Anda di halaman 1dari 39

My Blogger

Kamis, 07 Juli 2011


keperawatan maternitas

ISSUE DAN TREND


KEPERAWATAN MATERNITAS

Mata Kuliah : Ilmu Keperwatan Dasar III


Dosen Pembimbing :Biyanti Dwi Winarsih, S.Kep, Ns

Disusun Oleh :
1. Achlis Abdul K 200901651
2. Ahmad Imron 200901652
3. Ana Zakiatul F 200901653
4. Fais Amali 200901661
5. Hirza Aini N 200901664
6. Karsiti 200901669
7. Ratna Fitriyana 200901683
Kelompok : 1
Kelas : PSIK 2A
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkanrasa syukur Kehadirat Tuhan YME,yang telah memberikan
rahmat,taufik dan hidayah-Nya,sehingga makalah Keperawatan maternitas ini dapat
terselesaikan pada waktunya,makalah ini disusun untukmemenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Keperwatan Dasar III.
Makalah ini tidak akan tersusun tanpa bantuan beberapa pihak,oleh karena itu pada
kesempatan ini disampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Biyanti Dwi Winarsih,S,kep,Ns selaku pembimbing.
2. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak mungkin di sebutkan satu- persatu yang telah
banyak memberikan dorongan sehingga tersusun makalah ini.
Penulis meyadari bahwa malalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat di harapkan untuk perbaikan dan penyepurnaan lebih lanjut.
Akhir kata semoga apa yang penulis ini dapat, bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.

Kudus, Juni 2010

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan,
masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia
40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik
WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan
dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan
normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan
konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-
kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang keperawatan maternitas.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengerti :
1. Pengertian tentang keperawatan maternitas
2. Peran perawat dalam keperawatan maternitas
3. Paradigma keperawatan Maternitas
4. Tujuan keperawatan Maternitas
5. Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas
6. Model Konsep keperawatan maternitas
7. Dan hal-hal perspektif keperawatan maternitas.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keperawatan Maternitas
1. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan
yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien,
keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990) http://maternitas/konsep-
keperawatan-maternitas.html
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat
berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal,
intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990)
http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan
pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan,
melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan
keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997) http://maternitas/konsep-keperawatan-
maternitas.html

2. Trend Keperawatan Maternitas


Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu
berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini
memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi
standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social
budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek. .

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan,
maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan maternitas ditahun 2010 adalah:
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan
professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang
menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang
ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional


Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi
praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional
dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan
konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan


Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu
organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan
kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.

3. Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a. Pelaksana
Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan kesehatan.
b. Pendidik
Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat memberikan pendidikan
kepada klien.
c. Konselor
Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling kepada
klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan dan konseling
d. Role model bagi para ibu
Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan maternitas.
e. Role model bagi teman sejawat
Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.
f. Perumus masalah
Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan merumuskan masalah tersebut.
g. Ahli keperawatan
Perawt harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.

4. Paradigma keperawatan Maternitas (Dasar Kep,Profesional H. Zaidin Ali)


1) Manusia
a) Memiliki karateristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan kebutuhan dasar hidup yang
selalu berkembamg.
b) Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi
kebutuhan dirinya / membagi pengalamannya.
c) Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta berdasarkan pengalaman masa
lalu.
d) Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan upaya mengurangi
kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.

2) Lingkungan
a. Merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
b. Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap
penyakit.
c. Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang merupakan bagian dari
lingkungan fisik dan social.
d. Lingkungan di bagi dalam 2 aspek yaitu;
Aspek tekstruktur:
Alat
Terapi
Aluran
Aspek tidak tekstruktur:
Intraksi antara perawat dengan klien dandengan lingkungan sekitar
3) Sehat
a) Merupakan symbol perkembangan kepribadian dan yang berlangsung secara terus-menerus
menuju kehidupan yang kreatif.
b) Perilaku sehat;perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan kesadaran diri dan integrasi
pengalaman , misalnya pengalaman sakit.
c) Manusia sehat berarti manusia yang tidak memiliki ansietas/ketegangan.
d) Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan saling percaya guna
mengurangi ansietas.
4) Keperawatan maternitas
a) Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan yang memfasilitasi
kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir.
b) Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan bayi mencapai kesehatan
yang optimal.
c) Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang mencerminkan ruang lingkup
aktivitas keperawatan dan kemandarian dlam proses diagnosis,tindakan ( terapi ) ,pendidikan
riset

5. Tujuan keperawatan Maternitas ( http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html )


a. Membantu klien dalam mengatasi msalah reproduksi dalam mempersiapkan diri untuk
kehamilan.
b. Memberi dukungan agar ibu hamil memandang kehamilan sebagai pengalaman yang
positif dan menyenangkan.
c. Membantu memberikan informasi yang adekuat untuk calon orang tua.
d. Memahami social budaya klien.
e. Membantu mendeteksi secara dini penyimpangan abnormal pada klien.

6. Model Konsep Keperawatan Maternitas


( http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html ):
1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
6. Pemulangan secepat mungkin.
7. Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
1. Fokus kebutuhan dasar
2. Pendekatan keluarga
3. Tindakan khusus dengan peran perawat.
4. Terjadi interaksi
5. Kerja dalam Tim.
8. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Rumah bersalin
4. Komunitas
5. Polindes

B. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas


a. Masalah
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare dan
malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18
persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73
juta anak.

2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi


Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang semakin
meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB

3. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor reproduksi,
komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik
langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit.
Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan
postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih
banyak dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan
perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko obstetrik
diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia hamil.
Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime risk) yang
mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan
yang dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka
yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang
tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk
disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb. (Depkes RI, Dirjen
Yanmedik, 2005)
4. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu
orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24
tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta
kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun,
bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai
antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya
adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi
tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis,
AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal
sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti
Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan.
Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk
dilakukan.

b. Penemuan Teknologi Terbaru


1. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga yang
dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di
badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari
jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM. ( WWW.KOMPAS.COM )
2. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya ibu akan
merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi
lebih elastic. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri
selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan jalan lahir
akan lebih cepat. (http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air )

3. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D


Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan menampilkan
gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya
bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog ).

Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya
teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak normal
dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung dan
sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin
dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk meningkatkan
ketepatan diagnosa. (http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-
majalah.com/msgo4183.html )
4. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan
kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu
kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa
lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat
menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai profil
farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan karateristik memiliki efek
antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik,
glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan
manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid
menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan
tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat
tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.
5. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit

Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan pendapat ahli,
beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari apa
yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat keputusan,
dan menyediakan high-touch dukungan emosional. Ahli bedah akan selalu berada pada
premium, bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan semakin berbasis masyarakat,
dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan menjadi bagian rutin setiap
pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat akan terus kabur sebagai perawat
berwenang untuk membuat lebih banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan
semakin panjang dan perawat kelas atas akan lebih mahal. http /// TEKNOLOGI
KEDOKTERAN MASA DEPAN KORAN ANAK INDONESIA.htm )

c. MENGENAL LEBIH DALAM ANEKA ALAT KONTRASEPSI

A. KONTRASEPSI MEKANIK
1) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral. Berbentuk alat
kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes
Loop). Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper
Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload).
Yang paling terkenal Copper T dan Multiload. Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena
kenyamanannya. Modifikasi terbaru Copper T, yaitu Nova T memiliki keunggulan lebih
lembut, jelas Andon.
Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda
asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur
yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun,
tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.

2) Spermisida
Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh
sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Cara
pemakaiannya, sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina.
Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini
kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. Dari
100 pasangan dalam setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena sering salah dalam
pemakaiannya, bisa terjadi sampai 30 kehamilan, jelas Andon.
Diakuinya, banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida. Keluhannya, tidak
enak dan timbul alergi, ujar Andon kemudian. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan
menjelang hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan.
B. KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan
progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk.
Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel
telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma,
membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi,
saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel
telur.
Kontrasepsi Hormonal meliputi:
1) Pil atau Tablet
Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan
keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia,
jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam
berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi
antara hormon progesteron dan estrogen.
Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu
sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21
tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus,
kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat
dengan pola pengaturan haid (sekuensial).
Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui
penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB
dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil
dengan efek estrogen rendah.
Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah
tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak
saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesteron menyebabkan payudara tegang,
menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.
Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium.
Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing,
mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi
fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi
ASI. Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit
endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah
haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari
1.000 pasangan dalam setahun.

BAB III
PENUTUP
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system
reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai
umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu menyakini bahwa peristiwa kelahiran
merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta membutuhkan adaptasi fisik dan
psikososial dari individu dan keluarga. Keluarga perlu didukung untuk memandang
kehamilan sebagai pengalaman yang positif dan menyenangkan. Upaya mempertahankan
kesehatan ibu dan bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, dapat
mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak merupakan satu keluarga yang
utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru dalam keluarga yang
sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong interaksi positif dari orang tua,
bayi dan angggota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan social ekonomi dari
calon ibu sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang
diwarisi. Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan
(terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme,
keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Perawat memiliki
komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien
sesuai kode etik keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji
masalah kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat;
merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah klien, keluarga
dan masyarakat; serta memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan
tindakan keperawatan yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan
kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika : Jakarta.
Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis: Mosby.
Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders Company.
Diposkan oleh CAR CITY_ALQUD'S di 21.55
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan


yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien,
keluarga , dan bayi baru lahir.
(May & Mahlmeister, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat
berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal,
intranatal, postnatal, dan masa interpartal.
(Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai dari konsepsi
sampai dengan enam minggu setelah melahirkan.
(Shane,et.al.,1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan
pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan,
melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan
keluarga sebagai sentra pelayanan.
(Reede, 1997)

B. Tujuan (Klegman ME:Annual summary of vital.statistick,1992)


Tujuan keperawatan maternitas adalah:

1. Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi & menghadapi
kehamilan

2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah normal.

3. Member dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah
pengalaman positif & menyenamgkan.

4. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.

5. Member informasi tentang kebutuhan calon orang tua.

6. Memahami keadaan social & ekonomi ibu.

C. Peran Perawat

Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):

1. Pelaksana
2. Pendidik
3. Konselor
4. Role model bagi para ibu
5. Role model bagi teman sejawat
6. Perumus masalah
7. Ahli keperawatan

Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988), Bobak & Jensen
(1993):
1. Member pelayanan
2. Advocate
3. Pendidik
4. Change Agent
5. Political Activist
6. Peneliti

D. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk
melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang
terjadi dalam profesi tersebut.
Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia, lingkungan, sehat
dan keperawatan.(Konfensi sedunia IV tentang wanita,beijing 1995).

a. Manusia
Terdiri dari wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system
reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai
umur 40 hari, beserta keluarganya adalah anggota keluarga yang unik dan utuh, merupakan
mahluk bio-psikososial dan spiritual yang memiliki sifat berbeda secara individual dan
dipengaruhi oleh usia dan tumbuh kembangnya. Salah satu tugas perkembangan wanita
adalah pengalaman melahirkan danak yang dapat merupakan krisis situasi dalam keluarga
tersebut apabila tidak mampu beradaptasi dengan baik.

b.Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan social
disamping pengaruh fisik Proses kehamilan danpersalinan serta nifas akan melibatkan semua
anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk
hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas akan
mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan
menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.

c. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis dimana
perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan seseorang.setiap
indivisu memeiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

d.Keperawatan ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang ditujukan kepada
wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi,
kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari,
beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien
dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya.
(http://keperawatan keperawatan.blogspot.com/2008/02/konsep-dasar-keparawatan-
maternitas.html)

E. Model Konsep

FCMC (Family Centered Maternity Care):

1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.


2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menetapkan peraturan yang flexibel.
6. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
7. Mengadakan kontrak dini bayi dan orang tua.
8. Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
9. Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan.
10.Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU.
11. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up.

Tradisional Care:

1. Memisahkan ibu dari keluarga selama proses persalinan.


2. Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke ruang persalinan.
3. Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan.
4. Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-obatan.
5. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan & operasi.
6. Kontak orang tua & anak kurang.
7. Pemberian susu bayi dibatasi.
8. Waktu berkunjung dibatasi.
9. Rooming-in dibatasi.
10. Tidak ada Follow-up ke rumah.
11. Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke enam.

