Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terbentuk

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

Batuan Beku

Berdasarkan Tempat Terbentuknya


Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada
magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas
selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 1300 oC) serta
mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke
permukaan bumi.

1. Batuan Beku Intrusi (Plutonik)

Batuan intrusi atau plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh di
dalam bumi (15 50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat dengan
astenosfer, maka pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk batuannya
besar besar dan mempunyai kristal yang sempurna dengan bentuk tekstur
holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal sempurna), karena pembentukan
kristalnya sangat sempurna mengingat waktu penghablurannya sangat lama. (Munir,
1995). Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering
dijadikan hiasan rumah) dan lain-lain.

A. Batuan Beku Gabro


Kelompok batuan dalam yang sering disebut Gabro,yang memiliki warna
hitam kehijauan,dengan sifat batuannya tergolong basa,strukturnya masif atau
pejal,derajat kristalisasi yang dimiliki oleh gabro yaitu hilokristalin dimana mineral
penyusundari gabro yaitu mayoritas adalah semuanya mineral kristalin,tekstur
faneritik,susunan mineralnya seragam kasar.Gabro terbentuk sebagai tubuh intrusi
dan merupakan batuan yang umum terdapat dimana-mana,berwarna gelap karena
sebagian besarmineral penyusunya adalah piroksen dan olivine.Di Pulau
Jawa,batuan ini terdapatdi selatan Ciletuh,Pegunungan Jiwo,Serayu,dan
Pemalang.Gabbro adalah padat, kehijauan atau berwarna gelap dan mengandung
pyroxene, plagioclase, amphibole, danolivin (olivin olivin gabbro ketika hadir dalam
jumlah besar).The pyroxene ini kebanyakan clinopyroxene; sejumlah kecil
orthopyroxene mungkin hadir. Jika jumlahorthopyroxene secara substansial lebih
besar daripada jumlah clinopyroxene, batu kemudian sebuah norite. Quartz gabbros
juga diketahui terjadi dan mungkin berasal dari magma yang sudah selesai-jenuh
dengan silika. Essexites mewakili magmagabbros yang orangtuanya berada di
bawah jenuh dengan silika, menyebabkan pembentukan feldspathoid mineral
nepheline.(Silica kejenuhan dari batu dapat dievaluasi oleh normatif
mineralogi)Gabbros mengandung jumlah kecil, biasanya beberapa persen, dari besi-
titanium oksida seperti magnetit, ilmenite, dan ulvospinel.Gabbro umumnya berbutir
kasar dengan ukuran kristal dalam kisaran 1 mm atau lebih besar. Finer grained
equivalents of gabbro are called diabase , although the vernacular term microgabbro
is oftenused when extra descriptiveness is desired. Berbutir lebih halus ekuivalen
gabbro disebut diabase, meskipun istilah vernakular microgabbro sering digunakan
ketika descriptiveness tambahan yang diinginkan.Gabbro mungkin sangat kasar
berbutiruntuk pegmatitic, dan beberapa pyroxene-plagioclase cumulates dasarnya
gabbro berbutir kasar, meskipun ini mungkin menunjukkan kristal acicular
kebiasaan.Gabbro biasanya equigranular dalam tekstur, meskipun mungkin
porphyritic di kali, terutama ketika plagioclase telah berkembang lebih awal dari
groundmass mineral.

B. Batuan Granit

Batu granit memiliki warna yang terang, bertekstur kasar dengan susunan
mineral acak. Granit memiliki kilau yang bagus dan tahan cuaca serta hujan asam.
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan.
Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan banyak digunakan sebagai batuan
untuk konstruksi bangunan. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm dengan
jangkauan antara 1,74 dan 2,80.

