TEORI DASAR
3.1. Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui partikel dalam bentuk partikel
atau gelombang elektromagnetik. Radiasi partikel adalah jenis radiasi
yang memiliki massa terukur dan bermuatan. Sedangkan radiasi
gelombang elektromagnetik atau foton adalah jenis radiasi yang tidak
memiliki massa dan muatan.
Jika ditinjau dari muatan listriknya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
pengion dan radiasi non-pengion.
III-1
Gambar 3.1 Tiga Macam Radiasi Pengion yang Dapat Menembus
Benda Padat : Kertas, Alumunium, dan Timbal
3.1.1.Radiasi Alpha ()
Peluruhan Alfa ( ) adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan
mengionisasi atom sangat tinggi dan daya tembusnya rendah. Pertikel
alfa terdiri atas dua buah proton dan dua buah netron yang terikat
menjadi suatu atom dengan inti yang sangat stabil, dengan notasi atom
atau . Partikel diradiasikan oleh inti atom radioaktif seperti uranium atau
radium dalam suatu proses yang disebut dengan peluruhan alfa. Sering
terjadi inti atom yang selesai meradiasikan partikel alfa akan berada
dalam eksitasi dan akan memancarkan sinar gamma untuk membuang
energi yang lebih.
Setelah partikel alfa diradiasikan , massa inti atom akan turun kira-kira
sebesar 4 sma, karena kehilangan 4 partikel. Nomor atom akan berkurang
2, karena hilangnya 2 proton sehingga akan terbentuk inti atom baru yang
dinamakan inti anak. Pada peluruhan berlaku :
1. hukum kekekalan nomor massa : nomor massa (A) berukuran 4 dan
2. hukum kekekalan nomor atom : nomor atom (Z) berkurang 2.
III-2
Kecepatan gerak partikel alfa berkisar antara 0,054 c hingga 0,07 c.
Karena massa partikel alfa cukup besar, yaitu 4 u, maka jangkauan
partikel alfa sangat pendek. Partikel alfa dengan energi paling tinggi,
jangkauannya di udara hanya beberapa cm. Sedangkan dalam bahan
hanya beberapa mikron. Partikel alfa yang dipancarkan oleh sumber
radioaktif memiliki energi tunggal (mono-energetic). Bertambah tebalnya
bahan hanya akan mengurangi energi partikel alfa yang melintas, tetapi
tidak megurangi jumlah partikel alfa itu sendiri. Pengujian jejak partikel
alfa dengan kamar kabut Wilson, menunjukkan bahwa sebagian besar
partikel alfa memiliki jangkauan yang sama di dalam gas dan bergerak
dengan jejak lurus. Namun, karena massa partikel yang tinggi sehingga
memiliki sedikit energi dan jarak yang rendah, partikel alfa dapat
dihentikan dengan selembar kertas (atau kulit).
3.1.2.Radiasi Beta ()
Radiasi beta plus (+) adalah emisi positron. Jadi, tidak seperti ,
peluruhan + tidak dapat terjadi dalam isolasi, karena memerlukan
III-3
energi, massa neutron lebih besar daripada massa proton. peluruhan +
hanya dapat terjadi di dalam nukleus ketika nilai energi yang mengikat
dari nukleus induk lebih kecil dari nukleus. Perbedaan antara energi ini
masuk ke dalam reaksi konversi proton menjadi neutron,positron dan
antineutrino, dan ke energi kinetik dari partikel-partikel
3.1.3.Radiasi Gamma ()
Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan tereksitasi.
Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil) dengan
memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan
sinar gamma (). Dalam proses pemancaran foton ini, baik nomor atom
atau nomor massa inti tidak berubah.
Setelah inti meluruh menjadi inti baru biasanya terdapat energi kelebihan
pada ikatan intinya sehingga seringkali disebut inti dalam keadaan
tereksitasi. Inti yang kelebihan energinya ini biasanya akan melepaskan
energinya dalam bentuk sinar gamma yang dikenal dengan peluruhan
gamma, sinarnya ini adalah foton dan termasuk ke dalam gelombang
elektromagnetik yang mempunyai energi yang sangat besar melebihi
sinar X.
