Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam kehidupannya, manusia mempunyai tiga bawaan yaitu, sebagai mahluk
individu, mahluk Tuhan dan sebagai mahluk sosial budaya. Sebagai mahluk individu,
manusia mempunyai karakteristik kepribadian yang mandiri. Sebagai mahluk Tuhan
yang Maha Esa, mahasiswa wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi segala
larangan laranganNya. Sebagai mahluk sosial budaya manusia harus beradaptasi
dengan alam dan lingkungannya karena dia hidup berdampingan dengan manusia lain.
Manusia satu dengan manusia lainnya saling membutuhkan dan saling berusaha
menjalin kehidupan yang selaras dan saling membantu. Dalam melangsungkan
kehidupannya, manusia secara bersaama-sama melahirkan kebudayaan

Manusia merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna dari
makhluk lainnya. Dengan segala kelebihan yang dimiliki manusia dibanding makhluk
lainnya membuat manusia memiliki kedudukan atau derajat yang lebih tinggi.
Manusia juga disertai akal, pikiran, perasaan sehingga manusia dapat memenuhi
segala keinginannya yang diberikan Tuhan YME.

Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, dan mati. Serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik, baik itu positis maupun negatif.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa
yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil dan sebagai makhluk
sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya.

Pengetahuan tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk


memperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak
masyarakat. Perubahan atau perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi
dinamikanya, disebabkan oleh karena para warganya mengadakan hubungan satu
dengan yang lainnya baik dalam bentuk orang perorangan maupun kelompok
manusia.

Proses Sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan
dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada / dengan kata
lain proses social diartikan sebagai pengaruh timbale balik antara berbagai segi
kehidupan bersama.

1 | manusia sebagai mahluk individu dan mahluk


sosial
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam bermasyarakat, banyak kita menjumpai perbedaan sifat antara individu satu
dengan individu lainnya. Ada yang gemar berorganisasi serta ada pula yang tidak.
Oleh karena itu penulis ingin membatasi masalah dalam hal :

1.Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan sosial
2.Bagaimana ciri-ciri masyarakat pada umumnya?
3.Apa yang dimaksud dengan urbanisasi dan urbanisme?
4.Apa yang dimaksud dengan intteraksi sosial , proses sosial, stratifukasi sosial, dan
mobilitas sosial ?

1.3 TUJUAN
1.Mengetahui peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial
2.Megetahui ciri-ciri masyarakat pada umumnya
3.Mengetahui yang di dimaksud dengan urbanisasi dan urbanisme
4.Mengetahui yang dimaksud dengan intteraksi sosial , proses sosial, stratifukasi
sosial, dan mobilitas sosial ?

BAB II

2 | manusia sebagai mahluk individu dan mahluk


sosial
PEMBAHASAN

2.1 MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL

2.1.1 Manusia Sebagai Mahluk Individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang
berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan.Individualitas manusia tampak pada keinginan untuk selalu tumbuh
berkembang sebagai sosok pribadi yang khas atau berbeda dengan lain.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis,
unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur
tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang
tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada
unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis
sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah
faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu
sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak
lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial,
merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita
melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga teman dan kelompok sosial yang lebih
besar. Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap
orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
(genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan di bebankan berbagai peranan, yang
berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia. Seringkali pula terdapat
konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan
peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya
individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial
masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai
individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi maang dalam arti
sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya atau dengan kata lain
proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.

3 | manusia sebagai mahluk individu dan mahluk


sosial
Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus
mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari indvidu untuk menjadi pribadi, tidak
hanya didukung dan dihambat oleh dirinya, tetapi juga didukung dan dihambat oleh kelompok
sekitarnya .

1) Proses Destruktif dan konstruktif.


Dalam proses untuk menjadi pribadi ini, individu dituntut untuk menyesuaikan dengan
lingkungan tempat ia berada. Lingkungan disini hendaknya diartikan sebagai lingkungan
fisik dan lingkungan psikis. Di dalam lingkungan fisik, individu harus menyesuaikan
dirinya dengan keadaan jasmaninya sedemikian rupa untuk berhadapan dengan individu
lain dengan keadaan jasmaninya yang sama atau berbeda sama sekali.
Prasarana fisik yang sedemikian adanya harus dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang terdiri dari individu-individu yang menganut sistem yang lama.
Dalam hubungan dengan lingkungan kita nanti akan melihat apakah individu tersebut
menyesuaikan dirinya secara alloplastis, yaitu individu di sini secara aktif mempengaruhi
dan bahkan sering mengubah lingkungannya. Atau sebaliknya individu menyesuaikan
diri secara padif (autoplastis), yaitu lingkungan yang akan membentuk pribadi seseorang.
Pada diri individu yang destruktif kita jumpai kecenderungn untuk memenuhi kebutuhan
psikis berlebihan.Biasanya mencari kepuasan temporal yang sering kali hanya
dinikmatinya sendiri, dan kalau mungkin hanya oleh segelintir individu-individu lain
yang menjadi kelompoknya, dan dalam melakukan ini, penampilannya akan ditandai
oleh tindakan yang semata- mata rasional kearah masa depan.

2) Kompromistis dan Anti-Establishment


Sikap kompromis seseorang individu biasanya banyak disebabkan oleh cara-cara yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan organik maupun kebutuhan psikologis. Sikap anti-
establishment ini merupakan sikap individual yang berlebihan dalam hal individu
berintaraksi dengan lingkungannya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan usaha individu
dalam pencarian identitas diri yang bersifat psikologis (in the search for self identity).
Sehingga dalam proses pencarian, akan terlihat penggambaran mengenai waktu diri
sendiri yang sangat dominan.
Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam
masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas.
Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada beberapa
waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek
kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.

2.1.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial

4 | manusia sebagai mahluk individu dan mahluk


sosial
Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu
juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan
dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena
pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang
lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah
manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan, yaitu
1). Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.
2). Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
3). Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4). Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi
sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan
manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang
mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1). Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama
lain.
2). Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang
direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain
kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau
dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3). Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang
sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.

2.2 PENGERTIAN MASYARAKAT

Istilah masyarakat merupakan terjemahan dan kata society (Inggris). Sedangkan istilah
society berasal dan societas (Latin) yang berarti kawan. Lantas, apa masyarakat itu?

1. Pengertian masyarakat adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah
yang sama, relatif independen dan orang orang di luar wilayah itu, dan memiliki
budaya yang relatif sama. (Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm, 1998).

2. Definisi Masyarakat adalah orang orang yang berinteraksi dalam sebuah wilayah
tertentu dan memiliki budaya bersama. (John J. Macionis, 1997).

5 | manusia sebagai mahluk individu dan mahluk


sosial
Masyarakat bergerombol

3. Pengertian masyarakat adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan


bersama dan memiliki budaya serta lembaga yang khas. Masyarakat juga bisa
dipahami sebagai sekelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan
bersama. (Wikipedia)

4. Adam smith menulis bahwa sebuah masyarakat dapat terdiri dari berbagai jenis
manusia yang berbeda, yang memiliki fungsi yang berbeda (as among different
merchants), yang terbentuk dan dilihat hanya dari segi fungsi bukan dari rasa suka
maupun cinta dan sejenisnya, dan hanya rasa untuk saling menjaga agar tidak saling
menyakiti "may subsist among different men, as among different merchants, from a
sense of its utility without any mutual love or affection, if only they refrain from
doing injury to each other."

5. Pengertian Masyarakat Menurut An-Nabhani bahwa masyarakat adalah


sekelompok individu seperti manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta
sistem/aturan yang sama, dan terjadi interaksi antara sesama karena kesamaan
tersebut untuk kebaikan masyarakat itu sendiri dan warga masyarakat.

6. Pengertian masyarakat menurut Linton adalah sekelompok manusia yang telah


cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat terbentu organisasi yang mengatur
setiap individu dalam masyarakattersebut dan membuat setiap individu dalam
masyarakat dapat mengatur diri sendiri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan batasan tertentu.

7. Menurut M,J. Heskovits, masyarakat adalah sebuah kelompok individu yang


mengatur, mengorganisasikan, dan mengikuti suatu cara hidup (the way life) tertentu.

