata nilai impor pada periode 2008-2012 di sepuluh
negara pengimpor terbesar hampir semua negara dengan rata-rata
pertumbuhan nilai impor yang cukup besar. Negara importir dengan rata-rata
pertumbuhan tertinggi yaitu Indonesia sebesar 22,28% per tahun dan
selanjutnya negara importir tertinggi lainnya dengan pertumbuhan di bawah
18% per tahun. Indonesia yang memiliki rata-rata pertumbuhan nilai impor
paling tinggi yaitu 22,28% per tahun. Hal ini sejalan dengan rata-rata
pertumbuhan produksi kacang tanah pada kurun waktu yang sama dimana nilai
pertumbuhannya negatif, artinya pada kurun waktu 2008-2012 mengalami
penurunan produksi kacang tanah. (Lampiran 27).
Netherlands
Lainnya 21,81%
45,62%
Mexico
7,25%
Rusia
6,59%
United Kingdom
6,07% Indonesia Germany
6,15% 6,50%
Rata-rata nilai impor kacang tanah kurun waktu 2008 - 2012 pada 10
negara pengimpor tertinggi hampir seluruhnya diatas nilai 100 juta US$ yaitu
Netherlands, Mexico, Rusia, Jerman, Indonesia, Inggris dan Kanada dengan
rata-rata nilai impor sebesar 435,49 juta $, 144,75 juta $, 131,57 juta $,
129,86 juta $, 122,71 juta $, 121,24 juta $, dan 109,30 juta $. Sedangkan 3
negara importir tertinggi lainnya dengan rata-rata nilai impor di bawah 54
juta $. (Lampiran 27).
5.1 PENAWARAN
Dimana :
LPKC = Luas Panen Kacang Tanah
LPKC(t-1) = Luas Panen Kacang Tanah tahun ke-(t-1)
HRKC(t-1) = Harga Riil Kacang Tanah tahun ke-(t-1)
HRJ(t-1) = Harga Riil Jagung tahun ke-(t-1)
HRK(t-1) = Harga Riil Kedelai tahun ke-(t-1)
Dimana :
YKC = Produktivitas Kacang Tanah
HRUREA(t-1) = Harga Riil Urea tahun ke-(t-1)
TEK = Teknologi
DSLPTT = Dummy Program SLPTT
Dimana :
KONSKC = Konsumsi Kacang Tanah
LPDB = Ln dari Produk Domestik Bruto
IHK = Indeks Harga Konsumen
KONSKC(t-1) = Konsumsi Kacang Tanah tahun ke-(t-1)
sebelumnya menjadi 13,58 ku/ha atau naik 1,11%. Tahun 2017 kembali
meningkat sebesar 1,39%, dan tahun 2018 kembali meningkat sebesar 1,21%,
begitu juga pada tahun 2019 kembali terjadi peningkatan produktivitas
sebesar 1,28%. Peningkatan angka produktivitas kacang tanah ini diharapkan
mampu meningkatkan angka produksi kacang tanah tahun 2016. Produksi
kacang tanah diperkirakan pada tahun 2016 sebesar 664,76 ribu ton atau
meningkat sebesar 1,09%, di tahun 2017 produksi meningkat seiring dengan
peningkatan produktivitas yaitu menjadi 667,47 ribu ton atau meningkat
sebesar 0,41%, namun pada tahun 2018 produksi menurun seiring dengan
menurunnya luas panen yaitu menjadi 667,16 ribu ton atau menurun sebesar
minus 0,05%. Tahun 2019 kembali terjadi penurunan produksi menjadi 664,83
ribu ton atau turun sebesar 0,35% per tahun. Pertumbuhan rata-rata produksi
tahun 2016-2019 yaitu 0,28% per tahun (Tabel 5.1.).
Tabel 5.1. Proyeksi Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah di
Indonesia, 2015 2019
1
2015 ) 489.509 13,43 657.595
2
2016 ) 489.560 13,58 664.760
2
2017 ) 484.829 13,77 667.465
2
2018 ) 478.807 13,93 667.161
2
2019 ) 471.098 14,11 664.828
5.2. PERMINTAAN
Konsumsi kacang tanah antara tahun 2015 sampai tahun 2019 dengan
memperhitungkan pertumbuhan jumlah penduduk, maka konsumsi kacang
tanah diperkirakan akan mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,11% per
tahun atau rata-rata konsumsi sebesar 672,93 ribu ton per tahun. Sementara
itu untuk konsumsi per kapita mengalami penurunan dengan laju rata-rata
1,30% per tahun atau rata-rata per kapita sebesar 2,57 kilogram per kapita
per tahun (Tabel 5.2).
