Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS SIFAT KETEKNIKAN BATUGAMPING SEBAGAI

PONDASI BANGUNAN DAERAH PENGASIH


KABUPATEN KULON PROGO POVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA

Oleh
Vanny Septia Sundari
141.10.1133

INTISARI

Daerah penelitian secara administratif terletak pada Desa Sendangsari,


Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sifat keteknikan batugamping
pada lokasi penelitian.
Metode yang digunakan dalam penulisan seminar ini yaitu studi pustaka dari
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul seminar ini serta pengambilan
data geologi di lapangan. Analisis batugamping dengan menggunakan UCS
(Unconfined Compression Strength) untuk mengetahui kekuatan batuan,
menggunakan gelas ukur, tabung bejana serta analisis berat jenis, bobot isi,
porositas, absorpsi, dan angka pori batuan untuk mengetahui sifat fisik batuan.
Geomorfologi lokasi penelitian dikelompokkan menjadi dua satuan
geomorfologi lereng dan bukit terdenudasi serta satuan geomorfologi dasar sungai.
Statigrafi daerah penelitian disusun atas batugamping klastik dengan struktur masif
dan beberapa telah mengalami pelapukan lanjut. Sifat keteknikan batuan sendiri
berdasarkan nilai uji kuat tekan sampel A 169,607 kg/cm2, sampel B 179,141
kg/cm2, sampel C 140,648 kg/cm2 dan sifat fisik ketiga sampel batugamping tidak
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan bangunan menurut (SNI 03-0394-
1989).

Kata kunci : Sifat Keteknikan Batugamping, Sifat Mekanik dan Sifat Fisik, Kecamatan
Pengasih
HASIL ANALISIS

Tabel 1 Hasil analisis nilai porositas, nilai absorpsi, dan nilai uji kuat tekan dari ketiga
sampel batuan
Nilai Nilai Uji Kuat
Nilai
No Kode sampel Porositas Angka Pori Tekan
Absorpsi (%)
(%) (%) (kg/cm2)

1. (A) 18,28 0,22 7,5 169,607

2. (B) 16,37 0,19 7,4 176,141

3. (C) 18,85 0,22 8,7 140,648

Berdasarkan hasil analisis dan kenampakan di lapangan dapat diketahui

bahwa semakin besar nilai porositas batuan, maka rongga atau pori batuan akan

semakin banyak, dan kemampuan batuan dalam menyerap air semakin besar,

sehingga kerapatan butiran satu sama lain akan berkurang dan kekuatan batuan

untuk menahan suatu beban menjadi berkurang. Hal tersebut yang menjadi salah

satu faktor rendahnya nilai kuat tekan pada daerah penelitian yang disebabkan oleh

nilai porositas yang baik.

Oleh karena itu, ditinjau dari nilai sifat fisik dan sifat mekanik ketiga sampel

batugamping yang diambil di Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten

Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak memenuhi syarat untuk

digunakan sebagai bahan material kontruksi bangunan menurut, SNI 03-0394-

1989.

Anda mungkin juga menyukai