8. Menurut S.R. Steinmentz, masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia


yang terbesar meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil
yang mempunyai perhubungan erat dan teratur

9. J.L Gillin mengartikan masyarakat sebagai sebuah kelompok manusia yang


tersebar yang memiliki kebiasaan (habit), tradisi (tradition), sikap (attitude) dan
perasaan persatuan yang sama.

6 | manusia sebagai mahluk individu dan mahluk


sosial
10. Menurut Mack Ever, arti Masyarakat sebagai suatu sistem dari cara kerja dan
prosedur, otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan
pembagian-pembagian sosial, sistem pengawasan tingkah laku manusia dan
kebebasan. Sistem yang kompleks dan selalu berubah dari relasi sosial.

11. Selo Soemardjan memberikan pengertian masyarakat sebagai orang-orang yang


hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Masyarakat

Masyarakat menurut Max Weber adalah sebagai suatu struktur atau aksi yang
pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya
Ahli Sosiologi dan bapak sosiologi modern, Emile Durkheim, mengatakan bahwa
masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan
anggota-anggotanya.
Bapak Komunis, Karl Marx, memberikan definisi masyarakat sebagai suatu
struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena
adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara
ekonomis
Dalam Ensiklopedi Indonesia, Pengertian Masyarakat ada tiga yaitu (1) Bentuk
tertentu kelompok sosial berdasarkan rasional yang ditranslasikan (diterjemahkan)
sebagai masyarakat patembayan dalam bahasa Indonesia, lalu kelompok sosial lain
yang tetap berasaskan pada ikatan naluri kekeluargaan (family) disebut gemain-scaft
atau masyarakat Paguyuban
Pengertian kedua masyarakat berdasarkan ensiklopedi manusia yaitu merupakan
keseluruhan masyarakat manusia meliputi seluruh kehidupan bersama (3),
Menunjukkan suatu tata kemasyarakatan tertentu dengan ciri sendiri (identitas) dan
suatu otonomi (relatif) seperti masyarakat barat, masyarakat primitif yang merupakan
suku yang belum banyak berhubungan dengan dunia sekitarnya.
Apabila masyarakat diartikan sebagai komunitas, maka Wilkinson mendefinisikan
masyarakat sebagai kelompok manusia yang hidup bersama dalam ekologi setempat
dengan batasan wilayah yang bias.

7 | manusia sebagai mahluk individu dan mahluk


sosial
Kemudian Pengertian masyarakat menurut Thomas Hobber bahwa masyarakat
(komunitas) adalah proses alamiah dimana orang orang yang hidup bersama untuk
memaksimalkan kepentingan mereka, Hobbes mengemukakan bahwa kepentingan
diri pribadi dapat didapati dalam kelompok.

Karakteristik masyarakat adalah:


1. Aglomerasi dari unit biologis dimana setiap anggota dapat melakukan reproduksi dan
beraktivitas
2. Memiliki wilayah tertentu
3. Memiliki cara untuk berkomunikasi
4. Terjadinya diskriminasi antara warga masyarakat dan bukan warga masyarakat
5. Secara kolektif menghadapi ataupun menghindari musuh.
(Basic of Society oleh Ayodoha Prasad, goolebooks)

Dan berbagai definisi yang ada, dapat dicatat beberapa unsur penting masyarakat
sebagai berikut:

1. Adanya sekelompok manusia yang hidup bersama. Dalam hal ini, tidak dipersoalkan
berapa jumlah manusia yang hidup bersama itu. Sedikitnya ada dua orang.

2. Kehidupan hersama tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ungkapan
cukup lama bukanlah sebuah ukuran angka. Melainkan, hendak menunjukkan
bahwa kehidupan bersama tersebut tidak bersifat insidental dan spontan, namun
dilakukan untuk jangka panjang.

3. Adanya kesadaran di antara anggota bahwa mereka merupakan satu kehidupan


bersama. Dengan demikian, ada solidaritas di antara warga dan kelompok manusia
tersebut.

4. Kelompok manusia tersebut merupakan sebuah kehidupan bersama. Maksudnya,


mereka memiliki budaya bersama yang membuat anggota kelompok saling terikat
satu sama lain.

Masyarakat yang tentram dan damai

8 | manusia sebagai mahluk individu dan mahluk


sosial
2.2.1 Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan. Ada beberap cirri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa
2. orang kota paa umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu
3. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-
batas yang nyata
4. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
warga kota dari pada warga desa
5. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa
factor pribadi
6. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu
7. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

Perbedaan desa dan kota


1. jumlah dan kepadatan penduduk
2. lingkungan hidup
3. mata pencaharian
4. corak kehidupan sosial
5. stratifikasi sosial
6. mobilitas sosial
7. pola interaksi sosial
8. solidaritas sosial
9. kedudukan dalam hierarki administrasi nasional

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali
satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang
erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung
pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan sperti beras,
sayur mayor, daging, ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis
pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan,
proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah
pekerja-pekerja musiman.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yagn juga diperlukan oleh orang desa
seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-
obatn untuk memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya hal ideal tersebut
kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin
meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian dan tanah sulit
9 | manusia sebagai mahluk individu dan mahluk
sosial
bertambah, terutama didaerah yang seudah lama berkembang seperti pulau jawa. Peningkatan
jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya
berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang yangtidak mempunyai mata pencaharian
tetap. Mereka merupakan pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun setengah
penuh.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi,
kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang
membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan
perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan
sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan

a. dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan


pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
b. memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai
standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman
dan menyenangkan
2. Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur
ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan
hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan
antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum
secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan
kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan
integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling
terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang
antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin
menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota
harus mengarah paa penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial
dan kegiatan usaha masyarakat kota.

Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan
peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan
melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini
diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang
terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.

10 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
2.2.2 Masyarakat Pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri. Menurut Bintaro desa
merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang
terdapat disuatu daerah dalam hubungannya danpengaruhnya secara timbal-balik dengan
daerah lain.. Menurut paul H.Landis : desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa
dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama
warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang
hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk
berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena
beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati,
mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama
di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar
batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt
istiadat, dan sebagainya

Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang
perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa
di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan ketegangan sosial. Gejala-
gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
a. konflik
b. kontraversi
c. kompetisi

2.3 URBANISASI DAN URBANISME

Pengertian urbanisasi umumnya yang kita kenal adalah perpindahan dari desa ke kota.
Sedangkan menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah, suatu proses kenaikan proporsi
jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu dalam ilmu lingkungan,
urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. Proses pengkotaan

11 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Pengertian pertama, adalah merupakan suatu
perubahan secara esensial unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya wilayah karena percepatan
kemajuan ekonomi. Contohnya adalah daerah Cibinong dan Bontang yang berubah dari desa
ke kota karena adanya kegiatan industri.Pengertian kedua adalah banyaknya penduduk yang
pindah dari desa ke kota, karena adanya penarik di kota, misal kesempatan kerja.
Pengertian lain dari urbanisasi, dikemukakan oleh Dr. PJM Nas dalam bukunya
Pengantar Sosiologi Kota yaitu Kota Didunia Ketiga. Pada pengertian pertama diutarakan
bahwa urbanisasi merupakan suatu proses pembentukan kota, suatu proses yang digerakkan
oleh perubahan struktural dalam masyarakat sehingga daerah-daerah yang dulu merupakan
daerah pedesaan dengan struktur mata pencaharian yang agraris maupun sifat kehidupan
masyarakatnya lambat laun atau melalui proses yang mendadak memperoleh sifat kehidupan
kota. Pengertian keduadari urbanisasi adalah, bahwa urbanisasi menyangkut adanya gejala
perluasan pengaruh kota ke pedesaan yang dilihat dari sudut morfologi, ekonomi, sosial dan
psikologi.
Dari beberapa pengertian mengenai urbanisasi yang diuraikan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian urbanisasi adalah merupakan suatu proses perubahan dari desa
ke kota yang meliputi wilayah/ daerah beserta masyarakat di dalamnya dan dipengaruhi oleh
aspek-aspek fisik/ morfologi, sosial, ekonomi, budaya, dan psikologi masyarakatnya.

