Dalam Paper yang berjudul Inconsistent Depreciation Practice and Public
Policymaking Local Government Reform in New South Wales membahas tentang penyusutan yang tidak konsisten atas aset tetap yang terjadi di Australia dan lebih banyak membahas yang terjadi di pemerintah daerah Negara bagian New South Wales. Antar pemerintah daerah yang ada di New South Wales terdapat perbedaan dalam penentuan masa manfaat dalam melakukan penyusutan contohnya aset permukaan jalan di pemerintah daerah Warringah masa manfaatnya mencapai 100 tahun, berbeda dengan Wakool yang hanya 15 25 tahun. Penyusutan yang tidak konsisten akan mungkin menyebabkan laporan keuangan pemerintah menjadi kurang informatif sehingga pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi yang menyesatkan tentang tujuan depresiasi, kemungkinan sisa masa manfaat aset publik ataupun pedoman peraturan yang digunakan. Laporan keuangan merupakan elemen kunci dalam formula kebijakan publik sehingga akan berimplikasi terhadap pengambilan keputusan oleh para pembuat keputusan untuk mengelola aset tetap dan juga akan memberikan informasi yang salah akan kinerja pemerintah. Laporan keuangan pemerintah yang telah diaudit, tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur bahwa laporan keuangan tersebut telah sempurna tanpa kesalahan karena masih ada aspek materialitas yang sifatnya subjektif tergantung pada auditor. Menurut saya praktek penyusutan yang tidak konsisten ini disebabkan oleh tidak adanya peraturan yang menjadi acuan dalam menentukan masa manfaat aset tetap tersebut sehingga pemerintah daerah dapat menentukan masa manfaat suatu aset tetap dengan bebas. Oleh karena itu perlu dibuat peraturan yang menjadi acuan pemerintah daerah untuk menentukan masa manfaat suatu aset tetap agar masa manfaat aset tetap untuk melakukan penyusutan di tiap daerah sama, sehingga yang disajikan pada laporan keuangan mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. Perbedaan masa manfaat akan menyebabkan para pengambil keputusan mengambil keputusan yang salah dalam menganggarkan belanja pemeliharaan atau belanja modal untuk mengganti atau menambah aset tetap yang sudah dimiliki. Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan penyesuaian.
Perbandingan dengan di Indonesia
Indonesia menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai
prinsip-prinsip dasar untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP). PSAP 07 mengatur tentang penyusutan aset tetap dan penyajiannya. Menteri Keuangan menetapkan kebijakan umum dan kebijakan teknis pengelolaan barang milik negara/daerah lewat peraturan menteri keuangan, sedangkan Menteri Dalam Negeri menetapkan kebijakan teknis dan melakukan pembinaan pengelolaan barang milik daerah. Berbeda dengan Australia, pemerintah pusat di Indonesia dalam menentukan masa manfaat untuk aset tetap diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Peraturan tersebut digunakan sebagai acuan Kementerian dan Lembaga dalam menentukan masa manfaat suatu aset tetap untuk melakukan penyusutan. Masa manfaat aset tetap pemerintah daerah sama seperti masa manfaat aset pemerintah pusat, hal ini diatur pada Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah. Oleh karena adanya peraturan tersebut, semua pemerintah daerah di Indonesia akan sama dalam menentukan masa manfaat suatu aset tetap.