Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak angsung. Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.1Lingkungan mempunyai arti penting bagi manusia,
dengan lingkungan fisik manusia dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan
materilnya, dengan lingkungan biologi manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya, dan
dengan lingkungan sosial manusia dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Lingkungan
dipandang sebagai tempat beradanya manusia dalam melakukan segala aktivitas
kesehariannya.

Lingkungan bersih merupakan dambaan semua orang.Kebersihan sebuah cerminan bagi


setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari.
Dan seperti yang kita ketahui bahwa kebersihan merupakan suatu keadaan yang bebas
dari segala kotoran, penyakit, dan lain-lain, yang dapat merugikan segala aspek yang
menyangkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat.2 Dan sebagaimana di
ketahui bahwa kehidupan manusia sendiri tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Maka sebagai individu harusnya segala aspek yang ada dalam
masyarakat harus dapat menjaga kebersihan lingkungan. Karena tanpa lingkungan yang
bersih setiap individu maupun masyarakat akan menderita sebab sebuah faktor yang
merugikan seperti kesehatan. Kesehatan itu begitu mahal harganya. Sehingga semuanya harus
diolah dengan baik .

Adapun Lingkungan yang kotor berarti penganggu kesehatan yang juga berarti
membuat bibit penyakit. Namun segala sesuatu ada kata perubahan hanya saja dalam
segala persoalan-persoalan, semua ini tidak dapat dijalankan tanpa sebuah kesadaran dari

1 Lihat Pasal 1 Undang-Undang No 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup.

2 Anonim, 2015,Pentingnya Kebersihan Lingkungan, diakses pada


http://dinkeb.lebakkab.go.id/pentingnya-kebersihan-lingkungan/(23 Januari 2016)
setiap individu masyarakat maupun kelompok masyarakat untuk menjaga kebersihan, Maka
Kebersihan itu tidak akan berguna dan menimbulkan banyak kerugian. Sebagaimana kita
ketahui bahwa pandangan masyarakat tentang sadar lingkungan sangatlah
minim/kurang. Dari hal tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa masyarakat
masih belum peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya. Kebanyakan dari mereka
berfikir secara parsial dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri, seperti masalah
pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, pembungan limbah pabrik, polusi
udara, pencemaran air, dan lain-lain. Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan
setiap tahunnya selalu meningkat. Dan mengakibtakan keadaan yang merugikan seperti
banyaknya sampah yang menumpuk di parit-parit rumah dan kanal air yang bisa
menyebabkan banjir karena meluapnya air yang tidak tertampung. Untuk itu
kepedulian masyarakat sangat dibutuhkan tidak hanya pemerintah setempat yang harus
menanggungnya.

Kesadaran adalah proses yang diawali dari adanya rasa memiliki atau sense of
belonging. Rasa memiliki lingkungan sekitar akan memicu rasa tanggung jawab atau sense of
responsibility. Rasa tanggung jawab ini akan menghasilkan kesadaran warga bahwa tugas
untuk menjaga lingkungan bukan hanya kewajiban pemerintah saja tapi juga warganya.
Mengingat tentang kesadaran tersebut, perlu di ketahui juga bahwa bencana seperti
banjir, longsor, meluapnya air diperkotaan, karena ketidakpedulian masyarakat itu
sendiri . Pemerintah sudah berupaya untuk selalu siap siaga apabila menghadapi musim
hujan. Tapi kita lihat dibeberapa tempat yang sungainya begitu kotor dan penuh dengan
sampah, dipinggiran jalanpun banyak tumpukan-tumpukan sampah yang menutupi
gorong-gorong, atau saluran-saluran air yang ditutup masyarakat untuk kepentingan
pribadi dan tidak mementingan kepentingan umum. Hal ini harus kita sadari bersama-
sama supaya tidak saling menyalahkan antara pemerintah sebagai pengelola lingkungan
melayani kepentingan masyarakat dan masyarakat itu sendiri yang tingkat kesadaran
dalam menjaga lingkungannya masih minim.

2.2. Peran Mahasiswa dalam Menjaga Lingkungan

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi3, baik di universitas, institut atau
akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai
mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia.
mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa,
tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah
administratif itu sendiri. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan
sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh
mahasiswa begitu besar.

Adapun peran menjadi mahasiswa, diantaranya4; Pertama, peranan moral, dunia


kampus merupakan dunia dimana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang
mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing
sebagai individu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai
dengan moral yang hidup dalam masyarakat.Kedua, adalah peranan intelektual. Mahasiswa
sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status
tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar
mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih
baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.Ketiga, adalah
peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial,
yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya
sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Berkaitan dengan peran sosial tersebut, mahasiswa memiliki peran besar dalam upaya
pelestarian lingkungan saat ini, karena mahasiswa itu sendiri merupakan kaum intelektual
yang pengaruhnya sangat besar bagi lingkungan. Lingkungan itu sendiri merupakan harga
mutlak yang harus diperhatikan kebersihan dan keasriannya. Peran mahasiswa dibutuhkan
untuk menjaga melestarikan lingkungan supaya lingkungan tetap asri dan bersih terjaga.

2.3.Puspa(Perpustakaan Sampah)

Perpustakaan Sampah(Puspa) adalah sebuah perpustakaan yang bertujuan untuk


meningkatan kesadaran cinta lingkungan di kalangan mahasiswa. Tidak jauh berbeda dengan
perpustakaan lain yang ada di tingkat universitas, perpustakaan sampah ini juga menyediakan
berbagai jenis buku yang dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dalam memperluas
wawasan. Namun, yang membuat perpustakaan sampah ini berbeda adalah dimana
perpustakaan sampah ini memiliki beberapa kriteria bagi para mahasiswa untuk dapat
meminjam buku yakni dengan mengumpulkan sampah. Hal ini memiliki tujuan bahwa

4 http://digilib.uinsby.ac.id/387/4/Bab%202.pdf.
mahasiswa harus memiliki kesadaran untuk cinta terhadap lingkungan, nah buku dijadikan
objeknya mengingat buku merupakan kebutuhan pokok bagi mahasiswa baik dalam hal
memperbanyak pengetahuan adalah juga berkaitan dengan penyelesaian berbagai tugas
kuliah yang memerlukan banyak referensi termasuk dalam menulis karya ilmiah terutama
dalam menyusun skripsi sebagai tugas akhir yang merupakan kewajiban yang harus dipenuhi
bagi setiap mahasiswa untuk dapat lulus dari dunia universitas dan menyandang gelar sarjana.
Maka dari itulah diadakan program Jambu Kusam(Pinjam Buku dengan Kumpul Sampah).

Selain menjadikan buku untuk memikat minat mahasiswa, perpustakaan sampah ini juga
menyediakan program Pulsa Rafi(Kumpul Sampah Gratis Wifi). Hal ini mengingat juga
bahwa dengan kemajuan informasi dan teknologi menuntut setiap orang untuk mengikuti
perkembangan zaman. Informasi sangat mudah untuk diperoleh dengan menggunakan
internet yang tidak dibatasi oleh wilayah. Apabila diamati, hampir sebagian besar masyarakat
terutama kalangan mahasiswa yang menggunakan internet terutama dalam memperoleh
informasi menyangkut akademis maupun untuk saling berhubungan membangun jaringan
satu sama lain. Hal inilah yang menjadikan internet menjadi hal yang dibutuhkan oleh para
mahasiswa. Maka dengan adanya wifi gratis yang diberikan oleh perpustakaan sampah
kepada mahasiswa yang telah mengumpulkan sampah dapat memicu semangat kepedulian
cinta lingkungan di kalangan mahasiswa yakni bahwa membuang sampah tidak hanya
menciptakan suasana nyaman namun juga dapat memperoleh manfaat lain terutama yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan di bidang akademis.

2.4.Siri Na Pacce

Siri Na Pacce merupakan jargon dalam budaya Sulawesi Selatan(Makassar, Bugis,


Mandar, dan Tana Toraja) yang mencerminkan identitas serta watak orang Sulawesi Selatan.
Kata siri dalam bahasa Makassar berarti malu. Sedangkan pacce (Bugis:Pesse) berarti
tidak tega(kasihan atau iba).5 Budaya Siri Na Pacce merupakan salah satu falsafah budaya
masyarakat Bugis- Makassar yang harus dijunjung tinggi. Apabila siri na pacce tidak
dimiliki oleh seseorang, maka orang tersebut dapat melebihi titngkah laku binatang, sebab
tidak memiliki rasa malu, harga diri, dan kepedulian sosial.