2.3.1Kekuatan dan kelemahan dari Urbanisasi.


a) Kekuatan (Strength) atau Keuntungan

Urbanisasi dapat meningkatkan kemampuan seseorang (skill) karena mereka dituntut


untuk memiliki multitalented. Sehingga dapat mengembangkan diri seseorang agar orang
tersebut memiliki kemampuan yang dibutuhkan dalam masyarakat.
Tenaga kerja yang dibutuhkan dapat terpenuhi, dimana banyak industri, perdagangan
dan lain-lain yang membutuhkan tenaga kerja, dan dengan adanya urbanisasi maka kebutuhan
tenaga kerja teratasi sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pihak penyedia tenaga
kerja maupun tenaga kerja yang ada.
Dengan adanya urbanisasi dapat meningkatkan taraf hidup seseorang, karena mereka
dapat hidup yang lebih baik dengan sarana dan prasarana yang mendukung di kota besar.
Dengan adanya urbanisasi mampu memberikan cara pandang yang baru bagi
masyarakat urbanisasi, Karena cara pandang masyarakat di desa dan di kota berbeda, maka
mereka dapat mengetahui cara pandang dari kedua sisi tersebut, sehingga hal ini dapat
mengubah cara berfikir mereka dalam menentukan suatu keputusan dengan pertimbangan-
pertimbangan yang ada.

b) Kelemahan (Weakness) atau Kerugian


Tidak sedikitnya penduduk yang melakukan urbanisasi datang hanya untuk mengadu
nasib, sehingga mereka tidak memiliki modal kemampuan (skill) yang dibutuhkan karena
mereka hanya bermodalkan tekad yang kuat. Sehingga dapat meningkatkan jumlah
pengangguran serta kemiskinan.

12 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
Banyaknya jumlah yang melakukan urbanisasi sehingga tidak terkontrolnya sarana
dan prasarana yang tersedia. Dampaknya adalah tidak adanya tempat tinggal yang memadai.
Banyaknya jumlah urbanisasi mengakibatkan menipisnya penduduk desa.
Akibatnya banyak lahan kosong yang tidak dimanfaatkan untuk usaha.
Menjadi ketatnya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan dan libih
banyak yang ditolak daripada diterima. Sehingga pengagguran menjadi meningkat.
Adanya pengangguran yang bertambah banyak akibat urbanisasi dan tidak
punya pekejaan tetap membuat para urban tidak bisa pulang ke desa karena tidak
ada biaya pulang sehingga kepadatan penduduk di kota besar semakin bertambah
dengan tempat tinggal seadanya dan kesejahteraan pun menjadi bekurang.
Karena terjepit biaya, bagi mereka yang penganggura banyak yang menjadi
pengemis, pengamen, wanita penghibur, pekerja seks komersial, gigolo, pencopet,
penjambret, penodong, dan pencuri.
Banyak juga yang terjerumus akan dunia malam, narkoba, dan menjadi preman.

2.3.2 FAKTOR-FAKTOR URBANISASI

1) Faktor Penarik (Pull Factors)


Orang desa tertarik ke kota adalah suatu yang lumrah yang sebab-sebabnya bagi individu atau
kelompok mungkin berbeda satu sama lain dilihat dari kepentingan individu tadi. Beberapa
alasan yang menarik mereka pindah ke kota diantaranya adalah:
1. melanjutkan sekolah, karena di desa tidak ada fasilitasnya atau mutu kurang
2. pengaruh cerita orang, bahwa hidup di kota gampang cari pekerjaan, atau mudahnya membuka
usaha kecil-kecilan
3. tingkat upah di kota yang lebih tinggi
4. keamanan di kota lebih terjamin
5. hiburan lebih banyak
6. kebebasan pribadi lebih luas
7. adat atau agama lebih longgar

2) Faktor Pendorong (Push Factors)


Di sisi lain kota mempunyai daya tarik, di pihak lain keadaan tingkat hidup di desa umumnya
mempercepat proses urbanisasi tersebut, hal ini menjadi faktor pendorong tumbulnya
urbanisasi. Faktor pendorong yang dimaksud diantaranya adalah:
1. keadaan desa yang umumnya mempunyai kehidupan yang statis
2. keadaan kemiskinan desa yang seakan-akan abadi
3. lapangan kerja yang hampir tidak ada
4. pendapatan yang rendah
5. keamanan yang kurang
6. adat istiadat yang ketat
7. kurang fasilitas pendidikan

13 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa faktor utama penyebab timbulnya urbanisasi yang paling
kuat adalah faktor ekonomi (menjadi motif utama para migran), selain itu disusul dengan
faktor tingkat pendidikan.
Penyebab lain dari terjadinya urbanisasi adalah karena terjadinya overruralisasi yaitu
tingkat dan cara produksi di pedesaan terdapat terlalu banyak orang.

Urbanisme dalam Kepustakaan Geografi pandangan seorang Geografiwan terhadap


urbanisasi ini ialah sebuah kota sebagai sesuatu yang integral, dan untuk memiliki
pengaruh atau merupakan unsur yang dominan dalam system keruangan yang lebih luas tanpa
mengabaikan adanya jalinan yang erat antara aspek politik, social dan aspek dan ekonomi
dengan wilayah di sekitarnya. Jadi dalam hal ini istilah atau pengertian urbanisasi dikaitkan
dengan proses terbentuknya kota dan perkembangannya, sedang istilah urbanisme
dikaitkan dengan perilaku hidup atau cara hidup di kota.

2.4 INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling
bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, bersifat timbal balik
antarindividu, antarkelompok, dan antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi
apabila satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi bagi individu-
individu lain. Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan yang berupa kerja sama, tetapi juga
bisa berupa persaingan dan pertikaian.

Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial oleh karena interaksi sosial
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial antara
kelompok-kelompok terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak
menyangkut pribadi anggota-anggotanya dan juga terjadi di dalam masyarakat. Interaksi
sosial akan lebih terlihat mencolok apabila terjadi pertentangan antara kepentingan
kepentingan orang perorangan dengan kepentingan-kepentingan kelompok.

Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial yang didasarkan pada berbagai faktor antara lain
:

a.Faktor Imitasi
Faktor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam interaksi social. Segi
positifnya imitasi dapat mendorong seseorang untuk dapat mematuhi kaedah-kaedah dan
nilai-nilai yang berlaku. Segi negatifnya jika yang ditiru adalah hal-hal yang menyimpang.
Imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi
seseorang.

b.Faktor sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan / suatu sikap yang
berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Terjadi apabila orang yang

14 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
memberikan pandangan adalah orang yang berwibawa / mungkin orang yang sifatnya
otoriter.

c.Faktor identifikasi
Merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
pihak lain. Sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat
dibentuk melalui proses ini. Prose situ berlangsung dengan sendirinya tanpa sadar/disengaja
karena seseorang memerlukan tipe ideal tertentu dalam kehidupannya. Bisa terjadi bila
seseorang indifikator benar-benar mengenal pihak lain yang menjadi idealnya/idolanya.
Sehingga pandangan/sikap maupun kaedah yang berlaku pada idealnya/idolanya dapat
melembaga atau menjiwainya. Walau pada awalnya identifikasi dialawi dengan proses imitasi
dan atau sugesti.

1. Faktor Simpati.
Proses seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Perasaan pegang peran penting walau
dorongan utama simpati adalah keinginna memahami pihak lain dan untuk kerjasama
dengannya. Beda dengan identifikasi yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak
lain yang dianggap lebih tinggi dan dihormati karena punya kelebihan / kemampuan tertentu
yang patut dijadikan contoh. Simpati dapat berkembang bila saling pengertian terjamin.

2.4.1 Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Interaksi sosial tidak akan terjadi bila tidak :

1. Adanya kontak (social contact)


2. Adanya komunikasi
Kontak berasal dari bahasa latin concum (bersama-sama) dan tango (menyentuh) arti secara
harafiahnya bersama-sama menyentuh. Kontak sosialdapat berlangsung dalam tiga bentuk :

1. Antara orang perorangan, misalnya apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-


kebiasaan dalam keluarganya.
2. Antara orang dengan kelompok / sebaliknya, misalnya apanila seseorang merasakan
bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainya.

