Anda di halaman 1dari 6

Marsus Suti, Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan

STRATEGI PENINGKATAN MUTU DI ERA


OTONOMI PENDIDIKAN

Marus Suti
Dosen Fakultas Teknik UNM
e-mail: marsusayuti@yahoo.com

Abstrak

Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan wawasan atau


pandangan kepada pembaca, pengamat, akademisi, dan praktisi pendidikan
untuk memahami bagaimana menemukan solusi terbaik dalam mengembangkan
kualitas pendidikan di era otonomi daerah dan otonomi pendidikan melalui
penerapan prinsip-prinsip manajemen, yaitu: tata pemerintahan yang baik,
internal dan efisiensi eksternal pendidikan. Melalui penerapan tiga pendekatan
diharapkan dapat: (1) pengembangan kapasitas lembaga dan semua program di
bidang pendidikan dapat dilaksanakan, (2) pengembangan kualitas pendidikan
melalui input, proses, dan output mendasarkan pada otonomi daerah, (3)
manfaat dan dampak hasil pengembangan pendidikan dasar terhadap otonomi
daerah.

Kata kunci: Strategi, mutu, otonomi pendidikan

Undang-undang No. 22 tahun 1999 kepuasan pelanggan, artinya bahwa mutu


mengatur tentang pemberian kewenangan pendidikan dapat ditingkatkan melalui
dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah penerapan manajemen mutu atau total
dalam wujud otonomi daerah. Pada pasal 11 quality management.
UU no. 22 tahun 1999 mencakup Untuk meningkatkan kualitas
kewenangan semua bidang pemerintahan pendidikan di setiap daerah melalui
yaitu pekerjaan umum, kesehatan, otonomi pendidikan dengan pendekatan
perhubungan, industri dan perdagangan, yang jelas, terarah, serta berhasil guna, maka
penanaman modal, lingkungan hidup, diperlukan penerapan prinsip-prinsip
pertambangan, koperasi, tenaga kerja serta manajemen dalam otonomi pendidikan.
pendidikan dan kebudayaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
Peningkatan mutu pendidikan selama dirumuskan masalah sebagai berikut:
ini belum sesuai dengan harapan karena bagaimanakah strategi untuk meningkatkan
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya mutu pendidikan pada era otonomi
adalah strategi pembangunan pendidikan pendidikan ?
yang lebih bersifat input oriented dan
bersifat macro oriented yang cenderung
diatur oleh birokrasi ditingkat pusat PEMBAHASAN
Institusi pendidikan masih 1. Pengertian otonomi pendidikan
mengandalkan pola manajemen lama yang Pada dasarnya otonomi juga berarti
dianggap kurang efektif dan efisien sehingga mampu untuk menentukan sendiri keinginan
hasilnya kurang maksimal, seharusnya dan kebutuhannya sendiri yang dipandang
dikembangkan pola manajemen pada sesuai dengan keberadaannya selaku insan
Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011