III-4
Peluruhan gamma () merupakan radiasi gelombang elektromagnetik
dengan energi sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang sangat
kuat. Sinar gamma dihasilkan oleh transisi energi inti atomdari suatu
keadaan eksitasi ke keadaan dasar. Saat transisi berlangsung terjadi
radiasi energi tinggi (sekitar 4,4 MeV) dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Sinar gamma bukanlah partikel sehingga tidak memiliki
nomor atom (A=0) maka dalam peluruhan sinar- tidak dihasilkan inti
atom baru.
3.2. Radioaktivitas
3.1.2. Isotop
Isotop adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom yang sama (jumlah
proton dalam inti sama) tetapi nomor massanya berbeda. Misalnya atom
III-5
233 235 238
Uranium dapat membentuk tiga macam isotop, yaitu : U 92 , U 92 ,U 92 .
Dalam masing masing inti isotop tersebut dapat 141, 143, 146 buah
neutron, sedangkan jumlah proton dari ketiga inti adalah sama, yaitu 92.
3.1.3. Peluruhan
Peluruhan adalah peristiwa berkurangnya inti atom radioakti yang
disebabkan oleh pemancaran radiasi terus-menerus sepanjang waktu dari
inti radioaktif. Laju peluruhan setiap zat radioaktif bergantung dari zat
radioaktifnya sendiri. Setiap zat radioaktif memiliki konstanta peluruhan
(). Konstanta peluruhan disefinisikan sebagai fraksi zat radioaktif yang
meluruh (N/N) persatuan waktu (t) yang dirumuskan :
N/N
=
t (3.2)
Nt Nt
N /t N = dt
0 0
Nt=N 0 et
(3.3)
dengan :
Nt = jumlah zat radioaktif setiap saat
N0 = jumlah zat radioaktif awal
= konstanta peluruhan
t = waktu peluruhan
III-6
Setiap zat radioaktif memiliki waktu paro (T1/2), yaitu waktu yang
diperlukan oleh zat radioaktif untuk meluruh sehingga jumlah zat
radioaktif tersebut menjadi setengah jumlah semula.
Melalui persamaan (3.3) diperoleh :
0,693
T 1 /2=
(3.5)
Perubahan dalam inti atom tentu saja membawa perubahan dari suatu
unsur nuklida menjadi nuklida yang lain. Peristiwa perubahan inti menjadi
inti atom lain ini disebut disintegrasi inti atau peluruhan radioaktif.
III-7
3.3. Jenis Radioaktivitas
Jika suatu inti tidak stabil, maka inti mempunyai kelebihan energi. Inti itu
tidak dapat bertahan, suatu saat inti akan melepaskan kelebihan energi
tersebut dan mungkin melepaskan satu atau dua atau lebih partikel atau
gelombang sekaligus. Setiap inti yang tidak stabil akan mengeluarkan
energi atau partikel radiasi yang berbeda. Pada sebagian besar kasus, inti
melepaskan energi elektromagnetik yang disebut radiasi gamma, yang
dalam banyak hal mirip dengan sinar-X.
III-8
dengan inti atom yang ada di udara, bahan radioaktif akibat peluruhan
spontan akibat interaksi dengan neutron dari radiasi kosmik, dan
radionuklida yang pernah ada tetapi saat ini sudah musnah karena waktu
paronya pendek. Jumalah inti yang musnah ini tidak begitu banyak.
Berikut ini dijelaskan radiasi yamg dipancarkan oelh radionuklida
teresterial yang ada sejak terbentuknya bumi.
(a) Primordial
Radionuklida primordial telah ada sejak alam semesta terbentuk.
Pada umumnya, radionuklida ini mempunyai umur-paro yang
panjang. Tabel berikut memperlihatkan beberapa radionuklida
primordial.
(b)Kosmogenik
Sumber radiasi kosmik berasal dari luar sistem tata surya kita, dan
dapat berupa berbagai macam radiasi. Radiasi kosmik ini
berinteraksi dengan atmosfir bumi dan membentuk
nuklidaradioaktif yang sebagian besar mempunyai umur-paro
pendek, walaupun ada juga yang mempunyai umur-paro panjang.
Tabel berikut memperlihatkan beberapa radionuklida kosmogenik.
III-9
Nuklida Lamban Umur-paro Sumber
g
14 14
Karbon C 5.730 tahun Interaksi N(n,p)14C
14
3
Tritium 3 H 12,3 tahun Interaksi 6Li(n,a)3H
7
Berilium Be 53,28 hari Interaksi sinar kosmik dengan
7 unsur N dan O
Sumber : Ensiklopedi Teknologi Nukir (BATAN)
III-10
g
Tritium 3 3H 12,3 tahun Dihasilkan dari uji-coba senjata
nuklir, reaktor nuklir, dan
fasilitas olah-ulang bahan
bakar nuklir.
Iodium 131 131I 8,04 hari Produk fisi yang dihasilkan dari
uji-coba senjata nuklir, reaktor
nuklir. 131I sering digunakan
untuk mengobati penyakit
yang berkaitan dengan
kelenjar thyroid.
Iodium 129 129I 1,57x107 tah Produk fisi yang dihasilkan dari
un uji-coba senjata nuklir dan
reaktor nuklir.
Cesium 137 137Cs 30,17 tahun Produk fisi yang dihasilkan dari
uji-coba senjata nuklir dan
reaktor nuklir.
Stronsium 90Sr 28,78 tahun Produk fisi yang dihasilkan dari
90 uji-coba senjata nuklir dan
reaktor nuklir.
Technesium 99mTc 6,03 jam Produk peluruhan dari 99Mo,
99m digunakan dalam diagnosis
kedokteran.
Technesium 99Tc 2,11x105 tah Produk peluruhan 99mTc.
99 un
Plutonium 239Pu 2,41x104 tah Dihasilkan akibat 238U
239 un ditembaki neutron.
Sumber : Ensiklopedi Teknologi Nukir (BATAN)
III-11
jumlah pupuk yang diserap oleh tanaman dan berapa yang dibuang
ke lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberi label
pupuk yang digunakan dengan suatu isotop, seperti nitrogen-15
atau phosphor-32. Pupuk tersebut kemudian diberikan pada
tanaman dan setelah periode waktu dilakukan pendeteksian radiasi
pada tanaman tersebut.
2. Kesehatan
(a) Diagnosa
Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting pada proses
diagnosis suatu penyakit. Dengan bantuan peralatan pembentuk
citra (imaging devices), dapat dilakukan penelitian proses biologis
yang terjadi dalam tubuh manusia. Dalam penggunaannya untuk
diagnosis, suatu dosis kecil radioisotop yang dicampurkan dalam
larutan yang larut dalam cairan tubuh dimasukkan ke dalam tubuh,
kemudian aktivitasnya dalam tubuh dapat dipelajari menggunakan
III-12
gambar 2 dimensi atau 3 dimensi yang disebut tomografi. Salah
satu radioisotop yang sering digunakan adalah technisium-99m,
yang dapat digunakan untuk mempelajari metabolisme jantung,
hati, paru-paru, ginjal, sirkulasi darah dan struktur tulang. Tujuan
lain dari penggunaan di bidang diagnosis adalah untuk analisis
biokimia yang disebut radio-immunoassay. Teknik ini dapat
digunakan untuk mengukur konsentrasi hormon, enzim, obat-obatan
dan substansi lain dalam darah.
