Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Permukaan bumi ini menjadi ruang yang amat luas bagi kehidupan manusia.
Manusia dapat memanfaatkan ruang di permukaan bumi ini pada atas maupun bawah
permukaan bumi selagi kegiatan- kegiatan manusia awam masih dapat dilakukan dan
masih bisa dijangkau. Ruang di permukaan bumi ini menentukan posisi dan posisi
menentukan lokasi. Lokasi dapat diketahui berdasarkan lintang dan bujur pada ruang.
Oleh karena munculnya lokasi- lokasi yang berkaitan dengan aktifitas
manusia, lebih- lebih aktifitas yang berhubungan dengan masalah ekonomi maka
muncullah Teori Lokasi. Makna dari teori lokasi merupakan ilmu yang mempelajari
mengenai tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki
alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya atau
pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi
maupun sosial.
Munculnya teori lokasi membawa dampak keberadaaan potensi suatu wilayah
atau lokasi untuk diadakannya kegiatan ekonomi. Untuk menentukan lokasi suatu
industri (skala besar) secara komprehensif, diperlukan gabungan dari berbagai
pengetahuan dan disiplin. Pengusaha bertaraf internasional pada umumnya memilih
lokasi yang memungkinkan menjangkau pasar yang seluas mungkin. Namun, mereka
tidak bisa lepas dari tindakan para pengusaha lain yang telah atau akan beroperasi
pada lokasi tertentu. Para pengusaha internasional mempertimbangkan beberapa
faktor antara lain adalah ketersediaan bahan baku , upah buruh, jaminan keamanan ,
fasilitas penunjang, daya serap pasar lokal, dan aksebilitas dari tempat produksi ke
wilayah pemasaran yang dituju (terutama aksesibilitas pemasaran ke luar negeri). Dan
belakangan ini faktor stabilitas politik juga berpengaruh.
Pada tingkat pemilihan lokasi, penetapan lokasi industri terkait dengan dua
sudut pandang, yaitu sudut pandang pengusaha dan sudut pandang pemerintah.
Dalam sudut pandang pengusaha, bisa jadi sebuah perusahaan masih terikat dengan
perusahaan induk. Selain itu dengan pertimbangan melihat lokasi juga

1
memperhatikan efisiensi pemakaian ruang, artinya untuk setiap lahan yang tersedia ,
dipilih kegiatan apa yang paling cocok di situ yang menjamin keserasian pemakaian
lahan yang secara nasional akan memberikan nilai tambah yang optimal, keahlian
yang menyangkut teknis, seperti ahli dibidang teknis bangunan, ahli daya dukung
lahan, ahli permesinan, dan beberapa ahli lain-lainnya. Sehingga apabila hendak
membangun atau mengembangkan sebuah usaha baru pada lokasi tertentu, pengusaha
harus melakukan apa yang dinamakan studi kelayakan finansial.
Sebenarnya terkait pertimbangan untuk memilih lokasi, entah dari sudut
perusahaan maupun pemerintah, ada lima faktor yang sangat mempengaruhi, antara
lain faktor tenaga kerja, komponen bahan baku, ekonomi eksternal, pasar dan lahan
dan bangunan. Kelima faktor tersebut nantinya berdampak pada keterjangkauan biaya
dan transportasi. Keterjangkauan biaya dan transportasi mempengaruhi pula kepada
bahan baku lokal yang akan diambil dan perkiraan kompetitor atau pesaing yang juga
menginginkan lokasi tersebut. Hingga muncullah lokasi alternatif yang dipilih dan
kemungkinan lokasi tersebut telah benar- benar dipilih setelah dilakukan
pertimbangan yang matang. Namun, tetap saja final lokasi yang dipilih kembali pada
pertimbangan tenaga kerja, komponen bahan baku, ekonomi eksternal, pasar dan
lahan dan bangunan.
Menetapkan lokasi sebuah usaha juga harus mempelajari peraturan atau
regulasi yang ada, yaitu di mana saja usaha seperti itu boleh dibangun. Terkadang ada
pilihan antara berlokasi pada industrial estate (kawasan industri) yang sudah
mendapakan izin dari pemerintah atau luar industrial estate. Kedua pilihan itu harus
dihitung terlebih dahulu kerugian dan keuntungannya, bukan hanya dari sudut
keuangan tapi juga dari sudut keamanan/sikap masyarakat. Dalam menganalisis
masing-masing faktor diatas, tidak cukup hanya berdasarkan pada keadaan masa kini.
Artinya, harus dapat diramalkan perubahan yang bakal terjadi dimasa yang akan
datang, baik perubahan yang disebabkan oleh faktor yang datang dari luar maupun
perubahan karena perusahaan mulai beroperasi di daerah tersebut. Hal ini terutama
penting diperhatikan oleh perusahaan yang berskala besar karena akan langsung
mengubah kondisi ekonomi dari sosial di sekitar lingkungannya. Contoh perubahan

2
yang berasal dari luar, termasuk perubahan kebijakan pemerintah. Jadi diperlukan
kerja sama antara berbagai keahlian untuk dapat membuat suatu perhitungan yang
tepat.

Keputusan untuk memilih lokasi

Terikat dg perusahaan lama Pengaruh pemerintah

Tenaga Kerja Komponen bahan baku Ekonomi eksternal Pasar Lahan dan Bangunan

Keterjangkauan Biaya dan Transportasi Feedback

Bahan baku lokal Perkiraan reaksi kompetitor

Lokasi Alternatif

Lokasi yang dipilih

Perencanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang wilayah dan


perencanaan aktivitas pada ruang wilayah. Perencanaan pembangunan wilayah
sebaiknya menggunakan pendekatan sektoral dan pendekatan regional. Pendekatan
sektoral biasanya less-spatial (kurang memperhatikan aspek ruang secara
keseluruhan), sedangkan penedekatan regional lebih bersifat spasial dan merupakan
jembatan untuk mengaitkan perencanaan pembangunan dengan rencana tata ruang.
Karena di dalam pengembangan wilayah penggunaan lahan dan sistem pergerakan
manusia yang dijadikan kajian maka perencana harus terlebih dahulu memperhatikan
daya tarik lokasi tersebut. Dan salah satu model yang banyak digunakan untuk
menganalisa perencanaan pengembangan wilayah adalah model gravitasi. Model ini
dapat membantu para perencana wilayah untuk memperkirakan daya tarik suatu
lokasi dibanding dengan lokasi lain di sekitarnya.

3
2. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan Model Gravitasi dalam Studi Geografi, khususnya


untuk menentukan lokasi ?

3. Tujuan

Untuk mengetahui penerapan Model Gravitasi dalam Studi Geografi,


khususnya untuk menentukan lokasi.

4
PEMBAHASAN

Hukum gravitasi dicetuskan oleh Sir Issac Newton seorang ahli ilmu fisika
atau fisikawan pada tahun 1687. Dia mengatakan bahwa dua buah benda atau materi
memiliki gaya tarik-menarik yang kekuatannya berbanding lurus dengan hasil kali
kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak benda tersebut.

Secara matematis, rumus dari Hukum Gravitasi adalah sebagai berikut :

Keterangan :
G : Kekuatan gravitasi diantara dua benda
g : Ketetapan gravitasi Newton
mA : Massa benda A
mB : Massa benda B

Hukum gravitasi Newton dapat diterapkan dalam studi


geografi pemasaran dan studi transportasi. Selain itu, juga
digunakan dalam studi perpindahan penduduk, masalah memilih
lokasi, dan masalah interaksi. Model Gravitasi dapat pula digunakan untuk
mendeskripsikan intensitas pergerakan manusia atau komoditas diantara wilayah-
wilayah dengan berbagai jenis ukuran (dimana kecenderungan interaksi naik seiring
dengan luas wilayah) menarik ke dalam penipisan efek jarak. Menurut Tarigan
model gravitasi yang digunakan untuk menganalisa daya tarik suatu lokasi dapat juga
digunakan untuk memperkirakan besarnya arus lalulintas pada jalan tertentu,
menaksir banyaknya perjalanan antara dua tempat (berdasarkan daya tarik masing-

