Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 2 GEOHIDROLOGI

MATAAIR

Disusun oleh :

VANNY SEPTIA SUNDARI


141101133

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul MATAAIR dengan baik. Karena makalah adalah
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Geohidrologi dalam jurusan teknik geologi. Sehingga tugas ini dapat
menunjang nilai penyusun dalam menyelesaikan study semester VI ini.

Dalam kajian makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis kajian maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam kajian
makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, yang tidak
dapat penyusun sebutkan namanya satu per satu.

Akhirnya penyusun berharap semoga Tuhan dapat memberikan imbalan


yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai pembelajaran bagi penyusun. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Terima kasih.

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mata air.......................................................................................... 4


Gambar 2. Mata air menahun.......................................................................... 5
Gambar 3. Mata air panas................................................................................ 6

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DARTAR GAMBAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah......................................................................... 1
I.3 Tujuan dan Manfaat....................................................................... 2
I.4 Metode Penilisan........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
II.1Pengertian Mata Air....................................................................... 3
II.2Jenis Jenis Mata Air ................................................................... 4
II.3Genesa Air Tanah .......................................................................... 6
II.4Faktor Yang Mempengaruhi Mata Air .......................................... 7
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan .................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9

4
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan manusia. Pada zaman
dahulu kehidupan berada di dekat air, sungai, mataair atau danau. Namun dengan
bertambahnya populasi manusia dan kemajuan industri menyebabkan kebutuhan
akan air bersih sangat meningkat. Bagi seseorang yang bertempat tinggal jauh dari
sumber air, maka memerlukan banyak biaya untuk mengalirkan dari sumber
ketempatnya. Oleh karena itu perlu dicari sumber air yang dekat, yaitu air yang
berada di bawah permukaan tanah atau air tanah.
Air terkenal sebagai materi (zat) yang dapat berbentuk gas, cair dan padat
secara alami dalam rentang suhu yang cukup kecil. Jumlah air yang ada di seluruh
bumi adalah sekitar 1,39 billion km3. Sebagian besar terdapat di samudera, sekitar
1,7 % nya tersimpan sebagai air tanah, danau, sungai dan tanah-tanah.
Air dapat digolongkan sebagai air permukaan dan air tanah. Pada dasarnya
air tanah merupakan air permukaan yang tertampung dalam bumi dan
terakumulasi pada lapisan-batuan pembawa atau penyimpan air atau yang disebut
sebagai akuifer, air tanah dapat berasal dari air hujan, baik melalui proses infiltrasi
secara langsung maupun tidak langsung dari ais sungai, danau rawa, dan genangan
air lainnya.

I.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud mata air ?
b. Apa saja jenis jenis mata air ?
c. Bagaimana genesa mata air ?
d. Faktor factor yang mempengaruhi mata air ?

1
2

I.3 Tujuan dan Manfaat


I.4 Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
a. Memahami apa yang dimaksud mata air ?
b. Memahami apa saja jenis jenis mata air ?
c. Memahami bagaimana genesa mata air ?
d. Memahami faktor factor yang mempengaruhi mata air ?
I.5
I.6 Metode
I.7 Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
metode studi kepustakaan. Karna data-data yang diambil tidak berdasarkan
penelitian.
I.8
I.9
I.10
I.11
I.12 BAB II
I.13 PEMBAHASAN
I.14
II.1 Pengertian Mata Air
I.15 Mataair (spring) adalah aliran air tanah secara alamiah di
permukaan bumi. Jenis yang paling sederhana adalah tempat dimana muka air
tanah bertemu dengan permukaan bumi. Mata air yang kecil-kecil dapat terjadi
pada semua batuan, tetapi yang besar umumnya dijumpai pada lava, batugamping
atau kerakal (gravel). (Geologi Fisik ITB, GL-211)
I.16 Spring adalah pemusatan dari pengeluaran airtanah yang muncul
pada permukaan tanah sebagai arus dari aliran air (TODD & TOLMAN). Spring
adalah air yang keluar secara alamiah dari tanah pada suatu tempat dan dari celah
tertentu (RIES).
I.17 Pada umumnya mataair terjadi karena perubahan permeabilitas
batuan secara vertikal atau horizontal. Jika lapisan pasir berada di atas lempung
yang relatif impermeabel, air yang merembes ke bawah akan mengalir secara
lateral setelah sampai dipermukaan lemoungnya. Dan akan mengalir keluar
apabila kontak stratigrafi kedua satuan ini bertemu dengan permukaan tanah.
I.18 Selain kontak stratigrafi mataair biasanya juga dijumpai pada jalur
sesar, dimana banyak rekahan-rekahan. Juga akibat gesekan, sesar menghasilkan
hancuran berukuran lempung (mylonite) yang sifatnya impermeabel.