Istilah siri na pacce sebagai sistem niali budaya sangat abstrak dan sulit
didefinisikan, karena siri na pacce hanya bisa dirasakan oleh penganut budaya itu. Bagi
5 Koentjaraningrat, 1995.,Manusia dan Kebudayaan di Indonesia,
(Cet.XV),Jakarta: Djambatan, hlm.279.
masyarakat Bugis-Makassar siri na pacce mengajarkan moralitas kesusilaan yang berupa
anjuran, larangan, hak dan kewajiban yang mendominasi tindakan manusia untuk menjaga
dan mempertahankan diri dan kehormatannya.6 Siri adalah rasa malu yang terurai dalam
dimensi-dimensi harkat dan martabat manusia, sedangkan pacce mengajarkan rasa
kesetiakawanan dan kepedulian sosial tanpa mementingkan diri sendiri dan golongan.

Siri na pacce adalah falsafah hidup bagi masyarakat Bugis-Makassar. Dalam


masyarakat, apapun yang menjadi falsafah hidupnya, maka itu akan menjadi pengangan yang
diikuti dan sangat dijunjung tinggi olehnya. Lebih khusus lagi kesadaran hukum masyarakat
sangat ditentukan oleh perilaku hidup masyarakat tersebut, dan dengan memegang teguh
falsafah hidupnya, mereka akan taat terhadap aturan yang dibuat dan berlaku didalamnya.

6 Limpo, Syahrul Yasin,1995,Profil Sejarah, Budaya dan Pariwisata Gowa. (Cet. I). Ujung
Pandang: Intisari, hlm.91.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.3. Kontribusi Puspa dalam Meningkatkan Kesadaran Cinta Lingkungan Dikalangan
Mahasiswa

Puspa(Perpustakaan Sampah) merupakan upaya solutif yang dapat meningkatkan


kesadaran masyarakat khususnya mahasiswa bahwa kebersihan merupakan hal yang
sangat penting untuk dijaga apalagi jika dihubungkan dengan peran mahasiswa di
bidang sosial. Yakni bahwa seorang mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiliki
intelektualitas yang tinggi namun juga memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah
sosial di masyarakat.

Kesadaran menjaga lingkungan terutama membuang sampah sembarangan


memang merupakan hal yang masih kurang bagi mahasiswa, namun apabila hal
tersebut disandingkan dengan sesuatu yang menjadi kebutuhan pokok mahasiswa maka
secara otomatis dapat mendorong mahasiswa untuk ikut berperan aktif di dalamnya.

Dengan adanya program Jambu Kusam((Pinjam Buku dengan Kumpul


Sampah) maka dapat mendorong mahasiswa agar mau menjaga kebersihan lingkungan
dengan mengumpulkan sampah. Hal ini dikarenakan buku adalah kebutuhan pokok
bagi mahasiswa. Buku adalah gudang pengetahuan bagi mahasiswa. Berbagai tugas
yang diberikan oleh Dosen memerlukan literatur dan literatur tersebut sebagian besar
diperoleh dari buku. Selain itu, bagi mahasiswa yang bergelut di bidang kepenulisan,
buku menjadi sesuatu hal yang sangat penting dalam menyusun karya terutama karya
tulis ilmah. Buku sebagai literatur juga menjadi sangat penting bagi seorang mahasiswa
dalam menyusun skripsi, tesis maupun disertasi. Nah dengan demikian dapat menjadi
motivasi bagi mahasiswa untuk mengikuti program jambu kusam mengingat tidak ada
cara lain yang dapat di tempuh untuk meminjam buku di perpustakaan selain dengan
program tersebut. Disisi lain, Puspa juga dapat menyadarkan mahasiswa bahwa buku
adalah sesuatu yang sakral dan patut dijaga karena untuk memperolehnya
membutuhkan usaha.
Dengan hadirnya Puspa dapat menjadikan tindakan mengambil sampah tidak
lagi menjadi hal yang tabu namun menjadi kebiasaan yang nantinya tidak hanya
diimplementasikan di lingkungan kampus tetapi juga di lingkngan luar. Hal ini
apabila dilakukan maka dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat yang
ada disekelilingnya, dengan demikian menjadi sebuah budaya dalam masyarakat
bahwa menjaga kebersihan sangatlah penting yakni dengan mengambil dan
membuang sampah pada tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai