Anda di halaman 1dari 14

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN POE UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LUWES


MATERI ELEKTROLIT/ NON-ELEKTROLIT

Yeni Afifah*, Ratu Beta R, Tasviri Efkar


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1

*Corresponding author, tel/fax: 085267653217, email: yeni_yeni78@yahoo.co.id

Abstract: Effectiveness of POE Learning Model to Improve the Ability of


flexible Thinking to Electrolyte/ Non-Electrolyte Topic. The arms of this
research was to describe the effectiveness of POE learning model in improving
the ability of flexibility thinking on electrolyte and non-electrolyte solution topics
in X class of SMA Kosgoro Bandar Sribawono. The quasi exspeiment was used as
research methode and purposive technique used for choosing sample. This
research sample was X1 as experimental class and X2 as the control class. The
effectiveness of POE learning model was showed by the significant difference for
average n-Gain of flexible thinking ability between the experiment and control
class. Average n-Gain for the control class was 0,44 and experiment class was
0,56. This effectiveness was also supported by the practicality and effectivity test
of POE learning models that showed very high criteria. Therefore, POE learning
model is effective in improving the flexibility thinking ability on electrolyte and
non electrolyte solution topic.

Keywords: Effectiveness, Flexible Thinking Ability, POE learning model.

Abstrak: Efektivitas Model Pembelajaran POE dalam Meningkatkan Ke-


mampuan Berpikir Luwes Materi Elektrolit Non-Elektrolit. Tujuan penelitian
ini adalah mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran POE untuk
meningkatkan kemampuan bepikir luwes siswa pada materi larutan elektrolit dan
non-elektrolit kelas X SMA Kosgoro Bandar Sribawono. Kuasi eksperimen
digunakan sebagai metode penelitian dan purposive sampling digunakan untuk
pemilihan sampel. Kelas sampelnya adalah kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan
X2 sebagai kelas kontrol. Efektivitas dalam pembelajaran ini ditunjukkan oleh
perbedaan n-gain rata-rata kemampuan berpikir luwes yang signifikan antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu kelas kontrol sebesar 0,44 dan
eksperimen sebersar 0,56. Keefektifan juga didukung oleh uji kepraktisan dan
keefektifan model POE yang ditunjukkan dengan kriteria sangat tinggi. Oleh
karena itu penggunaan model pembelajaran POE dapat dikatakan efektif dalam
meningkatkan kemampuan berpikir luwes pada materi larutan elektrolit dan non-
elektrolit.

Kata kunci: Efektivitas, Kemampuan Berpikir Luwes, Model Pembelajaran POE.