Kontak sosial bersifat :

1. Positif, mengarah pada suatu kerjasama


2. Negatif mengarah pada suatu pertentangan bahkan sama sekali tidak menghasilkan
suatu interaksi sosial.
3. Primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu / tatap muka /
bicara dll.

15 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
4. Sekunder terjadi apabila yang mengadakan hubungan tidak secara langsung / melalui
perantara.

2.5 PROSES SOSIAL

Proses sosial terdiri dari serentetan kegiatan yang saling menyambung dan berakhir pada suatu
ujung yang merupakan hasil dari proses itu. Pemerosesan sosial di alami oleh nilai-nilai sosial
seperti telah dikatakan dimuka. Sejumlah proses sosial dasariah disebut kooperasi, asimilasi,
konflik, oposisi, dan persaingan.

Bentuk proses sosial dapat berupa:

1. Cooperation / kerjasama
2. Competition / persaingan
3. Confict / pertikaian / pertentangan

Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesaian, yang penyelesaian itu hanya akan
dapat diterima untuk sementara waktu, proses mana dinamakan akomodasi dan ini berarti bahw
kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Menurut Gillin dan Gillin ada dua macam
proses social yang timbul sebagai akibat adanya interaksi social, yaitu:

1. Proses yang assosiatif (Proceses of ossciation) yang terbagi dalam tiga bentuk khusus
yakni :
Akomodasi

Asimilasi

Akulturasi

2. Proses yang disosiatif ((Proceses of disossciation), yang meliputi:


Persaingan

Persaingan yang meliputi contovention dan pertentangan / pertikaian (conflict)

Sistematika lain yang pernah pula di kemukakan oleh Kimbal Youang, Bentuk-bentuk proses
sosial adalah

1. Oposisi (Opposition) yang mencakup persaingan dan pertentanganatau pertikaian.


2. Kerjasama ( cooperation) yang menghasilkan akomodasi.

16 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
3. Differention yang merupakan proses seseorang memperoleh hak-hak dan kewajiban
yang berbeda dalam masyarakat atas dasar usia. Pekerjaan menghasilkan sistem yang
berlapis-lapis dalam masyarakat.

2.5.1 PROSES INTERAKSI YANG POKOK


Pada umumnya pada ahli sosiologi mengklasifikasikan bentuk pokok proses sosial menjadi
dua bagian, yaitu proses sosial yang dapat menggabungkan (associative processes) dan proses
sosial yamg bersifat menceraikan (dissociative processes)

1. Proses yang Assosiatif


a. Kerjasama (Cooperation)
Kerjasama timbul karena orientasi orang terhadap kelompok (in group) dan kelompok lain
(out groupnya). Kerjasama merupakan unsur dari sistem nilai masyarakat social / sering
dijumpai dalam keadaan warga masyarakat tersebut. Tidak punya inisiatif / daya kreasi
karena mengandalkan bantuan dari rekan-rekannya. Kerjasama merupakan gejala universal
yang ada dimanapun masyarakat walau tidak sadar timbul karena bahaya/ bersama.

Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama ada tiga bentuk pelaksanaan kerjasama:

1. Bargaining
Pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antar dua organisasi atau lebih.

2. Co-optation
Proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan / pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi. Sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam
stabilitas orang tersebut.

3. Coalition
Kombinasi dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Coalition dapat
menimbulkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua orang itu
mempunyai struktur yang berbeda satu sama lain. Tapi maksud utamanya adalah mencapai
tujuan bersama maka sifatnya cooperatif.

Ketiga bentuk kerjasama itu bisa terjadi dalam orang pemerintahan, pendidikan dan ekonomi.

Dari ketiga bentuk itu dapat di tambah dengan bentuk keempat yaitu, John Ventureyang
merupakan kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu tertentu, missal pengeboran
minyak, pertambangan, perhotelan, dll. Dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai
proporsi tertentu. Dalam John Venture pihak yang satu mengisi kekurangan pihak lain/ saling
melengkapi.

17 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
b. Akomodasi (Accomodation)
Pengertian Akomodasi mempunyai arti dua, yaitu :
Menunjuk pada suatu keadaan

Kenyataan adanya suatu keseimbangan / oquilibrium dalam interaksi orang/orang dan


keluarga sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat.

Menunjuk pada suatu proses

Usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan untuk mencapai kestabilan / cara


menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan.

Menurut Gillin dan Gillin akomodasi adalah suatu pengertian yang dipergunakan noleh para
sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan social yang sama
pengertian dengan adaptasi yang dipergunakanoleh para ahli biologi menunjuk pada suatu
proses dimana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.

Tujuan dari akomodasi dapat berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi yang
dihadapi:

1. Untuk mengurangi pertentangan antar orang / kelompok masyarakat akibat perbedaan


paham. Akomodasi ini bertujuan untuk menghasilkan sintesa antar kedua pendapat agar
menghasilkan pola yang baru.
2. Untuk mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu atau temporer.
3. Akomodasi diusahakan untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antar kelompom
social sebagai akibat faktor sosial psikologis dan kebudayaan, hidup terpisah. Dijumpai
dalam masyarakat yang menerapkan sistem yang berkasta.
4. Mengusahakan peleburan antar kelompok social yang terpisah. Misal ; perkawinan
campuran dan asimilasi.

a. Bentuk-bentuk akomodasi
Akomodasi sebagai suatu proses, dsapat mempunyai bentuk-bentuk sebagai berikut:

1. Coercion
Bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena ada paksaan. Terjadi karena pihak
yang satu lemah dibanding pihak lawan. Misalnya budak dengan tuannya, negara-negara
totaliter.

18 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
2. Compromise
Bentuk akomodasi pihak-pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya. Agar terlaksana pihak
yang satu bersedia melaksanakan dan mengerti pihak lainnya, dan sebaliknya. Misal : traktat
antar beberapa Negara, parpol,dll.

3. Arbitration
Cara mencapai compromise bila pihak yang berhadapan merasa tidak sanggup mencapainya
sendiri. Pertentangan diselesaikan melalui pihak ketiga sebagai perdamai yang ditunjuk oleh
kedua belah pihak. Misalnya : penyelesaian pembunuhan.

4. Mediation
Serupa arbitration, pihak ketiga yang netral diundang untuk mengusahakan penyelesaian
secara damai. Ia hanya sebagai penasihat tidak punya wewenang untuk memberi keputusan
penyelesaian sengketa.

5. Consiliation
Usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya
persetujuan bersama. Sifatnya lebih lunak dari coercion dan membuka kesempatan kepada
pihak yang bersangkutan untuk mengadakan asimilasi.

6. Toleration ( Toleran Participan)


Bentuk akomodasi tanpa persetujuan fernial. Kadang timbul secara tidak sadar dan tanpa
direncanakan karena watak kesadaran orang / kelompok untuk menghindari perselisihan.

c. Asimilation ( Assimilasion)
Asimilasi merupakan suatu proses social dalam taraf kelanjutan yang ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak,
sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan
bersama. Proses Asimilasi timbul bila ada :

1. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.


2. Orang perorangan sebagai warga kelompok saling bergaul secara langsung dan
intensif untuk waktu yang lama.
3. Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah
dan saling menyesuaikan.

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi

19 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
1. Interaksi social yang bersifat pendekatan terhadap pihak lain dan juga pihak lain juga
berlaku sama.
2. Interaksi social tidak mengalami halangan atau hambatan atau pembatasan. Asimilasi
akan berhenti bila ada halangan yang mematikan dan pembatasan hal. Melakukan
perkawinan, pembatasan masuk sekolah / lembaga-lembaga tertentu.
3. Proses asimilasi berlangsung cepat bila interaksi social bersifat langsung dan primer.
4. Dalil umum asimilasi diperkuat bila frekuensi interaksi social tinggi dan tetap serta
adanya keseimbangan antar pola-pola interaksi.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi

1. Toleransi
2. Kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang
3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4. Sikap terbuka dari penguasa dalam masyarakat
5. Persamaan dalam unsure-unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuran
7. Adanya musuh bersama di luar.
Asimilasi tidak akan terjadi walau interaksi itu berlangsung intensif dan luas antara
kelompok-kelompok yang bersangkutan. Misalnya hubungan orang Tionghoa di Indonesia
yang bergaul secara intensif dan luas dengan orang-orang Indonesia sejak berabad-abad yang
lalu, akan tetapi mereka juga belum terintegrasikan ke dalam masyarakat Indonesia. Hal itu
dapat dikembalikan pada politik Belanda pada jaman dahulu, sewaktu mereka menjajah
Indonesia. Penduduk Indonesia di bagi atas tiga golongan Eropa, Timur Asing, dan Bumi
Putera. Dasar hukum mengadakan perbedaan tersebut tercantum dalam pasal 163 tercantum
dalam pasal 163 Indische Staatsregeling(IS). Dalam perang kemerdekaan RI mereka lebih
memihak Belanda dan tergantung pada negeri kelahirannya.