(b)Terapi
Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak
adalah untuk pengobatan kanker, karena sel kanker sangat sensitif
terhadap radiasi. Sumber radiasi yang digunakan dapat berupa
sumber eksternal, berupa sumber gamma seperti Co-60, atau
sumber internal, yaitu berupa sumber gamma atau beta yang kecil
seperti Iodine-131 yang biasa digunakan untuk penyembuhan
kanker kelenjar tiroid.
III-13
Perbedaan yang mencolok adalah bahwa PLTN tidak membakar bahan
bakar fosil, tetapi menggunakan bahan bakar dapat belah (bahan fisil).
Di dalam reaktor, bahan fisil tersebut direaksikan dengan neutron
sehingga terjadi reaksi berantai yang menghasilkan panas. Panas yang
dihasilkan digunakan untuk menghasilkan uap air bertekanan tinggi,
kemudian uap tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin.
Dengan digunakannya bahan fisil, berarti tidak menghasilkan CO2,
hujan asam, ataupun gas beracun lainnya seperti jika menggunakan
bahan bakar fosil.
III-14
ketentuan tentang keselamatan nuklir tidak diperhatikan dan tidak
diawasi dengan sebaik-baiknya.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang
berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan
struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk
hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat
manusia seperti berikut di bawah ini : Pusing-pusing, Nafsu makan
berkurang atau hilang, Terjadi diare, Badan panas atau demam, Berat
III-15
badan turun, Kanker darah atau leukimia, Meningkatnya denyut jantung
atau nadi.
Tujuan dari pemantauan ini adalah untuk menjamin bahwa tidak ada
pelepasn zat radioaktif ke instalasi nuklir. Pemantauan ini dapat dilakukan
secara langsung melalui pengambilan sampel-sampel lingkungan seperti
tanah, rumput, hasil bumi, air tanah, udara, dan sebagainya.
1. Pemantauan Rutin
Pemantauan rutin dilakukan pada kondisi operasi normal untuk
memastikan bahwa tempat kerja maupun lingkungan cukup aman.
Dengan pemantauan rutin diperoleh kepastian bahwa kondisi tempat
kerja terjamin keselamtannya.
2. Pemantauan Operasional
Pemantauan operasional dilakukan pada saat akan memulai pekerjaan
dan pada saat melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang memerlukan
perhatian khusus. Pemantauan ini bertujuan untuk memberikan
informasi dasar dalam pelaksanaan kerja maupun pemilihan metode
terbaik untuk melindungi pekerja dari penerimaan dosis radiasi, seperti
III-16
laju dosis suatu sumber untuk menentukan jarak yang aman dalam
menangani sumber.
3. Pemantauan Khusus
Pemantauan khusus Dilakukan jika ada kejadian atau kemungkinan
terjadinya kondisi abnormal termasuk terjadinya suatukecelakaan.
Pemantauan ini bertujuan untuk memberi informasi secara rinci
mengenai suatu kejadian dan dapat dipakai sebagai bahan untuk
menyusun program kerja dalam menanggulangi kejadian tersebut.
3.6.1. Umum
Pengelolaan limbah radioaktif merupakan salah satu aspek dari kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir yangharus mendapat pengaturan dan
pengawasan secara memadai, mengingat potensi bahaya radiasi
radioaktif tersebut. Hal ini sejalan dengan norma dalam Pasal 16 ayat (1)
Undang-Undang nomor 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, yang
mewajibkan bahwa untuk setiap kegiatan yang berkaitan dengan
pemanfaatan tenaga nuklir harus memperhatikan keselamatan,
keamanan, kesehatan pekerja, anggota masyarakat, dan perlindungan
terhadap lingkungan hidup.
Selain itu Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 7 Tahun
2013 Tentang Nilai Batas Radioaktivitas Lingkungan didasarkan bahwa
pemanfaatan tenaga nuklir yang terjadi saat ini semakin meningkat
sehingga menuntut adanya jaminan keselamatan pekerja, masyarakat,
serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.
III-17
Berisi tentang kewajiban Badan tenaga Nuklir Nasional yang memiliki
fasilitas nuklir termasuk di dalamnya fasilitas penelitian dan
pengembangan terkait pemanfaatan tenaga nuklir, reaktor nondaya,
fasilitas produksi radioisotop, fasilitas pengelolaan limbah radioaktif,dan
sebagainya (pasal satu). Dimana PSTNT-BATAN melakukan kegiatan dan
memiliki fasilitas tersebut. Oleh sebab itu PSTNT-BATAN berkewajiban
melakukan monitoring terhadap kulaitas radioaktivitas di lingkungan.
III-18
macam sampel lingkungan yang diambil adalah : udara, air, tanah,
tanaman, dan hewan serta organnya atau hasil hewan.
3.5.1. Udara
Analisis radioaktivitas udara lingkungan perlu dilakukan karena adanya
cacah latar yang umumnya berasal dari radionuklida Radon Thoron. Di
samping itu adanya suatu fasilitas nuklir memungkinkan udara mendapat
tambahan radioisotope yang berasal dari pembebasan bahan radioaktif
yang berupa gas-gas : Xe132, Xe135, Kr85, I131, dll.
3.5.2. Air
Pengambilan air sebagai sampel lingkungan meliputi air itu sendiri serta
segala kehidupan yang ada di dalam air, seperti plankton, lumut, tumbuh-
tumbuhan dalam air, ikan, dan lain sebagainya. Sampel air yang akan
diambil umumnya adalah air yang akan digunakan oleh manusia, baik air
minum maupun air untuk bekerja (air irigasi) dan juga air yang dibuang ke
lingkungan sebagai air limbah industri. Air yang diambil sebagai sampel
lingkungan dapat digolongkan menjadi : air minum, air permukaan, air
tanah, air laut, air buangan industri, air sanitasi, dan air jatuhan.
1. Air Minum
Melihat kegunaannya, air minum merupakan salah satu sampel
lingkungan yang wajib dianalisis kandungan unsur radioaktifnya.
Dalam batas-batas tertentu air minum memang diizinkan mengandung
radionuklida, tetapi kelebihan kandungan radionuklida dari batas yang
diizinkan merupakan tanda kemungkinan adanya pencemaran
radioaktivitas lingkungan. Air minum ini termasuk air sumur, air dari
mata air, air yang telah mengalami pengolahan, penyaringan,
III-19
pengendapan, dan proses pemberian anti hama/bakteri patogen.
Mengingat bahwa air minum jiga berasal dari air tanah, maka
kandungan radioaktivitas alamnya akan sama dengan kandungan
yang dimiliki oleh air tanah.
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah air danau, air waduk, air rawa, dan sebagainya.
Pada air permukaan biasanya terdapat tambahan radionuklida yang
berasal dari jatuhan debu radioaktif. Di samping itu mungkin juga ada
tambahan radioaktif yang berasal dari radionuklida buangan industri
nuklir yang hanyut terbawa air. Sudah barang tentu radioaktif alam
akan terdapat juga di dalam air permukaan.
3. Air Tanah
Air tanah yang dimaksudkan dalam hal ini adalah air sumur dan air
dari mata air. Jatuhan debu radioaktif dan juga rembesan air buangan
industri nuklir dapat masuk ke dalam air tanah. air tanah juga
membawa radioaktivitas alam yang terdapat di dalam tanah.
3.5.3. Tanah
3. Tanah yang tidak retak dan pecah pada saat musim kering.
III-20
3.8. Perangkat Pengukuran (Pencacahan)
III-21
Perangkat spektrometer gamma secara sederhana dapat dipandang
sebagai suatu sistem alat ukur radiasi yang terdiri dari detektor, sistim
penguat pulsa, sistim pengolah pulsa dan penyimpan data. Interaksi sinar
gamma dengan detektor menghasilkan sinyal pulsa yang tingginya
sebanding dengan tenaga sinar gamma yang selanjutnya pulsa-pulsa
tersebut diproses secara elektronik oleh sistem penguat dan pengolah
pulsa sehingga diperoleh hasil akhir berupa suatu spektrum gamma pada
layar monitor. Spektrum gamma yang diperoleh, selanjutnya dianalisis
dengan perangkat lunak pada komputer. Dari hasil analisis puncak-puncak
energi pada spektrum tersebut dapat diidentifikasi dan dihitung kadar
radionuklida pemancar sinar gamma yang ada dalam sampel.