5
masing tempat), banyaknya pemukim untuk lokasi tertentu (berdasarkan daya tarik
masing-masing permukiman), banyaknya pelanggan untuk suatu kompleks pasar
(berdasarkan daya tarik masing-masing pasar), banyak murid sekolah untuk masing-
masing lokasi (berdasarkan daya tarik masing-masing sekolah untuk jenjang dan
kualitas yang sama), banyaknya masyarakat yang berobat pada berbagai lokasi tempat
berobat (berdasarkan daya tarik masing-masing tempat berobat dengan kualitas yang
sama). Selain itu, model ini juga banyak digunakan untuk perencanaan transportasi
untuk melihat besarnya arus lalu lintas ke suatu lokasi sesuai daya tarik lokasi
tersebut. Dengan demikian dapat diperkirakan volume arus lalu lintas dan lebar jalan
yang perlu dibangun sesuai volume jalan tersebut.
Jika hukum gravitasi Newton digunakan untuk menghitung
besarnya interaksi antara wilayah pertumbuhan A dan B, maka
rumusnya menjadi:

Keterangan :
IA.B : Interaksi pertumbuhan wilayah A dan B
PA : Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan A
PB : Jumlah penduduk wilayah pertumbuahan B
DAB : Jarak antara wilayah pertumbuhan A dan B

Contoh soal:
Hitunglah interaksi antara A, B, dan C, bila diketahui:
Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan A = 300.000 jiwa.
Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan B = 20.000 jiwa.
Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan C = 10.000 jiwa.

6
Jarak antara wilayah pertumbuhan A dengan wilayah pertumbuhan
B = 5 km maka,

Jika di dekat wilayah pertumbuhan A ada desa lain, yaitu wilayah


pertumbuhan C dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa dan jaraknya
dengan A = 10 km, maka:

Jadi, interaksi antara wilayah pertumbuhan A dengan wilayah


pertumbuhan B dan wilayah pertumbuhan C dapat ditulis dengan
angka sederhana, yaitu 24 berbanding 3 atau 8 berbanding 1. Jika
digambarkan sebagai berikut.

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi A dengan B


lebih besar daripada interaksi antara A dengan C. Berarti pengaruh
A terhadap B lebih besar daripada pengaruh A terhadap C.

Dalam perencanaan wilayah, model gravitasi yang pertama kali digunakan


adalah model gravitasi yang dikembangkan oleh W.G Hansen. Model ini berkaitan
dengan prediksi lokasi dari pemukiman penduduk berdasarkan daya tarik masing-
masing lokasi. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa tersedianya lapangan kerja,

7
tingkat aksesibilatas,dan adanya lahan perumahan yang masih kosong, akan menarik
penduduk berlokasi ke subwilayah tersebut.
Sekali lagi menurut Tarigan, model ini tidak persis sama dengan model
gravitasi karena tidak didasarkan atas saling interaksi antar subwilayah (zona),
melainkan tiap subwilayah destinasi dianggap memiliki daya tarik tersendiri dan
bagaimana suatu kegiatan dari keseluruhan wilayah bereaksi terhadap daya tarik
tersebut. Artinya, origin tidak diperinci per subwilayah hanya destinasi yang diperinci
per subwilayah. Hansen mula-mula menggabung jumlah lapangan kerja dan
kemudahan mencapai lokasi sebagai accessibility index (indeks aksesibilitas). Secara
umum indeks aksesibilitas adalah adanya unsur daya tarik yang terdapat di suatu
subwilayah dan kemudahan untuk mencapai subwilayah tersebut. Menurut Hansen
accessibility index adalah faktor utama dalam menentukan orang memilih lokasi
tempat tinggalnya.

Selain indeks aksesibilitas, adanya lahan kosong dan tersediannya fasilitas


lainnya adalah merupakan unsur daya tarik lain yang harus diperhatikan, untuk
berlokasi di subwilayah tersebut. Lahan kosong ini oleh Hansen dinamakan holding
capacity. Perlu diingat pengertian lahan kosong di Indonesia adalah lahan yang cocok
untuk pemukiman penduduk. Lahan kosong yang tidak sesuai dengan pemukiman
penduduk harus dikeluarkan dari perhitungan ini, misalnya lahan yang kemiringannya
diatas 30, daerah rawa-rawa, daerah yang sering banjir, sawah beririgasi teknis,
badan jalan, sungai, drainase, dan lahan yang sudah diperuntukan untuk tujuan
tertentu, misalnya perkantoran, kompleks militer, kawasan industri, lapangan
olahraga, dan pariwisata. Gabungan accessibility index dan holding capacity adalah
potensi pengembangan daerah tersebut. Untuk mengetahui daya tarik subwilayah
tersebut, potensi pengembangan subwilayah tersebut harus dibandingkan dengan daya
tarik keseluruhan wilayah.

Ada kegiatan yang harus berada di suatu lokasi tanpa ada pilihan lain,
misalnya apabila kegiatan itu terkait dengan potensi alam, seperti pertambangan ,
daerah pariwisata, olahraga ski (salju), pengelolahan hutan, perkebunan tembakau

8
Deli, dan pelabuhan laut. Ada lokasi kegiatan yang walaupun hasil kreasi manusia
telah berada di tempat tersebut sejak dahulu kala sehingga keberadaannya sudah
merupakan suatu yang given atau anugerah. Namun, berbagai kegiatan yang
kemudian muncul dapat dianalisis mengapa kegiatan itu memilih lokasi di tempat
tersebut. Salah satu analisis yang memungkinkan kita menjelaskan keberadaan
kegiatan pada lokasi tersebut adalah Model Gravitasi.

Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat
besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model ini sering
digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh
dari potensi tersebut.

Dalam perencanaan wilayah, model ini sering dijadikan alat untuk melihat
apakah lokasi berbagai fasilitas kepentingan umum telah berada pada tempat yang
benar. Selain itu, apabila kita ingin membangun suatu fasilitas yang baru maka model
ini dapat digunakan untuk menentukan lokasi yang optimal. Artinya, fasilitas itu akan
digunakan sesuai dengan kapasitasnya. Itulah sebabnya model gravitasi berfungsi
ganda, yaitu sebagai teori lokasi dan sebagai alat dalam perencanaan.

Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain, demikian juga wilayah
lain memiliki ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah
tersebut, terdapat wilayah-wilayah tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang
lain sehingga wilayah tersebut memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani
kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas, sehingga penduduk pada radius
tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang
diperlukan. Morlok (1988) mengemukakan bahwa akibat adanya perbedaan tingkat
pemilikan sumberdaya dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung
kebutuhan penduduk suatu wilayah menyebabkan terjadinya pertukaran barang, orang
dan jasa antar wilayah. Dalam menyelenggarakan kehidupannya, manusia
mempergunakan ruang tempat tinggal yang disebut permukiman yang terbentuk dari

9
unsur-unsur working, opportunities, circulation, housing, recreation, and other living
facilities.
Unsur circulation adalah jaringan transportasi dan komunikasi yang ada
dalam permukiman. Sistem transportasi dan komunikasi meliputi sistem internal dan
eksternal. Perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain selalu
melalui jalur-jalur tertentu. Tempat asal dan tempat tujuan dihubungkan satu sama
lain dengan suatu jaringan (network) dalam ruang. Jaringan tersebut dapat berupa
jaringan jalan, yang merupakan bagian dari sistem transportasi.
Transportasi merupakan hal yang penting dalam suatu sistem kehidupan suatu
penduduk. Tanpa adanya transportasi perhubungan antara satu tempat dengan tempat
lain tidak terwujud secara baik. Semakin bertambahnya teknologi karena kemajuan
iptek, alat transportasi semakin beragam jenisnya. Adanya transportasi mengurangi
gangguan jarak, yakni antara lain :
a. Dibutuhkan waktu dan tenaga (biaya) untuk mencapai lokasi dari suatu
lokasi tertentu.
b. Semakin jauh dari lokasi, makin kurang diketahui potensi atau karakter
yang ada pada suatu wilayah.
c. Semakin jauh jarak yang ditempuh, makin menurunkan minat orang untuk
berpergian.

Ketiga gangguan tersebut sudah dapat diatasi oleh adanya perkembangan


transportasi. Misalnya, dahulu kita tidak mengetahui objek wisata Raja Ampat di
Papua karena letaknya yang sangat jauh dan tidak ada informasi mengenai objek
wisata tersebut. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi, dan
transportasi, seolah- olah Raja Ampat begitu dekat dan mudah untuk dijangkau.
Dalam interaksi antar wilayah, semakin kuat interaksinya akan terlihat pada keadaan
fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasilah yang
dapat dijadikan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan sangat
penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah.

10
Selian tranportasi, rekreasi juga dapat dijadikan faktor pertimbangan pilihan
tinggal atau mendirikan kegiatan ekonomi bagi seseorang atau perusahaan. Rekreasi
sebagai tempat berlibur di akhir pekan bagi keluarga. Bila dari susut pandang pelaku
kegiatan ekonomi dan mengerti celah ekonomi, maka tempat rekreasi dapat
diajadikan sebagai ladang rizki. Biasanya, di temapt- tempat rekreasi banyak
pedangan bverjualan. Mulai dari pedagang kaki lima, hingga pelaku ekonomi besar
seperti pemilik sewa vila, hotel, apartemen dll.

