Anda di halaman 1dari 15

Mengenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Penulis : admin

Tuhan tidak selalu memberi apa yang kita minta, akan tetapi Tuhan selalu memberi yang terbaik
buat umatnya. Demikian juga sebuah keluarga mengharapkan putra-putrinya lahir sempurna,
sehat walafiat. Di dunia ini tidak ada anak manusia yang terlahir sempurna. Setiap orang pasti
memiliki kekurangan, dan tidak ada manusia yang sama satu dengan lainnya, meskipun mereka
lahir dari orang tua yang sama. Anak kembar yang lahir bersamaanpun tidak ada yang sama.

Bila boleh memilih maka setiap orang ingin lahir sempurna tanpa kekurangan yang
berarti.Demikian juga anak berkebutuhan khusus mereka dapat lahir kapan saja dan dimana saja
tanpa memandang latar belakang orang tuanya. Tunanetra dapat lahir dari keluarga dosen,
tunarunguwicara dapat lahir dari keluarga guru, tunagrahita dapat lahir dari keluarga petani,
tunadaksa dapat lahir dari keluarga ulama, tunalaras dapat lahir dari keluarga pemulung, ataupun
anak autis lahir dari keluarga sederhana.Dapat dikatakan anak berkebutuhan khusus dapat lahir
kapan saja, dimana saja seperti coca cola. Siapapun tidak dapat menolak kehadiran anak
berkebutuhan khusus, meskipun kedua orang tuanya sama-sama dokter.

Anak berkebutuhan khusus bukan produk Tuhan yang gagal karena Tuhan tidak pernah gagal,
mereka tidak perlu dikasihani akan tetapi wajib kita beri kesempatan. Tugas mereka adalah
memberi inspirasi. Sekecil apapun anak berkebutuhan khusus masih memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Pada dasarnya setiap anak mempunyai keunikan tersendiri, sudah terbukti anak
berkebutuhan khusus banyak yang mempunyai prestasi yang tidak kalah dengan saudara-
saudaranya yang lain. Mereka juga berhak mendapatkan kesempatan untuk belajar. Seperti dalam
UU SPN, warga negara yang memiliki kelainan fisik,emosional,mental intelektual dan atau
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus (UUSPN, pasal 5 ayat 2). Untuk itu kita wajib
memberi kesempatan kepada mereka untuk memperoleh kesempatan belajar. Mereka harus kita
beri kesempatan seluas-luasnya agar dapat mandiri sesuai dengan kondisinya masing-masing.

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk ABK antara lain: tuna netra, tunarunguwicara, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, autisme, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, hiperaktif, ADHD, dan
indigo. Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi
tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Penyebabnya :

1. Pra natal : kehamilan yang mengalami pendarahan, kurang gizi, minum obat-
Obatan
2. Natal : persalinan yangtidak spontan, lahir prematur, berat badan lahir
rendah

3. Post natal: tumor otak, kejang, diare semasa bayi

Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan
kekhususannya masing-masing, atau sekolah di sekolah inklusi. SLBbagian A untuk tunanetra,
SLB bagian B untuk tunarunguwicara, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk
tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk tuna ganda.Sedang anak-anak
berkebutuhan yang lain sepewrti hiperaktif, kesulitan belajar, anak berbakat, indigo masih dapat
sekolah pada sekolah pada tempatnya.

Sebelum anak-anak berkebutuhan khusus sekolah di SLB diadakan pemeriksaan oleh tim
yang terdiri dari psikolog, dokter anak, dokter rehab medik, paedagogik. Pemeriksaan awal ini
dibutuhkan untuk mengetahui hambatan yang ada pada ABK. Dengan demikian maka akan dapat
diketahui untuk melakukan tindak lanjut. Assesmen merupakan salah satu cara untuk melakukan
pemberian pelayanan agar tepat sesuai dengan kebutuhan awal melalui pelayanan terapi. Hampir
semua ABK membutuhkan pelayanan terapi, setiap ABK jenis terapi yang dibutuhkan berbeda
sesuai hasil assesmen. Dengan pelayanan terapi diharapakan ABK dapat mempersiapkan untuk
memasuki dunia sekolah. Adapun terapi dapat diikuti di rumah sakit, tempat pelayanan terapi
dan dapat dilanjutkan saat anak sudah bersekolah.

1. A. Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

2. Tangan dan kaki sangat lentur dan berbeda dibandingkan anak lain

3. Anak memiliki bentuk wajah yang tidaklazim dengan mata miring, lidah
tebal,leher mungkin juga pendek

4. Mata mendekat pada hidung atau menjauh dari sudut normal . Mata anak juga
terlihat berbeda dari berbagai arah

5. Mata selalu terbuka (melotot) atau malah selalu tertutup

6. Anak sulit untuk menghisap, tidak mau minum atau memiliki masalah dengan
mulut dan tidak mampu menghisap melalui botol susu atau puting susu
ibunya

7. Bagian ata bibir atau langit-langit mulut terbuka atau seperti terpotong

8. Kepala anak terlalu besar dibandingkan tubuhnya dan berkembang lebih cepat
dari bagian-bagian lain tubuhnya.

9. Sat u tangan lemah dan lambat dan terlihat dalam posisi aneh. Kaki anak pada
sisi yang sama juga terlihat lambat
10. Satu atau kedua kaki atau tangan selalu berputar menghadap atau berbalik ke
belakang

11. Ditemukan benjolan dipunggung anak. Kedua kaki anak juga dapat terlihat
aneh posisinya dan tidak dapat digerakkan, anak tidak merasa jika kakinya
disentuh.

12. Pada anak ditemukan juga benjolan sekitar pusar khususnya pada saat anak
menangis

13. Testis anak laki-laki membesar dan bengkak

1. Diteksi Dini Kecacatan Pada Anak Yang Baru Lahir

a. Deteksi Dini Kecacatan Pada Anak Usia 5 Tahun

1. Memakai Dan Membuka Baju

Tanyakan ibu apakah anak dapat memakai dan membuka bajunya sendiri

2. Menyebut 4 Warna

Taruh 4 mainan dengan warna berbeda. Tunjuk salah satu dan tanyakan warnanya. Ulangi
untuk ketiga mainan lainnya.

3. Bicara Dengan Kalimat

Tanyakan anak tentang permainan yang disukainya. Anak harus dapat menjawab
menggunakan 5-6 kata. Tanyakan ibunya apakah anak dapat menggunakan 5-6 kata dalam
kalimat saat berbicara norma.

4. Mendengarkan

Bisikan kalimat Apa kabar? ditelinga anak. Kemudian tanyakan anak apa yang Anda
bisikan.

Anak harus dapat mengulangi apa yang Anda bisikan.

5. Mengikuti Petunjuk

Taruh selembar kertas dan minta anak menyusun 5 kelereng , 5 kencing, dan 5 kerikil secara
bantuan

6. Menggambar Dengan Pensil


Beri anak kertas dan pensil dan minta ia menggambar seseorang dengan kepala, tangan, kaki,
dan badannya.

7. Penglihatan

Tutup mata sebelah kiri anak dengan saputangan dan minta ia menyusun 5 kelereng sesuai
gambar. Kemudian tutup mata kanan dan minta menyusun 5 kancing sesuai dengan gambar.

8. Kelurusan Pandangan

Anak duduk atau berdiri. Anda berdiri dibelakang anak sambil memegang tongkat kecil kedua
tangan. Minta anak mellihat lurus kedepan. Pegang tongkat pada level mata anak dibelakang
telinganya ( anak sulit melihat). Minta ia melihat kearah tongkat dan gerakkan perlahan satu
tongkat kedepannya sambil bertanya Sudah kelihatan tongkatnya? Ulangi sampai anak harus
dapat melihat tongkat dengan sudut matanya.