I.19 Gambar 1. Mataair

3
4

II.2 Jenis Jenis Mata Air


II.3 Adapun jenis-jenis mataair diklasifikasikan berdasarkan :
1) Mataair berdasarkan sifat pengaliran
1. Mataair menahun (perenial springs) yaitu mataair yang
mmengeluarkan air sepanjang tahun dan tidak dipengaruhi oleh
curah hujan.

II.4 Gambar 2. Mata air menahun


II.5
2. Mataair musiman (Intermitten spriings) yaitu mataair yang
mengeluarkan airnya pada musim-musim tertentu dan sangat
tergantung dari curah hujan.
3. Mataair periodik (Periodic springs) yaitu mataair yanng
mengeluarkan airnya pada periode tertentu. Faktor penyebabnya
adalah berkurangnya evapotranspirasi pada malam hari, perubahan
tekanan udara, pasang surut, dan pemanasan air oleh batuan.
2) Mataair berdasarkan debit : Debit mataair sangat bervariasi bergantung
pada luasan daerah imbuh (Catchment area) dan besarnya imbuh
(Storage). Meinzer membagi klasifikasi mataair berdasarkan debit menjadi
8 kelas yaitu :
o Kelas I ( Debit rata-rata > 10 m3/sec)
o Kelas II ( Debit rata-rata 1-10 m3/sec)
o Kelas III ( Debit rata-rata 0,1-1 m3/sec)
o Kelas IV ( Debit rata-rata 10-100 l/sec)
5

o Kelas V ( Debit rata-rata 1-10 l/sec)


o Kelas VI ( Debit rata-rata 0,1-1 l/sec)
o Kelas VII ( Debit rata-rata 10-100 ml/sec)
o Kelas VIII ( Debit rata-rata < 10 ml/sec)
3) Mataair berdasarkan suhu
1. Mataair dingin (cold spring) yaitu mataaiir yang suhu airnya
rendah. Airnya biasanya berasal dari pencairan salju atau es.
2. Mataair normal (non thermal or ordinary temperature springs)
yaitu mataair yang suhu airnya hampir sama dengan suhu udara
atau lingkungan sekitarnya.
3. Mataair panas (Thermal springs) yaitu mataair yanng suhu airnya
lebih tinggi dari suhu udaranya sekitarnya.

II.6 Gambar 3. Mata air Panas


II.7
4) Mataair berdasarkan tenaga penyebabnya : Ada dua tenaga yang
menyebabkan terjadinya pemunculan airtanah ke permukaan, yaitu tenaga
non gravitasi dan tenaga gravitasi (Bryan dalam Todd, 1980). Mataair yang
terjadi karena tenaga non gravitasi antaralain mataair vulkanis (volcanic
springs) dan mataair celah (fissure sprigs), yang biasanya berupa mataair
panas. Untuk mataair yang disebabkan oleh tenaga gravitasi dibedakan
menjadi beberapa tipe, yaitu Mataair artesis, mataair retakan atau pipa
(tubular or fracture springs), dan lainnya.
5) Mataair berdasarkan tipe material pembawa air, dibagi menjadi :
6

1. Mataair yang muncul dari material lulus air : perched springs,


springs from old soil on mountain upland, talue springs, landslide
springs, springs from old alluvium, pocket spring, mean springs,
cueasta springs. desert springs, barrier springs.
2. Mataair yang muncul dari material lulus air : channel springs,
valley springs, cliff springs, dimple springs, alluvial-slope springs.
3. Mataair yang muncul pada perselingan batuan lulus dan kedap air :
Monoclinal springs, synclinal springs, antlellnal springs,
unconformity springs.
4. Mataair yang muncul dari saluran pelarutan, banyak ditemukan di
daerah yang berbatu gampng.
5. Mataair pada lava
6. Mataair yang muncul dari retakan batuan.
II.8
II.9 Genesa Mata Air
II.10 Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian
akan masuk (terserap) ke dalam tanah (infiltration), (Chay Asdak, 2004).
Sedangkan air hujan yang tidak terserap akan tertampung sementara dalam
cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian
mengalir ke atas di permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff),
untuk selanjutnya masuk ke sungai.
II.11 Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler,
yang selanjutnya membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat
kelembaban air tanah telah cukup jenuh, maka air hujan yang baru masuk
ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horizontal) untuk selanjutnya
pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah sebagai mataair
(spring) dan akhirnya mengalir ke sungai.
II.12 Selain dari hal di atas, air tananah atau spring juga dapat
terjadi karena adanya pengaruh struktur geologi. Dengan adanya sesar atau
kekar yang memotong batuan akifer dan sampai ke permukaan maka celah
7

dari rekahan atau petahan itulah yang dapat menjadi jalan keluar bagi air
untuk muncul di permukaan sebagai mata air.
II.13
II.14
II.15 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Mata Air
II.16 Menurut Tolman (1937), faktor-faktor yanng
mempengaruhi mataair diantaranya :
1. Curah hujan
II.17 Seperti kita ketahui bahwa air tanah itu berasal dari infiltrasi
airhujan. Maka dapat kita ketahui jika curah hujan tinggi maka sumber
dari air tanah dapat menjadi terhimpun sehingga juga mempengaruhi debit
dari mata air itu sendiri.
2. Karakteristik hidrologi permukaan tanah terutama kelulusannya.
II.18 Karakteristik hidrologi permukaan tanah dapat dikatakan sebagai
sifat porositas damn permeabilitas tanah atau batuan yang berada di
permkaan sehingga mempengaruhi infiltrasi atau keluarnya air tanah
sebagai mata air di permukaan.
3. Topografi
II.19 Topografi dapat dipengaruhi oleh topografi daerah akifernya. Hal
tersebut dikarenakan bahwa muka air tanah bebas selalu mengikuti bentuk
dari topografi.
4. Struktur Geologi
II.20 Struktur geologi berpengaruh pada keluarnya mata air ke
permukaan karena mata air keluar ke permukaan melalui celah celah
rekahan atau sesar.
II.21
II.22
II.23 BAB III
II.24 PENUTUP
II.25
III.1 KESIMPULAN
II.26 Mata air merupakan kemampuan batuan atau tanah untuk
melewatkan atau meloloskan air. Untuk studi kelayakan atau penelitian yang
menekankan pentingnya proses dan mekanisme pengisian air tanah, karakteristik
formasi geologi atau akifer yang relevan untuk dipelajari adalah yang pertama
tipe formasi batuan, karena jenis batuan akan menetukan tingkat mata air akifer,
yang kedua yaitu kondisi tekanan hidrolik dalam tanah, yakni untuk menetukan
apakah air tanah berada di zona bebas atau zona terkekang.
II.27 Faktor yang mempengaruhi mata air antara lain ukuran
butir bentuk butir, sortasi atau distribusi ukuran butir ,penepakan
butiran,derajat kekompakkan dan sermentasi,juga tipe clay yang hadir
khusus pada fres weter.mineral clay semactite(bontonite)dan
montmorillonit akan mengembang (swelling) pada freshwater dan menurut
pori batuan.
II.28
II.29
II.30
II.31
II.32
II.33
II.34
II.35
II.36
II.37
II.38
II.39
II.40
II.41
II.42

8
II.43 DAFTAR PUSTAKA
II.44
II.45 Purnama, Setyawan. 2000. Bahan Ajar Geohidrologi.
Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
II.46 Magetsari, N.A., Abdullah C.I., Brahmantyo B. Geologi Fisik. GL-211.
Institut Teknologi Bandung. Bandung. 163 P.
II.47 Miftahussalam. 2008. Modul Kuliah Geohidrologi. Tidak diterbitkan.
Yogyakarta. 255 P.
II.48
II.49

Anda mungkin juga menyukai