Housing sebagai faktor penarik berikutnnya dapat diartikan sebagai


perumahan, kualitas rumah, letak kestrategisan rumah,kualitas sir dalam rumah,
hingga harga jual jual rumah yang dinilai sebagai prestise bagi orang- orang tertentu.
Harga rumah disesuaikan dengan harga lahan. Bila semakin strstegis suatu tempat,
maka sewa atau harga jual lahan semakin tinggi. Semakin bertambahnya zaman, daya
dukung atau fasilitas rumah atau bangunan semakin banyak digunakan oleh orang
lain. Sehingga orang sekarang berpikiran agar dapat tinggal dan dengan adanya
transports semakin memperpendek jarak. Dengan kata lain, saat ini telah terjadi
alternatif pilihan dari yang hospitable ke non-hospitable karena faktor lahan.

Fasilitas- fasilitas lain yang mendukung adanya daya tarik wilayah atau
tempat. Misalnya, fasilitas pendidikan, kesehatan dan informasi. Untuk saat ini,
pendidikan dan kesehatan diinilai sangat penting. Sehingga kedua hal tersebut juga
menjadi bahan pertimbangan. Informasi tak ayal lagi dipandang sebagai keharusan
dan bukanlah suatu pilihan lagi bagi seseorang atau pelaku kegiatan ekonomi.
Terletak di kawasan industri menyebabkan informasi lebih mudah didapatkan dan
harganya relatif terjangkau tergantung pada pentingnya informasi tersebut.

Pada umumnya pengusaha yang bertaraf internasional akan memilih lokasi


yang dapat menjangkau pasar seluas mungkin. Maka dari itu, untuk penetapan lokasi
industri yang secara komprehensif, diperlukan berbagai ilmu pengetahuan dan
disiplin. Pemilihan lokasi industri memiliki arti yang sangat penting sebab akan
mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas proses dan kegiatan industri. Dalam

11
hal ini faktor yang mempengaruhi dan perlu diperhitungkan dalam menentukan
pilihan lokasi industri antara lain ketersediaan bahan baku, upah buruh, jaminan
keamanan, fasilitas penunjang, daya serap pasar lokal, dan aksebilitas dari tempat
produksi ke wilayah pasar yang di tuju (terutama aksebilitas pemasaran ke luar
negeri). Pada dasarnya lokasi industri yang paling ideal terletak pada suatu tempat
yang dapat memberikan total biaya produksi yang rendah dan keuntungan yang
maksimal. Maksudnya, lokasi tersebut memiliki unit cost dari proses produksi dan
distribusi yang rendah, sedangkan untuk harga dan volume penjualan produk akan
mampu untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi suatu
perusahaan.

Masalah lokasi timbul karena unsur-unsur yang mempengaruhi faktor lokasi


tersebut tidak selalu terdapat pada daerah yang sama dan sering terpencar. Oleh
karena itu, berdasarkan orientasi faktor-faktor lokasi yang mempengaruhinya maka
ada kecenderungan lokasi industri berada dekat dengan bahan mentah atau berada
dekat sumber tenaga atau berada sumber tenaga kerja atau dekat dengan pasar. Pada
umumnya industri demikian akan memilih daerah pasar sebagai lokasinya.

Satu hal lagi yang perlu diingat bagi pelaku kegiatan ekonomi/industri.
Semakin banyak keutungan yang didapatkan dari suatu wilayah maka akan semakin
banyak yang mengingkan lokasi tersebut. Kompetitor- kompetitor bermunculan. Bila
tidak mempunyai kekuatan atau daya saing yang kuat, bisa dipercayai bahwa lokasi
yang menentukan tersebut akan lenyap terebut orang lain. Untuk itu, produk yang
dihasilkan harus mempunyai kualitas dan kedekatan di hati konsumen. Konsumen
juga patut dipertimbangkan dalam sebuah pasar yang bertaraf besar. Satu konsumen
sangat berarti nilainya.

Bila faktor tenaga kerja yang dipilih sebagai bahan pertimbangan pelaku
kegiatan ekonomi maka bisa dianalisa sebagi berikut. Berdirinya suatu pabrik di
sekitar permukiman warga yang berpendidikan rendah dan mempunyai taraf hidup ng
ekonomi bawah, menjadi contohnya. Masyarakat akan senang bila diberi kesempatan

12
bekerja di pabrik tersebut wlaupun dibayar dengan harga murah. Ada pula orientasi
usaha pada tenaga kerja ynag bukan karena bersedia dibayar murah, tapi karena
kteranpilan dan keahliannya.

Faktor penarik suatu lokasi usaha juga termasuk didalamnya eksternalitas


ekonomi. Penjelasan klasik konsentrasi aktivitas ekonomi secara spasial biasanya
merujuk pada dua macam eksternalitas ekonomi yakni penghematan lokalisasi
(localization economies) dan penghematan urbanisasi (urbanization economies).
Kedua penghematan tersebut sering disebut sebagai aglomerasi ekonomi (economies
agglomeration). Penghematan akibat lokasi terjadi apabila produksi perusahaan pada
suatu produksi menurun ketika produksi total industri meningkat. Dengan kata lain,
dengan berdekatan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama atau sudah
terspesialisasi yang memiliki hubungan antara satu dengan yang alinnya, muncullah
fenomena klaster atau yang sering disebut dengain industrial cluster . Kluster industri
terkonsentrasi secara spasial dan berspesialisasi hanya pada satu atau dua industri
utama.

Urbanisasi ekonomi terjadi bila biaya produksi suatu perusahaan menurun


ketika produksi seluruh perusahaan dalam wilayah perkotaan yang sama meningkat.
Penghematan karena berlokasi di wilayah perkotaan terjadi karena kegiatan ekonomi
yang ada berskala besar dan luas dan bukan dikatrenakan pada jenis skala industri
tertentu.

Faktor penting dalam aglomerasi ekonomi adalah :

a. Penekanan atas keuntungan dari jarak kedekatan (proximity) antar


perusahaan

b. Ketersediaan dan penggunaan fasilitas perbaikan yang terspesialisasi

c. Infrastruktur yang sama

13
d. Berkurangnya resiko dan ketidakpastian bagi wirausahawan.

e. Informasi yang lebih baik.

14
PENUTUP

Kesimpulan

Hukum Gravitasi dicetuskan oleh Newton dan dapat aiaplikasikan dalam


bidang studi Geografi. Hun=kum Gravitasi dalam bidang studi Geografi dapat
digunakan untuk menganalisa kekuatan interkasi suatu wilayah atau obyek ekonomi
yang ada dan dapat pula digunakan untuk proyek perencanaan wilayah.

Setiap lokasi mempunyai daya tarik tersendiri untuk diminati pelaku


kegaiotan ekonomi. Salah satunya adalah indeks aksesibilitas yang berarti adanya
unsur daya tarik yang terdapat di suatu subwilayah dan kemudahan untuk mencapai
subwilayah tersebut. Selain itu ada pula holding capacity yang berarti lahan kosong
yang masih dapat digunakan sebagai lokasi industri. Gabungan antara keduanya
disebut potensi pengembangan wilayah. Ada yang sengaja membangun ptensi
tersebut adapula yang memang sudah pemebrian dari Tuhan yakni given.

Selian karena kedua faktor penarik wilayah atau lokasi tertentu diatas, ada
pula pertimbangan- pertimabangan yang lain dalam menentukan lokasi. Seperti,
working, opportunities, circulation, housing, recreation, and other living facilities.
Dapat disimpulakan bahwa model gravitasi adanya proses tarik menarik antar loaksi
atau wilayah dan wilayah- wilayah tersebut mempunyai keunggulan- keunggulan atau
potensi tertentu yang dapat dijadikan daya tarik bagi pencari temapt tinggal atau
pelaku kegiatan ekonomi, entah pengusahga atau pedagang biasa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bale, John. 1981. The Location of Manufacturing Industry An Introductory


Approach- Second Edition. Edinburg: Oliver & Boyd.

Fik, Timothy J. 1957. The Geography of Economic Development- Second Edition.


United States: The McGraw- Hill Companies, Inc.

Prihadi, Singgih. 2013. Modul Kuliah Geografi Ekonomi. UNS: Program Studi
Pendidikan Geografi.

www.blogspot.com

16

Anda mungkin juga menyukai