9. Bermain Dengan Anak Lain

Tanyakan ibu apakah anak mau bermain dengan anak lain dalam satu kelompok
Melompat Sebelah Kaki
Melompatlah dengan sebelah kaki. Kemudian minta anak melakukannya. Anak harus
dapat melakukannya 3 kali.

B. Jenis-jenis Ketunaan

1. Tunanetra

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat
diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision.

Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah
penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki
penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbatasan dalam indra penglihatan maka proses
pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran.

Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu
tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah
penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang
bersuara adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS.

Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi
dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra
mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus
tunanetra yang terbuat dari alumunium).

Ciri Ciri Anak Tunanetra


1. Tidak mampu melihat

2. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter

3. Kerusakan nyata pada kedua bola mata

4. Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan

5. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil didekatnya

6. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering

7. Pandangan hebat pada kedua bola mata

8. Mata yang bergoyang terus

2. Tuna Rungu

Tuna Rungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen
maupun tidak permanen. Klasifikasi tuna Rungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran
adalah:

1. Gangguan pendengaran sangat ringan (27-40dB),

2. Gangguan pendengaran ringan (41-55dB),

3. Gangguan pendengaran sedang (56-70dB),

4. Gangguan pendengaran berat (71-90dB),

5. Gangguan pendengaran ekstrem / tuli (di atas 91dB).

Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam
berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu
menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan
untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang
dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal,
bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami
konsep dari sesuatu yang abstrak.

Ciri-Ciri Anak Tuna Rungu

1. Secara nyata tidak mampu dengar

2. Terlambat perkembangan bahasa


3. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi

4. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara

5. Ucapan kata tidak jelas

6. Kualitas suara aneh/monoton

7. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar

8. Banyak perhatian terhadap getaran

9. Keluar cairan nanah dari kedua telinga

3. Tuna Grahita

Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata
dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa
perkembangan.

1. Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ

1. Tunagrahita ringan (IQ : 51-70)

2. Tunagrahita sedang (IQ : 25-50)

3. Tunagrahita berat (IQ :dibawah 25 )

2. Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada umur mental

1. Tunagrahita ringan umur mental 8 12 tahun

2. Tunagrahita sedang umur mental 3- 8 tahun

3. Tunagrahita berat umur mental 0- 3 tahun

Adapun yang dimaksud umur mental setaraf dengan anak usia 8 tahun, meskipun anak
tunagrhita berusia 20 tahun secara kelender akan tetapi umur mental anak itu maksimal beruasia
seperti anak usia 8 tahun pada anak umumnya.Maka tidak mengherankan kalau ada anak
tunagrahita berusia 20 tahun tingkah lakuknya seperti anak-anak. Pembelajaran bagi individu
tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.

Ciri Ciri Fisik dan Penampilan Anak Tuna Grahita

1. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar


2. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia

3. Perkembangan bicara/bahasa terlambat

4. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan


kosong)

5. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)

6. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)

4. Tuna Daksa

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-
muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk
celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan
yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan
melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi
sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu
mengontrol gerakan fisik.

Ciri-ciri Anak Tuna Daksa

1. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh

2. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna,tidak lentur/tidak terkendali)

3. Terdapat bagian angggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebihh


kecil dari biasanya

4. Terdapat cacat pada alat gerak

5. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam

6. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh


tidak normal

7. Hiperaktif/tidak dapat tenang

5. Tuna Laras

Tuna laras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol
sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal
dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan.
Ciri-Ciri Anak Tuna Laras

1. Cenderung membangkang

2. Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah

3. Sering melakukan tindakan agresif,merusak,mengganggu

4. Sering bertindak melanggar norma sosial/norma susila/hukum

6. Kesulitan belajar

Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang
mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat memengaruhi
kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi,
brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan. individu kesulitan
belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-
motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan
perkembangan konsep.