a. Terbentuknya Granit

Granit ditemukan dalam pluton-pluton besar pada benua, ketika kerak bumi
telah mengalami pengikisan yang besar. Granit mengalami proses pendinginan yang
sangat lambat pada kedalaman jauh dari permukaan tanah, untuk membentuk
butiran-butiran mineral besar. Pluton yang ukurannya kurang dari 100 km 2 disebut
dengan galang dan yang lebih besar disebut batolit.
Selain itu, granit juga terbentuk dari letusan gunung berapi yang
mengeluarkan lava pijar. Ketika lava keluar dari dalam perut bumi dan memenuhi
daratan bumi, tetapi lava dengan komposisi sama dengan granit hanya ke luar pada
permukaan bumi. Ini berarti, granit harus terbentuk melalui pelelehan batuan benua
yang dapat terjadi karena dua alasan, yaitu penambahan panas dan penambahan
volatil (air atau karbon dioksida atau keduanya).
Permukaan benua relatif panas karena mengandung sebagian besar uranium
dan potasium yang memanaskan daerah sekelilingnya melalui peluruhan radiokatif.
Proses lempeng tektonik terutama subduksi dapat menyebabkan magma basaltik
naik di bawah benua. Selain panas, karbon dioksida ini melepaskan magma dan air
yang membantu semua jenis batuan meleleh pada suhu lebih rendah. Diperkirakan
bahwa sejumlah besar magma basaltik dapat menempel ke bagian bawah sebuah
benua dalam proses yang disebut underplating. Dengan pelepasan panas dan
cairan yang lambat, sejumlah besar kerak benua bisa berubah menjadi granit pada
waktu bersamaan.
Ada tiga hal yang membedakan granit dengan batuan lainnya, yaitu :
1) Granit terbetuk dari butiran-butiran mineral besar yang bersatu erat.
2) Granit selalu terdiri atas mineral kuarsa dan feldspar, dengan atau tanpa jenis mineral
lain di
dalamnya.
3) Hampir semua jenis granit berbentuk beku dan plutonik. Pengaturan acak butiran pada
batu
granit merupakan bukti otentik asal plutoniknya. Batuan dengan komposisi yang
sama
seperti granit bisa terbentuk melalui proses metamorfisme batuan sedimen yang
lama.
akan tetapi, jenis batuan ini memiliki corak yang kuat dan biasanya disebut
dengan granit
gneiss.

b. Stuktur Mineral

Granit yang murni hanya salah satu jenis granitoid. Sebuah granitoid
mengandung 20-60 % kuarsa dan kandungan feldspar. Granit adalah batuan yang
kuat karena memiliki butiran mineral yang terbentuk selama periode proses
pendinginan yang sangat lambat. Penambahan kuarsa dan feldspar menunjukkan
kekuatan granit lebih kuat dibandingkan baja. Karena kekuatannya tersebut, granit
banyak dipakai untuk bangunan dan benda hiasan seperti batu nisan.
Kuarsa dan Feldspar umumnya memberikan granit bercahaya terang, dari warna
merah muda sampai warna putih. Warna dasar tersebut disisipkan oleh mineral-
mineral pengaya lainnya yang warnanya lebih tua. Mineral pelengkap yang paling
umum adalah mika biotit hitam dan hornblenda amfibol hitam.
Granit merupakan batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir
kasar, mengandung mineral-mineral : kuarsa 10-4- %, felsparkalium 30-60 %,
plagioklas natrium 0-35%, mineral mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.
Batuan leleran dari granit adalah Riolit. Secara fisik riolit berbutirhalus, bertekstur
holokristalin hingga hipokristalin, afanitik. Mempunyai komposisi mineral sama
dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan batuan leleran dalam
bentuk retas, sill, dan aliran. Berwarna abu-abu kemerahan hingga kehijauan,
berbutir kasar dengan komposisi mineral feldspar, kuarsa, hornblende dan biotit.

C. Batuan Diorite

Diorite adalah batuan beku plutonik, yaitu batuan antara granite dan gabbro.
Batuan ini mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar, mineral berwarna
terang, dan hornblende berwarna hitam. Tidak seperti granit, batuan diorite tidak
mengandung mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga tidak seperti gabbro,
diorite mempunyai warna yang lebih terang dan mengandung soda, tidak
mengandung kalsit plagioklas. Apabila batuan diorite ini dihasilkan dari letusan
gunung api maka akan terjadi pendinginan menjadi lava andesite.

2. Batuan Efusif

Magma yang bergerak dari dalam ke permukaan bumi, sebagian besar membeku
di dalam
sebagai batuan plutonis, hanya kurang dari 1/10 nya yang membeku di permukaan
bumi dan
dikenal sebagai Batuan Vulkanis atau vulkanik. Suatu aktivitas vulkanisme akan
mengeluarkan
materi materi berupa gas, cair dan padat. Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari
semua
material yang dikeluarkan ke permukaaan bumi baik di daratan ataupun di bawah
permukaan
laut.
Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat, debu atau suatu
larutan
kental dan panas, cairan ini disebut lava. Ada dua tipe magma intrusi, yang pertama
memiliki
kandungan silika yang rendah dan vikositasnya rendah. Tipe kedua dari lava ini
adalah
bersifat asam, yang memiliki kandungan silika yang tinggi dan vikositas relatif tinggi.
(Graha,
1987)
Contoh batuan beku vulkanik adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi
rumah),
dan dacite.

A. Basalt

Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan magma
berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk
lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga
kehadiran mineral mineral tidak terlihat. Basalt adalah umum ekstrusif batuan
vulkanik . Biasanya berwarna abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan
yang cepat dari lava pada suhu permukaan.. Menurut definisi resmi , basal
didefinisikan sebagai batuan beku aphanitic yang mengandung, volume, kurang dari
20% kuarsa dan kurang dari 10% feldspathoid dan di mana setidaknya 65% dari
felspar dalam bentuk plagioklas.
Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan
mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran
butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.

TYPE BASALT : Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi


dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe
basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang
sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt
tholeitik.
KOMPOSISI KIMIAWI Al2O3,SiO2, TiO2, K2O, MnO2, MgO, CaO
CIRI BASALT : Secara petrografi, basalt alkali mengandung fenokris olivin, titanium-
augit, plagioklas dan oksida besi, serta nephelin. Sedang basalt tholeitik
mengandung plagioklas-Ca, augit subkalsik, pigeonit (piroksin miskin Ca), gelas
antar kristal (interstitial glass) dan struktur saling tumbuh kuarsa-feldspar. Basalt
tholeitik adalah tipe basalt yang lewat jenuh (oversaturated) dengan silika, sedang
basalt alkali bersifat underaturated dengan silika yang ditunjukkan dengan kehadiran
nepheline.

PEMBENTUKAN BASALT : Basalt alkali khas dijumpai di daerah kerak benua yang
terangkat berbentuk kubah (updomed continental crust) dan kerak benua yang
mengalami rifting (rifted continental crust), dan pulau-pulau oseanik seperti Hawai.
Basalt tholeitik khas dijumpai di lantai samudera, atau sebagai lava ekstrusi yang
sangat besar sehingga membentuk plateau di kerak benua, contohnya Deccan Trap
di India.

KEGUNAAN BASALT : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri
poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan
sebagai agregat.

B.Andesite

Batu Andesite adalah batuan beku yang mempunyai kandungan silica lebih
tinggi dibandingkan dengan batuan basalt, dan mempunyai kandungan silika lebih
rendah dibandingkan dengan batuan rhyolite atau felsite. Secara umum mempunyai
warna yang menandakan dengan baik akan kandungan silika dari lava, dengan
kandungan basalt yang terlihat gelap dan kandungan felsitenya terang. Walaupun
demikian para Geologist akan selalu melakukan analisa kimia di dalam identifikasi
batuan andesite ini, di lapangan batuan ini dicirikan oleh warna abu-abu atau
medium sampai merah dari lava andesite. Nama Andesite dinamakan dari
pegunungan Andes di Amerika Selatan, dimana busur batuan batuan vulkanik
baercampur dengan magma basalt dengan batuan-batuan keras jenis granit yang
menghasilkan lava dengan komposisi intermiediate. Batuan Andesite mempunyai
kandungan fluida lebih sedikit dibandingkan batuan basalt dan diletuskan dengan
hebatnya dikarenakan adanya gas gas terlarut yang terdapat di dalamnya.
Jenis batuan Andesite ini berbentuk kristalin. Bagian-bagian kecil yang
berwarna hitam disebut mineral biotite dan yang berwarna putih disebut potassium
feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-mineral gelap lainnya yang
terdapat pada batuan Andesite. Batuan Andesite mempunyai lebih dari 20 persen
kandungan kuarsa dan yang terbanyak adalah mineral plagioklas, walaupun mineral-
mineral ini kadang hanya terlihat di bawah mikroskop. Batuan Andesite mempunyai
kesamaan pembentukannya secara letusan dengan batuan diorite.