atau instansi yang bebas mengatur dirinya pembelajarannya. Keempat, sarana dan
sendiri. prasarana meliputi kecukupan dan
Pengertian otonomi bersifat multi- keefektifan dalam mendukung proses
dimensional, artinya otonomi berlaku dalam pembelajaran. Kelima, partisipasi masyarakat
berbagai aspek kebutuhan dan sektor (orang tua, pengguna lulusan dan perguruan
kehidupan antara lain : kebutuhan individu tinggi) dalam pengembangan program-
atau berkeluarga dalam menentukan lokasi program pendidikan sekolah.
tempat kediaman, menentukan jenis
makanan, mencari dan menentukan jodoh, 4. Pendekatan mutu pendidikan
menentukan bentuk dan lokasi rumah Pendekatan yang perlu diperhatikan
tinggal, melakukan perjalanan dari satu dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu
tempat ketempat lain dan yang lebih penting pertama, perbaikan secara terus-menerus
lagi otonomi dalam menentukan bentuk (continuous improvement). Konsep ini
jenis dan jenjang pendidikan. mengandung pengertian bahwa pihak
Dengan demikian yang dimaksud pengelola senantiasa melakukan berbagai
dengan otonomi pendidikan adalah perbaikan dan peningkatan secara terus-
bagaimana setiap daerah dapat mengelolah menerus untuk menjamin semua komponen
pendidikan sesuai keinginan dan penyelenggara pendidikan telah mencapai
kemampuannya. standar mutu yang telah ditetapkan. Konsep
ini senantiasa memperbaharui proses
2. Pengertian mutu pendidikan pendidikan berdasarkan kebutuhan dan
Pengertian mutu dapat dilihat dari dua tuntutan pelanggan. Jika tuntutan dan
sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. kebutuhan pelanggan berubah, maka pihak
Dalam arti normatif, mutu ditentukan pengelola institusi pendidikan dengan
berdasarkan pertimbangan instrinsik dan sendirinya akan merubah mutu, serta selalu
ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik, memperbaharui komponen produksi atau
mutu pendidikan merupakan produk komponen-komponen yang ada dalam
pendidikan yakni manusia yang terdidik institusi pendidikan.
sesuai standar ideal. Sedangkan berdasarkan Kedua, menentukan standar mutu
kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan (quality assurance). Paham ini digunakan
instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang untuk menetapkan standar-standar mutu
terlatih. Adapun dalam arti deksriptif, mutu dari semua komponen yang bekerja dalam
ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya proses produksi atau transformasi lulusan
misalnya hasil tes prestasi belajar. institusi pendidikan. Standar mutu
Dengan demikian, mutu pendidikan pendidikan misalnya dapat berupa
adalah derajat keunggulan dalam pemilikan atau akuisisi kemampuan dasar
pengelolaan pendidikan secara efektif dan pada masing-masing bidang pembelajaran,
efisien untuk melahirkan keunggulan dan sesuai jenjang pendidikan yang
akademis dan ekstra kurikuler pada peserta ditempuh. Selain itu, pihak manajemen juga
didik yang dinyatakan lulus untuk satu harus menentukan standar mutu materi
jenjang pendidikan atau menyelesaikan kurikulum dan standar evaluasi yang akan
pembelajaran tertentu. dijadikan sebagai alat untuk mencapai
standar kemampuan dasar.
3. Komponen mutu pendidikan Standar mutu proses pembelajaran
Komponen yang terkait dengan mutu harus pula ditetapkan, dalam arti bahwa
pendidikan adalah pertama, kesiapan dan pihak manajemen perlu menetapkan standar
motivasi siswa. Kedua, kemampuan guru mutu proses pembelajaran yang diharapkan
profesional dan kerjasama dalam organisasi dapat berdaya guna untuk mengoptimalkan
sekolah. Ketiga, kurikulum meliputi proses produksi dan untuk melahirkan
relevansi isi dan operasional proses produk yang sesuai, yaitu yang menguasai
Marsus Suti, Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan

standar mutu pendidikan berupa menghendaki kepuasan pelanggan, maka


penguasaan standar kemampuan dasar. perlunya mempertahankan hubungan baik
Pembelajaran yang dimaksud sekurang- dengan pelanggan menjadi sangat penting.
kurangnya memenuhi karakteristik; Dan inilah yang dikembangkan dalam unit
menggunakan pendekatan pembelajaran public relations. Berbagai informasi antara
pelajar aktif (student active learning), organisasi pedidikan dan pelanggan harus
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, terus-menerus dipertukarkan, agar institusi
pembelajaran konstruktif, dan pembelajaran pendidikan senantiasa dapat melakukan
tuntas (master learning). perubahan-perubahan atau improvisasi yang
Ketiga, perubahan kultur (change of diperlukan, terutama berdasarkan perubahan
culture). Konsep ini bertujuan membentuk sifat dan pola tuntutan serta kebutuhan
budaya organisasi yang menghargai mutu pelanggan. Bukan hanya itu, pelanggan juga
dan menjadikan mutu sebagai orientasi diperkenankan melakukan kunjungan,
semua komponen organisasi. Jika manajemen pengamatan, penilaian dan pemberian
ini ditetapkan di institusi pendidikan, maka masukan kepada institusi pendidikan. Semua
pihak pimpinan harus berusaha membangun masukan itu selanjutnya akan diolah dalam
kesadaran para anggotanya, mulai dari rangka mempertahankan dan meningkatkan
pemimpin, staf, guru, siswa, dan berbagai mutu proses dan hasil-hasil pembelajaran.
unsur terkait, seperti pemimpin yayasan, Dan yang perlu diperhatikan adalah bahwa
orang tua, dan para pengguna lulusan dalam manajemen berbasis sekolah, guru
pendidikan akan pentingnya dan staf justru dipandang sebagai pelanggan
mempertahankan dan meningkatkan mutu internal, sedangkan pelajar, termasuk orang
pembelajaran, baik mutu hasil maupun tua pelajar dan masyarakat umum, termasuk
proses pembelajaran. pelanggan eksternal. Maka, pelanggan baik
Keempat, perubahan organisasi (upside- internal maupun eksternal harus dapat
down organization). Jika visi dan misi, serta terpusatkan melalui interval kretaif
tujuan organisasi sudah berubah atau pimpinan institusi pendidikan.
mengalami perkembangan, maka sangat
dimungkinkan terjadinya perubahan 5. Penerapan prinsip good governance
organisasi. Perubahan organisasi ini bukan Prinsip-prinsip asuhan/bimbingan /
berarti perubahan wadah organisasi, penyuluhan yang baik dan benar (good
melainkan sistem atau struktur organisasi governance) dapat diterapkan melalui
yang melambangkan hubungan-hubungan beberapa hal :
kerja struktur organisasi dan pengawasan a. Akuntabilitas (adanya rasa tanggung
dalam organisasi. Perubahan ini menyangkut jawab)
perubahan kewenangan, tugas-tugas dan b. Keterbukaan (transparansi)
tanggung jawab. Misalnya, dalam kerangka c. Membuka peran serta semua pihak
manajemen berbasis sekolah, struktur (partisipasi)
organisasi dapat berubah terbalik d. Kesederajatan/kesetaraan (equality)
dibandingkan struktur konvensional. Jika e. Kepekaan/kesegaran merespon
dalam struktur konvensional berturut-turut (responsiveness) terhadap semua tuntutan
dari atas ke bawah; senior manager, middle pelayanan/pelaksanaan yang wajib dan
manager, teacher dan support staff; rasional.
sedangkan struktur yang baru, berupa f. Pentaatan/pelaksanaan hukum (rule of
struktur organisasi layanan dari atas law)
kebawah berturut-turut; learner, team, g. Efisiensi dan efektifitas dalam
teacher and support, staff, dan leader. menentukan setiap pekerjaan.
Kelima, mempertahankan hubungan h. Visi strategik/memandang jauh ke depan
dengan pelanggan (keeping close to the dalam hal-hal yang paling strategik dan
costumer). Karena organisasi pendidikan menentukan.
Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011

i. Profesionalisme dalam melakukan semua wali kelas, guru, guru pembimbing, dan
pekerjaan. penyuluh pendidikan, penilik dan pengawas
j. Entrepreneurship dalam setiap melakukan pendidikan, dinas pendidikan) yang
pekerjaan secara kreatif, berani memikul melaksanakan manajemen otonomi
risiko yang tak dapat diasuransikan, siap pendidikan di semua wilayah dan
menghadapi perubahan dan memandang dimanapun lembaga itu berada.
jauh ke depan. Dalam realitas penyelenggaraan
k. Budaya organisasi terdiri dari prinsip otonomi pendidikan program inti dari upaya
menjunjung nilai-nilai organisasi pemberdayaan dan peningkatan kapasitas
pemerintahan daerah, lembaga pada hakikatnya juga upaya untuk
pemerintahan, lembaga pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan pada semua
seluruh aparatur penyelenggara otonom bentuk, jenjang, dan jenis pendidikan.
daerah/otonom pendidikan, sebgai Komitmen/kepedulian terhadap
wadah pengembangan nilai-nilai peningkatan mutu pendidikan menjadi
kebersamaan, koordinasi dan keterpaduan keharusan bagi setiap daerah di seluruh
kerja; kepedulian terhadap visi, misi, Republik Indonesia. Selama hampir empat
tujuan, fungsi, arah, strategi, kebijakan dasa warsa sejak tahun 1960 memang secara
dan program-program yang sudah kuantitatif pendidikan di Indonesia sudah
menjadi keputusan bersama. berkembang.
l. Budaya kerja mencermati seluruh uraian, Data menunjukkan peningkatan
wewenang, dan tanggung jawab secara jumlah-jumlah lembaga pendidikan dasar,
tepat waktu, tepat perilaku, tepat orang, menengah, dan tinggi secara signifikan.
tepat jabatan (the right man in the right Namun peningkatan jumlah tersebut tidak
place), tepat sasaran, tepat anggaran. disertai peningkatan mutu pendidikan. Oleh
Dengan pemberlakuan prinsip-prinsip karena itu wajar bila desentralisasi dan
good governance dalam melaksanakan upaya otonomi pemerintahan berikut
pemberdayaan dan peningkatan kapasitas penyelenggaraan otonomi pendidikan juga
dalam rangka melaksanakan otonomi daerah membawa misi dan tugas untuk
dan juga otonomi pendidikan, maka meningkatkan mutu pendidikan.
diharapkan pemerintah daerah untuk
meningkatkan kinerja manajemen otonomi 6. Penerapan aspek efisiensi internail
pendidikan agar dapat mencapai tujuan dan pendidikan
sasaran yang diharapkan. Upaya untuk meningkatkan efisiensi
Dalam konteks penyelenggaraan internal pendidikan mengharuskan para
otonomi pendidikan juga harus diupayakan manajer otonomi pendidikan memfokuskan
agar seluruh jajaran yang berkiprah dan perhatiannya pada tiga hal:
mengabdi di dunia pendidikan ikut serta a. Faktor input pendidikan
melaksanakan prinsip-prinsip tersebut b. Faktor proses pendidikan
sebagai kaidah normative yang harus secara c. Faktor output pendidikan
sadar dan tanpa pamrih mampu Dari ketiga faktor efisiensi internal
melaksanakannya. Secara tidak langsung pendidikan tersebut maka faktor-faktor
prinsip-prinsip pemberdayaan dan tersebut yang meliputi Unsur-unsur sebagai
peningkatan kapasitas tersebut termasuk berikut :
prinsip-prinsip good governance yang juga 1) Unsur SDM berupa jumlah dan mutu
menjadi pedoman kerja dalam upaya guru, pelatih, instruktur dan semua
pemberdayaan dan peningkatan kapasitas di orang yang berfungsi sebagai fasilitator
sector pendidikan khususnya manajemen pendidikan
otonomi pendidikan. Secara wajar hal-hal 2) Unsur mutu dan peran serta stake holders
tersebut juga dengan sendirinya berlaku bagi pendidikan (peserta didik, siswa, orang
seluruh aparatur pendidikan (kepala sekolah, tua, peran serta masyarakat)
Marsus Suti, Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan

3) Unsur pendanaan/pembiayaan belajar yang lebih inovatif, kreatif,


pendidikan yang memungkinkan semua adaptif, dan generik.
program pendidikan di lembaga Faktor input dan proses akan
pendidikan/ sekolah dapat berlangsung. menentukan faktor output yang juga
4) Unsur prasarana dan sarana (tanah, meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
bangunan gedung, perpustakaan 1) Tepat waktu atau lebih cepat dari waktu
sekolah, laboratotium, pusat sumber program belajar dan pembelajaran yang
belajar) ditetapkan.
5) Unsur teknologi yang diterapkan dan 2) Hasil pendidikan dan lulusan siap kerja
deprogram serta dimiliki oleh lembaga melanjutkan pendidikan pada jenjang
pendidikan seperti: sarana computer, berikutnya.
media pembelajaran, orientasi guru 3) Para orang tua dan seluruh stake holders
terhadap penerapan teknologi. pendidikan merasakan hasilnya sesuai
6) Unsur kurikulum/program pendidikan yang diharapkan.
berikut seluruh agenda dan program 4) Para lulusan berhasil mendapatkan
pendidikan dan pembelajaran yang predikat kelulusan sesuai tuntutan
diberlakukan di lembaga pendidikan kompetensi yang ditetapkan dalam
7) Unsur lingkungan lembaga pendidikan tujuan program.
baik lingkungan alam (gunung, bukit, 5) Jumlah peserta didik yang tak berhasil
lembah, pantai, pedalaman, hutan, sangat minim dibandingkan mereka
persawahan, pertambakan, dsb) yang berhasil.
8) Unsur reputasi dan prestasi lembaga 6) Hasil/output pendidikan dicapai
pendidikan yang memicu dan dengan biaya yang sesuai dengan
mendorong semangat belajar para siswa norma-norma efisiensi, efektifitas, dan
dan masyarakat sekitarnya. produktifitas.
9) Unsur waktu belajar dan pembelajaran Kesemua hal yang diuraikan di atas
yang sesuai dengan rancangan adalah merupakan pembahasan tentang
kurikulum dan agenda/program efisiensi internal pendidikan.
pembelajaran.
Unsur input ini sangat menentukan 7. Penerapan Aspek efisiensi eksternal
bagi kelangsungan faktor berikutnya yaitu pendidikan
faktor proses pendidikan (belajar dan Aspek ini juga sangat menentukan
pembelajaran) yang meliputi unsur-unsur pencapaian mutu pendidikan yang meliputi
sebagai berikut: faktor-faktor sebagi berikut:
1) Unsur model pendekatan dan metode a. Faktor manfaat/kegunaan (benefit) output
pembelajaran yang diterapkan oleh guru pendidikan
dan lembaga pendidikan yang b. Faktor dampak atau pengaruh (impact)
bersangkutan. hasil pendidikan
2) Unsur pendayagunaan waktu tersedia Faktor manfaat hasil pendidikan terdiri
secara efisien dan efektif. dari beberapa unsur yaitu :
3) Unsur orientasi dan wawasan belajar 1) Manfaat bagi stake holders pendidikan
dan pembelajaran yang disosialisasikan (peserta didik, orang tua, masyarakat,
di kelas dan dalam forum belajar dunia usaha, pengguna lulusan
mengajar. pendidikan.
4) Unsur pendayagunaan kurikulum dan 2) Manfaat bagi dunia kerja dan pasar kerja
ekstra kurikulum di dalam dan di luar dalam memenuhi SDM yang siap pakai,
proses belajar mengajar. kompeten, dan bermutu.
5) Unsur paradigma baru yang diterapkan 3) Manfaat bagi lembaga pendidikan sebagai
dalam pendekatan belajar dalam arti bukti pencapaian reputasi yang positif
Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011