Ciri-Ciri Anak Berkesulitan Belajar

1. Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia):


i. Perkembangan kemampuan membaca terlambat
ii. Kemampuan memahami isi bacaan rendah
iii. Kalau membaca sering banyak kesalahan
2. Anak yang Mengalami Kesulitan Menulis (disgrafia)
i. Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai
ii. Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan
q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya
iii. Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca
iv. Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang
v. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak
bergaris
Anak yang Mengalami Kesulitan Berhitung (diskalkulia)
i. Sering membedakan tanda-tanda:+,-,x, >, <,=
ii. Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan
iii. Sering salah membilang dengan urut
iv. Sering salah membedakan angka 9 dengan 6, 17
dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dsb.
v. Sulit membedakan bangun-bangun geometri

7. Anak Cerdas Istimewa & Bakat Istimewa

Anak berbakat atau anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adl anak yang
memiliki potensi kecerdasan(intelegensi), kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task
commitment) diatas anak-anak seusianya(anak normal), sehingga untuk mewujudkan potensinya
menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak berbakat sering juga
disebut sbg gifted & talented.
Ciri-Ciri Anak Cerdas Istimewa Bakat Istimewa

1. Membaca pada usia lebih muda

2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak

3. Memiliki perbendaharaan kata yang luas

4. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat

5. Mempunyai minat yang luas, muga terhadap masalah orang dewasa

6. Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri

7. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal

8. Memberi jawaban-jawaban yang baik

9. Dapat memberikan banyak gagasan

10. Luwes dalam berfikir

11. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan

12. Mempunyai pengamatan yang tajam

13. Dapat berkonsentrasi dalam jangka waktu panjang terutama terhadap tugas
dan bidang yang diminati

14. Berfikir kritis juga terhadap diri sendiri

15. Senang mencoba hal-hal yang baru

16. Mempunyai daya abtraksi,konseptualisasi,dan sintesis yang tinggi

17. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan-pemecahan masalah

18. Cepat menangkap hubungan sebab akibat

19. Berperilaku terarah pada tujuan

20. Mempunyai daya imajinasi yang kuat

21. Mempunyai banyak kegemaran (hoby)

22. Mempunyai daya ingat yang kuat


23. Tidak cepat puas dengan prestasinya

24. Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi)

25. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan

8. Autisme

Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang
membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal.
Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas
dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan
autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:

1. Interaksi sosial

2. Komunikasi (bahasa dan bicara)

3. Perilaku-emosi

4. Pola bermain

5. Gangguan sensorik dan motorik

1. Perkembangan terlambat atau tidak normal.

Ciri-Ciri Anak Autis antara lain:

1. Suka menirukan suara atau instruksi

2. Bicara sendiri dengan kata-kata yang aneh

3. Menghindari kontak mata

4. Senang membariskan benda-benda

5. Senang tiduran di lantai

6. Senang mengibas-ibaskan tangan

7. Suka merusak

8. Sering memutar atau menggelengkan kepala

9.Hiperaktif
Hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal yang disebabkan disfungsi
neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.

Ciri-Ciri Anak Hiperaktif antara lain:

1. Menolak duduk di kursi

2. Berputar sebelum duduk

3. Berputar mondar-mandir

4. Memegang benda-benda sekitar

5. Terlalu banyak bicara

6. Membuat-buat alasan

7. Tidak teratur mengerjakan tugas

8. Membolak-balikkan kertas

9. Kesulitan konsentrasi

10. ADHD

ADHD(Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan


dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang
tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan
gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang
tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri.