Model Konsep Self Care Orem :

Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai kesejahteraan ibu & bayi.
Pada Maternal: mampu mandiri dalam perawatan diri.
Melihat dari kemampuan.
Berdasarkan kondisi.

Model Konsep Adaptasi :

Mempunyai kemampuan adaptasi dalam rangka mencapai kebutuhan.


Manusia selalu konstan berinteraksi dengan lingkungan (selalu berubah).
Maternal sepanjang proses konsepsi sampai postpartum terjadi perubahan fisik, psikologis,
dan social.

Model Konsep I King :


Personal.
Interpersonal.
Social (Dinamik, interaksi mudah diberikan informasi & memberikan informasi).
Selasa, 12 Februari 2008

(Delissavay G,Feustle JA: Advanced hame healt care,1991)

F. Pendekatan Pelayanan Keperawatan


Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu:
1. Holistik
2. Penghargaan terhadap pasien
3. Peningkatan kemampuan pasien Kemandirian
4. Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan
5. Proses keperawatan
6. Berpusat pada keluarga= FCMC (Family Centered Maternity Care)
7. Caring: Siap dengan klien; Menghargai system nilai; Memenuhi kebutuhan dasar klien;
Penyuluhan/konseling kesehatan.

G.Issue trend pelayanan / asuhan keperawatan maternitas :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASA


POST PARTUM / NIFAS

Pengertian

Nifas / puerperium: periode waktu / masa dimana organ-organ reproduksi kembali ke


keadaan sebelum hamil.
Dimulai setelah kelahiran placenta, berakhir saat alat kandungan kembali ke keadaan
sebelum hamil. Sekitar 6 minggu
Involusi: proses perubahan organ repro.
Masa nifas normal: involusi uterus, pengeluaran lokia, pengeluaran ASI dan perubahan
sistem tubuh termasuk keadaan psikologis normal.

Periode nifas, dibagi 3:


1. Immediate puerperium (Segera setelah persalinan sampai 24 jam setelah persalinan.)
2. Early puerperium (1 hari 7 hari setelah melahirkan.)
3. Later puerperium (Waktu 1 minggu 6 minggu setelah melahirkan.)

Perubahan / adaptasi masa nifas :

Involusi uterus dan pengeluaran lochea.


Perubahan fisik
Lactasi
Perubahan sistem tubuh
Perubahan psikologis

Perubahan fisik dan fisiologis :


Uterus
Lochea
Serviks
Vulva dan vagina
Perineum
Kembalinya ovulasi dan menstruasi
Dinding perut dan peritonium
Laktasi
Sistem gastrointestinal
Traktus urinarius
Sistem kardiovaskuler
Tanda vital
Darah
Berat badan
Menggigil
Post partum
Diaphoresis
Afterpains

Involusi disebabkan oleh :


Iskemia : Kontraksi dan retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus-menerus kompresi
pembuluh darah dan anemia setempat.
Otolisis : Sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri.
Atrofi : Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen jumlah besar atrofi karena
penghentian estrogen.
Bekas luka plasenta sembuh dalam 6 minggu

Perlambatan disebut sub involusio gejala :

Lochea menetap / merah segar


Penurunan fundus uteri lambat
Tonus uteri lembek
Tidak ada perasaan mules.

Segera setelah persalinan perlu pengawasan

Jam I : tiap 15 menit


Jam II : tiap 30 menit
Jam III IV : 2x
Selanjutnya : tiap 8 jam
Pengeluaran Lokia (Lochea)
Lochea : sekret yang berasal dari kavum uteru dan vagina dalam masa nifas
Jenis :
Lochea rubra / lochea kruenta :
Keluar pada hari 1-3
Warna merah, hitam
T.a : darah bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua, sisa verniks c, lanugo dan
mekonium.
Lochea sanguinolenta :
Keluar hari 3-7
Darah bercampur lendir
Lochea serosa :
Keluar hari 7-14
Warna kekuningan
Loceha alba :
Keluar setelah hari 14
Warna putih
Bau lokia agak amis bau busuk : infeksi
Lokiostasis (lokia tidak lancar keluar)
Perubahan Fisik
Serviks : menutup
Segera setelah lahir tangan pemeriksa masih dapat masuk kavum uteri.
2 jam setelah bayi lahir : dapat dimasukkan 2-3 jari
1 minggu : masuk 1 jari
Setelah 1 minggu : serviks menutup.
Vulva dan vagina :
Mula-mula kendor, setelah 3 minggu kembali ke kondisi sebelum hamil dan rugae vagina
mulai muncul, labia lebih menonjol.
Himen ruptur karunkulae mirtiformis
Perineum :
Mula-mula kendor karena teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju saat
persalinan. Setelah 5 hari tonus mulai kembali tetapi tidak sekencang sebelum hamil.
Kembalinya ovulasi dan menstruasi :
Pada ibu yang menyusui : menstruasi akan terjadi sekitar minggu ke 6-8 pp.
Ibu menyusui : 45% menstruasi setelah 12 mg dan akan terjadi menstruasi anovulatory 1 x
atau lebih (80% ibu menyusui) terjadi infertilitas.
Dinding perut dan peritonium
Karena regangan menjadi kendor, termasuk ligamen-ligamen ligamen rotundum sehingga
kadang-kadang menyebabkan uterus jatuh kebelakang perlu latihan untuk mengembalikan
tonus, dapat dilakukan setelah hari II PP.
Payudara lactasi
Mencapai maturitas penuh selama masa nifas kecuali jika lactasi disupresi. Payudara lebih
besar, lebih kencang dan mula-mula nyeri tekan sebagai reaksi terhadap eprubahan status
hormonal dan dimulainya lactasi.
Perubahan-perubahan payudara lactasi : hamil
Proliferasi jaringan untuk kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma, lemak.
Pada ductus lactiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan berwarna
kuning (colostrum)
Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan dan bagian dalam mamma.

Perubahan Sistem Tubuh


Sistem Gastrointestinal :
Pada awal klien merasa lapar
Kadang diperlukan waktu 3-4 hari faat usus N
Rangsang BAB secara normal terjadi 2-3 hari karena kemampuan asupan makanan
menurunkan gerakan tubuh berkurang, pengosongan usus sebelum melahirkan (lavemen),
rasa sakit di daerah perineum.
Traktus Urinarius :
Pada 24 jam setelah lahir kadang terjadi kesulitan BAK karena spasme sfinkter dan edema
pada VU karena kompresi antara kepala janin dan os pubis selama persalinan
Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam PP pengaruh hormon
estrogen menurunkan diuresis
Sistem Kardiovaskuler :
Volume darah kembali ke keadaan tidak hamil
Jumlah sel darah merah dan kadar Hb kembali normal pada hari ke-5.
Terjadi penurunan cardiac output dan akan kembali normal dalam 2-3 minggu.
Perubahan Lain
Tanda Vital :
Suhu :
Suhu inpartu tidak lebih 37,2C
PP tidak naik 0,5C dari keadaan normal tapi tidak lebih dari 38,0C infeksi (>).
Normal setelah 12 jam PP
Nadi :
Berkisar 60-80 x/mnt. Setera setelah melahirkan dapat terjadi bradikardi. Masa nifas
umumnya nadi lebih dari suhu
Kadang terjadi hipertensi post partum hilang setelah 2 bulan.

Berat badan
Segera setelah melahirkan BB turun 5-6 kg karena pengeluaran bayi, plasenta, air ketuban.
Masa nifas dini BB menurun 2,5 kg, karena puerpera diuresis.
6-8 mg PP BB akan normal
Afterpains (mules setelah persalinan)
terjadi selama 2-3 hari PP
karena kontraksi uterus, nyeri bertambah pada saat menyusui.
Nyeri timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa plasenta atau gumpalan
darah dalam kavum uteri.
Perubahan Psikologis
Karena adanya perubahan hormonal, terkurasnya cadangan fisik untuk hamil dan
melahirkan, keadaan kurang tidur, lingkungan yang asing, kecemasan akan bayi, suami atau
anak yang lain.
Setelah bayi lahir masa transisi bayi + orangtua untuk membin hubungan.
Masa transisi yang harus diperhatikan pada masa PP :
Phase honeymoon
Phase setelah anak lahir, terjadi intimasi dan kontak yang lama antara ibu ayah anak
psikis honeymoon masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan
hubungan yang baru.
Bonding and Attachment (ikatan kasih)
Terjadi pada kala IV, diadakan kontak antara ibu ayah anak dan tetap dalam ikatan kasih.
Partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya untuk proses ikatan
kasih.
Phase pada masa nifas
Rubin (1963), mengidentifikasi 3 tahap perilaku ketika beradaptasi dengan perannya:
o Phase Taking In
o Phase Taking Hold
o Phase Letting Go

o Phase Taking In
Perhatikan ibu tempat terhadap kebutuhan dirinya minta diperhatikan pasif dan
ketergantungan, tidak ingin kontak dengan bayi tapi bukan berarti tidak memperhatikan.
Menginginkan informasi tentang bayi, mengenang pengalaman melahirkan.
Berlangsung 1-2 hari
Bufas perlu istirahat, makan, minum adekuat.
o Phase Taking Hold
Ibu berusaha mandiri berinisiatif, penyesuaian fungsi tubuh, mulai duduk, jalan, belajar
tentang perawatan dirinya dan bayi, timbul rasa kurang PD.
Berlangsung 10 hari.
oPhase Letting Go
Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya, mempunyai peran dan tanggung jawab
baru, terjadi peningkatan dalam perawatan diri dan bayinya, penyesuaian dalam hubungan
keluarga.

Masalah kesehatan jika yang sering dialami pada ibu PP

Murung pasca melahirkan (post partum blues)


Sering dimanifestasikan pada hari ketiga atau ke 4, memuncak pada hari ke 5 14 PP.
Gejala meliputi : episode menangis, merasa sangat lelah, insomnia, mudah tersinggung, sulit
konsentrasi.
Depresi pasca melahirkan (post partum depression)
25% dialami ibu PP
Gejala dini pada 3 bulan pertama PP sampai bayi berusia 1 tahun.
Etiologi : belum pasti, penelitian : faktor biologis perubahan hormonal, faktor psikolgis,
faktor sosial seperti tidak mendapat dukungan suami, hubungan perkawinan tidak harmonis.
Psikosa pasca melahirkan (post partum psychosis)
Jarang terjadi pada ibu dengan abortus, tubuh bayi dalam kandungan / lahir.
Gejala terlihat dalam 3-4 minggu setelah melahirkan berupa: delusi, halusinasi dan perilaku
yang tidak wajar.
Penyebab mungkin berhubungan: perubahan tingkat hormonal, stress psikologis dan fisik,
sifat pendukung tidak memadai

H.Temuan tehnologi terbaru terkait dengan keperawatan maternitas :

1.Biaya perawatan kesehatan

Kebutuhan biaya pengeluaran perawatan terus meningkat. Kebanyakan negara bagian


mempertimbangkan pilihan untuk mengekang pembayaran Medicaid dengan cara yang sama.
Semua pembayaran swasta menjalankan berbagai cara pembatasan biaya,termasuk
pengaturan perawatan dan insentif khusus untuk konsumen dan pemberi pelayanan.

2.Alokasi sumber-sumbe

Dampak dari sistem pembayaran prospektif KDB terhadap biaya rumah sakit untuk ibu dan
bayi risiko tinggi. Meskipun beberapa negara bagian telah memodifikasi stuktur pembayaran
untuk pelayanan resiko tinggi.

3.Tidak layak atau tidak diasuransikan.

Sistem pemberian perawatan kesehatan saat ini telah mengakibatkan banyak masyarakat yang
terdiri dari individu tidak layak dan tidak diasuransikan.
4. Pertanggungjawaban masalah

Meningkatkan perhatian terhadap keamanan janin selama proses persalinan telah


meningkatkan penggunaan pemantauan janin invasif,tes diagsnostik bahkan melahirkan
secara sesaria. Meskipun kebutuahan terhadap pelayanan danyang menyediakan meningkat
namun krisis pertanggungjawaban asuransi telah menyebabkan kemerosotan dalam
ketersedian praktisi umum dan spesialis.

5.Kemajuan dalam tehnologi

Kemajuan tehnologi yang kompleks dan penemuan-penemuan ilmiah telah mengubah


lingkup perawatan maternitas.

6.Populasi khusus

Kecenderungan imigrasi untuk tinggal dalam daerah kota khusus dan keinginan utuk
mempertahankan identitas etnik dan budayanya telah menciptakan banyak klien dan keluarga
dengan latar belakang dan kebutuhan yang berbeda. Masalah yang berhubungan dengan
keperawatan kesehatan pada polulasi ini meliputi hambatan bahasa,kurangnya pengetahuan
atau pemahaman,dan keunikan keyakinan kesehatan atau pratik-praktik yang mempengaruhi
perilaku yang diambil selama periode prenatal,intranatal,dan postnatal.

7. Partisipasi konsumen

Konsumen mempunyai beberapa harapan untuk persalinan yang lebih spesifik,proses


persalinan,dan pengalaman postpartum khusus,seperti pendekatan yang berpusat pada
keluarga dalam proses kelahiran anak dan pengurangan intervensi medis.

8. Perluasan peran untuk profesional perawatan kesehatan

Kompleksitas tehnologi baru dan pendekatan baru pada perawatan obstetrik telah
menempatkan kebutuhan yang sangat besar pada kebutuhan perawatan yang diberikan
perawat. Pendidikan berkelanjutan melalui kelas formal,workshop,seminar, dan bacaan
profesional adalah penting.

9. Masalah-masalah moral atau etis

Kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya banyak dilema moral dan etis kepada perawat
obstetrik. Perluasan bidang genetik yang terdiri atas penelitian,skrining,teknik,dan
konseling,menimbulkan masalah moral,legal,dan etis terhadap individu dan masyarakat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system
reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai
umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi)


yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan,
kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Perawat memiliki komitmen
menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode
etik keperawatan.

Trend Issue Kesehatan/Keperawatan


Minggu, 12 Juni 2016
Trend Issue Keperawatan maternitas

Perawatan ibu hamil berfokus pada perawatan wanita hamil


dan keluarganya
pada seluruh tahap kehamilan dan kelahiran, termasuk masa
empat minggu pertama
setelah bayi lahir. Selama periode prenatal, perawat memberi
perawatan pada ibu
hamil dan juga memberikan pendidikan kesehatan untuk
membantu klien dan
keluarganya dalam menghadapi persalinan. Upaya yang
dilakukan perawat ini
berpotensi membuat perbedaan yang signifikan, bukan saja
dalam meningkatkan
kesehatan ibu dan bayinya, tetapi juga kesehatan masyarakat
1. Trend dan Issue keperawatan maternitas berbasis komunitas
Banyak kita temui dimasyarakat ibu hamil maupun ibu nifas
mengalami
kesulitan dalam merawat diri sendiri pada saat hamil maupun
merawat bayi
setela melahirkan, sebagai seorang perawat yang berkompeten
dalam bidang
maternitas kita wajib membantu kesulitan yang dialami oleh
ibu hamil maupun
ibu nifas. Ada beberapa kesulitan yang dialami oleh para
bumil maupun ibu nifas
diantaranya :
a. Ketidaktahuan ibu hamil tentang makanan apa yang harus
dikonsumsi pada
saat hamil
Langkah kongkrit yang harus kita lakukan jika menemukan
hak tersebut kita
bisa melakukan kegiatan pendidikan kesehatan mengenai
makanan yang baik
dikonsumsi ibu pada saat hamil
b. Kebingungan ibu nifas jika ASI tidak keluar
Masalah ini sangat sering menimpa ibu dengan kelahiran anak
pertama, kita
disini sebagai perawat bisa membantu ibu tersebut untuk
mengeluarkan ASI
nya salah satu caranya yaitu dengan perawatan payudara dan
pijat oksitosin
2. Trend dan isuue keperawatan maternitas tentang spesialisasi
perawatan
Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan
keperawatan di
Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan
keperawatan di negara
yang telah berkembang banyak teknologi modern yang bisa
membantu para
petugas kesehatan dalam mengiringi kehamilan serta
persalinan pada ibu.
Tekhnologi dan cara-cara baru yang berkembang saat ini
adalah diantaranya :
a. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau
susuk KB
generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat
kontresepsi ini bias
bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang
ber umur 5 tahun.
Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan Farmatologi
dan Toksikologi
UGM.
b. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di
dalam air,
manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua
otot yang
berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic.
Metode ini juga akan
mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama
persalinan tidak
terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan jalan
lahir akan lebih
cepat. (http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air )
c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG
yang
berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di
teknologi ini janin
dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang
sesungguhnya ( DrJudi
Januadi Endjun S.pog ). Alat USG ini bahkan dapat
memperlihatkan seluruh
tubuh bayi berikut gerak- geriknya teknologi 3 dan 4
dimensimenjadi
pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak normal dan
perlu di cari
kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada
jantung dan
sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG
( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena
teknologi ini
dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.
d. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang
memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan,
dengan
berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik
Pil Kb dengan
dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa
lebih nyaman.
Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang
sangat
menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh.
Dorspirenone
mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan
progesteron alami
dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan
antiandrogenik
tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid
dengan sifat
antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat
memberikan manfaat
tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi
gejala kembung,
Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur
keluarnya darah
haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil
KB dengan
dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu
mengurangi jerawat,
dan mempercantik rambut dan kulit.
3. Trend dan issue keperawatan maternitas tentang sistem
pembayaran dan asuransi
Di Indonesia ada bermacam-macam asuransi yang disediakan
oleh pemerintah
diantaranya :
a. Jampersal
Jaminan persalinan (khusus untuk ibu melahirkan)
Program Jaminan Persalian (Jampersal) adalah jaminan
pembiayaan persalinan
yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan
persalinan, pelayanan nifas
termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi
baru lahir.
Jampersal diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil yang belum
memiliki jaminan
persalinan.
Sasaran yang dijamin Jampersal antara lain:
1. Ibu hamil
2. Ibu bersalin
3. Ibu nifas (sampai 42 hari setelah melahirkan)
4. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari
Adapun jaminan pembiayaannya meliputi :
1. Pemeriksaan kesehatan
2. Pertolongan persalinan
3. Pelayanan nifas
4. Pelayanan KB pasca persalinan
5. Pelayanan bayi baru lahir
Peserta program Jampersal adalah seluruh ibu hamil yang
belum memiliki
jaminan persalinan (tidak tertanggung di dalam kepesertaan
ASKES,
Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek dan asuransi lainnya).
Pelayan yang didapat oleh peserta Jampersal meliputi:
1. Pemeriksaan kehamilan (ANC) sekurang-kurangnya 4 kali
(1kali di
trimester I, 1 kali di trimester II, dan 2 kali di trimester III)
2. Persalinan normal
3. Pelayanan nifas normal
4. Pelayanan bayi baru lahir normal
5. Pemeriksaan kehamilan resiko tinggi
6. Pelayanan pasca keguguran
7. Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar
8. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar
9. Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan resiko
tinggi
10. Penanganan rujukan pasca keguguran
11. Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET)
12. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensi
13. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi
komprehensif
14. Pelayanan KB pasca persalinan
Pelayanan Jampersal tidak mengenal batas wilayah, artinga
peserta berhak
mendapatkan pelayanan dimanapun berada dengan
menunjukkan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) / Identitas diri lainnya

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional.
Widya Medika : Jakarta.
Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing,
fifth edition. St.Louis: Mosby.
Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing.
W.B.Saunders Company.
Diposkan oleh Ditha Sandra di 22.30
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
INFO STR

o PERSYARATAN STR

o Sub Menu2 b

INFO KEGIATAN

o AGENDA PPNI

SEMINAR

EKSTERNAL

o PELATIHAN RS

Sub Menu3a

Sub Menu3b
DOWNLOAD AREA

o UU KEPERAWATAN No 38 th 2014

o PERMENKES

o Sub Menu2 b

o Sub Menu2 b

o ASKEP

SEMINAR

o GALERY

PHOTO

VIDEO

o MATERI SEMINAR

TIPS SEHAT

o Sub Menu4a

o Sub Menu4b

LINK

o PPNI DIY

o PPNI Pusat

o DEPKES

o dinkes DIY

o Sub Menu5b

Sunday, 13 December 2015

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN


Browse Home Artikel TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN
Trend dan isue keperawatan
Definisi Trend & Issue
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
Definisi issue
Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas
faktannya atau buktinya.
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan
kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial
dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana
perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada
masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez,
1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang
difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi /
kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada
pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997) Upaya menghadapi
Trend Keperawatan Maternitas
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi
itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang rofesional.
Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan
dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan
kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan
teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan
menguasi perkembangan Iptek. .
1. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
1. Masalah
a. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare
dan malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-
paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8
persen, 0.73 juta anak.
b. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang semakin
meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB
c. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor
reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab
komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun
pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas
perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum
merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan,
penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum
jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai
probabilitas kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia hamil. Indikator yang
lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur
probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan
yang dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan
maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah
fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan
yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan
merujuk disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb.
(Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005)
d. Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari
satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok remaja dan dewasa
muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk
tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS
dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi
resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan
kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat
disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara
yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan
bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa
PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP),
kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai
penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan
2. Penemuan Teknologi Terbaru
a. alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga yang
dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di
badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian
dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
b. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya ibu
akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses
persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar
sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses
proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.
c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan
menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas
seperti layaknya bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog
Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya
teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak
normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung
dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini
pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk
meningkatkan ketepatan diagnosa.
d. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan
kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu
kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang
merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang
sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone
mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan
karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas
ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan
dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan,
mengurangi gejala kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur
keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB
dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat,
dan mempercantik rambut dan kulit.
e. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit
Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan pendapat
ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis akan beralih
dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa
membuat keputusan, dan menyediakan high-touch dukungan emosional. Ahli bedah
akan selalu berada pada premium, bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan
semakin berbasis masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote
akan menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat
akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih banyak keputusan.
Akibatnya pelatihan perawat akan semakin panjang dan perawat kelas atas akan lebih
mahal)
2. Trend dan issue dalam keperawatan anak (senam otak)
Beberapa riset menunjukkan bahwa keberuntungan dan peluang bermula dari cara
berpikir seseorang yang menentukan pola tindakannya, Banyak orang sukses di
Indonesia dan negara Timur lainnya, menggunakan intuisi untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Di pihak lain, orang yang juga sukses di Barat justru lebih
banyak menggunakan rasionya. Berarti kesuksesan akan lebih mudah diperoleh bila kita
mampu menggunakan intuisi (otak kanan) dan rasio (otak kiri). Sayangnya, menurut riset
yang pernah dilaporkan, hanya 3% penduduk dunia yang menggunakan otaknya secara
seimbang (Olivia F, 2008)
Berikut adalah cara melatih agar otak kiri dan otak kanan anak berkembang sama
baiknya dan menjadi seimbang. Seimbang antara kecerdasan emosional (EQ) dan
Intelektual (IQ) sehingga munculah kecedasan spritual (SQ) yang baik juga. Latihan
yang bisa dilakukan adalah :
1. Tangan kanan menepuk-nepuk kepala, tangan kiri melakukan gerakan memutar di
atas perut. Lakukan dalam 8 hitungan, lalu lakukan yang sebaliknya.
2. Kepalkan tangan kanan dan lakukan gerakan seperti menumbuk pada paha kanan,
sementara tangan kiri melakukan mengelus paha kiri. Lakukan dalam 8 hitungan, lalu
lakukan yang sebaliknya.
3. Trend dan issue dalam keperawatan dewasa (palliative dan hospice care)
Hospice adalah suatu sistem asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien sakit
kronis atau terminal bersama keluarganya. Sistem ini khusus didesign untuk memenuhi
tujuan perawatan yang berpusat pada keluarga dan dapat melibatkan perawatan
dirumah. Perawatan pada unit day care dan tempat hospice yang sebenarnya (unit
perawatan terminal).
Hospice care telah mengembangkan filosofi yang menyatakan bahwakematian adalah
sebuah proses alami yang tidak boleh dipercepat atau ditunda dan bahwa orang
tersebut harus tetap dalam keadaan nyaman.
Hospice care adalah:
Perawatan yang diberikan pada orang-oranng penderita penyakit terminal yang
harapan hidupnya enam bulan atau kurang.
Jika diperlukan,melibatkan perawatan fisik langsung. Bersifat mendukung keluerga
pasien.
Diberikan difasilitasi khusus hospic, di fasilitasi peerawatan lain di rumah. Lebih
banyak dilakukan oleh asisten perawatan rumah atau asisten keperawatan dibawah
arahan pemberi asuhan kesehatan profesional.
Dilakukan konseling kehilangan untuk membantu orang-orang yang masih hidup agar
menerima kematian orang yang dicintainya.
Sebuah program di mana sukarelawan memainkan peran penting, melakukan
kunjungan pribadi yang teratur ke pasien dan keluarga.
Hospice care diberikan oleh tim yang bekerja sama dengan Penderit penyakit terminal
