Li
Li
Tahap pertama proses pembentukan plak gigi adalah melekatnya pelikel pada email gigi.
Pelikel adalah lapisan tipis protein saliva yang melekat erat pada permukaan gigi hanya dalam
beberapa menit setelah dibersihkan. Pelikel melindungi email dari aktivitas asam dan sebagai
perekat dua sisi, sisi yang satu melekat pada permukaan gigi dan menyediakan permukaan
lengket pada sisi yang lainnya yang memudahkan bakteri menempel pada gigi.
Tahap kedua adalah pelikel dikolonisasi oleh Streptococcus mutans dan Streptococcus
saguins dengan mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses
fermentasi. Asam akan terus diproduksi oleh bakteri dan akan menyebabkan terjadinya
demineralisasi lapisan email gigi sehingga struktur gigi menjadi rapuh dan mudah berlubang.
Toksin-toksin hasil 14 metabolisme bakteri pun dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada
jaringan penyangga gigi dan mukosa mulut.
Tahap ketiga terjadi kombinasi bakteri, asam, sisa makanan dan saliva dalam mulut
membentuk suatu substansi berwarna kekuningan yang melekat pada permukaan gigi yang
disebut plak. Plak bila tidak dibersihkan dapat mengalami pengerasan atau mineralisasi sehingga
membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Semakin lama plak tidak
dibersihkan, semakin besar pula kemungkinan plak menjadi tempat perlekatan kotoran patogen
yang potensial terhadap inang.
Atrisi :
Bruxism
Maloklusi
Erosi
Faktor ekstrinsik :konsumsi makan dan minuman asam dan berkarbonasi
Faktor intrinsic : reflek muntah kronis atau refluks asam dari kelainan gastrointestinal
6. Bagaimana proses awal terjadinya lesi pada scenario?
Minuman yang mengandung asam seperti minuman berkarbonasi, minuman keras, minuman
yang menggunakan bahan pemanis dan bahan perasa dapat menyebabkan erosi gigi.
Demineralisasi email terjadi apabila email berada pada kondisi asam atau pH dibawah 5,5,
karena pH yang rendah dapat meningkatkan konsentrasi ion hydrogen yang akan merusak
hidroksiapatit pada email gigi. Pengaruh asam pada enamel gigi merupakan merupakan reaksi
penguraian yaitu terjadi demineralisasi pada email gigi yang secara terus-menerus akan
membentuk pori-pori kecil atau porositas pada pemukaan email gigi yang sebelumnya normal.
Bila erosi gigi tidak dilakukan perawatan maka lesi akan berkembang kedalam dentin sehingga
dentin terbuka. Jika terjadi rangsangan panas atau dingin maka penderita akan merasakan nyeri
hebat.
8. Apa saja klasifikasi dari trauma oklusi?
Trauma oklusi dapat diklasifikasikan menjadi dua katagori berdasarkan etiologi yang terjadi,
yaitu:
11. Bagaimana pengaruh merokok dan alcohol terhadap terjadinya kondisi rongga mulut pasien?
Hasil penelitian cross-sectional menunjukkan secara signifikan bahwa perokok memiliki angka
kejadian karies serta skor DMF yang lebih tinggi dibandingkan bukan perokok.Terjadinya karies
akar pada pasien yang sedang menjalani terapi periodontal juga lebih tinggi pada perokok,
dibanding bukan perokok. Hubungan antara merokok dengan peningkatan angka kejadian karies,
berkaitan dengan penurunan fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi, akibat
merokok.Penelitian lain menunjukkan bahwa terdapat perebedaan kapasitas buffering saliva pada
perokok dan bukan perokok, yang juga berkaitan dengan resiko terjadinya karies.Resiko
terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi dibanding pada bukan perokok.
Rongga mulut adalah bagian yang sangat mudah terpapar efek rokok, karena merupakan tempat
terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran rokok yang utama.Komponen toksik dalam rokok
dapat mengiritasi jaringan lunak rongga mulut, dan menyebabkan terjadinya infeksi mukosa, dry
socket, memperlambat penyembuhan luka, memperlemah kemampuan fagositosis, menekan
proliferasi osteoblas, serta dapat mengurangi asupan aliran darah ke gingiva.