Faktor-faktor yang menyulitkan asimilasi Cina dan Indonesia :

1. Perbedaan cirri-ciri badaniyah


2. In group feeling yang kuat dari golongan Cina sehingga kuat mmepertahankan
identitas social dan kebudayaan yang eksklusif. Dominasi ekonomi sebagai akibat fasilitas-
fasilitas yang di perolehnya sejak jaman dahulu menyebabkan mereka menjadi tinggi hati.

Faktor utama yang menjadi penghalang terjadinya asimilasi


20 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
1. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi
2. Terisolirnya kehidupan golongan tertentu dalam masyarakat. Misal : masyarakat
Indian Amerika Serikat diharuskan tinggal di wilayah tertentu yang tertutup. (disebut
kesesuaian) sehingga tidak ada hubungan dengan orang kulit putih.
3. Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang di hadapi.
4. Perasaan bahwa golongan tertentu lebih tinggi kebudayaan dari golongan tertentu.
Sikap superior Negara penjajah dan inferior bagi terjajah.
5. Suatu in group feeling / perasaan terikat kuat pada kelompoknya.
6. Hal lain yang mengganggu proses asimilasi. Misal monoritas yang mengalami
gangguan dari golongan yang berkuasa. Misal : setelah Jepang menghancurkan Pearl Harbor
tahun 1942 orang Jepang yang tinggal di AS disimpan dari tempat tertentu yang disebut
(relocation camps) dari daerah pedalaman.
7. Perbedaan kepentingan ditambah pertentangan pertentangan pribadi dapat
menghalang asimilasi.

2. Proses Disosiatif
Seseorang akan menjadi menekankan pada salah satu bentuk oposisi atau lebih menghargai
kerjasama, hal ini tergantung dari unsure-unsur kebudayaannya terutama yang menyangkut
sistem nilai, struktur masyarakat dan sistem sosialnya. Oposisi juga dapat diartikan cara
berjuang seseorang untuk mencapai tujuan tertentu atau bentuk tetap hidup (strunggle for
axistence) yang dipopulerkan Charles Darwin. Bisa juga perjuangan manusia melawan
manusia-manusia lain. Perjuangan manusia melawan makhluk lain dan perjuangan melawan
alam.

Proses-proses Disosiatif dibedakan menjadi


a. Persaingan (Competition)
Proses seseorang atau kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatiandari public atau dengan
mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Ada
2 tipe umum persaingan :

Persaingan pribadi

Misal dua orang bersaing langsung untuk, misalnya mendapat kedudukan dalam organisasi.
Tipe ini dinamakan rivalry.

Persaingan yang bersifat tidak pribadi

Misal dua atau lebih perusahaan bersaing untuk mendapatkan monopoli di wilayah tertentu.

Tipe-tipe tersebut diatas menghasilkan beberapa bentuk persaingan :

21 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
Persaingan di bidang ekonomi. Timbul karena terbatasnya persediaan bila
dibandingkan dengan jumlah konsumen.
Persaingan dalam bidang kebudayaan dapat menyangkut misalnya persaingan di
bidang keagamaan, dalam bidang-bidang lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan
unpamanya.
Persaingan untuk mencapai kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat.
Persaingan karena perbedaan ras.Perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, corak rambut,
dsb hanya merupakan suatu perlambang dari suatu kesadaran dan sikap atas perbedaan-
perbedaan dalam kebudayaan.
Fungsi Persaingan

1) Menyalurkan keinginan yang bersifat kompetitif dari seseorang atau kelompok.


Semakin sesuatu itu dihargai semakin meningkat pula keinginan untuk memperolehnya.

2) Sebagai jalan bagi keinginan, kepentingan serta nilai yang menjadi pusat perhatian
tersalurkan dengn baik dalam pemilihan.

3) Alat mengadakan seleksi atas dasar sex dan seleksi social. Berfungsi untuk
mendudukan orang pada posisi dan peran yang sesuai dengan kemampuan dalam masyarakat.

4) Alat untuk menyaring warga-warga golongan karya (fungsionil) yang menghasilkan


pembagian kerja yang efektif. Emil Durckeim menggambarkan the social devicion of labor.
Hasilnya unit-unit pekerja-pekerja, ahli-ahli, pemuka-pemuka agama, seniman, politikus dsb
yang masing-masing punya fungsi tertentu dalam masyarakat. Akibat persaingan bisa
asosiatif bisa disosiatif.

Hasil persaingan tergantung dari beberapa faktor :

a).Kepribadian seseorang
Charles H Cooley mengatakan bila persaingan dilakukan secara jujur akan mengembangkan
rasa sosial dalam diri seseorang. Persaingan tidak akan terjadi bila tidak mengenal lawannya.
Persaingan bisa memperluas pandangan, pengertian, pengetahuan dan perasaan simpati.

b).Kemajuan
Dalam masyarakat berkembang dan maju dengan pesat, orang perlu menyesuaikan diri
dengan perkembangan keadaan tersebut.

c).Solidaritas kelompok
Selama persaingan dilakukan secara jujur, solidaritas kelompo tidak akan goyah, lain halnya
jika persaingan menjurus kearah pertikaian / pertentangan.

22 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
d).Disorganisasi
Perubahan yang terlalu cepat kadang sulit diikuti oleh masyarakat. Masyarakat tidak punya
cukup waktu untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan dan tak sempat mengadakan
reorganisasi. Akibat negatifnya kurang pentingnya tenaga manusia, peran mereka diganti
dengan mesin.

b. Controversion
1. Pengertian
Bentuk proses sosial diantara persaingan dengan pertentangan/pertikaian. Ditandai dengan
gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang / rencana dan perasaan tidak suka
disembunyikan, kebencian atau keraguan terhadap kegunaan usul, ide, kepercayaan, doktrin,
rencana orang lain, rasa tersembunyi bisa berubah menjadi kebencian walau tidak sampai
pada pertentangan.

Proses contravention menurut Leopold Von Wiese dan Howard Backer mencakup 5 sub
proses :

1. Proses umum dari contravention meliputi pembuatan seperti penolakan, keengganan,


perbuatan menghalangi protes, gangguan, perbuatan kekerasan dan perbuatan mengacaukan
pihak lain.
2. Bentuk sederhana contravention menyangkal pernyataan orang lain di muka umum.
Memaki, mencerca, menfitnah, melemparkan beban, pembuktian kepada pihak lain,dst.
3. Contavention yang intensif mencakup penghasutan, menyebabrkan desas-desus,
mengecewakan pihak lain.
4. Contravention rahasia, mengumumkan rahasia pihak lain berkhianat dst.
5. Contravention taktis, mengjutkan lawan, mengganggu, membingungkan.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain untuk menyesuaikan diri (conformity) dengan
memakai kekerasan, mengadakan provokasi, intimidasi, dsb.

2. Tipe Contravention
Menurut Von Wiese dan Becker terdapat tiga tipe umum dari contravention, yaitu:

1. Contravention generasi masyarakat


Terjadi dalam masyarakat yang mengalami perubahan dengan cepat.

Contoh : hubungan anak dengan orang tua. Awalnya asosiatif seiring perkembangan
kemajuan, usia dan daya pikir anak timbul keraguan akan pendirian orang tua yang dianggap
koloot atau kuno. Orang tua yang terikat tradisi tak akan begitu saja menerima perubahan-
perubahan yang lebih mudah diterima generasi muda yang sepenuhnya berhasil membentuk
kepribadian.

2. Controvention bidang seks


23 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
Menyangkut hubungan / relasi antara suami istri walau suami istri sekarang ditempatkan
dalam kedudukan yang sejajar, namun masih ada keraguan wanita terkait dengan peranannya,
kesempatan kerja, dll.

3. Controvention parlementer
Hubungan golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat, yang
menyangkut hubungan kedua golongan tersebut dalam lembaga legislative, lembaga-lembaga
keagamaan, lembaga pendidikan, dst.

Beberapa tipe lain yanb berada di perbatasan antara contravention dengan pertentangan atau
pertikaian. Tipe- tope tersebut dimasukkan dalam kategori contravention, oleh karena pada
umumnya tidak menggunakan ancaman atau kekerasan. Tipe-tipe tersebut antara lain :

1. Contravention antara masyarakat masyarakat setempat yang mempunyai dua bentuk


yaitu contravention antara masyarakat-masyarakat setempat yang berlainan (Intracomunity
strunggle) dan Contravention antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat
(Intercommunity strunggle).
2. Antagonis keagamaan
3. Contravention Intelektual
Sikap memandang rendah pada mereka yang punya pendidikan lebih rendah atau sebaliknya
sikap sinis pada mereka yang mengenyam tertentu sedang mereka tidak mengalaminya. Bisa
juga sikap sinis masyarakat terhadap para sarjana tanpa menyaring latar belakang pendidikan
dan faktor lain-lain.

c. Pertentangan (Conflict)

Pribadi-pribadi atau kelompok- kelompok manusia menyadari adanya perbedaan- perbedaan


cirri badaniyah, emosi, unsure-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku dll yang dapat
menimbulkan pertentangan conflict. Perasaan pegang peran penting dalam mempertajam
perbedaan. Sebab-sebab pertentangan:

Perbedaan antar orang perorangan.


Perbedaan prinsip dan perasaan dapat menimbulkan bentrokan antara orang perorangan.

Perbedaan kebudayaan
Kepribadian seseorang dipengaruhi latar belakang budayanya atau pendirian kelompok.

Perbedaan kepentingan
Perubahan-perubahan sosial
Perubahan social yang terlalu cepat bisa merubah nilai-nilai dalam masyarakat yang
menimbulkan golongan-golongan yang berbeda pendirian, dll. Pertentangan menjadi atau
24 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
punya akibat positif atau negatif tergantung dari persoalannya. Struktur social, tujuan, nilai-
nilai dan kepentingan-kepentingan. Salah satu yang mencegah akibat negative adalah sikap
toleransi. Disamping itu masyarakat biasanya punya sarana untuk menyalurkan benih-benih
peruntuhan sarana tersebut dinamakan safety value institutions 19 menyediakan obyek-obyek
tertentu yang dapat mengalihkan perhatian pihak-pihak yang bertikai.

Beberapa bentuk khusus dari pertentangan

1. Pertentangan Pribadi
Dua pribadi yang tidak saling menyukai. Jika permulaan yang buruk itu dikembangkan maka
timbul rasa saling membenci yang berakhir dengan perkelahian yang hanya dapat dilerai
sementara.

2. Pertentangan rasial. Misal pertentangan antara orang negro dengan orang kulit putih di
Amerika Serikat. Sebenarnya sumber pertentangan tidak hanya pada cirri-ciri badaniyah
akan tetapi juga karena perbedaan kepentingan dan kebudayaan di tambah lagi salah satu
ras merupakan golongan mayoritas.
3. Pertentangan antar kelas social. Disebabkan karena perbedaan-perbedaan kepentingan,
misalnya perbedaan kepentingan antara majikan dengan buruh.
4. Pertentangan politik yang menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu
masyarakat, maupun pertentangan antara negara-negara yang berdaulat.
5. Pertentangan internasional, terutama disebabkan karena perbedaan-perbedaan
kepentingan yang kemudian menyangkut kedaulatan negara-negara yang saling
bertentangan.

Akibat dari pertentangan antara lain :

Tambahnya solidaritas dari in group


Jika suatu kelompok bertentangan kelompo lain maka solidaritas anggota kelompok semakin
erat mereka bersedia berkorban demi keompok.

Retaknya persatuan kelompok


Jika pertentangan terjadi antar golongan dalam satu kelompok maka yang terjadi adalah
goyah dan retaknya perasaan antar kelompok.

Perubahan-perubahan kepribadian seseorang


Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia karena perang
Akomodasi, dominasi dan takluknya salah satu pihak. Jika kekuatan pihak yang
bertentangan seimbang bisa timbul akomodasi, ketidakseimbangan menimbulkan bentrokan,
atau dominasi satu pihak terhadap pihak lawannya.

25 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
Stalemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena
mempunyai kekuatan yang seimbang, berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan
pertentangannya. Hal ini disebabkan karena kedua belah pihak sudah tidak ada kemungkinan
lagi baik untuk maju maupun untuk mundur. Misalnya antara Amerika Serikat dan Soviet
Rusia, khusunya di bidang nuklir.
Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.

Hasil-hasil akomodasi menurut Gillin dan Gillin

1. Akomodasi menyebabkan usaha-usaha untuk sebanyak mungkin menghindarkan diri


dari benih-benih yang dapat menyebabkan pertentangan yang baru, untuk kepentingan
integrasi masyarakat.
2. Menekan oposisi. Seringkali suatu persaingan dilaksanakan demi keuntungan suatu
kelompok tertentu demi kerugian pihak lain.
3. Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda . Tampak jika dua orang bersaing
untuk menduduki kedudukan sebagai pemimpin dalam suatu partai politik.
4. Perubahan dari lembaga-lembaga kemasyarakatan agar supaya sesuai dengan keadaan
yang baru atau keadaan yang berubah.
5. Perubahan-perubahan dalam kedudukan-kedudukan.
6. Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi. Dengan adanya asimilasi, para pihak
jadi lebih saling mengenal dan dengan demikian juga lebih mudah saling mendekati oleh
karena timbulnya benih-benih toleransi.

2.6 STRATIFIKASI SOSIAL

2.6.1 Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial, secara harfiah berasal dari bahasa latin stratum (tingkatan) dan
socius (teman atau masyarakat). Stratifikasi sosial menempatkan seorang
individu/kelompok pada kelas-kelas sosial sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan
memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu
lapisan sosial lainnya. Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap
berharga dalam masyarakat.

Beberapa ahli mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai berikut :

Pitrim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembeda penduduk atau masyarakat ke


dalam kelas-kelas secara bertingkat.

Max Webber, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk


dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese, dan prestise.
26 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
Paul B.Horton dan Chester, stratifikasi sosial adalah sistem perbedaan status yang
berlaku dalam suatu masyarakat

Drs. Robert M.Z. Lawang, stratifikasi social adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

P.J. Bouman, Stratifikasi sosial adalah golongan manusia dengan ditandai suatu cara
hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa yang tertentu dan karena itu
menuntut gengsi kemasyarakatan.

Soerjono Soekanto, Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau


kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.

Dari Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan
kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari
yang lebih tinggi sampai yang paling rendah

2.6.2 Karakteristik dan Sifat Stratifikasi Sosial

Ada beberapa karakteristik stratifikasi sosial yang umumnya terjadi dalam


masyarakat. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

a. Adanya perbedaan status dan peranan.

b. Adanya distribusi hak dan kewajiban.

c. Adanya simbol dalam status.

d. Adanya pola interaksi yang berbeda.

e. Adanya stratifikasi yang melibatkan kelompok.

f. Adanya stratifikasi yang bersifat universal (yang berbeda adalah corak dan
perwujudannya).

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dibedakan


menjadi sistem stratifikasi sosial tertutup, sistem stratifikasi sosial terbuka, dan sistem
stratifikasi sosial campuran.

27 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
1) Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan
mobilitas (perpindahan) dari satu lapisan ke lapisan sosial yang lain. Dalam sistem ini,
satu-satunya kemungkinan untuk masuk pada status tinggi dan terhormat dalam
masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan.
Contoh:

- Sistem kasta di India. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan
Brahmana.

- Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah
kedudukan di posisi kulit putih.

2) Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi ini
bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata
dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Setiap orang
memiliki kesempatan berusaha untuk menaikkan, menurunkan, maupun menstabilkan
statusnya. Sebagai contoh :

- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.

