Anda di halaman 1dari 2

LO 1 :

1. Retainer yang terlampau tipis atau kurang rigid


Penggunaan bahan porselen fused to metal atau full cast crown yang terlalu tipis akan
menyebabkan ketidakmampuan retainer untuk menerima beban kunyah, sehingga
dapat mengalami perubahan bentuk retainer (Shillingburg, 1997).
2. Torsi atau ungkitan
Pemasangan gigi tiruan yang tidak stabil dapat menyebabkan tekanan yang tidak
seimbang pada gigi-gigi penyangga. Keadaan ini dapat menyebabkan salah satu gigi
penyangga menerima tekanan, maka gigi penyangga lain akan mengalami ungkitan.
Dalam beberapa waktu keadaan ini dapat menyebabkan semen yang dalam keadaan
tensile strengh tinggi, sehingga gigi tiruan dapat lepas (Shillingburg, 1997).

Lo 2 :

Gigi tiruan tetap yang mengalami kegagalan dapat dilakukan pelepasan. Pelepasan dilakukan
dengan berbagai cara yaitu :

a. Penggunaan crown remover


Penggunaan crown remover merupakan teknik pembongkaran gigi tiruan tetap yang
disarankan untuk pertama kali. Hal ini dengan pertmbangan gigi tiruan tetap tersebut
masih dapat diperbaiki dan akan dilakukan pemasangan kembali. Crown remover
merupakan suatu alat yang terdiri dari batang pengait dengan 3 alat pengait yang
berbeda besar ujungnya. Penggunaan crown remover dilakukan dengan menggunkaan
kekuatan sentakan yaitu dengan meletakan ujung crown remover pada bagian cervikal
gigi tiruan dan melancarkan tenaga sentakan pada alat tersebut. Gigi tiruan yang
menerima sentakan menyebabkan ikatan semen akan hancur dan gigi tiruan dapat
terlepas. . (Rosenstiel et al, 2001)
b. Pemotongan retainer
Pemotongan retainer dilakukan apabila terjadi kegagalan pada pembongkaran gigi
tiruan tetap dengan menggunakan crown remover. Tindakan ini dilakukan dengan cara
membuat groove vertikal pada dinging bukal retainer. Selanjutnya dilakukan
pengungkitan secara perlahan untuk merusak lapisan semen sehingga gigi tiruan tetap
dapat terlepas. Untuk menghindari terteannya gigi tiruan tetap dapat dilakukan dengan
mengikatnya dengan dental floss. (Rosenstiel et al, 2001)

LO 3 :
Plat
Logam
Logam yang digunakan untuk pada umumnya memiliki sifat kaku, kuat, stabil,
tahan lama, penghantar termis yang baik, biaya murah, nyaman dipakai karena
tipis. Kekuranggannya nilai estetis kurang karena tidak sewarna jaringan mulut,
sulit dilakukan perbaikan.
Akrilik
Akrilik lebih lunak, tidak kaku, warna dapat disesuaikan jaringan rongga mulut,
kekuatan tidak sekuat logam, harga murah. Namun akrilik memiliki kelemahan
mudah menyerap air sehingga mudah mengalami perubahan warna.
Fleksible
Fleksible biasanya dari bahan nilon termoplastik. Kelebihan tidak mudah patah,
warna mirip gingiva, nilai estetis baik, namun dari segi biaya leih mahal.
Kombinasi Logam dan Fleksible
Kombinasi logam dan fleksible ini, fleksible dari bahan nilon termoplastik hanya
berfungsi sebagai bahan estetika biasanya diunakan pada cangkolan dan sadle.
Sedangkan logam yang memberi kekuatan dan dianggap lebih dapat diterima oleh
gingival. Logam biasanya digunakan pada komponen lain gigi tiruan sebagian
lepasan. (MMcCrackens. 1995)

DAPUS :
Rosenstiel, SF., Land, MF. And Fujimoto.J. 2001. Contemporary Fixed
Prosthodontics. Mosby Company. Missouri. 3rd ed. Page 216-40, 513-42

Shillingburg, HT. 1997. Fundamentals of Fixed Prosthodontics. 4 th edision. Illionis.


Quintessence Publishing Co. Inc. Page 112-51.

MMcCrackens. 1995. Removable Partial Prosthodontics. 9th ed. St. Louis: C.V.
Mosby Company.

Anda mungkin juga menyukai