dan keluarganya. Tim tersebut biasanya terdiri dari dokter, perawat profesional, asisten
keperawatan, dan profesional lain seperti pekerja sosial dan pemuka agama jika
dibutuhkan dan diinginkan.
Tujuan hospice care antara lain:
1. Pengendalian nyeri sehingga individudapat tetap berpartisipasi aktif dalam hidup
sampai ia meninggal.
2. Mengkoordinasikan layanan dukungan psikologis, spiritual dan sosial untuk pasien
dan keluarga.
3. Mengadakan konseling hukumdan finansial untuk pasien dan keluarga.
Karena hospice care bersifat filosofi, hal tersebut menjadi bagian dari panduan tindakan
perawat ketika merawat orang yang berpenyakit terminal. Perawatan ini diberikan
sebagai mana perawat memberikan perawatan yang biasa. Tetapi ada beberapa hal
yang harus diingat:
o Melaporkan nyeri dengan segera dan memberi perhatian ketat untuk tindakan yang
memberi rasa nyaman.
o Menganjurkan orang tersebut untuk melakukan sendiri perawatan diri sebanyak
mungkin.
o Siap sedia untuk mendengarkan. Habiskan waktu bersama pasien sebanyak mungkin
dan sebanyak yang di iginkannya.
o Mengenal keluarga dan mendukungnya.
o Memberi perawatan yang sama dengan yang akan diberikan jika diagnosa terminal
belum di putuskan.
o Melakukan semua aktivitas dengan hormat dan menghargai.
perawatan paliatif adalah perawatan yang di lakukan secara aktif pada penderita yang
sedang sekarat atau dalam fase terminalakibat penyakit yang di deritanya. Pasien sudah
tidak memiliki respon terhadap terapi kuratif yang di sebabkan oleh keganasan
ginekologis. Perawatan ini mencakup penderita serta melibatkan keluarganya.
Menurut WHO pada 2005 perawatan palliative adalah sistem perawatan terpadu yang
bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengancara merigankan rasa nyeri dan
penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa di
tegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/
berduka.
Lebih lanjut, organisasi kesehatan dunia (WHO) menekankan lagi bahwa pelayanan
palliative berpijak pada pola dasar berikut ini:
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
6. Berusaha membantu mengatasi suasana duka cita pad keluarga.
Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup penderita kanker pada stadium terminal.
Upayanya dengan pencegahan, deteksi dini, serta mengatasi gejala dan masalah
psikososial
4. Trend dan issue dalam keperawatan jiwa (psikososial)
Ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat
onsetterjadinya sampai klien mengalami gejala-gejala. Di Indonesia banyak gangguan
jiwaterjadi mulai pada usia 19 tahun dan kita jarang sekali melihat fenomena
masalahsebelum anak lahir. Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa berbicara
masalahkesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi atau bahkan harus dimulai
dari masa pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa
dalamkandungan dengan kesehatan fisik dan mental seseorang di masa yang akan
datang.Penelitian-penelitian berikut membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang
dimulai pada masa konsepsi
2) Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi. Sebagai contoh jumlah penderitasakit
jiwa di provinsi lain dan Daerah Istimewa Yogyakarta terus meningkat.Penderita tidak
lagi didominasi masyarakat kelas bawah, kalangan pejabat danmasyarakat lapisan
menengah ke atas juga tersentuh gangguan psikotik dan depresif.Kasus-kasus
gangguan kejiwaan yang ditangani oleh para psikiater dan dokter di RSJmenunjukkan
bahwa penyakit jiwa tidak mengenal baik strata sosial maupun usia.
3) Kecenderungan faktor penyebab gangguan jiwa
Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu
pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa
pada manusia. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan
kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yangsangat serius.
WHO (2001) menyataan, paling tidak ada satu dari empat orang didunia mengalami
masalah mental.
4) Kecenderungan situasi di era globalisasi
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas sebagai
ciriglobalisasi, akan berdampak pada semua faktor termasuk kesehatan. Perawat
dituntutmampu memberikan askep yang profesional dan dapat mempertanggung
jawabkansecara ilmiah. Perawat dituntut senantiasa mengembangkan ilmu dan teknologi
di bidang keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Perawat jiwa dalam era
globalharus membekali diri dengan bahasa internasional, kemampuan komunikasi dan
pemanfaatan teknologi komunikasi, skill yang tinggi dan jiwa entrepreneurship.
5) Perubahan Orientasi Sehat
Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pelayanan kesehatan termasuk
keperawatan adalah tersedianya alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan
pelayanan.(persaingan kualitas).tenaga kesehatan(perawat jiwa) harusmempunyai
standar global dalam memberikan pelayanan kesehatan, jika tidak ingin ketinggalan.
Fenomena masalah kesehatan jiwa, indicator kesehatan jiwa di masa mendatang bukan
lagi masalah klinis seperti prevalensi gangguan jiwa. melainkan berorientasi pada
konteks kehidupan sosial. Fokus kesehatan jiwa bukan hanya menangani orang sakit,
melainkan pada peningkatan kualitas hidup. Jadi konsepkesehatan jiwa buka lagi sehat
atau sakit, tetapi kondisi optimal yang ideal dalam perilaku dan kemampuan fungsi social
Paradigma sehat Depkes, lebih menekankanupaya proaktif untuk pencegahan daripada
menunggu di RS, orientasi upayakesehatan jiwa lebih pada pencegahan (preventif) dan
promotif. Penangan kesehatan jiwa bergeser dari hospital base menjad community
base.Empat Ciri Pembentuk Struktur Masyarakat Yang Sehat :
a) Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia pun yg diperalatoleh
orang lain. Oleh karena itu seharusnya tidak ada yang diperalat/ memperalatdiri sendiri,
dimana manusia itu menjadi pusat dari semua aktivitas ekonomimaupun politik
diturunkan pada tujuan perkembangan diri manusia.
b) Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam pekerjaannya, merangsang
perkembangan akal budi dan lebih jauh lagi, mampu membuat manusia untuk
mengungkapkan kebutuhan batinnya berupa seni dan perilaku normatif kolektif.
c) Masyarakat terhindar dari sifat-sifat rakus, eksploitatif, pemilikan berlebihan,narsisme,
tidak mendapatkan kesempatan meraup keuntungan material tanpa batas.
d) Kondisi masyarakat yang memungkinkan orang bertindak dalam dimensi-dimensiyang
dapat dipimpin dan diobservasi. Partisipasi aktif dan bertanggung jawabdalam
kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan struktur masyarakat sehat,kuncinya : Setiap
orang harus meningkatkan kualitas hidup yang dapat menjaminterciptanya kondisi sehat
yang sesungguhnya. Mandiri dan tidak bergantung padaorang lain merupakan orientasi
paradigma kesehatan jiwa
6) Kecenderungan Penyakit
Masalah kesehatan jiwa akan menjadi The global burdan of disease (Michard
&Chaterina, 1999). Hal ini akan menjadi tantangan bagi Public Health Policy yang
secara tradisional memberi perhatian yang lebih pada penyakit infeksi. Standar
pengukuran untuk kebutuhan kesehatan global secara tradisional adalah angka
kematian akibat penyakit. Ini telah menyebabkan gangguan jiwa seolah-olah bukan
masalah. Dengan adanya indikator baru, yaitu DALY (Disabilitty Adjusted Lfe
Year)diketahuilah bahwa gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan utama secara
internasional. Perubahan sosial ekonomi yang amat cepat dan situasi sosial politik yang
tidak menentu menyebabkan semakin tigginya angka pengangguran, kemiskinan,
dankejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis dan gangguan
jiwadalam kehidupan manusia ( Antai Otong, 1994).
7) Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder
Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman trauma yangumum di
alami manusia dlm kejadian sehari-hari. Mengakibatkan keadaan stress berkepanjangan
dan berusaha untuk tidak mengalami stress yang demikian. Merekamenjdi manusia
yang invalid dlam kondisi kejiwaan dengan akibat akhir menjaditidak produktif. Trauma
bukan semata2 gejala kejiwaan yang bersifat individual,trauma muncul sebagai akibat
saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang peristiwa yang
mengguncang eksistensi kejiwaan.
8) Meningkatnya Masalah Psikososial
Lingkup masalah kesehatan jiwa, sangat luas dan kompeks juga saling
berhubungandengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada undang-undang
Nomor 23Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Jiwa (psychitri), secara
garis besar masalah kesehatan jiwa digolongkan menjadi :
i. Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas, hidupyaitu
masalah kejiwaan yang berkait dengan makna dan nilai-nilai kehidupanmanusia,
misalnya:
Masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan lifecycle kehidupan manusia,mulai dari
persiapan pranikah, anak dalam kandungan, balita, anak, remaja,dewasa, usia lanjut.
Dampak dari menderita penyakit menahun yang menimbulkan disabilitas.
Pemukiman yang sehat.
Pemindahan tempat tinggal
Judul: TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN; Ditulis oleh ROHMADHAJ; Rating Blog: 5 dari 5
at 14:51
Mentoring adalah program yang bertujuan mempersiapkan bidan untuk
memperkuat pengetahuan dan keterampilan mereka guna memberikan layanan
berkualitas di semua tingkat sistem layanan kesehatan. Memahami pengalaman
orang-orang yang menjalani bimbingan adalah penting untuk memperbaiki
program.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman


bidan yang bersertifikat tentang bimbingan dan pengawasan yang diterima
selama magang di Rumah Sakit Pengajaran Universitas, Lusaka, Zambia.

Sebuah studi fenomenologis kualitatif digunakan untuk mendapatkan


pengalaman dari bidan bersertifikasi yang telah mengambil bagian dalam
magang selama pelatihan mereka. Sebanyak 13 peserta secara purposive
disertakan dalam penelitian ini dan wawancara mendalam dengan menggunakan
jadwal wawancara tidak terstruktur dilakukan dan dicatat. Analisis isi
menggunakan perangkat lunak Nvivo versi 10 digunakan untuk menganalisis
data yang mengikuti transkripsi wawancara yang direkam.
Lima tema utama muncul dari data wawancara: lingkungan klinis; Hubungan
yang ada antara mentor dan mentees / ward staff; Ketersediaan sumber daya
manusia dan material; Pengetahuan, sikap dan keterampilan mentor tentang
bimbingan dan pengawasan; Dan pelajaran yang dipetik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bidan bersertifikat tidak puas


dengan bimbingan dan supervisi yang diterima saat magang. Pengalaman mereka
termasuk contoh sikap tidak peduli dari staf yang berkualitas, peralatan
dan staf yang tidak memadai, pengawasan klinis yang tidak memadai, tidak
tersedianya mentor di lingkungan dan pelabelan bidan bersertifikasi. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa celah yang perlu
dikaji oleh para pembuat kebijakan agar program tersebut bermanfaat.
Kata kunci: Bidan bersertifikat, Mentorship, Supervisi, Magang, Pengalaman

Anda mungkin juga menyukai