Sinyal pulsa dari detektor sebagai hasil interaksi dengan sinar gamma
sangat lemah sehingga perlu diperkuat dengan sistim penguat pulsa
supaya menjadi pulsa yang dapat diamati. Sistim ini terdiri dari dua
bagian yaitu penguat awal (pre-amplifier) dan penguat lanjut (amplifier).
Penguat awal berfungsi memperbesar pulsa dari detektor secara linear.
Perangkat dilengkapi dengan Filed Effect Transistor yang mempunyai
impedansi tinggi untuk menekan derau sekecil mungkin. Apabila derau
tidak dapat ditekan sekecil-kecilnya maka pulsa yang keluar tidak lagi
linear terhadap energi yang mengenai detektor. Kemudian hasil
penguatan diperkuat kembali oleh penguat lanjut supaya dapat diolah
oleh sistim pengolah pulsa. Penguat lanjut dilengkapi dengan rangkaian
integrator dan differensiator untuk membentuk pulsa dari penguat awal.
III-22
Pulsa yang sudah diperkuat oleh sistim penguat dikirim ke rangkaian
penganalisis salur ganda MCA (Multi Channel Analyzer). Pada rangkaian ini
dilakukan pengukuran tingkat amplitudo pulsa secara kuantitatif dan
menyimpannya dalam bentuk digital. Untuk itu MCA dilengkapi dengan
perangkat analog to digital converter (ADC). Setiap pulsa disimpan dalam
alamat-alamat saluran tertentu. Jumlah pulsa yang masuk ke alamat itu
merupakan gambaran intensitas penyerapan yang kemudian tersaji dalam
bentuk grafik spektrum pada layar monitor. Banyaknya cacahan dari
masing-masing puncak energi pada spektrum menunjukkan intensitas
energi dan tanggapan detektor terhadap energi tersebut.
Contents
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 1
3.1. Radiasi.......................................................................................................... 1
3.1.1. Radiasi Alpha ()....................................................................................... 2
3.1.2. Radiasi Beta ()......................................................................................... 3
3.1.3. Radiasi Gamma ().................................................................................... 4
3.2. Radioaktivitas............................................................................................... 5
3.1.1. Kestabilan Inti Atom..................................................................................5
3.1.2. Isotop........................................................................................................ 5
III-23
3.1.3. Peluruhan.................................................................................................. 6
3.1.4. Aktivitas Zat Radioaktif............................................................................. 7
3.3. Jenis Radioaktivitas...................................................................................... 7
3.2.1. Radioaktivitas Alam................................................................................... 8
3.2.2. Radioaktivitas Buatan...............................................................................9
3.4. Manfaat dan Bahaya Radioaktif..................................................................11
3.4.1. Manfaat Radioaktif..................................................................................11
3.4.2. Bahaya Radioaktif................................................................................... 14
3.5. Pemantauan Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan.................................15
3.6. Dasar Hukum Pemantauan Radioaktivitas Lingkungan..............................16
3.6.1. Umum..................................................................................................... 16
3.6.2. Standar Baku Mutu.................................................................................. 17
3.7. Radioaktivitas Lingkungan.........................................................................17
3.5.1. Udara...................................................................................................... 18
3.5.2. Air........................................................................................................... 18
3.5.3. Tanah...................................................................................................... 19
3.8. Perangkat Pengukuran (Pencacahan).........................................................19
3.6.1. Pencacah alfa-beta..................................................................................19
3.6.2. Spektrometer Gamma.............................................................................20
III-24