Kristal terbesar dinamakan phenocryst, terbentuk jauh sebelum lava terletuskan dan
membeku, dan kristal-kristal tersebut dari bentuknya dapat menceritakan sejarah
dari proses perjalanan magma. Lava yang seperti ini yang mempunyai banyak
phenocrysts, dinamakan bertexture porphyritic.

C. Batuan Decite

Dacite adalah batuan beku, gunung berapi dengan besi tinggi konten yang
ditemukan di banyak kubah lava.
Dacite (diucapkan /desat/) adalah batuan beku, gunung berapi dengan
kandungan besi yang tinggi. Ini menengah dalam komposisi antara andesit dan
rhyolite tetangga, dan, seperti andesit, itu terdiri dari feldspar plagioclase dengan
biotite, hornblende, dan piroksen (dan / augite atau enstatite). Itu memiliki aphanitic
untuk porphyritic tekstur dengan kuarsa seperti bulat, berkarat phenocrysts, atau
sebagai elemen tanah-massa. Proporsi relatif feldspars dan quartz di dacite, dan
banyak lain batuan vulkanik, yang digambarkan dalam QAPF diagram. Dacite juga
ditentukan oleh silika dan alkali isi dalam klasifikasi TAS.

Plagioclase berkisar dari oligoclase ke andesine dan labradorite, dan sering


sangat dikategorikan. Sanidine juga terjadi di beberapa dacites, dan ketika
berlimpah menimbulkan batu bahwa bentuk transisi ke rhyolites. Biotite cokelat;
hornblende coklat atau kehijauan cokelat; dan augite biasanya hijau.

Groundmass batu-batu ini sering mikrokristalin, dengan web feldspars menit


yang dicampur dengan biji-bijian interstisial kuarsa atau tridymite; tetapi dalam
banyak dacites sebagian besar vitreous, sementara di lain itu felsitic atau
cryptocrystalline. Di tangan spesimen yang banyak hornblende dan biotite dacites
abu-abu atau pucat coklat dan kuning batu dengan feldspars putih, kristal hitam
biotite dan hornblende. Dacites lainnya, terutama augite dan enstatite dacites, lebih
gelap berwarna.

Batu-batu dari kelompok ini terjadi di Rumania, Almeria (Spanyol), Argyll dan
bagian lain dari Skotlandia, Bardon Hill di Leicestershire, Selandia baru, Andes,
Martinique, Nevada dan daerah lain dari Amerika Utara Barat, Yunani (Methana,
Nisyros, Santorini) serta tempat-tempat lain. Mereka sebagian besar berhubungan
dengan andesites, trachytes, dan bentuk aliran lava, tambak, dan dalam beberapa
kasus bentuk besar penyusupan di pusat-pusat gunung berapi. Dacite adalah jenis
penting batu di Gunung St. Helens. Kata dacite berasal dari Dacia, sebuah provinsi
Romawi yang terletak antara sungai Donau dan Pegunungan Carpathia (sekarang
modern Rumania) di mana batu ini pertama kali dijelaskan.

D. Riolit

Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang lazimnya
dari letupan gunung berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma di luar
permukaan bumi. Riolit adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya sifat asid
batuan ini bergantung kepada kandungan silika di dalamnya. Riolit di anggap
berasid apabila kandungan silikanya melebihi 66%. Riolit sering ditemukan berupa
lava.
Riolit bisa digunakan sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran,
isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa
(media) dan campuran makanan ternak.

E.Terahit

Batuan trakhit mempunyai warna batuan abu-abu putih kehijauan dan


mempunyai sifat batuan asam (felsik) dengan mineral penyusunnya silikat,
magnesium oksida,MnO, dan mineral penyusun lainya. Pada batuan ini
terdapat lubang- lubang gas yang terisi oleh mineral sekundernya pada batuan
ini terdapat mineral silikat, MnO, Al2O3, Fe2O3 dan masih banyak lagi mineral
penyusun lainnya.