selaku lembaga penghasil SDM yang 4. Upaya merealisasikan komponen dan


bermutu. prinsip-prinsip yang terkait dengan
4) Manfaat bagi daerah/wilayah dengan peningkatan mutu pendidikan.
tersedianya SDM yang lebih terdidik 5. Upaya memperhatikan pendekatan-
(better well educated human resources) pendekatan dalam peningkatan mutu
Faktor dampak hasil lulusan adalah pendidikan.
segala betuk, dampak, pengaruh, dan
konsekuensi output lulusan lembaga
pendidikan terhadap: DAFTAR PUSTAKA
1) Kehidupan sosial masyarakat Arcaro, Jaromes, 2001. Pendidikan Berbasis
2) Kehidupan kultural Mutu; Prinsipprinsip Perumusan dan
3) Kehidupan ekonomi Tata Langkah Penerapan, Yogyakarta :
4) Kehidupan politik lokal/nasional Pustaka Pelajar.
5) Kehidupan keamanan/ketentraman Darmaningtyas, dkk, 2004. Membongkar
masyarakat Ideologi Pendidikan; Jelajah Undang-
Berdasarkan uraian di atas dapat undang Sistem Pendidikan Nasional,
disimpulkan bahwa aspek-aspek, faktor- Yogyakrta : Ar-Ruzz. Media.
faktor, unsur-unsur, komponen-komponen,
Engkoswara & Aan Komariah, 2010.
pendekatan-pendekatan yang menentukan
Administrasi Pendidikan, Bandung:
mutu pendidikan sangat luas, kompleks, dan
Alfabeta
rumit. Disinilah timbul tantangan yang
cukup luas dan kompleks bagi para para Imam Chourmain, 2007. Kompilasi Manajemen
pengelola institusi pendidikan untuk Otonomi Pendidikan, Jakarta : Pasca
menyelenggarakan tugas, wewenang, dan Sarjana Universitas Negeri Jakarta.
tanggung jawabnya bagi peningkatan mutu Nurcholis, Hanif, 2007. Teori dan Praktik
pendidikan di wilayah masing-masing. Pemerintahan dan Otonomi Daerah,
Jakarta : Gramedia Widiasarana
SIMPULAN Indonesia.
Dari beberapa pendekatan yang telah Sallis, Edward, 2010. Manajemen Mutu
diuraikan pada pembahasan sebelumnya, Terpadu Pendidikan, Jogjakarta:
maka dapat disimpulkan beberapa hal yang
IRCISoD.
merupakan upaya yang perlu dilakukan
dalam mengelola institusi untuk peningkatan Umiarso & Gojali, Imam, 2010. Manajemen
mutu pendidikan di setiap daerah dan Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan,
wilayah di seluruh Republik Indonesia : Jogjakarta: IRCISoD.
1. Upaya pemberdayaan dan peningkatan
kapasitas kelembagaan dengan
berpedoman kepada 8 tema dan prinsip
good govermance yang menjadi kaidah
yang normative untuk merealisasikan
seluruh program desentralisasi dan
otonomi daerah khususnya bidang
pendidikan.
2. Upaya penerapan aspek efisiensi internal
pendidikan dengan fokus : input, proses
dan output.
3. Upaya penerapan aspek eksternal
pendidikan dengan memperhatikan faktor
manfaat dan dampak dari hasil
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai