Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN ANALISA RUANG GAWAT DARURAT

LAPORAN ANALISA RUANG GAWAT DARURAT

Nama Mahasiswa :t
Nama Pasien : Ny. K. 82 tahun
Diagnosa medis : CHF
Tanggal : 3 Oktober 2006

1. Pengkajian Primer
Airway : Bebas, tidak ada sumbatan, atau penumpukan secret.
Breathing : Spontan, RR 28x/menit.
Circulation : Akral hangat, TD 140/100 mmHg, Nadi 88x/menit.
Disintegrity : Kesadaran CM, GCS 15.

2. Tindakan Keperawatan.
Tindakan yang dilakukan dari hasil pengkajian primer yaitu :
Pemberian O2
Mengatur posisi setengah duduk.
Pemasangan infuse
EKG
Pemeriksaan Lab

3. Evaluasi Hasil Tindakan


Kesadaran CM
Posisi klien semifowler
O2 nasal kanul 5 lpm
TD 140/100 mmHg
Nadi 88x/menit

4. Diagnosa Keperawatan
Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas miokard

5. Pengkajian Sekunder
ma SMRS : Tiga hari sebelum masuk rumah sakit, Klien merasa lemas, kedua kaki bengkak dan nafas terasa sesak.
: Nafas terasa sesak, RR 28 x/menit, Kedua kaki bengkak.
Kesadaran : Compos menthis.
Mata : Konjuctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Ekstremitas : Oedema pada kedua kaki, Akral teraba hangat.
Leher : Perbesaran KGB (-)
Jantung : mur-mur (-), gallop (+). TD 140 / 100 mmHg, Nadi 88 x/mnt, lemah
Paru : Vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar dan limpe tidak teraba

6. Pemeriksaan Penunjang
EKG
Foto Ro Thoraks.
Pemeriksaan Lab

7. Diagnosa Keperawatan (2 Diagnosa Utama )


1) Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas miokard
2) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan.

8. Prinsip Tindakan
1) Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas miokard
Intervensi :
Mandiri:
Auskultasi nadi apical; kaji frekuensi, irama jantung; (dokumentasikan disritmia bila tersedia telemetri).
R/: Biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikuler.
Catatan: disritmia ventrikuler yang tidak responsive terhadap obat diduga aneurisma ventrikuler
Catat bunyi jantung
R/: S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai
aliran darah kedalam serambi yang distensi. Murmur dapat menunjukkan inkompetensi/ stenosis katup
Palpasi nadi perifer
R/: Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis pedis, dan
postibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi, dan pulsus alterans (denyut kuat lain dengan
denyut lemah) mungkin ada
Pantau TD
R/ : Pada GJK dini, sedang atau kronis TD dapat meningkat sehungan dengan SVR. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu
lagi mengkompensasi dan hipotensi tidak dapat normal lagi.
Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
R/ : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder tterhadap tidak adekuatnya curah jantung, vasokonstriksi
dan anemia. Sianosis dapat terjadi sebagai refraktori GJK.
Pantau haluaran urin, catat penurunan haluaran dan kepekatan/ konsentrasi urin
R/ : Haluaran urin biasanya menurun selama sehari karena perpindahan cairan ke jaringan tetapi dapat meningkat pada
malam hari sehingga cairan berpindah kembali ke sirkulasi bila pasien tidur.

Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas dan depresi
R/ : Dapat menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadap penurunan curah jantung
Berikan istirahat semi rekumben pada tempat tidur. Kaji dengan pemeriksaan fisik sesuai indikasi.
R/ : Istirahat fisik harus dipertahankan selama GJK akut atau refraktori untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan
menurunkan kebutuhan/ konsumsi oksigen miokard dan kerja berlebihan
Berikan lingkungan tenang, jelaskan manajemen medik/ keperawatan; membantu pasien menghindari situasi stress,
mendengar/berespon terhadap ekspresi perasaan takut.
R/ : Stress emosi menghasilkan vasokonstriksi, yang meningkatkan TD dan meningkatkan kerja jantung
Berikan pispot disamping tempat tidur. Hindari aktivitas respon valsava, contoh mengejan selama defekasi,
menahan napas selama perubahan posisi.
R/ : Pispot digunakan untuk menurunkan kerja ke kamar mandi atau kerja keras menggunakan bedpan. Valsava manuver
menyebabkan rangsangan vagal diikuti dengan takikardi yang selanjutnya berpengaruh terhadap fungsi/ curah
jantung
Tinggikan kaki, hindari tekanan pada bawah lutut. Dorong olahraga aktif/pasif. Tingkatkan ambulasi/ aktivitas
sesuai toleransi.
R/ : Menurunkan stasis vena dan dapat menurunkan insiden thrombus/ pembentukan embolus
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/ masker sesuai indikasi
R / : Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek hipoksia/ iskemia.
Berikan obat sesuai indikasi: diuretik, vasodilator, prazosin, digoksin, lanoksin, captopril, morfin sulfat,
tranquilizar, antikoagulan.
R / : Banyaknya obat dapat digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan
kongesti
tipe dan dosis diuretk tergantung pada derajat gagal jantung dan status fungsi ginjal. Penurunan preload banyak
digunakan dalam mengobati pasien dengan curah jantung relatif normal ditambah dengan gejala kongesti. Diuretic
blok reabsorpsi diuretic, sehingga mempengaruhi reabsorpsi natrium dan air
vasodilator digunakan untuk meningkatkan curah jantung, menurunkan volume sirkulasi (vasodilator) dan tahanan
vaskuler sistemik (arteriodilator), juga kerja ventrikel
meningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi dan
memperlama periode refraktori pada hubungan AV untuk meningkatkan efisiensi/ curah jantung
inhibitor ACE digunakan untuk mengontrol gagal jantung dengan menghambat konversi angiotensin dalam paru dan
menurunkan vasokonstriksi, SVR dan TD
penurunan tahanan vaskuler dan aliran balik vena menurunkan kerja miokard. Menghilangkan cemas dan
mengistirahatkan siklus umpan balik cemas/ pengeluaran katekolamin/ camas
meningkatkan istirahat/ relaksasi dan menurunkan kebutuhan oksigen dan kerja miokard
dapat digunakan secara profilaksis mencegah pembentukan thrombus/ emboli pada adanya faktor resiko seperti stasis
vena, tirah baring, disritmia jantung, dan episode trombolik sebelumnya.

Pemberian cairan IV , pembatasan jumlah total sesuai indikasi. Hindari cairan garam.
R / : Karena adanya peningkatan tekanan ventrikel kiri, pasien tidak dapat mentoleransi peningkatan volume cairan
(preload). Pasien GJK juga mengeluarkan sedikir natrium yang menyebabkan retensi cairan dan meningkatkan kerja
miokard
Pantau / ganti elektrolit
R / : Perpindahan cairan dan penggunaan diuretic dapat mempengaruhi elektrolit (khususnya kalium dan klorida) yang
mempengaruhi irama jantung dan kontraktilitas.
Pantau seri EKG dan perubahan foto dada
R / : Depresi segmen ST dan datarnya gelombang T dapat terjadi karena peningkatan kebuthan oksigen miokard, meskipun
tak ada penyakit arteri koroner. Foto dada dapat menunjukkan pembesaran jantung dan perubahan kongesti
pulmonal.
Pantau pemeriksaan lab:
-Pemeriksaan fungsi hati.
-PT/ APTT/ pemeriksaan koagulasi.
R / : AST / LDH dapat meningkat sehubungan dengan kongesti hati dan menunjukkan kebutuhan untuk obat dengan dosis
lebih kecil yang didetoksikasi oleh hati.
Mengukur perubahan pada proses koagulasi atau keefektifan terapi antikoagulan

2) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan.
Intervensi :
Mandiri
Periksa tanda vital sebelum dan setelah aktivitas, khususnya bila pasien menggunakan vasodilator, diuretic,
penyekat beta.
R/: Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilatasi), perpindahan cairan (diuretic) atau
pengaruh fungsi jantung
Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia, dispnea, berkeringat, pucat.
R/: Penurunan / ketidakmampuan miokard untuk meningkatnkan volume sekuncup selama aktivitas, dapat menyebabkan
peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen, juga peningkatan kelelahan dan kelemahan
Kaji presipitator/ penyebab kelemahan contoh pengobatan, nyeri, obat
R/: Kelemahan adalah efek samping beberpa obat (beta bloker, tranquilizer, dan sedatif). Nyeri dan program penuh stress
juga memerlukan energi dan menyebabkan kelemahan
Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas
R/: Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung daripada kelibihan aktivitas
Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi, selingi periode aktivitas dengan periode istirahat.
R/: Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi stress miokard/ kebutuhan oksigen berlebihan
Kolaborasi:
Implementasikan program rehabilitasi jantung/ aktivitas
R/: Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung/ konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan
perbaikan fungsi jantung dibawah strea, bila disfungsi jantung tidak dapat membaik kembali
9. Monitor Klien
Monitor TTV
Monitor I & O
Monitor pola istirahat aktivitas

10. Evaluasi Diri.


Perlu banyak belajar lagi terkait dengan kegawatan pada Kardiovaskuler.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S
DENGAN CHF DIRUANG ICU
RSUD LUKMONO HADI KUDUS

Hari / Tanggal : Rabu, 8 Oktober 2014


Pukul : 07.00 WIB
Ruang : ICU
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn S

Umur : 63 tahun-10 bulan

Jenis Kelamin : laki-laki

Agama : islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : swata

Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia

Status Perkawinan : kawin

Alamat : Mijen kab. Demak Jawa tengah

Tanggal masuk RS : 2 oktober 2014, jam 20.00 WIB

No. RM : 685900

Diagnosa Medis : CHF


b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny S

Umur : 23 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : Mijen kab. Demak, Jawa tengah

Hubungan dengan pasien : anak

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
pasien mengeluh sesak nafas sejak seminggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit sesak
dirasakan terus menerus, membaik jika pasien duduk atau pasien tidur dengan dua bantal, tidak
mual, tidak muntah, dan tidak nafsu makan maka dari itu pada tanggal 2 oktober 2014 pasien
dibawa ke RSUD Lukmono Hadi Kudus untuk dilakukan pemeriksaan, setelah dilakukan
pemeriksaan pasien diharuskan opname di ICU dan pasien dibawa ke ICU jam 08.00 untuk
menjalani perawatan lebih instensif.
c. Riwayat Penyakit dahulu
pasien mempunyai riwayat penyakit batu ginjal, dan baru ini dirawat di ICU untuk penyakit
yang dikeluhkan.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
anggota keluarga pasien tidak ada yang mengalami atau menderika penyakit yang sama
dengan pasien dan juga keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit keturunan seperti DM,
Hepatitis, DLL
e. Riwayat Alergi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan, obat, maupun udara.
3. Pengkajian Sekunder
a. Airways
Pasien mengeluh sesak nafas
b. Breathing
RR : 37 x / menit, menggunakan oksigen kanul 4 liter / menit
c. Circulation
TD 177/96 mmHg, N= 106 x/menit
d. Kesadaran ( Discabelity)
Composmentis GCS E4M6V5
4. Pengkajian fisik
a. Pengkajian Fisik
Keadaan umum : lemah

Kesadaran : Composmentis

Vital Sign TD : 177/96 mmHg

HR : 106 x/menit

S : 36 C

RR : 37 x/menit

SPO2 : 94 %

GCS : E 4V 6M 5

b. Pemerksaan Fisik
Kepala : bersih, rambut cepak, rambut bersih, dan kepala tidak ada luka

Mata : Simetris kanan kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, dan bersih

Telinga : Simetris, tidak ada serumen dan bersih.

Hidung : Hidung simetris, tidak ada polip, dan bersih.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka, dan bersih

Thorax

Jantung

I : ictus cordis tidak terlihat

P : ictus cordis teraba di interkasta 4-5

P : sonor

A : reguler ( lup.dup )

Paru

I : Bentuk simetris

P : tidak ada nyeri tekan

P : pekak

A : vesikuler

Abdomen

I : Simetris

A : Terdengar bising usus 12x/menit

P : Tidak ada nyeri tekan

P : Timpani

Ekstermitas
Atas : pergerakan baik, tidak ada luka, kekuatan otot baik, tangan kanan terpasang infus Rl 10 Tpm,
tidak ada edema

Bawah : pergerakan baik, tidak ada luka, kekuatan otot baik, tidak ada farises, dan tidak ada edema

Genetalia

Genetalia bersih dan Terpasang DC

5. Pola Fungsional
a. Kebutuhan Pernapasan
pasien tampak sesak RR : 37x/menit, terpasang O2 kanul 4 liter/menit
b. Kebutuhan Nutrisi
pasien tidak terpasang NGT, makan normal lewat mulut, mampu makan dengan porsi
sedang, dan minum
c. Pola Eliminasi
paseien BAK terpasang DC 500 cc/ 8 jam, berwarna kuning kemerah-merahan
pasien BAB terpasang pempres, 1x BAB
d. Kebutuhan Istirahat Tidur
pasien terlihat tidur dengan tenang

e. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


pasien terlihat tidak nyaman karena sesak nafas, dan tidak ada keluarga yang menunggui
f. Kebutuhan personal hygiene
Pasien hanya disibin oleh perawat
g. Kebutuhan Gerak dan Keseimbangan Tubuh
Pola Aktivitas Selama Sakit

0 1 2 3 4
Makan
Minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi
Keterangan :
0 = Mandiri
1 = Memerlukan Alat
2 = Memerlukan Bantuan
3 = Memerlukan alat dan bantuan
4 = Tergantung

h. Kebutuhan spiritual
Pasien tidak melakukan aktifitas spiritual
6. Terapi dan pemeriksaan laboratorium
a. Terapi obat
Obat oral Obat injeksi
Aspilef 1x1 tb Levofloxacin 1x1 amp
Captropil 1x1 tb Lasix 1x1 amp
Clopidogrel 3x25 mg Lovenok 2x0,6 mg
SP : 10-100 mg
b. Hasil pemeriksaan
Tanggal 08 Oktober 2014
HR : 145 bpm AXIS : -162 deg
R-R : 411 ms RVS : 0.21 mv
P-R : 61 ms SVI : 0.00 mv
QRS : 73 ms RTS : 0,21
QT : 252 ms
QTC : 393
Tanggal 09 Oktober 2014
HR : 151 bpm AXIS : -23 deg
R-R : 335 ms RVS : 0.55 mv
P-R : 110 ms SVI : 0.44 mv
QRS : 260 ms RTS : 0,33 mv
QT : 405 ms QTC : 644
c. Pemeriksaan laborat
8 0ktober 2014
Pemeriksaan Nilai Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
B.
Hema rutin 5 dift
Hemoglobin 14.8 14.0-18.0 g/dl A
Eritrosit 5.22 4.5-5.4 Jt/ul n
Hematokrit 49.4 40-52 % a
Trombosit 183 150-400 10^3/ul
l
^
Lekosit 8.6 4.0-12.0 10 3/ul
i
Netrofil 64.1 50-70 %
Limfosit 14.3 25-40 % s

Monosit 13.2 2-8 % i


Eosinofil 7.4 2-4 % s
Basofil 0.6 0-1 %
MCH 28.4 27.0-31.0 Pg
MCHC 30.0 33.0-37.0 g/dl
MCV 94.6 79.0-99.0 Fl
RDW 13.2 10.0-15.0 %
MPV 9.7 6.5-11.0 Fl
PDW 10.5 10.0-18.0 Fl

KIMIA KLINIK
Gula darah 87 70-110 Mg/dl
sewaktu
Ureum 42.4 19-44 Mg/dl
Creatinin 1.1 0.6-1.3 Mg/dl
SGOT 51 0-50 u/l
SGPT 40 0-50 u/l

ELEKTROLIT
kalium 4.9 3.6-5.5 Mmol/l
Natrium 136 135-155 Mmol/l
klorida 87 75-108 Mmol/l
Data
NO Hari, Tanggal/ Data Fokus Problem Etologi
Waktu
1. Rabu, 8 oktober Ds : Pasien mengeluh Gangguan Perubahan
2014 sesak napas pertukaran membran kapiler
Do : Pasien tampak susah gas alveolus
bernafas
RR : 37 x/menit
2. Rabu, 8 oktober Ds : pasien mengeluh saat Intoleransi Ketidakseimbangan
2014 beraktivitas terasa dada Aktivitas antara suplai
berdebar-debar oksigen dan
Do : pasien tampak mudah kebutuhan oksigen
kecapean N : 106X/menit adanya jaringan
yang nekrotik

C. DiagnosaKeperawatan CHF
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolus
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen adanya jaringan yang nekrotik

D. Intervensii
1. Kamis, 16 Setelah dilakukan Pantau bunyi Untuk
Oktober tindakan nafas, catat mengetahui
2014 Keperawatan 2x24 adanya mengi, adanya kelainan
jam diharapkan napas krekles bunyi nafas atau
kembali efektif tidak, dan untuk
KH : mencari tahu ada
Pasien dapat sumbatan sekret
mendemonstrasikan Ajarkan atau tidak
ventilasi dan untuk batuk Untuk
oksigenasi yang efektif dan mengeluarkan
adekuat pada jaringan nafas dalam sekret jika ada,
yang ditunjukkan dengan teknik
oleh oksimetri dalam yang baik, dan
rentang normal dan menjaga
bebas gejala distress kenyamanan
pernafasan dengan nafas
Berpartisipasi dalam Berikan posisi dalam
program pengobatan semi fowler Untuk membuka
dalam batas untuk jalan nafas dan
kemampuan membuka tidak terasa berat
RR: 16-24x/menit jalan nafas saat bernafas
Kolab dengan
medis untuk Proses
pemberian O2 penyembuhan

2. Setelah dilakukan Pantau TTV Mengetahui


tindakan pasien tanda-tanda umum
Keperawatan 2x24 pasien
jam diharapkan Pantau nadi Untuk mengetahui
pasien bisa saat kerja jantung saat
melaksanakan beraktivitas pasien beraktivitas
aktivitas lebih lama untuk dari ringan
KH : perubahan terlebih dahulu
Pasien dapat posisi, dari
E. Implementasi dan evaluasi keperawatan
Hari/ N Jam Implementasi Evaluasi TDD
tanggal o
dx
Rabu, I 07.0 Memantau bunyi nafas , S : pasien mengatakan
8/09/1 0 apakah adan mengi atau masih sesak nafas
4 sumbatan sekret ( untuk O : tampak masih sesak
mengetahui adanya nafas, RR : 37 x/
kelainan bunyi nafas atau menit
tidak, dan sumbatan sekretA : masalah belum
atau tidak teratasi
S: P : lanjutkan intervensi
O: - Pemberian oksigen
Mengajarkan pasien - Pantau jalan nafas
II untuk batuk efektif dan
07.3 nafas dalam
0 ( untuk mengeluarkan
sekret jika ada dengan
teknik yang baik, dan
memberi kenyamanan
dengan nafas dalam )
S : pasien bersedia
O : pasien teampak paham
dan mempraktekkannya
Memberikan posisi semi
fowler pada pasien
I ( untuk membuka jalan
nafas dan supaya tidak
08.0 berat saat bernafas )
0 S : pasien mengatakan
bersedia
O : posisi berubah semi
fowler, pasien tampak
nyaman
Berkolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian
I oksigen
( proses penyembuhan )
S : pasien mengatakan
08.3 bersedia
0 O : oksigen terpasang kanul S : pasien mengatakan
4l/menit masih mudah lelah,
Pemantauan TTV dan dada terasa
TD : 177/96 mmhg berdebar-debar
II S : 36 0 C O : pasien tampak
HR : 106 X / menit kelelahan, HR :
RR : 37 x / 106x/menit, masih
Menit susah bergerak walau
Rabu, 09.0 SPO2 : 94 % sudah diajari
8/09/1 0 S: pergerakan ringan
4 O: A : masalah belum
Pantau nadi saat pasien teratasi
beraktivitas atau saat P : lanjutkan intervensi
II berganti posisi dari semi - Obs TTV
fowler ke sim - Pemberian obat
( untuk mengetahui kerja - Melatih aktivitas
jantung saat beraktivitas
dengan memantau nadi )
09.3 S : pasien bersedia untuk
0 diperiksa
O: N : 106x/menit , tampak
kelelahan
Ajarkan untuk posisi atau
melatih beraktivitas
ringan pada pasien seperti
II sim kanan, kiri
( menghindari intergritas
kulit, dan juga
memperlancar peredaran
oksigen keseluruh tubuh )
S : pasien mengatakan
10.0 bersedia
0 O : pasien sudah
mempraktekkan
Kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian
obat
Aspilek 1x1 tb
Captropil 1x1 tb
II ISDN 3x5 mg
Clopidogrel 3x25 mg
Levofloxacin 1x1 amp
Lasix 2x1 amp
Levenok 2x0,6
S : pasien bersedia
O : obat masuk tanpa ada
10.1 tanda2 alergi
5
Pantau jalan nafas apakahS : pasien mengatakan
ada sekret yang masih sesak nafas
menyumbat atau tidak O : pasien terlihat masih
S : pasien menagtakan sesak nafas, RR :
bersedia 19x/menit
O : terdengar tidak ada sekret A : masalah teratasi
dijalan nafas sebagian RR :
I ( auskultasi ) 37x/menit turun ke
Anjurkan pasien untuk 19x/menit
Kamis, batuk efektif untuk P : lanjutkan intervensi
9/09/1 mengeluarkan sekret jika 1,2,3,4
4 ada
S : pasien mengatakan
bersedia
O : pasien masih mengingat
I 14.3 bagaimana cara batuk
0 efektif
Tetap memberikan posisi
semi fowler untuk
membuka jalan nafas dan
kenyamanan
S : pasien mengatakan
bersedia
O: posisi masih semi fowler
15.0 Tetap kolaborasi dengan
I 0 tim medis untuk
pemberian oksigen
S : keluarga bersedia
O : oksigen masih terpasang
dengan dosis 4liter/menit
Pemantauan TTV
TD : 184/110 mmhg
S : 36 0 C S : pasien
I HR : 90 X / menit mengatakan sudah
RR : 19 x /menit terasa nyaman saat
15.3 SPO2 : 94 % beraktivitas
0 S: O : pasien terlihat
O: mampu beraktivitas,
Pantau nadi saat pasien HR : 90 x/menit
beraktivitas A : masalah teratasi
II S : pasien mengatakan sebagian
bersedia P : lanjutkan intervensi
O : nadi membaik saat - Pantau TTV
Kamis, beraktivitas dari rabu : - Kolab pemberian
9/09/1 16.0 106x/menit kini menjadi obat
4 0 90x/menit - Melatih beraktivitas
Anjurkan pasien tetap
melatih beraktivitas
II ringan dengan merubah
posisi
S : pasien bersedia
O : terlihat pasien sudah bisa
16.3 Berkolaborasi dengan tim
0 medis untuk pemberian
obat
Captrofil 1x1 tab
II

17.0
0
II

18.0
0

18.1
5

Anda mungkin juga menyukai