Ciri-Ciri Anak ADHD

1. Seringkali gagal untuk memperhatikan detail atau melakukan kesalahan yang


tidak semestinya dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah atau tugas lainnya

2. Kerapkali mengalami kesulitan untuk mempertahankan perhatiannya dalam


tugas-tugas yang sedang dikerjakannya atau saat bermain

3. Seringkali terlihat seperti tidak mendengarkan saat diajak berbicara oleh


orang lain

4. Seringkali tidak mengikuti petunjuk yang diberikan dan gagal untuk


menyelesaikan tugas-tugas sekolah atau tugas lainnya di tempat kerja

5. Seringkali mengalami kesulitan untuk mengorganisir tugas atau kegiatannya


6. Seringkali menghindar, menolak, atau enggan untuk terlibat dalam tugas-
tugas yang membutuhkan mental effort (tugas yang menuntut anak untuk
berpikir), seperti tugas sekolah, PR

7. Sering kehilangan benda-benda yang diperlukan untuk membuat tugas atau


bermain, seperti alat tulis, buku kerja, mainan,dll

8. Perhatiannya mudah teralih oleh stimulus di lingkungan

11. Indigo

Indigo adalah manusia yang sejak lahir mempunyai kelebihan khusus yang tidak dimiliki
manusia pada umumnya.

Macam Indigo :

1. Indigo Humanis,anak yang akan bekerja dengan orang banyak mereka adalah
dokter, pengacara, guru, ahli pemasaran di masa depan bergaul secara luas
sangat aktif sering terbentur karena tidak punya rem.

2. Indigo artis, indigo yang sangat sensitif, perawakan kecil berminat pada seni.
Meski menjadi dokter mereka akhirnya menjadi ahli bedah atau peneliti. Pada
umur 5 10 tahun mereka telah menguasai 15 jenis seni yang berbeda. Jika
tertarik ke musik mereka bisa menguasai lebih 4 jenis alat musik sekaligus

3. Indigo interdimensional, indigo yang paling sakti. Pada umur 2 tahun mereka
sudah bisa diajak bicara banyak hal. Pada umur itu mereka sudah bisa bilang
Saya sudah tahu hal itu , atau Saya bisa atasi itu. Biarkan saja saya
sendiri.

4. Indigo konseptual, lebih banyak menggarap proyek dibanding orang lain.


Mereka adalah arsitek, ahli mesin, perancang, astronot di masa mendatang.
Fisik mereka terlihat sangat atletis dan punya kemampuan mengendalikan
orang. Yang menjadi sasaran biasanya ibunya.

Ciri-Ciri Anak Indigo

1. Mempunyai kesadaran diri yang tinggi, terhubung dengan sumber (Tuhan)

2. Tidak nyaman dengan disiplin dan cara yang otoriter tanpa alasan yang jelas.

3. Menolak mengikuti aturan atau petunjuk

4. Tidak sabaran dan tidak suka bila harus menunggu.

5. Frustasi dengan sistem yang sifatnya ritual dan tidak kreatif.


6. Mereka punya cara yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah.

7. Sebagian besar adalah orang yang menimbulkan rasa tidak nyaman.

8. Tidak bisa menerima hukuman yang tanpa alasan selalu ingin alasan yang
jelas.

9. Mudah bosan dengan tugas yang diberikan

10. Kreatif

11. Mudah teralihkan perhatiannya, bisa mengerjakan banyak hal bersamaan.

12. Menunjukkan intuisi yang kuat

13. Punya empati yang kuat terhadap sesama atau tidak punya empati sama
sekali.

14. Sangat berbakat dan pintar (CIBI)

15. Saat kecil sering di identifikasi ADHD ( susah berkonsentrasi )

16. Mempunyai visi dan cita-cita yang kuat

17. Pandangan mata mereka terlihat bijaksana dan mendalam

18. Mempunyai kesadaran spiritual atau mempunyai kemampuan psikis.

19. Berada di dunia untuk merubah dunia, untuk membantu kita hidup harmonis.

C. Sistem Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

1. Sekolah Khusus / Sekolah Luar Biasa (SLB)

Sekolah Luar Biasa ialah satuan pendidikan yang menyelenggagarakan pendidikan bagi Anak
Berkebutuhan Khusus. Jenis ketunaan yang dilayani adalah semua jenis ketunaan, yang proses
pembelajarannya dikelompokkan berdasarkan masing-masing jenis ketunaan. Misalnya dalam
sekolah tersebut ada anak tunanetra, tunarungu dan ketunaan lainnya, maka anak tunanetra
belajar dengan tunanetra lainya dan terpisah dengan dengan anak tunarungu atau ketunaan
lainnya.