PENDAHULUAN kreatif. Menurut Awang, H. dan I,
IPA merupakan ilmu yang ber- Ramly (2008), berpikir kreatif akan
kaitan dengan cara mencari tahu membuat siswa bergerak " ke-
tentang gejala alam secara sistematis, samping " untuk mencoba persepsi
sehingga tidak hanya penguasaan yang berbeda , konsep yang berbeda
kumpulan pengetahuan yang berupa , sudut pandang yang berbeda. Siswa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau dapat menggunakan berbagai metode
prinsip-prinsip tetapi IPA juga me- termasuk provokasi untuk memecah-
rupakan suatu proses penemuan. kan masalah .
Pendidikan IPA diharapkan dapat Kemampuan berpikir kreatif me-
menjadi wahana atau tempat bagi miliki lima indikator kemampuan.
siswa untuk mempelajari diri sendiri Indikator tersebut adalah indikator
dan alam sekitar, serta prospek kemampuan berpikir lancar
pengembangan lebih lanjut dalam (fluency), indikator kemampuan ber-
menerapkannya di dalam kehidupan pikir luwes (flexibility), indikator
sehari-hari (Tim Penyusun, 2006). kemampuan berpikir orisinil (ori-
Para ahli kimia mempelajari ginality), indikator kemampuan
gejala alam melalui proses dan sikap elaboratif (elaboration), dan indi-
ilmiah tertentu. Suatu proses misal- kator kemampuan berpikir evaluatif
nya pengamatan dan eksperimen, (evaluation) (Munandar, 2008).
sedangkan sikap ilmiah misalnya Salah satu indikator keterampil-
objektif dan jujur pada saat me- an berpikir kreatif adalah berpikir lu-
ngumpulkan dan menganalisis data. wes. Indikator pada kemampuan ber-
Proses dan sikap ilmiah digunakan pikir luwes yaitu memberikan berba-
kimiawan untuk memperoleh pe- gai prediksi terhadap suatu gambar,
nemuan-penemuan yang berupa fak- cerita ataupun masalah, dapat me-
ta, teori, hukum, dan prinsip. nerapkan konsep atau asas dengan
Penemuan-penemuan ini yang di- berbagai cara, serta dapat menyele-
sebut produk kimia. Oleh sebab itu, saikan masalah dengan cara yang
pembelajaran kimia dan penilaian bermacam-macam (Munanadar,
hasil belajar kimia harus mem- 2008).
perhatikan karakteristik ilmu kimia Berdasarkan hasil wawancara
sebagai sikap, proses, dan produk dengan guru kimia kelas X di SMA
(Tim Penyusun, 2014). Kosgoro Bandar Sribawono, banyak
Mata pelajaran kimia di sekolah siswa yang beranggapan bahwa ki-
tidak terlepas dengan kegiatan ekspe- mia merupakan mata pelajaran yang
rimen. Kegiatan eksperimen dapat dianggap sulit untuk dipelajari, salah
membantu guru untuk mencapai tu- satunya adalah materi larutan elek-
juan pembelajaran secara efektif. trolit dan non-elektrolit. Materi laru-
Melalui eksperimen siswa mempero- tan elektrolit dan non-elektrolit di-
leh suatu produk pengetahuan dan sampaikan secara langsung oleh guru
dapat mengaitkan materi kimia dengan menerapkan metode konven-
dengan fenomena dalam kehidupan sional. Siswa hanya mendapatkan
sehari-hari. Selain itu juga, dapat informasi dari guru dan latihan soal
membantu siswa dalam mengem- yang berkaitan dengan hal tersebut.
bangkan sikap ilmiah yaitu berpikir Penerapan metode tersebut tidak me-
libatkan siswa, seperti penyampaian atas prediksi mereka. Percobaan
sebuah gagasan terhadap suatu ma- (dalam kasus lain ini mungkin
salah, gambar atupun cerita sehingga demonstrasi) dilakukan dan siswa
siswa menjadi pasif. Hal tersebut menuliskan pengamatan dan prediksi
diperkuat dengan hasil studi pen- mereka. Ketika prediksi dan peng-
dahuluan oleh Sari (2015) menyebut- amatan yang konsisten satu sama
kan bahwa kegiatan praktikum di lain, penjelasan siswa dieksplorasi
SMA 5 Bandar Lampung hanya di- (Liew dan Treaguest, 1995).
lakukan pada materi tertentu saja Model pembelajaran POE me-
untuk membuktikan konsep kimia ngarahkan dan mengajak siswa untuk
yang didapat. Keterampilan siswa menemukan sendiri konsep penge-
dalam memberikan gagasan-gagasan, tahuan dari pengamatan melalui eks-
penafsiran dan jawaban terhadap perimen (Anisa, dkk, 2013).
suatu gambar, cerita atau masalah Menurut Restami, dkk (2013) mo-
dalam pembelajaran kimia masih del pembelajaan POE dapat men-
jarang dilakukan. Kegiatan pem- cakup cara-cara yang dapat ditempuh
belajaran seperti itu menyebabkan oleh seorang guru untuk membantu
siswa menjadi kurang aktif dan siswa dalam meningkatkan pe-
hanya bertindak yang diinstruksikan mahaman konsepnya maupun psi-
oleh guru tanpa berusaha sendiri komotor. Hal tersebut diperkuat oleh
untuk melakukan apa yang sebaiknya penelitian penelitian Kala dkk (2012)
dilakukan sehingga prestasi belajar juga menyebutkan bahwa pem-
serta kemampuan berpikir kreatif belajaran POE dapat meningkatkan
terutama berpikir luwes siswa pemahaman siswa pada materi asam
rendah. basa.
Materi larutan elektrolit dan non- Pada awal tugas POE , siswa di-
elektrolit merupakan salah satu ma- beritahu tentang percobaan yang
teri kimia kelas X SMA semester akan dilakukan dan, berdasarkan
genap. Pada materi tersebut terdapat pemahaman mereka saat ini, siswa
kompetensi dasar 3.8 yaitu meng- diminta untuk memprediksi apa yang
analisis sifat larutan elektrolit dan akan terjadi disertai alasan mereka.
non elektrolit berdasarkan daya han- kemudian mempresentasikan ide dan
tar listriknya dan kompetensi dasar teori-teori pribadi dari siswa ke-
4.8 yaitu merancang, melakukan, dan mudian siswa melakukan pengamat-
menyimpulkan serta menyajikan ha- an. Perwakilan dari masing-masing
sil percobaan untuk mengetahui sifat kelompok menulis pengamatan
larutan elektrolit dan non elektrolit. kelompok bersama pada lembar
Berdasarkan masalah di atas di- kerja. Jika prediksi dan pengamatan
perlukan suatu model pembelajaran tidak konsisten dengan masing-
yang dapat meningkatkan kemampu- masing lainnya, siswa membahas ke-
an berpikir luwes siswa. Model pem- tidakkonsistenan ini untuk meng-
belajaran tersebut adalah model pem- ungkap konflik kognitif mereka
belajaran predict-observe-explain dalam kelompok dan membuat ber-
(POE). Pada awal pembelajaran sama penjelasan. (Cinici dan Demir,
siswa diberitahu bahwa akan me- 2013).
lakukan eksperimen dan mereka di- Hal di atas diperkuat juga dengan
minta untuk memprediksi apa yang hasil penelitian yang dilakukan oleh
akan terjadi dan memberikan alasan Indriana dkk (2015) mengatakan
bahwa model pembelajaran POE berikan pretes pada kelas kontrol dan
dapat meningkatkan kemampuan eksperimen, melaksanakan pem-
berpikir kreatif siswa pada pem- belajaran dengan menerapkan model
belajaran matematika. Penelitian POE pada materi larutan elektrolit
lain dilakukan oleh Suyanto dkk dan non-elektrolit, memberikan
(2012) menunjukkan bahwa kemam- postes pada kelas kontrol dan
puan berpikir kreatif dan berpikir eksperimen, menganalisis data, dan
kritis siswa meningkat dengan meng- menyimpulkan hasil penelitian.
gunakan model pembelajaran POE Instrumen yang digunakan dalam
pada pokok bahasan tekanan. Hal ini penelitian ini adalah soal pretes dan
menunjukkan bahwa secara tidak postes materi larutan elektrolit dan
langsung model pembelajaran POE non-elektrolit Selain itu, terdapat