- Seorang yang rendah tingkat pendidikannya dapat memperoleh pendidikan yang


lebih tinggi dengan usaha yang gigih.

3) Stratifikasi Sosial Campuran.

Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan


terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat
di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan
rendah. Maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di
Jakarta.

28 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
2.6.3 Bentuk dan Macam Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat terdapat berbagai bentuk stratifikasi sosial. Bentuk itu akan
dipengaruhi oleh kriteria atau faktor apa yang dijadikan dasar. Berikut ini akan kita
pelajari beberapa bentuk stratifikasi sosial menurut beberapa kriteria, yaitu ekonomi,
sosial, dan politik.

a. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi akan membedakan penduduk atau warga
masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi. Dalam hal ini ada golongan
orang-orang yang didasarkan pada pemilikan tanah, serta ada yang didasarkan pada
kegiatannya di bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapan. Dengan kata lain,
pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan akan membagi anggota masyarakat ke dalam
berbagai lapisan atau kelas-kelas sosial dalam masyarakat.

Menurut Max Webber, stratifikasi sosial berdasarkan criteria ekonomi membagi


masyarakat ke dalam kelas-kelas yang didasarkan pada pemilikan tanah dan benda-benda.
Kelaskelas tersebut adalah kelas atas (upper class), kelas menegah (middle class), dan kelas
bawah (lower class). Satu hal yang perlu diingat bahwa stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
ekonomi ini bersifat terbuka. Artinya memungkinkan seseorang yang berada pada kelas
bawah untuk naik ke kelas atas, dan sebaliknya memungkinkan seseorang yang berada pada
kelas atas untuk turun ke kelas bawah atau kelas yang lebih rendah. Hal ini tergantung pada
kecakapan dan keuletan orang yang bersangkutan. Salah satu contoh stratifikasi sosial
berdasarkan factor ekonomi adalah pemilikan tanah di lingkungan pertanian pada masyarakat
Indonesia. Wujud stratifikasi sosialnya adalah petani pemilik tanah, petani penyewa dan
penggarap, serta buruh tani.

29 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
2) Petani pemilik tanah dibagi dalam lapisan-lapisan berikut ini.

a) Petani pemilik tanah lebih dari 2 hektar.

b) Petani pemilik tanah antara 12 hektar.

c) Petani pemilik tanah antara 0,251 hektar.

d) Petani pemilik tanah kurang dari 0,25 hektar.

3) Petani penyewa dan petani penggarap, yaitu mereka yang menyewa dan
menggarap tanah milik petani pemilik tanah yang biasanya menggunakan sistem
bagi hasil.

4) Buruh tani, yaitu tenaga yang bekerja pada para pemilik tanah, petani penyewa,
petani penggarap, atau pedagang yang biasanya membeli padi di sawah.

b. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial

Pada umumnya, stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ini bersifat tertutup. Stratifikasi sosial
demikian umumnya terdapat dalam masyarakat feodal, masyarakat kasta, dan masyarakat
rasial.

1) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Feodal

Masyarakat feodal merupakan masyarakat pada situasi praindustri, yang


menurut sejarahnya merupakan perubahan dari ikatan budak atau hamba sahaya
dengan tuan tanah. Hubungan antara kedua golongan itu menjadi hubungan
antara yang memerintah dengan yan diperintah, dan interaksinya sangat terbatas.
Kemudian semangat feodalisme ini oleh kaum penjajah diterapkan di Indonesia
dan terjadilah perpecahan antargolongan, sehingga pada masyarakat feodal
terjadi stratifikasi social sebagai berikut.

a) Golongan atas, terdiri dari keturunan raja dan ningrat.

b) Golongan menengah, terdiri dari golongan prajurit dan pegawai


pemerintahan.

c) Golongan bawah, terdiri dari golongan rakyat biasa.

2) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Kasta

Masyarakat kasta menuntut pembedaan antargolongan yang lebih tegas lagi.


Hubungan antargolongan adalah tabu, tertutup, bahkan dapat dihukum
30 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
masyarakatnya. Hal demikian terjadi pada masyarakat kasta di India. Istilah
untuk kasta di India adalah yati, dan sistemnya disebut dengan varna. Menurut
kitab Reg Weda dalam masyarakat India Kuno dijumpai empat varna yang
tersusun secara hierarkis dari atas ke bawah, yaitu brahmana, ksatria, vaisya, dan
sudra. Kasta brahmana adalah kasta yang terdiri atas para pendeta dan
dipandang sebagai kasta tertinggi. Ksatria merupakan kasta yang terdiri atas
para bangsawan dan tentara, serta dipandang sebagai kelas kedua. Vaisya
merupakan kasta yang terdiri atas para pedagang, dan dipandang sebagai lapisan
ketiga.

Sedangkan sudra merupakan kasta yang terdiri atas orangorang biasa (rakyat
jelata). Di samping itu terdapat orangorang yang tidak berkasta atau tidak
termasuk ke dalam varna. Mereka itu adalah golongan paria.

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasikan bahwa ciri-ciri kasta adalah


sebagai berikut :

a) Keanggotaan berdasarkan kewarisan atau kelahiran. Dalam kasta, kualitas


seseorang tidak menjadi sebuah perhitungan.

b) Keanggotaan berlangsung seumur hidup, kecuali jika dikeluarkan dari


kastanya.

c) Perkawinan bersifat endogen dan harus dipilih orang yang sekasta. Seorang
laki-laki dapat menikah dengan perempuan yang kastanya lebih rendah, tetapi
tidak dapat menikah dengan perempuan yang memiliki kasta lebih tinggi.

d) Hubungan antarkasta dengan kelompok sosial lainnya sangat terbatas.

e) Kesadaran keanggotaan suatu kasta tampak nyata antara lain pada nama
kasta, identifikasi anggota pada kastanya, dan penyesuaian yang ketat terhadap
norma kasta.

f) Terikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional ditetapkan.


Artinya kasta yang lebih rendah kurang mendapatkan akses dalam bidang
pendidikan dan kesejahteraan, apalagi menduduki jabatan penting dalam
pemerintahan.

g) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.

h) Kasta yang lebih rendah merupakan bagian dari kasta yang lebih tinggi,
sehingga dalam kesehariannya dapat dikendalikan secara terus-menerus.

Di Indonesia, stratifikasi sosial berdasarkan kasta dapat kita jumpai pada masyarakat Bali.
Namun demikian, pengkastaannya tidak terlalu kaku dan tertutup seperti halnya di India.
Pengkastaan di Bali disebut dengan wangsa. Adapun stratifikasi sosialnya adalah sebagai
berikut :

31 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
Brahmana, merupakan tingkatan kasta tertinggi di Bali. Biasanya kasta ini
diduduki oleh para pemuka agama. Gelar bagi orang-orang yang termasuk
dalam kasta ini adalah Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk
perempuan.

Ksatria, merupakan tingkatan kedua setelah brahmana. Biasanya yang


menduduki kasta ini adalah para bangsawan. Gelar bagi orang-orang yang
termasuk dalam kasta ini adalah Cokorda, Dewa, atau Ngahan.

Waisya, merupakan tingkatan ketiga setelah ksatria. Biasanya yang


menduduki kasta ini adalah para pedagang. Gelar bagi orang-orang yang
termasuk dalam kasta ini adalah Bagus atau Gusti.

Sudra, merupakan tingkatan paling rendah dalam sistem kasta di Bali.


Biasanya kasta ini diduduki oleh para pekerja atau buruh. Gelar bagi orang-
orang yang termasuk dalam kasta ini adalah Pande, Kbon, atau Pasek.

3) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Rasial

Masyarakat rasial adalah masyarakat yang mengenal perbedaan warna kulit.