F. Obsidian

Batu obsidian sebenarnya bukan batu tambang melainkan sejenis batu lahar
yang dimuntahkan dari kawah gunung api. Batu obsidian sebenarnya bukanlah batu
atau mineral, melainkan kaca natural yang terbentuk dari hasil pendinginan lahar
gunung berapi yang cepat, karena proses pendinginannya terlalu cepat maka jarang
terjadi pembentukan kristal di dalamnya, jadi tidak ada struktur kristal di dalam batu
obsidian seperti batu mineral lain. Warnanya bening seperti kaca dan warnanya
kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang
yang berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan
dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari
70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu
warnanya akan berubah. Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan
daftar keras Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.

G. Batu Apung (Pumice)

Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang,


mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya
disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat.

Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api
yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara
horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat
vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular)
akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya
terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi.
Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah :

Feldspar

Kuarsa

Obsidian
Kristobalit

Tridimit

Proses pembentukan
Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan
dengan udara luas secara tiba-tiba. Buih gelas alam dengan gas yang terkandung
didalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan magma membeku dengan
tiba-tiba. Pumice umumya terdapat sebagai fragmen yang terlemparkan pada saat
gunung api dengan ukuran dari kerikil sampai bongkah.

Pumice umumnya terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan, bahan


lepas, atau fragmen dalam breksi gunung api. Batu apung dapat pula dibuat dengan
cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar. Pemanasan yang dilakukan
pada obsidian dari Krakatau, suhu yang diperlukan untuk megubah obsidian menjadi
batu apung rata-rata 880oC. Berat jenis obsidian yang semula 2,36 turun menjadi
0,416 sesudah perlakuan tersebut oleh sebab itu mengapung didalam air.

Batu apung ini mempunyai sifat hydraulis. Pumice berwarna putih abu-abu,
kekuningan sampai merah, tekstur vesikuler dengan ukuran lubang yang bervariasi
baik berhubungan satu sama lain atau tidak struktur skorious dengan lubang
yang terorientasi. Kadang-kadang lubang tersebut terisi oleh zeolit atau kalsit.
Batuan ini tahan terhadap pembekuan embun (frost), tidak begitu higroskopis
(mengisap air). Mempunyai sifat pengantar panas yang rendah. Kekuatan tekan
antara 30-20 kg/cm2. Komposisi utama mineral silikat amorf.

3. Batuan Gang/Korok (Hipabisal)

Batuan gang antara batuan dalam dan batuan leleran terdapat gejala antara batuan
yang
terbentuk dalam celah celah serta rekahan rekahan dalam kerak bumi. Batuan
yang
terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok disebut juga batuan hypo-abisik.
Gang disini adalah suatu badan yang bentuknya seperti sebuah kitab besar.
Magma yang
membeku dalam gang adalah magma yang sedang menuju ke permukaan bumi
atau
membeku dalam celah celah di kerak bumi. Misalnya magma yang mempunyai
susunan
granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang terbentuk disebut porfiri
granit
yang berarti batuan granit bertekstur porfiri. (Munir, 1995)

A. Profir Granit

Granit porfiri disebut dengan gang (batuan intrusi). magma yang


mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang
terbentuk itu disebut porfiri granit yang berarti granit yang bertekstur porfiri.

B. Profir Diarit

Profir Diarit adalah batuan yang berpotensi menjadi batuan induk (Host Rocks),
mineralisasi logam dasar dan logam mulia yang terbentuk bersama urat kuarsa,
tersebar
dan mengisi rekahan /retakan dengan ubahan hidrotermal propilit, argilit, pilik dan
potassik. Ditemukannya mineral petunjuk epidot, diopsid aktinolit, (garnet), berasosiasi
dengan magnetit memberi gambaran kearah dugaan bahwa telah terjadi proses
pyrometasomatisma yang menghasilkan mineralisasi skarn.

1.

Anda mungkin juga menyukai