Sebagian orang yang membenci islam dan kaum muslim suka melontarkan
pertanyaan-pertanyaan untuk menyesatkan dan memutar balikan islam. Misalnya,
apakah kaum muslim bias menerapkan islam? Atau, apakah kaum muslim bisa
berbagi bersama untuk menerima agama dan hokum islam serta mengakui untuk
hidup berdampingan dengan non muslim, dan secara bersamaan menerapkan
hokum lainya?
Jawaban atas pertanyaan ini adalah, bahwa kami menyatakan, kaum muslim
pernah menerapkan islam dan hanya menerapkan islam saja sepanjang sejarahnya.
Yaitu sejak kedatangan rasulullah saw ke madinah hingga Negara islam terakhir
yang jatuh ke tangan imperialis. Keberhasilan penerapan islam malin meluas,
seiring dengan semakin luasnya daerah-daerah yang ditaklukan. Hal itu berlansung
sejak Negara menerapkan syariat islam, dan juga peranan dua lembaga: yaitu
qadli(hakim) yang bertugas menyelesaikan perkara-perkara individu masyarakat
dengan hokum islam, dan wali(gubernur) yang menjalankan administrasi Negara
berdasarkan syariat yang suci.
Peradilan islam telah menorehkan keberhasilan sejak masa Nabi Muhammad
saw hingga khalifah terakhir istambul. Qadli telah memutuskan berbagai
persalisihan antar kaum muslim dan non muslim sesuai dengan hukum syariat atau
fiqih islam.
Pendek kata, islam pernah diterapkan sejak tahun pertama hijriah hingga
tahun 1918 M. Benar, kadangkala ada kesalahan dalam penerapannya, tetapi
kesalahan itu menunjukan suatu kenyataan bahwa manusia itu bukanlah mesin
industri yang hidup dengan menjalankan peraturan sesuai dengan standar-standar
yang sudah baku dan diterapkan secara ketat tanpa ada kekeliruan, melainkan
makhluk sosial yang memiliki kapasitas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antara
stu manusia dengan manusia yang lainya. Konsekuensinya wajar jika islam
membawa manusia untuk salong mmelengkapi satu dengan yang lain. Bukan
menganggap mereka dengan sama rata. Wajar pula bila ada beberapa individu yang
menyimpang dari kebanyakan asyarakat dan melanggar syariat, sebagian lainnya
malah tidak merespon berbagai perintah, malah mereka lari menjauh. Didalam
masyarakat sebagaimana dimaklumi- hidup orang-orang fasik, orang kafir,
pendosa, pembohong, murtad dan atheis. Masalahnya adalah bagaimana setiap
ajaran/ideologi harus mempertimbangkan kondisi masyarakat seperti itu, yang
mengandung unsur-unsur pemikiran, perasaan, system/hukum, dan manusianya.
Islam adalah ideologi yang memiliki akidah dan peraturan. Ia merupakan
pedoman kehidupan (way of life). Apabila kita ingin mengetahui dan
mengambilnya, maka sama sekali tidak dibenarkan menjadikan sejarah sebagai
sumber rujukan; tidak dari sisi pengetahuan tentang peraturanya, juga tidak dari
sisi pengetahuan tentang peraturanya, juga tidak dari sisi pengambilan hukum-
hukumnya. (istinbath). Sumber yang komperhensif mengenai peraturan (undang-
undang) dapat diambil dari buku-buku fiqih. Sedangkan sumber pengambilan
hukum (istinbath) dapat diketahui melalui pengambilan dalil-dalilnya yang rinci.
Penerapan islam secara nyata adalah bentuk keberhasilan yang tidak ada
bandinganya, terutama dengan mayoriti dua hal berikut:
Pertama, qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir) islam berhasil
mengubah bangsa arab secara total, dari taraf pemikiran yang sangat rendah dan
dari kegelapan yang selalu dikungkung oleh fanatisme kesukuan dan alam
kebodohan yang teramat sangat, menjadi era kebangkitan berpikir yang cemerlang,
gemerlap dengan cahaya islam, yang pengaruhnya tidak hanya dikecap oleh bangsa
arab saja melainkan juga tersebar luas keseluruh dunia.
Kedua, Negara islam menjadi Negara yang paling hebat di dunia dalam hal
kreatifitas dan penemuannya, baik dalam bidang seni, ilmu penetahuan, politik,
budaya. Dan hal it uterus berlangsung di muka bumi sepanjang dua belas abad.
Keberhasilan dari qiyadah fikriyah islam ini karena islam diterapkan sebagai
sebuah ideologi yang prinsip-prinsip(keyakinan) dan peraturannya diterapkan atas
umat manusia.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: jika islam berhasil meraih
puncak peradabannya didalam sejarah dengan tingakat yang tidak ada
bandinganya, dan jika islam pernah membawa umat islam menjadi sebuah Negara
adidaya dan paling kuat di muka bumi, serta pengaruhnya yang paling pesat, baik
dalam aspek intelektual maupun materi, lalu faktor-faktor apa yang akhirnya
membawa umat islam semakin lemah dan mundur sebagaimana yang kita saksikan
saat ini?
Kelebihan Buku
Walaupun buku ini tidak terlalu tebal dan hanya berisi 70 halaman namun isi
dari maksud buku ini tersampaikan dan dapat dimengerti.
Kekurangan Buku
Isi dari buku ini terlalu berbelit-belit dan tidak merujuk pada judul buku atau
tema utama. Jadi memang buku ini dapat dimengerti tapi susah untuk dipahami.
Manfaat Buku
Memberi pengetahuan pada kita terutama kaum muslim betapa bahayanya
pengaruh buruk dari budaya asing terutama budaya barat yang akan merusak moral
kita dan menghancurkan ideology agama kita. Dan dengan membaca buku ini
membuat bertambahnya wawasan kita tentang agama dan musuh-musuh yang
mengancam agama kita.
TUGAS resensi buku
Oleh :
Nama : Dwi Yan Okvarianto
Nim : 1211850013
Jurusan : Musik
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIAYOGYAKARTA
2012