Dalam SLB satu atap menyelenggarakan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus mulai
jenjang:

- TKLB selama 2-3 tahun


- SDLB selama 6 tahun

- SMPLB selama 3 tahun

- SMALB selama 3 tahun

Kurikulum yang digunakan di SLB adalah kurikulum nasional sesuai jenis ketunaan yang
sudah di tetapkan rambu-rambunya oleh BNSP. Dalam pelaksanaan kurikulum ini disesuaikan
dengan kondisi lapangan dan anak berkebutuhan khusus yang dilayani.

Isi kurikulum SLB pada dasarnya sama dengan sekolah umum, ada mata pelajaran akademis dan
mata pelajaran praktis, perbedaanya ada pada perbandingan prosentase antara pendidikan
akademis dan pendidikan praktis (ketrampilan). Untuk Kurikulum TKLB dan SDLB hampir
sama perbandingannya antara pendidikan akademis dan praktis adalah 60:40, sedangkan pada
SMPLB perbandingannya ialah 40:60, dan pada SMALB perbandingannya 30:70.

Pada kurikulum SLB selain pendidikan akademis dan ketrampilan ada juga program khusus.
Program Khusus ini diberikan berdasarkan jenis ketunaan. Adapun program khusus untuk anak
berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut:

1. Orientasi dan Mobilitas untuk tunanetra

2. Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama untuk tunarungu

3. Kemampuan Merawat Diri/Bina Diri untuk tunagrahita

4. Bina Gerak untuk tunadaksa

5. Bina Pribadi dan Sosial untuk anak tunalaras

2. Pendidikan Inklusi

Pendidikan inklusi ialah Sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan


kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau
bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Tujuan Pendidikan Inklusi bedasarkan Permendiknas No. 70 Tahun 2009 ialah:

(1) Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya;

(2) Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak


diskriminatif bagi semua peserta didik, sebagaimana yang dimaksud pada point ke 1
Kurikulum pada Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif menggunakan kurikulum
tingkat satuan pendidikan yang mengakomodasi kebutuhan dan kemampuan peserta didik sesuai
dengan bakat, minat dan potensinya. Serta pembelajaran pada pendidikan inklusif
mempertimbangkan prinsip-prinsip pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik belajar
peserta didik.

Untuk Penilaian Pendidikan Inklusi berdasarkan Permendiknas No. 70 Tahun 2009:

Penilaian hasil belajar bagi peserta didik pendidikan inklusif mengacu pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

Peserta didik yang mengikuti pembelajaran berdasarkan kurikulum yang


dikembangkan sesuai dengan standar nasional pendidikan atau di atas
standar nasional pendidikan wajib mengikuti ujian nasional.

Peserta didik yang memiliki kelainan dan mengikuti pembelajaran


berdasarkan kurikulum yang dikembangkan di bawah standar nasional
pendidikan mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
yang bersangkutan.

Peserta didik yang menyelesaikan pendidikan dan lulus ujian sesuai dengan
standar nasional pendidikan mendapatkan ijazah yang blankonya dikeluarkan
oleh Pemerintah.

Peserta didik yang memiliki kelainan yang menyelesaikan pendidikan


berdasarkan kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan di bawah
standar nasional pendidikan mendapatkan surat tanda tamat belajar yang
blankonya dikeluarkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.

Peserta didik yang memperoleh surat tanda tamat belajar dapat melanjutkan
pendidikan pada tingkat atau jenjang yang lebih tinggi pada satuan pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan inklusi atau satuan pendidikan khusus.

Anda mungkin juga menyukai