dapat meningkatkan kemampuan lembar penilaian yang digunakan
berpikir luwes siswa pada materi antara lain adalah lembar observasi
larutan elektrolit dan non-elektrolit. keterlaksanaan model pembelajaran
Berdasarkan latar belakang di atas POE, diadopsi dari Sunyono (2014),
maka dilakukan penelitian berudul angket respon siswa terhadap pe-
Efektivitas Model Pembelajaran laksanaan pembelajaran, diadopsi da-
POE Untuk Meningkatkan Ke- ri Sunyono (2014), lembar pe-
mampuan Berpikir Luwes Pada ngamatan aktivitas siswa selama
Materi Larutan Elektrolit dan Non- pembelajaran berlangsung, diadopsi
elektrolit dari Sunyono (2014), lembar obser-
vasi kemampuan guru dalam menge-
METODE lola pembelajaran dengan model
Penelitian dilakukan di SMA pembelajaran POE, diadopsi dari
Kosgoro Bandar Sribawono. Sunyono (2014).
Populasi dalam penelitian ini adalah Teknik analisis data yang diguna-
siswa kelas X SMA Kosgoro Bandar kan antara lain analisis validitas dan
Sribawono. Kemudian pengambilan reliabilitas instrumen tes, analisis
sampel dilakukan dengan teknik data kemampuan bepikir luwes, dan
purposive sampling. Setelah men- pengujian hipotesis.
dapatkan kelas sampel, pemilihan Uji validitas dilakukan dengan
kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan rumus product mo-
dilakukan secara undian. Kelas X1 ment dengan angka kasar yang di-
sebagai kelas eksperimen dan kelas kemukakan oleh Pearson, dalam hal
X2 sebagai kelas kontrol. Metode ini analisis dilakukan dengan meng-
penelitian yang digunakan adalah gunakan software SPSS versi 17 for
kuasi eksperimen. Penelitian ini Windows.
menggunakan Non Equivalence Pre- Uji reliabilitas dilakukan dengan
test-Postest Control Group Design menggunakan rumus Alpha Cron-
(Creswell, 1997). bach yang kemudian diinterpre-
Langkah-langkah dalam pe- tasikan dengan menggunakan derajat
nelitian ini yaitu melakukan ob- reliabilitas alat evaluasi menurut
servasi pendahuluan, menentukan Guilford (Suherman, 2003), dalam
subyek penelitian, membuat ins- hal ini analisis dilakukan dengan
trumen, validasi soal kemampuan menggunakan software SPSS versi
berpikir luwes materi larutan ele- 17 for Windows. Kriteria derajat
ktrolit dan non-elektrolit, mem- reliabilitas (r11) alat evaluasi menurut
Guilford adalah 0,80 < r11 1,00; tesis dilakukan dengan langkah-
derajat reliabilitas sangat tinggi, 0,60 langkahnya adalah uji normalitas.
< r11 0,80; derajat reliabilitas
tinggi, 0,40 < r11 0,60; derajat re- Tabel 1. Kriteria tingkat keterlaksa-
liabilitas sedang, 0,20 < r11 0,40; naan (Ratumanan dalam
derajat reliabilitas rendah, 0,00 < r11 Sunyono, 2012)
0,20; tidak reliabel Persentase Kriteria
Selanjutnya adalah analisis data 80,1%- 100,0% Sangat tinggi
kemampuan berpikir luwes. Analisis 60,1% - 80,0% Tinggi
data yang dilakukan antara lain 40,1% - 60,0% Sedang
melakukan perhitungan nilai siswa. 20,1% - 40,0% Rendah
Nilai Akhir= 0,0% - 20,0% Sangat rendah
Data yang diperoleh kemudian di-
analisis, dengan menghitung n-Gain Untuk uji normalitas data digunakan
yang selanjutnya digunakan peng- rumus chi kuadrat. Data akan ber-
ujian hipotesis. Setelah itu distribusi normal jika 2 hitung 2 tabel.
melakukan perhitungan n-Gain. Langkah selanjutnya adalah uji
Menurut Hake (dalam Sunyono, homogenitas. Uji homogenitas
2014) terdapat kriteria n-Gain, yaitu menggunakan uji kesamaan dua
pembelajaran dengan skor n-Gain varians. Dengan kriteria uji bahwa
tinggi jika n-Gain > 0,7; pem- sampel homogen jika <
belajaran dengan skor n-Gain se- . Selanjutan adalah uji kesama-
dang n-Gain terletak antara 0,3 < n- an dua rata-rata. Uji kesamaan dua
Gain 0,7; pembelajaran dengan rata-rata yang digunakan dalam pe-
skor n-Gain rendah jika n-Gain nelitian ini adalah dengan
0,3. menggunakan uji-t (Sudjana, 2005).
Efektivitas model pembelajaran Kedua sampel tidak berdistribusi
POE tidak hanya dilihat dari per- normal dan homogen ( = ),
bedaan nilai rata-rata n-Gain tetapi maka pengujian kesamaan dua rata-
juga didukung dengan data ke- rata menggunakan uji statistik non
praktisan dan keefektivan model parametrik yaitu uji Mann-Whitney
pembelajaran POE. Data kepraktisan U. Kriteria pengujian bahwa kemam-
model pembelajaran POE diperoleh puan awal kedua kelas sampel tidak
dari analisis data berupa analisis data sama jika Z > Z. (Siddiq, 2012).
keterlaksanaan model pembelajaran Langkah terakhir adalah uji
POE dan analisis data respon siswa perbedaan dua rata-rata. Uji per-
terhadap pelaksanaan pembelajaran. bedaan dua rata-rata digunakan
Berikut adalah tabel kriteria tingkat untuk menentukan seberapa efektif
keterlaksanan adalah sebagai beikut. perlakuan terhadap sampel dengan
Selanjutnya data keefektifan melihat n-Gain kemampuan berpikir
model pembelajaran POE diperoleh luwes yang lebih tinggi antara
dari analasis data yaitu analisis data pembelajaran dengan model POE
aktivitas siswa selama pembelajaran dengan metode konvensional dari
berlangsung dan analisis data ke- siswa SMA Kosgoro Bandar
mampuan guru dalam mengelola Sribawono. Jika kedua varians kelas
pembelajaran. sampel terdistribusi normal dan
Setelah analisis data, dilakukan homogen (12 = 22), maka uji yang
pengujian hipotesis. Pengujian hipo- dilakukan menggunakan uji t yang
mengacu pada Sudjana (2005). soal yang telah valid dan reliabel
Dengan kriteria pengujian bahwa dapat digunakan sebagai instrumen
rata-rata nilai n-Gain kemampuan untuk menguji keefektivan model
berpikir luwes pada kedua kelas pembelajaran POE dalam mening-
sampel setelah diberi perlakuan akan katkan kemampuan berpikir luwes
sama terima Ho jika thitung ttabel dan siswa.
tolak Ho jika mempunyai harga- Keefektivan model pembelajaran
harga lain. POE didukung dengan hasil uji ke-
praktisan model pembelajaran POE
HASIL DAN PEMBAHASAN dan keefektivan model pembelajaran
Validitas dan Reabilitas Instrumen POE. Uji kepraktisan model
Tes. pembelajaran POE terdiri dari lem-
Berdasarkan hasil analisis uji vali- bar observasi keterlaksanaan model
ditas dan reliabilitas, setiap butir soal pembelajaran POE. Analisis data
mempunyai koefisien korelasi atau r hasil observasi keterlaksanaan model
hitung untuk soal nomor 1 sebesar pembelajaran POE ditunjukkan pada
0,574, soal nomor 2 sebesar 0,660, Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, dapat
soal nomor 3 sebesar 0,499, dan soal terlihat bahwa rata-rata pada setiap
nomor 4 sebesar 0,759. Koefisien pertemuannya terjadi peningkatan
korelasi tersebut lebih besar dari pada setiap pertemuannya. Oleh
0,432 sehingga soal tersebut dapat karena itu, keterlaksanaan model
dikatakan valid. pembelajaran POE memiliki keprak-
Uji reliabilitas yang dilakukan tisan yang tinggi dengan rata-rata
dengan melihat nilai cornbachs keseluruhan sebesar 77,06 % dalam
alpha sebesar 0,793. Nilai cornbachs meningkatkan kemampuan berpikir
alpha tersebut lebih besar dari 0,432 luwes siswa pada materi larutan
sehingga soal tersebut dapat elektrolit dan non elektrolit.
dikatakan reliabel. Oleh karena itu,