5.3. NERACA
Tabel 5.3. Proyeksi Penawaran dan Permintaan Kacang Tanah, Tahun 2015 2019
(Ton)
1)
2015 657.595 780.433 -122.838
2)
2016 664.760 785.080 -120.320
2)
2017 667.465 785.613 -118.148
2)
2018 667.161 783.288 -116.127
2)
2019 664.828 778.677 -113.849
Kebutuhan
Suplai/ Produksi *) Tercecer Surplus/ Defisit
Tahun Diolah untuk Konsumsi
Bibit
makanan Langsung
(Ton)
1)
2015 657.595 32.880 19.728 55.961 671.864 -122.838
20162) 664.760 33.238 19.943 56.571 675.328 -120.320
20172) 667.465 33.373 20.024 56.801 675.414 -118.148
20182) 667.161 33.358 20.015 56.775 673.140 -116.127
20192) 664.828 33.241 19.945 56.577 668.914 -113.849
LAMPIRAN
Produktivitas (Ku/Ha)
Tahun
Jawa Pertumb. Luar Pertumb. Indonesia Pertumb.
1980 8,77 0,64 8,36 5,37 9,28 3,46
1981 9,08 3,63 8,76 4,80 9,34 0,65
1982 9,17 0,97 8,81 0,56 9,47 1,39
1983 9,27 1,07 9,44 7,07 9,58 1,16
1984 9,71 4,75 9,90 4,95 9,95 3,86
1985 10,23 5,33 9,98 0,73 10,35 4,02
1986 10,23 -0,02 11,22 12,44 10,68 3,19
1987 9,34 -8,68 10,10 -9,93 9,68 -9,36
1988 9,45 1,24 9,95 -1,48 9,70 0,21
1989 10,19 7,81 9,56 -3,92 9,98 2,89
1990 10,10 -0,90 9,76 2,05 10,24 2,61
1991 10,63 5,25 9,93 1,74 10,38 1,37
1992 10,49 -1,28 9,86 -0,70 10,27 -1,06
1993 10,38 -1,07 10,08 2,21 10,23 -0,39
1994 9,94 -4,28 9,60 -4,74 9,83 -3,91
1995 10,17 2,33 10,44 8,75 10,28 4,58
1996 10,68 5,01 10,75 2,97 10,71 4,18
1997 11,00 3,00 10,88 1,21 10,96 2,33
1998 10,26 -6,76 10,40 -4,40 10,63 -3,01
1999 10,35 0,96 10,01 -3,79 10,55 -0,75
2000 10,58 2,20 10,12 1,09 10,77 2,09
2001 10,82 2,25 10,87 7,45 10,84 0,65
2002 11,10 2,59 10,91 0,37 11,10 2,40
2003 11,07 -0,27 10,50 -3,73 11,49 3,51
2004 11,70 5,69 11,32 7,78 11,58 0,78
2005 11,69 -0,09 11,42 0,88 11,61 0,26
2006 11,95 2,23 11,66 2,12 11,86 2,15
2007 11,93 -0,20 11,99 2,82 11,95 0,76
2008 12,19 2,20 12,05 0,50 12,15 1,67
2009 12,54 2,87 12,38 2,74 12,49 2,80
2010 12,65 0,88 12,34 -0,32 12,56 0,56
2011 12,52 -1,03 12,53 1,54 12,52 -0,32
2012 12,72 1,60 12,38 -1,20 12,62 0,80
2013 11,53 -9,39 12,18 -1,62 13,52 7,13
2014 13,00 12,80 12,27 0,74 12,79 -5,40
2015*) 13,83 6,38 12,34 0,57 13,43 5,00
1980-2015 10,87 1,38 10,70 1,32 10,98 1,17
2011-2015 12,72 2,07 12,34 0,01 12,98 1,44
Produksi (Ton)
Tahun
Jawa Pertumb. Luar Jawa Pertumb. Indonesia Pertumb.
1980 329.087 6,83 140.721 20,97 469.808 10,71
1981 334.906 1,77 139.685 -0,74 474.591 1,02
1982 309.994 -7,44 126.828 -9,20 436.822 -7,96
1983 320.355 3,34 140.066 10,44 460.421 5,40
1984 359.815 12,32 175.000 24,94 534.815 16,16
1985 343.575 -4,51 184.277 5,30 527.852 -1,30
1986 398.894 16,10 242.984 31,86 641.878 21,60
1987 315.518 -20,90 217.588 -10,45 533.106 -16,95
1988 352.898 11,85 236.367 8,63 589.265 10,53
1989 415.980 17,88 203.605 -13,86 619.585 5,15
1990 440.910 5,99 209.650 2,97 650.560 5,00
1991 428.485 -2,82 223.634 6,67 652.119 0,24
1992 490.130 14,39 248.920 11,31 739.050 13,33
1993 405.220 -17,32 233.488 -6,20 638.708 -13,58
1994 387.474 -4,38 244.497 4,72 631.971 -1,05
1995 435.236 12,33 324.912 32,89 760.148 20,28
1996 450.397 3,48 287.418 -11,54 737.815 -2,94
1997 440.529 -2,19 247.816 -13,78 688.345 -6,70
1998 446.063 1,26 246.294 -0,61 687.688 -0,10
1999 444.156 -0,43 215.430 -12,53 659.586 -4,09
2000 503.932 13,46 232.585 7,96 736.517 11,66
2001 487.803 -3,20 221.967 -4,57 709.770 -3,63
2002 497.636 2,02 220.435 -0,69 718.071 1,17
2003 516.945 3,88 268.581 21,84 785.526 9,39
2004 569.189 10,11 268.306 -0,10 837.495 6,62
2005 573.516 0,76 262.779 -2,06 836.295 -0,14
2006 574.714 0,21 263.382 0,23 838.096 0,22
2007 537.619 -6,45 251.470 -4,52 789.089 -5,85
2008 531.818 -1,08 238.236 -5,26 770.054 -2,41
2009 554.042 4,18 223.846 -6,04 777.888 1,02
2010 547.358 -1,21 231.843 3,57 779.228 0,17
2011 473.755 -13,45 203.144 -12,38 676.899 -13,13
2012 503.127 6,20 205.936 1,37 709.063 4,75
2013 511.218 1,61 190.462 -7,51 701.680 -1,04
2014 464.739 -9,09 174.157 -8,56 638.896 -8,95
2015*) 496.580 6,85 161.015 -7,55 657.595 2,93
1980-2015 449.823 1,73 219.648 1,60 669.342 1,60
2011-2015 489.884 - 1,58 186.943 - 6,93 676.827 - 3,09
Kontribusi (%) 72,38 27,62
Tahun Rata-rata
Rata-rata Komulatif
No. Provinsi Share (%) Pertumbuh
2011 2012 2013 2014 2015*) (Ha) Share (%)
an (%)
1 Jawa Timur 164.921 163.513 150.017 139.893 142.129 152.095 29,17 29,17 -3,74
2 Jawa Tengah 94.662 105.679 92.454 91.862 87.996 94.531 18,13 47,30 -5,31
3 DI Yogyakarta 59.533 60.725 65.680 67.532 71.380 64.970 12,46 59,76 3,99
4 Jawa Barat 48.641 53.569 54.346 50.007 48.387 50.990 9,78 69,54 -5,60
5 Nusa Tenggara Barat 26.319 25.508 30.772 26.458 23.603 26.532 5,09 74,63 -0,43
6 Sulawesi Selatan 15.192 23.351 18.812 24.459 22.674 20.898 4,01 78,64 1,35
7 Nusa Tenggara Timur 19.395 19.694 13.880 14.046 12.682 15.939 3,06 81,70 -3,89
8 Banten 10.075 10.727 9.273 8.061 9.095 9.446 1,81 83,51 -6,93
9 Sumatera Utara 10.773 10.154 9.377 8.311 8.286 9.380 1,80 85,31 -10,17
10 Kalimantan Selatan 10.073 10.162 9.148 9.744 7.737 9.373 1,80 87,11 -8,22
Provinsi Lainnya 79.875 76.456 65.297 58.965 55.540 67.227 12,89 100,00 -8,92
Indonesia 539.459 559.538 519.056 499.338 489.509 521.380
Tahun Rata-rata
Rata-rata
No. Provinsi Pertumbuh
(Ku/Ha)
2011 2012 2013 2014 2015*) an (%)
Tahun Rata-rata
Rata-rata Komulatif
No. Provinsi Share (%) Pertumbuhan
(Ton) Share (%)
2011 2012 2013 2014 2015*) (%)
1 Jawa Timur 211.416 213.792 207.971 188.491 203.787 205.091 30,14 30,14 -0,22
2 Jawa Tengah 122.306 143.687 128.030 120.158 121.068 127.050 18,67 48,81 -4,59
3 Jawa Barat 73.705 76.574 91.573 73.808 82.651 79.662 11,71 60,52 -1,91
4 DI Yogyakarta 64.084 62.901 70.834 71.582 76.075 69.095 10,15 70,67 5,37
5 Nusa Tenggara Barat 37.965 38.890 41.889 34.284 35.610 37.728 5,54 76,22 1,73
6 Sulawesi Selatan 24.808 27.402 28.408 34.464 29.008 28.818 4,24 80,45 -4,24
7 Banten 12.246 11.691 12.810 10.700 12.999 12.089 1,78 82,23 -5,97
8 Nusa Tenggara Timur 23.685 21.563 16.056 14.886 11.728 17.584 2,58 84,81 -9,00
9 Kalimantan Selatan 12.181 12.377 11.238 11.835 9.877 11.502 1,69 86,50 -6,90
10 Sumatera Utara 11.093 12.074 11.351 9.777 9.516 10.762 1,58 88,08 -9,25
Provinsi Lainnya 97.800 91.906 81.520 68.911 65.276 81.083 11,92 100,00 -9,04
Indonesia 691.289 712.857 701.680 638.896 657.595 680.463
Sumber : SUSENAS
Keterangan : Wujud Kacang Tanah Tanpa Kulit
Sumber : SUSENAS
Keterangan : Wujud Kacang Tanah Tanpa Kulit
(000 Ton)
Diolah Dimakan/ Jumlah
Ketersediaan
Non Tercecer Bahan Total Penduduk
Penyediaan Bibit (Lepas Makanan Per Kapita
Tahun Makanan Total (Lepas Makanan Penggu Tengah
dalam negeri Kulit) (Lepas
(Lepas Olah Kulit) (Lepas naan (Kg/kap/th) Tahun
Kulit)
Kulit) Kulit) (000 orang)
1993 747 34 4 8 12 37 664 747 3,54 189.135
1994 783 37 3,5 41 44,5 39 666 786,5 3,49 0
1995 909 38 3 53 56 45 770 909 3,98 0
1996 900 31 35 26 61 45 763 900 3,88 198.320
1997 859 29 46 9 55 43 732 859 3,66 0
1998 731 26 10 7 17 37 651 731 3,21 0
1999 763 26 22 7 29 38 677 770 3,34 0
2000 848 28 27 35 62 42 751 883 3,65 205.132
2001 808 44 39 34 73 40 685 842 3,28 207.928
2002 832 39 71 35 106 42 646 833 3,06 210.736
2003 881 41 75 37 112 44,03 684 881 3,2 213.551
2004 902 30 77 38 115 45 712 902 3,29 216.382
2005 917 30 78 38 116 46 725 917 3,3 219.205
2006 901 27 77 0 77 45 752 901 3,38 222.051
2007 892 27 76 0 76 45 744 892 3,3 224.905
2008 909 26 77 0 77 45 761 909 3,33 227.779
2009 910 25 77 - 77 45 761 908 3,29 230.633
2010 914 24 78 - 78 46 766 914 3,17 238.519
2011 811 23 69 - 69 41 679 811 2,81 241.991
2012 831 23 71 0 71 42 696 831 2,83 245.425
2013*) 823 21 70 0 70 41 691 823 2,82 248.818
2014 1) 785 13 67 0 67 39 666 785 2,71 252.165
Rata-rata 828 30 47 17 61 42 706 839 3,34 172.394
Penggunaan Kacang Tanah Terhadap Total (%)
Jumlah
Penduduk Konsumsi
Ketersediaan Pertumb.
Tahun Tengah Nasional
(Kg/kap/th) (%)
Tahun (ton)
(000 orang)
1993 3,54 189.135 669.538
1994 3,49 0 -
1995 3,98 0 -
1996 3,88 198.320 769.482
1997 3,66 0 -
1998 3,21 0 -
1999 3,34 0 -
2000 3,65 205.132 748.732
2001 3,28 207.928 682.002 - 8,91
2002 3,06 210.736 644.853 - 5,45
2003 3,20 213.551 683.362 5,97
2004 3,29 216.382 711.895 4,18
2005 3,30 219.205 723.376 1,61
2006 3,38 222.051 750.533 3,75
2007 3,30 224.905 742.186 - 1,11
2008 3,33 227.779 758.504 2,20
2009 3,29 230.633 758.782 0,04
2010 3,17 238.519 756.105 - 0,35
2011 2,81 241.991 679.994 - 10,07
2012 2,83 245.425 695.677 2,31
2013*) 2,82 248.818 700.453 0,69
1
2014 ) 2,71 252.165 684.122 - 2,33
1
2015 ) 2,63 255.462 671.864 - 1,79
Rata-rata
3,27 176.006 557.890 -0,62
1993-2015
Rata-rata
2,76 248.772 686.422 -2,24
2011-2015
Lampiran 15. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah Dunia,
1980 2013
Sumber : FAO
Keterangan : Wujud Kacang Tanah Dengan Kulit
Produktivitas Pertumb.
Tahun
(Ku/Ha) (%)
1980 9,20 -5,88
1981 10,63 15,57
1982 9,80 -7,78
1983 10,34 5,50
1984 10,97 6,03
1985 11,34 3,38
1986 11,28 -0,55
1987 11,51 2,07
1988 12,47 8,33
1989 11,37 -8,77
1990 11,69 2,77
1991 11,51 -1,54
1992 11,87 3,14
1993 12,39 4,38
1994 13,04 5,23
1995 12,98 -0,46
1996 13,91 7,20
1997 13,10 -5,87
1998 14,57 11,21
1999 13,97 -4,08
2000 14,94 6,94
2001 15,55 4,08
2002 14,40 -7,41
2003 15,75 9,36
2004 15,39 -2,28
2005 16,03 4,19
2006 15,49 -3,34
2007 16,39 5,78
2008 15,90 -2,99
2009 15,50 -2,50
2010 16,77 8,19
2011 16,35 -2,50
2012 16,45 0,59
2013 17,96 9,20
Rata-rata (%)
1980-2013 13,55 1,98
2009-2013 16,61 2,60
Sumber : FAO
Keterangan : Wujud Kacang Tanah Dengan Kulit
Tahun Rata-rata
Komulatif
No. Negara Rata-rata (ha) Share (%) Pertumb.
Share (%)
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
1 India 5.477.500 5.860.000 5.310.000 4.770.000 5.250.000 5.333.500 21,43 21,43 -0,63
2 China 4.376.670 4.527.000 4.581.000 4.700.000 4.632.990 4.563.532 18,34 39,77 1,45
3 Nigeria 2.643.330 2.789.180 2.353.680 2.659.800 2.360.000 2.561.198 10,29 50,06 0,97
4 Sudan 945.417 1.151.640 1.698.480 1.619.520 2.161.740 1.515.359 6,09 56,15 24,53
5 Senegal 1.059.093 1.195.573 865.770 708.986 769.803 919.845 3,70 59,85 -6,06
6 Myanmar 844.267 866.499 887.034 880.000 890.000 873.560 3,51 63,36 1,34
7 Niger 588.651 795.768 690.853 741.309 720.000 707.316 2,84 66,20 6,61
8 Tanzania 428.550 482.310 675.226 839.631 740.000 633.143 2,54 68,75 16,26
9 Indonesia 622.616 620.563 539.230 559.532 518.982 572.185 2,30 71,04 -4,23
10 Amerika Serikat 436.660 507.890 437.310 650.740 421.000 490.720 1,97 73,02 3,98
Lainnya 6.553.178 6.684.224 6.710.147 6.674.121 6.953.301 6.655.418 26,98 100,00
Sumber : FAO
1 China, mainland 14.707.929 15.644.000 16.046.000 16.800.000 16.972.155 16.034.017 38,76 38,76 3,66
2 India 5.428.500 8.265.000 6.964.000 4.695.000 9.472.000 6.964.900 16,84 55,60 26,42
3 Nigeria 2.977.620 3.799.240 2.962.627 3.313.500 3.000.000 3.210.597 7,76 63,36 1,99
4 Amerika 1.674.500 1.885.510 1.659.510 3.057.850 1.893.000 2.034.074 4,92 68,28 11,70
5 Myanmar 1.304.829 1.362.452 1.399.625 1.371.500 1.375.000 1.362.681 3,29 79,50 1,35
6 Indonesia 1.364.700 1.367.000 1.150.000 1.251.000 1.340.000 1.294.540 3,13 76,20 0,05
7 Sudan 942.000 762.500 1.185.000 1.032.000 1.767.000 1.137.700 2,75 73,07 23,67
8 Senegal 1.032.651 1.286.855 527.528 672.803 709.691 845.906 2,04 70,32 -0,34
9 Argentina 605.491 611.040 701.535 685.722 1.025.857 725.929 1,75 81,25 15,77
10 Tanzania 347.970 465.290 651.397 810.000 785.000 611.931 1,48 82,73 23,74
Sumber : FAO
Tahun Rata-rata
No Negara
(Ku/Ha)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Cyprus 119,00 173,57 165,33 292,50 278,75 205,83
1 China, mainland 3.659.103 4.346.472 3.974.460 4.797.354 5.355.386 4.426.555 43,82 43,82 10,64
2 Indonesia 1.008.692 1.036.852 909.395 931.560 1.080.995 993.499 9,84 53,66 2,24
3 Amerika Serikat 945.792 900.998 983.840 977.350 963.872 954.371 9,45 63,10 0,60
4 India 445.611 450.764 310.639 279.731 444.854 386.320 3,82 66,93 4,79
5 Nigeria 414.172 451.672 361.672 361.672 351.672 388.172 3,84 70,77 -3,41
6 Viet Nam 225.462 229.395 234.519 252.601 250.280 238.452 2,36 73,13 2,69
7 Burkina Faso 180.285 188.630 174.184 176.622 178.811 179.706 1,78 74,91 -0,10
8 Chad 153.264 165.022 171.876 137.095 160.215 157.494 1,56 76,47 2,11
9 Tanzania 112.076 120.621 298.907 280.739 268.085 216.086 2,14 78,61 36,21
10 Meksiko 143.749 143.559 159.818 175.792 153.740 155.332 1,54 80,15 2,16
Lainnya 1.662.687 1.764.371 2.427.141 2.676.480 1.496.878 2.005.511 19,85 100,00
Rata-rata Dunia 8.950.893 9.798.355 10.006.452 11.046.996 10.704.788 10.101.497 100,00 4,72
Sumber : FAO
Lampiran 23. Perkembangan Ekspor Impor Kacang Tanah Dunia, 1980 - 2012
Volume Volume
Pertumb. Pertumb. Neraca Nilai Eksport Pertumb. Nilai Import Pertumb. Neraca
Tahun Eksport Import
(%) (%) (ton) (000 $) (%) (000 $) (%) (000 $)
(ton) (ton)
1980 647.457 666.667 -19.210 451.926 547.564 -95.638
1981 749.822 15,81 683.688 2,55 66.134 722.884 59,96 793.392 44,89 -70.508
1982 669.128 -10,76 737.900 7,93 -68.772 466.404 -35,48 575.186 -27,50 -108.782
1983 718.617 7,40 707.375 -4,14 11.242 470.619 0,90 505.638 -12,09 -35.019
1984 692.908 -3,58 686.889 -2,90 6.019 507.678 7,87 560.687 10,89 -53.009
1985 810.262 16,94 738.072 7,45 72.190 475.827 -6,27 494.196 -11,86 -18.369
1986 872.918 7,73 833.951 12,99 38.967 524.566 10,24 554.826 12,27 -30.260
1987 801.419 -8,19 855.780 2,62 -54.361 480.553 -8,39 591.589 6,63 -111.036
1988 861.913 7,55 890.470 4,05 -28.557 493.307 2,65 582.396 -1,55 -89.089
1989 819.713 -4,90 816.913 -8,26 2.800 504.607 2,29 590.163 1,33 -85.556
1990 1.020.665 24,51 947.961 16,04 72.704 679.881 34,73 751.659 27,36 -71.778
1991 970.012 -4,96 1.053.617 11,15 -83.605 749.398 10,22 945.819 25,83 -196.421
1992 957.023 -1,34 950.431 -9,79 6.592 575.690 -23,18 716.397 -24,26 -140.707
1993 1.041.670 8,84 1.004.431 5,68 37.239 681.016 18,30 762.264 6,40 -81.248
1994 1.164.724 11,81 1.245.994 24,05 -81.270 851.409 25,02 991.853 30,12 -140.444
1995 1.282.804 10,14 1.234.085 -0,96 48.719 926.594 8,83 977.610 -1,44 -51.016
1996 1.198.345 -6,58 1.260.677 2,15 -62.332 894.671 -3,45 1.033.952 5,76 -139.281
1997 1.116.071 -6,87 1.243.516 -1,36 -127.445 827.556 -7,50 1.003.106 -2,98 -175.550
1998 1.014.081 -9,14 1.109.758 -10,76 -95.677 725.169 -12,37 889.326 -11,34 -164.157
1999 1.041.601 2,71 1.128.950 1,73 -87.349 692.356 -4,52 783.176 -11,94 -90.820
2000 1.199.316 15,14 1.222.654 8,30 -23.338 787.404 13,73 851.129 8,68 -63.725
2001 1.083.994 -9,62 1.243.023 1,67 -159.029 666.037 -15,41 800.585 -5,94 -134.548
2002 1.134.517 4,66 1.296.141 4,27 -161.624 656.334 -1,46 787.284 -1,66 -130.950
2003 1.063.473 -6,26 1.222.522 -5,68 -159.049 750.973 14,42 824.696 4,75 -73.723
2004 1.009.793 -5,05 1.258.561 2,95 -248.768 787.933 4,92 973.121 18,00 -185.188
2005 1.130.123 11,92 1.368.405 8,73 -238.282 811.795 3,03 1.017.510 4,56 -205.715
2006 1.070.947 -5,24 1.357.856 -0,77 -286.909 800.810 -1,35 999.416 -1,78 -198.606
2007 1.193.951 11,49 1.482.913 9,21 -288.962 1.119.011 39,73 1.291.059 29,18 -172.048
2008 1.196.346 0,20 1.526.165 2,92 -329.819 1.320.946 18,05 1.787.396 38,44 -466.450
2009 1.279.128 6,92 1.440.488 -5,61 -161.360 1.219.344 -7,69 1.533.836 -14,19 -314.492
2010 1.255.622 -1,84 1.551.848 7,73 -296.226 1.372.877 12,59 1.702.481 10,99 -329.604
2011 1.687.264 34,38 1.657.873 6,83 29.391 2.302.260 67,70 2.253.753 32,38 48.507
2012 1.626.928 -3,58 1.611.402 -2,80 15.526 2.450.827 6,45 2.705.117 20,03 -254.290
Rata-rata (%)
1980-2012 1.041.896 3,45 1.122.333 3,06 -80.437 840.869 7,33 975.096 6,56 -134.228
2008-2012 1.409.058 7,22 1.557.555 1,81 -148.498 1.733.251 19,42 1.996.517 17,53 -263.266
Sumber : FAO
*) Angka Perkiraan Pusdatin
Tahun Rata-rata
Share Komulatif
No. Negara Rata-rata (ton) Pertumbu
2008 2009 2010 2011 2012 (%) Share (%)
han (%)
1 India 293.128 329.160 372.691 749.039 647.956 478.395 33,95 33,95 28,25
2 Argentina 148.962 200.636 217.796 243.082 222.427 206.581 14,66 48,61 11,59
3 Amerika 216.936 171.917 154.519 136.132 138.979 163.697 11,62 60,23 -10,17
4 China, mainland 167.024 174.655 126.574 115.674 103.294 137.444 9,75 69,98 -10,57
5 Netherlands 80.287 83.823 105.979 142.157 132.337 108.917 7,73 89,18 14,52
6 Nicaragua 77.973 74.665 66.332 73.506 76.043 73.704 5,23 81,45 -0,28
7 Brazil 44.361 52.977 50.810 50.625 61.631 52.081 3,70 73,68 9,18
8 Malawi 14.270 19.879 21.772 33.460 89.847 35.846 2,54 76,22 67,76
9 Viet Nam 14.300 38.800 21.000 6.500 4.000 16.920 1,20 90,39 4,49
10 Arab 15.938 12.800 14.600 13.000 10.400 13.348 0,95 91,33 -9,15
Negara Lainnya 123.167 119.816 103.549 124.089 140.014 122.127 8,67 100,00
Sumber : FAO
*) Angka Perkiraan Pusdatin
Lampiran 25. Perkembangan Volume Impor Negara Importir Kacang Tanah Dunia,
2008 - 2012
Tahun Rata-rata
Rata-rata Komulatif
No. Negara Share (%) Pertumbu
2008 2009 2010 2011 2012 (ton) Share (%)
han (%)
1 Netherlands 302.176 255.126 295.770 297.235 305.488 291.159 18,69 18,69 0,91
2 Indonesia 139.875 132.069 134.666 120.719 121.365 129.739 8,33 27,02 -3,36
3 Meksiko 87.188 98.384 97.583 118.810 118.589 104.111 6,68 33,71 8,40
4 Rusia 91.467 81.902 92.238 104.478 85.509 91.119 5,85 39,56 -0,68
5 Inggris 82.471 86.019 86.432 91.537 79.505 85.193 5,47 45,03 -0,61
6 Jerman 74.784 78.719 83.902 90.180 90.813 83.680 5,37 50,40 5,01
7 Kanada 88.180 79.992 86.799 81.709 69.699 81.276 5,22 55,62 -5,33
8 Thailand 42.292 38.316 50.660 48.879 55.916 47.213 3,03 58,65 0,00
9 Malaysia 37.494 40.142 43.479 45.993 22.496 37.921 2,43 61,08 -7,48
10 Algeria 44.476 46.175 25.790 41.051 31.049 37.708 2,42 63,50 -1,38
Sumber : FAO
*) Angka Perkiraan Pusdatin
Lampiran 26. Perkembangan Nilai Ekspor Negara Eksportir Kacang Tanah Dunia,
2008-2012.
Tahun Rata-rata
Rata-rata Komulatif
No. Negara Share (%) Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 ( 000 $ ) Share (%)
(%)
1 India 274.154 287.229 392.065 932.485 888.733 554.933 32,02 32,02 43,60
2 Argentina 180.890 163.326 203.382 347.282 372.299 253.436 14,62 46,64 23,19
3 Netherlands 137.390 140.457 167.423 271.483 297.322 202.815 11,70 58,34 23,28
4 China, mainland 232.160 165.094 172.384 193.706 205.095 193.688 11,17 69,52 -1,56
5 Amerika 198.593 175.366 179.926 174.072 184.361 182.464 10,53 80,04 -1,61
6 Nikaragua 90.058 65.859 61.733 96.036 132.291 89.195 5,15 85,19 15,05
7 Brazil 50.586 48.546 47.862 71.903 111.357 66.051 3,81 89,00 24,91
8 Malawi 3.157 17.987 8.896 29.204 56.179 23.085 1,33 90,33 184,96
9 Afrika Selatan 15.027 11.889 25.619 21.803 20.302 18.928 1,09 91,42 18,21
10 Mesir 6.220 31.422 2.071 21.831 13.200 14.949 0,86 92,29 306,59
Sumber : FAO
*) Angka Perkiraan Pusdatin
Lampiran 27. Perkembangan Nilai Impor Negara Importir Kacang Tanah Dunia,
2009-2013.
Tahun Rata-rata
Rata-rata Share Komulatif
No. Negara Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 ( 000 $ ) (%) Share (%)
(%)
1 Netherlands 439.204 324.827 330.320 446.269 636.837 435.491 21,81 21,81 13,36
4 Meksiko 123.850 105.137 110.615 167.014 217.130 7,25 42,16 14,87
144.749
3 Rusia 107.301 116.633 117.699 157.971 158.228 131.566 6,59 34,91 11,00
2 Germany 109.984 119.710 98.539 145.475 175.579 129.857 6,50 28,32 17,77
5 Indonesia 72.264 130.821 138.863 130.677 140.910 122.707 6,15 48,30 22,28
6 United Kingdom 115.670 86.714 104.179 148.546 151.067 6,07 54,38 9,85
121.235
7 Kanada 118.386 86.262 94.055 116.441 131.369 109.303 5,47 59,85 4,63
8 Jepang 56.625 40.650 47.631 60.689 64.279 53.975 2,70 62,55 5,57
9 Polandia 45.933 39.779 44.262 54.970 65.326 50.054 2,51 65,06 10,23
10 Spanyol 48.063 32.595 37.100 49.386 57.100 2,25 67,31 7,59
44.849
Lainnya 550.116 450.708 579.218 776.315 907.292 652.730 32,69 100,00 11,72
Sumber : FAO
*) Angka Perkiraan Pusdatin
LAMPIRAN II
Blok Suplai
1. Luas Panen Kacang Tanah
LPKC = e0 + e1 LPKC(t-1) + e2 HRKC(t-1) + e3 LPUKC + e4 HRJ(t-1) +
e5 HRK(t-1) + e6 HRUK(t-1) + 5
Parameter estimasi yang diharapkan : e1, e2 > 0; e3, e4, e5, e6 > 0
2. Produktivitas Kacang Tanah
YKC = j0 + j1 YKC(t-1) + j2 HRUREA(t-1) + j3 TEK + j4 DSLPTT + j5 CH
+ j6 LIRIGASI + 10
Parameter estimasi yang diharapkan : i1, i3, i4 , i5, i5 > 0 i2 < 0
3. Impor Kacang Tanah
IKC = no + n1 PRODKC + n2 KONSKC + n3 HIKC + n4 HRKC + 14
Parameter estimasi yang diharapkan : n2, n4 > 0
n1, n3 < 0
4. Produksi Kacang Tanah
PRODKC= LPKC * YKC
Blok Demand
9. Neraca kc tanah
NRCKC = SKC DKC
Model LPKC
Dependent Variable LPKC
Label Luas panen kacang tanah
Analysis of Variance
Sum of Mean
Source DF Squares Square F Value Pr > F
Model 4 4.385E10 1.096E10 10.39 0.0122
Error 5 5.2733E9 1.0547E9
Corrected Total 9 4.912E10
Parameter Estimates
Parameter Standard Variable
Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label
Intercept 1 281370.9 341608.9 0.82 0.4476 Intercept
LLPKC 1 0.622525 0.338465 1.84 0.1253 Luas
panen kacang
tanah tahun
sebelumnya
LHR 1 7.613547 13.84476 0.55 0.6060 Harga
riil kacang
tanah tahun
sebelumnya
LHRJ 1 -41.3749 42.90328 -0.96 0.3791 Harga
riil jagung
tanah tahun
sebelumnya
LHRK 1 -0.05028 37.86359 -0.00 0.9990
tahun sebelumnya
Durbin-Watson 3.023956
Number of Observations 10
First-Order Autocorrelation -0.58974
Analysis of Variance
Sum of Mean
Source DF Squares Square F Value Pr > F
Model 3 2.510336 0.836779 16.62 0.0026
Error 6 0.302064 0.050344
Corrected Total 9 2.812400
Parameter Estimates
Parameter Standard Variable
Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label
Intercept 1 9.916703 0.587391 16.88 <.0001 Intercept
LHRUREA 1 0.001398 0.000789 1.77 0.1267 Harga
riil urea
tahun sebelumnya
Durbin-Watson 2.877581
Number of Observations 10
First-Order Autocorrelation -0.44815
Model KONSKC
Dependent Variable KONSKC
Label Konsumsi kacang tanah
Analysis of Variance
Sum of Mean
Source DF Squares Square F Value Pr > F
Model 3 0.841907 0.280636 31.24 0.0005
Error 6 0.053903 0.008984
Corrected Total 9 0.895810
Parameter Estimates
Parameter Standard Variable
Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label
Durbin-Watson 2.123807
Number of Observations 10
First-Order Autocorrelation -0.12407