Sistem stratifikasi ini pernah terjadi di Afrika Selatan, di mana ras kulit putih
lebih unggul jika dibandingkan dengan ras kulit hitam. Perbedaan warna kulit di
Afrika Selatan pada waktu itu memengaruhi berbagai bidang kehidupan yang
kemudian disebut dengan politik apartheid. Dalam politik apartheid, seluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatan, pendidikan, perumahan, bahkan
pekerjaan ditentukan apakah orang itu termasuk kulit putih ataukah kulit hitam.
Walaupun ras kulit putih termasuk golongan minoritas, namun mereka
menduduki posisi yang terhormat dibandingkan dengan ras kulit hitam yang
mayoritas. Untuk mempertahankan dominasi kekuasaan ekonomi dan politik,
ras kulit putih mengembangkan teori rasisme disertai dengan tindakan di luar
perikemanusiaan.

c. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik berhubungan dengan kekuasaan yang


dimiliki oleh anggota masyarakat, di mana ada pihak yang dikuasai, dan ada pihak yang
menguasai. Bentuk-bentuk kekuasaan pada masyarakat tertentu di dunia ini beraneka ragam
dengan polanya masing-masing. Tetapi, pada umumnya ada satu pola umum yang ada
dalam setiap masyarakat. Meskipun perubahan yang dialami masyarakat itu menyebabkan
lahirnya pola baru, namun pola umum tersebut akan selalu muncul atas dasar pola lama
yang berlaku sebelumnya.

32 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
Bentuk dan sistem kekuasaan selalu menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan pola
perilaku yang berlaku pada masyarakat. Batas yang tegas antara yang berkuasa dengan yang
dikuasai selalu ada, dan batas-batas itulah yang menyebabkan lahirnya stratifikasi atau
pelapisan dalam masyarakat.

Mac Iver dalam bukunya yang berjudul The Web of Government menyebutkan ada
tiga pola umum system lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu tipe kasta,
oligarkis, dan demokratis.

1) Tipe Kasta

Tipe kasta adalah tipe atau sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang
tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta yang
hampir tidak terjadi mobilitas sosial vertikal. Garis pemisah antara masing-masing
lapisan hampir tidak mungkin ditembus.

Puncak piramida diduduki oleh penguasa tertinggi, misalnya maharaja, raja, dan
sebagainya, dengan lingkungan yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara, dan para
ahli agama. Lapisan berikutnya berturut-turut adalah para tukang, pelayan, petani, buruh
tani, dan budak.

2) Tipe Oligarkis

Tipe ini memiliki garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembedaan kelas-kelas sosial
ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tersebut. Tipe ini hampir sama dengan tipe
kasta, namun individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan. Di setiap lapisan
juga dapat dijumpai lapisan yang lebih khusus lagi, sedangkan perbedaan antara satu
lapisan dengan dengan lapisan lainnya tidak begitu mencolok..

33 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
3) Tipe Demokratis

Tipe ini menunjukkan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil
(bergerak) sekali. Dalam hal ini kelahiran tidak menentukan kedudukan seseorang,
melainkan yang terpenting adalah kemampuannya dan kadang-kadang faktor
keberuntungan.

2.6.4. Fungsi Stratifikasi Sosial

Kingsley Davis dan Wilbert E. Moore menyebutkan bahwa stratifikasi sosial berfungsi
untuk memberi rangsangan agar manusia mau menempati status sosial. Namun, agar
stratifikasi sosial berfungsi masyarakat harus memotivasi anggota masyarakatnya,
mendorong pribadi-pribadi tertentu untuk melakukan kewajiban yang ditetapkan.

Sementara itu, menurut Karl Marx dan Max Weber, fungsi stratifikasi sosial adalah untuk
membentuk terjadinya perbedaan kekayaan, kekuasaan, hak istimewa, dan gengsi.
Soerjono Soekanto menambahkan fungsi stratifikasi sosial adalah untuk membentuk kelas
sosial yang memberikan fasilitas hidup tertentu bagi anggotanya.
Secara lebih lengkap fungsi stratifikasi sosial adalah sebagai berikut :

34 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat
kekayaan, dan wewenang.

b. Sistem pertanggaan pada strata yang diciptakan masyarakat menyangkut prestise


dan penghargaan.

c. Penentu lambang-lambang atau simbol status dan kedudukan.

d. Tingkat mudah atau sulitnya bertukar kedudukan.

e. Alat penguat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki


sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

2.6.5 Manfaat Dan Kerugian Dari Adanya Stratifikasi Sosial

1. Dampak positif Stratifikasi Sosial


Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena
adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau
bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Contoh: Seorang anak
miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan.
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah
yang lebih baik.

2. Dampak negatif Stratifikasi Sosial


Ada tiga dampak negatif stratifikasi sosial, yaitu :

a. konflik antar kelas

Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti


kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi
disebut kelas-kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-
kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul
konflik antarkelas. Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah,
menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.

b. konflik antar kelompok sosial

Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di


antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku,dan ras.
Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi
pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh: tawuran pelajar.

c. konflik antargenerasi

Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai
lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat
35 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

2.7 MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas sosial diartikan sebagai gerak dalam struktur sosial masyarakat yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi kelompok sosial. Tipe-tipe mobilitas sosial ada dua macam
yaitu mobilitas harizontal dan mobilitas vertikal

1. Mobilitas horizontal
Mobilitas horizontal yang dimaksudkan sebagai suatu peralihan individu atau
obyek sosial dari satu posisi ke posisi lainnya yang sederajat. Mobilitas
horizontal tidak menyebabkan perubahan derajad kedudukan seseorang
ataupun suatu obyek sosial
2. Mobilitas vertikal
Mobilitas vertikal yang dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau obyek
sosial dari satu kedudukan ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat. Sesuai
dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerk sosial yang vertikal yaitu yang
naik dan turun

BAB III

PENUTUP

3.1 RANGKUMAN

Manusia adalah mahluk individu, mahluk Tuhan dan mahluk sosial budaya. Sebagai
mahluk individu, manusia mempunyai karakteristik kepribadian yang mandiri. Sebagai
mahluk Tuhan yang Maha Esa, mahasiswa wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi
segala larangan laranganNya. Sebagai mahluk sosial budaya manusia harus beradaptasi
dengan alam dan lingkungannya karena dia hidup berdampingan dengan manusia lain.

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidupdan bekerja bersama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka, dan menganggap diri mereka sebagai
suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan secara jelas dan menghasilkan
kebudayaan

Masyarakat di indonesia tidak hanya di golongkan ke dalam kesatuan kesatuan sosial


suku bangsa, tetapi juga dalam kesatuan-kesatuan sosial kota dan desa

Berpindahnya penduduk dari desa ke kota disebut urbanisasi. Urbanisasi disebabkan


antara lain adalah kemiskinan di desa-desa. Kemiskinan terjadi di sebabkan cepatnya
pertambahan penduduk yang tidak seimbang dengan kecepatan pertambahan persediaan
lahan pertanian baru untuk peningkatan produksi, sedang disisi lain terdesaknya hasil industri
kecil atau kerajinan rumah oleh produksi industri modren

36 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial
Proses sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivasi- aktvasi sosial. Bentuk
pokok proses sosial adalah proses sosial yang bersifat menggabungkan dan proses sosial yang
bersifat menceraikan

Pelapisan sosial (social stratification) terjadi di dalam masyarakat apabila sejumlah


orang memiliki status yang sama menurut penilaian sosial dalam suatu jenjang tertentu

Stratifikasi sosial terdiri dari stratifikasi terbuka dan tertutup. Pembedaan atas lapisan-
lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat

Unsur- unsur lapisan dalam masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (rule).
Kedudukan dan peranan, di samping merupakan unsur-unsur yang bbaku dalam sistem
pelapisan, juga mempunyai arti yang penting dalam sistem sosial masyarakat.

3.2 SARAN

Demikianlah makalah manusia sebagai MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK


SOSIAL ini di buat, jika terrdapat kalimat yang tidak jelas, penulis mengharapkan kritikan
dan masukan yang membangun agar laporan mini riset ini dapat lebih baik, karena setiap
orang tidak ada yang sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

TIM DOSEN ISBD Unimed., (2015), Ilmu Sosial Budaya Dasar (edisi revisi), unimed press,
medan

Anonim, http://elerning.gunadarma.ac.id

Calvin,
(2011)http://isbdmakalahmanusiamahlukindividudansosial/20calvinfatmanausia.htm
l,diposting October 20, 2011

Rohman,(2012)http://isbdproses-prosessosial/Rohmanf2Blog.html, 12 febuari
2012

37 | m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k i n d i v i d u d a n m a h l u k
sosial

Anda mungkin juga menyukai