Tabel 2. Analisis data hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran POE


Pertemuan Aspek pengamatan Persentase ketercapaian Kategori
Sintak 68% tinggi
sistem Sosial 75% tinggi
I
Prinsip reaksi 65% Tinggi
Rata-rata 69,3% Tinggi
Sintak 75% Tinggi
Sistem sosial 83% Sangat tinggi
II
Prinsip reaksi 75% Tinggi
rata-Rata 77,6% tinggi
Sintak 82% Sangat tinggi
Sistem sosial 88% Sangat tinggi
Prinsip reaksi 83% Sangat Tinggi
Rata-rata 84,3% Sangat tinggi

Selain lembar observasi keter- terdapat juga lembar obsevasi respon


laksanaan model pembelajaran POE, siswa terhadap pelaksanaan pem-
belajaran dengan model pem- yang diberikan siswa di setiap aspek
belajaran POE. Analisis data hasil memiliki kategori dengan rata-rata
observasi ditunjukkan pada Tabel 3. sangat tinggi.
Berdasarkan Tabel 3, respon positif Secara keseluruhan siswa yang

Tabel 3. Analisis data angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran

Persentase respon
No Aspek Kriteria
siswa (positif)
1 Perasaan senang Materi pembelajaran 85% Sangat Tinggi
terhadap: Lembar kerja siswa 85% Sangat Tinggi
Media visual 92% Sangat Tinggi
Susana belajar 85% Sangat Tinggi
Cara guru mengajar 92% Sangat Tinggi
Cara guru merespon 88% Sangat Tinggi
2 Pendapat siswa Materi pembelajaran 92% Sangat Tinggi
tentang kebaruan Lembar kerja siswa 88% Sangat Tinggi
terhadap: Media visual 96% Sangat Tinggi
Susana belajar 85% Sangat sTinggi
Cara guru mengajar 92% Sangat Tinggi
Cara guru merespon 85% Sangat Tinggi
3 Minat siswa terhadap pembelajaran POE 92% Sangat Tinggi
4 Pemahaman dan Pemahaman bahasa 85% Sangat Tinggi
ketertarikan Ketertarikan pada 88% Sangat Tinggi
siswa terhadap penampilan LKS
LKS dan media Pemahaman pada isi 88% Sangat Tinggi
materi
Ketertarikan pada 88% Sangat Tinggi
gambar-gambar dan
animasi
Ketertarikan dalam 81% Sangat Tinggi
pemanfaatan
webpage
Persentase rata-rata respon siswa 88,,07% Sangat Tinggi

memberikan respon positif data lembar observasi aktivitas siswa


ditunjukkan dengan rata-rata respon dalam kegiatan pembelajaran di-
positif siswa sebesar 88,07 % dengan tunjukkan pada Tabel 4.
kategori sangat tinggi. Berdasarkan Berdasarkan Tabel 4 terlihat
hal tersebut, respon siswa terhadap bahwa presentase aktivitas siswa
pelaksanaan model pembelajaran yang relevan pada pertemuan per-
POE memiliki kepraktisan dengan tama sebesar 84,45%, pada per-
kategori sangat tinggi. temuan kedua sebesar 85,70% dan
Uji keefektivan model pem- pada pertemuan ketiga sebesar
belajaran POE yang diukur melalui 86,96%. Kemudian didapat rata-rata
lembar observasi aktivitas siwa secara keseluruhan sebesar 85,75%
selama pembelajaran dan lembar dan termasuk kedalam kategori
observasi kemampuan guru dalam sangat tinggi. Berdasarkan hal
mengelola pembelajaran. Analisis tersebut aktivitas siwa selama
pembelajaran menggunakan model Tabel. 4 Analisis data lembar obser-
pembelajaran POE memiliki ke- vasi aktivitas siswa dalam
efektivan yang sangat tinggi. kegiatan pembelajaran
Selanjutnya adalah lembar obser-
vasi kemampuan guru dalam menge- Presentase aktivitas siswa
lola pembelajaran. Analisis lembar Pertemuan Tidak
Relevan
observasi kemampuan guru dalam relevan
mengelola pembelajaran ditunjukkan I 84,45% 15,55%
pada Tabel 5. Berdasarkan tabel 5 II 85,70% 14,30%
menunjukkan bahwa pada pertemuan III 86,96% 13,04%
pertama rata-rata ketercapaian guru
dalam mengelola pembelajaran se- 79,3% dan rata-rata ketercapaian
besar 70,86%, rata-rata ketercapaian guru pada pertemuan ketiga sebesar
guru pada pertemuan kedua sebesar 87,14%. Setiap pertemuann rata-rata

Tabel 5. Analisis lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembel-


ajaran.

Persentase
Pertemuan Aspek pengamatan Kategori
ketercapaian
I Meramalkan (Predict) 67% Tinggi
Mengamati (Observe) 75% Sangat tinggi
Menjelaskan (Explain) 78% Sangat tinggi
Pengelolaan waktu 75% Tinggi
Suasana kelas 63% Tinggi
II Meramalkan (Predict) 79% Tinggi
Mengamati (Observe) 81% Tinggi
Menjelaskan (Explain) 80% Tinggi
Pengelolaan waktu 75% Tinggi
Suasana kelas 84% Sangat tinggi
III Meramalkan (Predict) 88% Sangat tinggi
Mengamati (Observe) 84% Tinggi
Menjelaskan (Explain) 90% Sangat tinggi
Pengelolaan waktu 88% Sangat tinggi
Suasana kelas 88% Sangat tinggi

ketercapaian guru dalam mengelola Pengujian Hipotesis


pembelajaran dengan model pem- Uji validitas dan reliabilitas
belajaran POE adalah meningkat. yang telah dilakukan kemudian soal
Secara keseluruhan rata-rata ke- dapat dikatakan valid dan reliabel,
tercapaian guru dalam mengelola maka soal dapat dibagikan kepada
pembelajaran dari pertemuan per- siswa pada kelas sampel, yaitu kelas
tama hingga akhir sebesar 79,1% X1 dan kelas X2. Soal pretes di-
sehingga termasuk dalam kategori berikan kepada kedua kelas sampel
tinggi. Berdasarkan kemampuan sebelum materi larutan elektrolit dan
guru dalam mengelola pembelajaran non elektrolit diberikan. Setelah itu
dengan menerapkan model pembela kedua kelas sampel diberikan perla-
jaran POE memiliki keefektivian kuan saat materi larutan elektrolit
dengan kategori tinggi dan non elektrolit diberikan.kelas X1
menerapkan model pembelajaran sampel mempunyai varians yang
POE dan kelas X2 menerapkan homogen.
metode konvensional dalam pem-
belajaran kimia khususnya materi Gambar 2. Nilai rata-rata pretes dan
larutan elektrolit dan non elektrolit. postes
Soal postes diberikan setelah materi
larutan elektrolit dan non elektrolit
diajarkan. berikut adalah Gambar 2
nilai rata-rata pretes dan postes pada
kedua sampel. Berdasarkan gambar 2
terlihat bahwa pada kelas kontrol
yang menerapkan metode konvens-
ional memiliki rata-rata nilai pretes
adalah sebesar 20,7 dan rata-rata
nilai postes sebesar 55,9. Kemudian uji kesamaan dua rata-
Pada kelas eksperimen yang me- rata dengan menggunakan uji non
nerapkan model pembelajaran POE parametrik karena kedua kelas sam-
memiliki rata-rata nilai pretes se- pel berdistribusi tidak normal dan
besar 22,5 dan rata-rata nilai postes mempunyai variansi yang homogen,
sebesar 66,4. Hal tersebut me- yaitu melalui uji Mann-Whitney U.
nunjukkan bahwa peningkatan ke- Berdasarkan hasil perhitungan di-
mampuan berpikir luwes di kelas dapat hasil yaitu 0 < 1,96. Hal
eksperimen dengan model pem- tersebut menunjukkan bahwa rata-
belajaran POE lebih besar di- rata nilai pretes berpikir luwes siswa
bandingkan di kelas kontrol dengan di kelas eksperimen sama dengan
metode kovensional. rata-rata nilai pretes kemampuan
Setelah itu melakukan uji ke- berpikir luwes siswa di kelas kontrol
samaan dua rata-rata terhadap nilai pada materi larutan elektrolit dan
pretes kemampuan bepikir luwes. non-elektrolit.
Sebelum melakukan uji kesamaan Selanjutnya nilai pretes dan postes
dua rata-rata, dilakukan uji nor- kemampuan berpikir luwes siswa
malitas terhadap nilai pretes ke- digunakan dalam menghitung nilai
mampuan berpikir luwes pada kedua gain ternormalisasi (n-Gain). Ber-
kelas sampel. dasarkan perhitungan diperoleh rata-
Berdasarkan hasil perhitungan rata n-Gain kemampuan berpikir lu-
dihasilkan bahwa kelas kontrol me- wes siswa pada kelas kontrol dan
miliki hasil yaitu 13,8087 > 7,81 dan eksperimen dalam gambar 3. Ber-
pada kelas eksperimen yaitu dasarkan gambar 3, menunjukkan
13,0971 > 7,81. Hal tersebut me- bahwa rata-rata n-Gain kemampuan
nunjukkan bahwa kedua sampel ber- berpikir luwes siswa pada kelas
distribusi tidak normal. kontrol lebih kecil dibandingkan
Selanjutnya yaitu melakukan uji dengan rata-rata n-Gain kemampuan
homogenitas pada nilai pretes ke- berpikir luwes siswa pada kelas
mampuan berpikir luwes pada kedua eksperimen, yaitu 0,44 < 0,56. Oleh
kelas sampel. Berdasarkan hasil per- karena itu, rata-rata n-Gain ke-
hitungan pada uji homogenitas di- mampuan berpikir luwes siswa pada
dapat hasil, yaitu 1,054 1,94. Hal kelas eksperimen tidak sama dengan
tersebut menunjukkan bahwa kedua rata-rata n-Gain kemampuan berpikir
luwes siswa pada kelas kontrol. peningkatan nilai pretes postes siswa
Menurut Hake (dalam Sunyono kelas eksperimen lebih tinggi
2014) nilai n-Gain tersebut berada dibandingkan peningkatan nilai
pada kategori sedang yaitu jika n- pretes postes siswa di kelas
Gain terletak diantara 0,3 < n-Gain kontrol.Hal ini didukung juga dengan
0,7. data hasil uji kepraktisan yang be-
Selanjutnya uji normalitas ter- rupa data keterlaksanaan model
hadap n-Gain. Hasil perhitungan di- pembelajaran POE dan data respon
dapat nilai pada kelas kontrol yaitu siswa. Berdasarkan hasil penelitian
2,1221 < 7,81 sedangkan pada kelas data hasil observasi keterlaksanaan
eksperimen didapat nilai yaitu model pembelajaran POE data hasil
1,4682 < 7,81. Hal tersebut Gambar 3. Rata-rata n-Gain
menunjukkan bahwa sampel berasal kemampuan berpikir
dari populasi yang berdistribusi luwes siswa pada
normal. kelas kontrol dan
Selanjutnya dilakukan uji homo- eksperimen
genitas. Pada hasil perhitungan di-
dapat nilai yaitu 1,57 < 1. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kedua
sampel mempunyai variansi yang
homogen.
Selanjutnya adalah uji
perbedaan rata-rata. Berdasarkan
hasil perhitungan didapat nilai yaitu
2,46 > 1,67. Hal tersebut me- observasi keterlaksanaan model
nunjukkan bahwa rata-rata n-Gain pembelajaran POE termasuk ke-
kemampuan berpikir luwes siswa dalam kategori tinggi. Menurut
pada materi pokok larutan elektrolit Nieveen (1999), suatu model pem-
dan non-elektrolit yang diterapkan belajaran dikatakan praktis apabila
model pembelajaran POE tidak sama secara teoritis model dapat di-
dengan rata-rata n-Gain kemampuan terapkan di lapangan dan tingkat ke-
berpikir luwes siswa dengan metode terlaksanaannya termasuk dalam ka-
konvensional. tegori tinggi (>60%).
Berdasarkan hasil di atas n-Gain Kemampuan bepikir luwes siswa
pada kelas eksperimen lebih besar di- dapat ditingkatkan melalui tahapan-
bandingkan n-Gain pada kelas kon- tahapan pada model pembelajaran
trol. Hal tersebut menunjukkan bah- POE. Secara garis besar sintaks
wa pembelajaran dengan model pem- pembelajaran POE adalah Predict,
belajaran POE efektif meningkatkan observe, dan explain (Puriyandari,
kemampuan berpikir luwes siswa dkk, 2014 ).
walaupun berada pada kategori se- POE adalah strategi mengajar
dang. Menurut Mergendoller, dkk yang menyelidiki pemahaman siswa
(2006), suatu pembelajaran dikata- dengan melaksanakan tiga tugas.
kan efektif apabila adanya pe- Pertama siswa harus memprediksi
ningkatan yang signifikan secara hasil beberapa peristiwa dan harus
statistik terhadap hasil belajar siswa membenarkan prediksi mereka ;
di kelas eksperimen dan kelas kemudian mereka menjelaskan apa
kontrol yang ditunjukkan dengan yang mereka lihat terjadi dan akhir-
nya mereka harus mendamaikan kon- molekul NaCl dan molekul gula,
flik antara prediksi dan observasi mengamati gambar submikroskopis
(Hilario, 2015). larutan HCl dan larutan CH3COOH,
Pada penelitian ini dilakukan tiga dan mengamati tabel hasil peng-
tahapan POE. langkah pertama amatan daya hantar listrik. Kemudian
adalah predict (meramalkan). Pada mereka menuliskan apa yang mereka
tahap ini siswa memberikan peroleh berdasarkan hasil pe-
pengetahuan awalnya. Menurut ngamatan. Menurut Karanustafaoglu,
Widyaningrum, dkk, (2013) model S., dan Naaman, R.M. (2015), pada
POE dapat digunakan untuk tahap mengamati siswa melakukan
menggali pengetahuan awal mereka. percobaan, para siswa diminta untuk
Menurut Yuenyong dan Thathong menjelaskan apa yang mereka lihat.
(2015), memprediksi : siswa akan Langkah ketiga adalah expalin
disajikan dengan suatu peristiwa. (menjelaskan). Menurut Yuenyong
Kemudian, siswa diminta untuk dan Thathong (2015), Jelaskan :
memprediksi apa yang akan terjadi siswa perlu untuk mendamaikan
dan memberikan penjelasan singkat setiap perselisihan antara prediksi
tentang alasan mereka. Pada LKS 1 dan observasi. Mereka harus men-
siswa diminta untuk memprediksi coba membangun penjelasan
mengapa aki dapat menghidupkan mengapa hal terjadi seperti yang
televisi pada saat aliran elektron mereka lakukan. Pada LKS 1 siswa
terputus (mati lampu). Sedangkan diminta untuk menjelaskan pengerti-
pada LKS 2 siswa memprediksi an larutan elektrolit, baik elektrolit
mengapa beberapa larutan ada yang kuat maupun lemah dan larutan non
dapat mengantarkan arus listrik dan elektrolit. Pada LKS 2 siswa di-
ada yang tidak dapat menghantarkan minta untuk menjelaskan penyebab
arus listrik, memprediksi apa pe- larutan elektrolit dapat meghantarkan
nyebab perbedaan larutan elekrolit arus listrik, penyebab larutan
dapat berupa elektrolit kuat dan elek- elektrolit dapat bersifat kuat dan
trolit lemah, dan memprediksikan lemah serta penyebab senyawa ion
apa penyebab senyawa ion dan dan kovalen polar dapat meng-
senyawa kovalen polar dapat hantarkan arus listrik. Pada tahap ini
menghantarkan arus listrilk. Selain siswa
itu juga mereka memberikan alasan Berdasarkan hal tersebut ter-
mengenai prediksi mereka teradap utama pada tahap memprediksi
masalh diatas. Selanjutnya pe- siswa dapat terlatih kemampuan
nafsiran tersebut sesuai atau tidak, berpikir kreatifnya terutama ke-
dibuktikan dengan observasi atau mampuan berpikir luwes. Pada ta-
pengamatan secara langsung. hap memprediksi siswa dapat mem-
Langkah kedua adalah observe buat dugaan terhadap suatu gambar,
(mengamati). Pada tahap ini siswa cerita atau masalah dengan gagasan
diminta untuk melakukan praktikum yang bermacam-macam atau ber-
guna membuktikan hasil dugaan variasi. Menurut Nurjanah (2011),
jawaban mereka pada tahap mem- kelebihan model pembelajaran POE
prediksi. Pada LKS 1 siswa me- adalah merangsang siswa untuk
lakukan praktikum mengenai gejala lebih kreatif khususnya dalam
daya hantar listrik. Pada LKS 2 siswa mengajukan prediksi. Hasil pe-
mengamati gambar submikrokopis nelitian yang dipaparkan sesuai
dengan hasil penelitian yang di- Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar
lakukan oleh Indriana, Vida dkk Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.
tahun 2015 menunjukkan bahwa Jakarta.
terjadi peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa kelas XI IPA- Awang, H. dan Ramly, I. 2008.
1 SMAN 22 Makassar dari sebelum Crearive Thinking Approach Trough
pelaksanaan tindakan ke setelah Problem Based Learning: Pedagogy
pelaksanaan tindakan pada siklus I And Practice in The Engineering
dan siklus II dengan meningkat- Clasroom. International Journal Of
nya komponen-komponen pada as- Human And Social Science 3:1.
pek kemampuan berpikir kreatif
seperti flexibility (fleksibel), fluency Creswell, J. W. 1997. Research
(lancar), orginal/novelty (asli/- Design Qualitative and Quantitative
kebaruan), dan terjadi penurunan Approaches. Sage Publications.
pada komponen tidak memenuhi, London.
dan secara kuantitatif skor rata-rata
kemampuan berpikir kreatif siswa > Cinici, A. dan Demir, Y. 2013.
2,4. Teaching Through Cooperative POE
Tasks: A Path To Conceptual
SIMPULAN Change. A Journal Of Educational
Berdasarkan hasil analisis data Strategies, Issus and Ideas. 86 (1).
dan pembahasan terhadap penelitian
efektivitas model pembelajaran POE Hilario, J.S. 2015. The Use Of
dalam meningkatkan kemampuan Predict-Observe_Explain-Explore
berpikir luwes siswa pada materi (POEE) As A New Teaching Stra-
larutan elektrolit dan non elektrolit, tegy In General Chemistry Labo-
dapat disimpulkan bahwa penelitian ratory International Journal Of Edu-
yang dilaksanakan di SMA Kosgoro cation and Research Vol 3 No 2.
Bandar Sribawono, model pem-
belajaran POE efektif dalam me- Kala, N., Yaman, F., & Ayas A.
ningkatkan kemampuan berpikir lu- 2012. The Effectiveness of Predict
wes siswa kelas X pada materi larut- ObserveExplain Technique in
an elektrolit dan non elektrolit. Probing Students Under-standing
About AcidBase Chemistry: a case
DAFTAR RUJUKAN for the concepts of pH, pOH, and
Anisa, D.N., Masykuri, M., S. strength. Inte-national Journal of
Yamtinah. 2013. Pengaruh Model Science and Mathematics Education
Pembelajaran POE (Predict, 2012. National Science Council.
Observe, Expalain) Dan Sikap Ilmiah
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Karamutafaoglu, S. dan Naam,
Pada Materi Asam Basa Dan Garam R.M. 2015. Understanding
Kelas VII Semester 1 SMPN 1 Jaten Electrochemistry Concept Using The
Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Predict-Observe-Expalin Strategy.
Pendidikan Kimia Universitas Eurasia Journal, Science Technology
Sebelas Maret Vol 2 No. 2 Education 11(5) : 923-936.
Munandar. 2008. Pengembang-
an Kreativitas Anak Berbakat. Siddiq, D. A. 2012. Efektivitas
Rineka Cipta. Jakarta. Pembelajaran Thinking Aloud Pair
Problem Solving dalam Meningkatk-
Nieveen. 1999. Prototyping to an Kemampuan Analisis Matematis
Reach Product Quality. In Alker, Siswa. Skripsi. FKIP Unila. Bandar
Jan Vander, Design Approaches and Lampung.
Tools in Education and Training.
Kluwer Academic Publisher. Dord- Sudjana. 2005. Metoda Statis-
recht. tika. Tarsito. Bandung.
Puriyandari, D., Saputro, Suherman, E. 2003. Evaluasi
A.N.C., dan Masykuri, M. 2014. Pembelajaran Matematika. JICA
Penerapan Model Pembelajaran Universitas.
Predict, Observe, and Expalain
(POE) Dilengkapi Lembar Kerja Sunyono. 2014. Model Pem-
Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan belajaran Kimia Berbasis Multiple
Sikap Ilmiah Dan Prestasi Belajar Representasi dalam Membangun
Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Model Mental Mahasiswa pada Mata
Kelarutan Siswa Kelas XI IPA Kuliah Kimia Dasar. Disertasi.
Semester Genap SMAN Ngemplak Program S3 Pendidikan Sains.
Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Kimia Universitas Negeri Surabaya: tidak dipublikasi-
Sebelas Maret Vol 3 No 1. kan.

Restami, M.P., Suma, K., dan Suyanto, Y.P., Susanto, H.,


Pujani, M. 2013 . Pengaruh Model Linuwih, S. 2012. Efektifitas Pen-
POE (Predict-Observe-Explain) ggunaan Strategi Predict, Observe,
Terhadap Pemahaman Konsep Fisika and Explain untuk Meningkatkan Ke-
Dan Sikap Ilmiah Ditinjau dari Gaya mampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Belajar Siswa. E-Journal Program Siswa. Universitas Negeri Semarang.
Pasca Sarjana Universitas Pen- Semarang.
didikan Ganesha Program Studi IPA
Vol 3 No 1. Tim Penyusun. 2006. Standar
Isi Mata Pelajaran Kimia SMA/MA.
Liew, C. & Treagust, D.F. 1995. BSNP. Jakarta.
A predict-observe-explain teaching
sequence for learning about students ___________. 2014. Permen-
understanding of heat and expansion
dikbud No. 59 tahun 2014 Tentang
of liquids. Australian Science
Teachers Journal, 41(1), 68-71. Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. Kementrian
Sari, Diana Eka. 2015. Pendidikan dan Kebudayaan
Efektivitas Model Pembelajaran Republik Indonesia. Jakarta
Inkuiri Terbimbing Pada Materi Laju
Reaksi Dalam Meningkatkan Ke- Widyaningrum, R., Sarwanto,
terampilan Berpikir Luwes Siswa.
Karyanto, P. 2013. Pengembangan
Skripsi. Universitas Lampung.
Bandar Lampung. Modul Berorientasi POE ( Predict-
Observe-Expalin). Berwawasan
Lingkungan Pada Materi Pencenaran
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal FKIP UNS Vol 6 No. 1

Yuenyong, C. dan Thathong, K.


2015. Physics Teachers Construct-
ing Knowledge Base For Physics
Teaching regarding Constructivism
in thai Contexts. Mediterranean
Journal Of social Science Vol 6 No
2.

Anda mungkin juga menyukai