Anda di halaman 1dari 18

GANGGUAN SISTEM MUSCULOSKELETAL

ASKEP DISLOKASI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem muskuloskeletal yang
berjudul Askep Dislokasi tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah
ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis
dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jambi, 28 oktober 2010

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................


LAMPIRAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II KONSEP DASAR TEORI
2.1 Pengertian Anemia aplastik ........................................................... 3
2.2 Etiologi........................................................................................... 3
2.3 Patofisiologi.................................................................................... 4
2.4 Manifestasi klinis............................................................................ 7
2.5 Penatalaksanaan.............................................................................. 7
2.6 Komplikasi...................................................................................... 9
2.7 Asuhan Keperawatan...................................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN KASUS ........................................................... 22
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 29
3.2 Saran .............................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya
kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas
dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami
dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu
dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi
itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang
pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor.
Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan me
lindungin beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul.
Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menye
diakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi
tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang
harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat
mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang.
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa
sehinggaTulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi.
Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan
(acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan
masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari dislokasi?
2. Apa Etiologi dari dislokasi?
3. Bagaimanakah patofisiologis pada dislokasi?
4. Apa saja manifestasi dari dislokasi?
5. Bagaimankah penatalaksanaan nya ?
6. Apa saja komplikasi nya ?
7. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Anemia aplastik
?

1.3 Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
Sistem muskuloskeletal yang berjudul Askep Dislokasi . Tujuan khusus
penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan
pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep
skoliosis serta proses keperawatan dan pengkajiannya.

BAB II
KONSEP DASAR TEORI

2.1 Pengertian
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser
atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya
(dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya
kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas
dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami
dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi
bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka
sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi
yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi
kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi
berhubungan,secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner &
Suddarth)Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.(Arif
Mansyur, dkk. 2000)Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat
menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis
lokasi.( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138) Berpindahnya ujung tulang patah,
karena tonus otot, kontraksi cedera dan tarikan Dislokasi adalah terlepasnya
kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
KLASIFIKASI
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut
1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan

2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang
yang berkurang
3. Dislokasi traumatic.
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan
mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat
oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang
kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya
dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system
vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan tipe
kliniknya dibagi
1. Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan
pembengkakan di sekitar sendi
2. Dislokasi Berulang.
Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi
yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi
berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral
joint.Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur
yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh
karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.

2.2 Etiologi
Dislokasi disebabkan oleh :
1. Cedera olah raga
Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki,
serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski,
senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami
dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola
dari pemain lain.
2.Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga
Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan
dislokasi
3.Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
Tidak diketahui
Faktor predisposisi(pengaturan posisi)
akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
Trauma akibat kecelakaan.
Trauma akibat pembedahan ortopedi(ilmu yang mempelajarin tentang tulang
Terjadi infeksi disekitar sendi.

2.3 Patofisiologi
Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan .Humerus terdorong
kedepan ,merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teravulsi.Kadang-
kadang bagian posterolateral kaput hancur.Mesti jarang prosesus akromium dapat
mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan
mengarah ;lengan ini hampir selalu jatuh membawa kaput ke posisi da bawah
karakoid).

Web Of Causation
2.4 Manifestasi Klinis
Nyeri terasa hebat .Pasien menyokong lengan itu dengan tangan
sebelahnya dan segan menerima pemeriksaan apa saja .Garis gambar lateral
bahu dapat rata dan ,kalau pasien tak terlalu berotot suatu tonjolan dapat
diraba tepat di bawah klavikula.

Nyeri
perubahan kontur sendi
perubahan panjang ekstremitas
kehilangan mobilitas normal
perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
deformitas
kekakuan
2.5 Penatalaksanaan
Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan
menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan
dikembalikan ke rongga sendi.
Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi
dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi
halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa
penyembuhan.

2.6 Komplikasi
Dini
Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat
mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang
mati rasa pada otot tesebut
Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak
Fraktur disloksi
Komplikasi lanjut.
1 Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat
mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang
berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara
otomatis membatasi abduksi
2 Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau
kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
3 Kelemahan otot

2.7 Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Dilokasi


A. Pengkajian
1. Dislokasi
Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan
darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
disklokasi yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta
penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat
memperparah keadaan klien dan menghambat proses penyembuhan.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada penderita Dislokasi pemeriksan fisik yang diutamakan adalah
nyeri, deformitas, fungsiolesa misalnya: bahu tidak dapat endorotasi
pada dislokasi anterior bahu.
B. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas
jaringan
- Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan
nyeri saat mobilisasi
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan
untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi
nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
- Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit
- Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan
perubahan bentuk tubuh.

C. NCP

NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1. - Gangguan rasaRasa nyeri teratasi Kaji skala nyeri - Mengetahui intensitas
nyaman nyeridengan nyeri.
berhubungan KH : Berikan posisi
relaks pada pasien
dengan Klien tampak tidak
discontinuitas meringis lagi. - Posisi relaksasi pada
jaringan Klien tampak pasien dapat mengalihkan
rileks Ajarkan teknikfocus pikiran pasien pada
distraksi dan relaksasi
nyeri.
Berikan lingkungan
yang nyaman, dan
- Tehnik relaksasi dan
aktifitas hiburan
distraksi dapat mengurangi
Kolaborasi
rasa nyeri.
pemberian analgesic

- Meningkatkan relaksasi
pasien

- Analgesic Mengurangi
nyeri
2. Gangguan- Memberikan Kaji tingkat- menunjukkan tingkat
mobilisasi pasien
mobilitas fisikkenyamanan dan mobilisasi pasien dan
berhubungan melindungi sendi menentukan intervensi
Berikan latihan
dengan deformitasselama masa selanjutnya.
ROM
dan nyeri saatpenyembuhan.
Anjurkan
mobilisasi
KH : penggunaan alat Bantu
- Memberikan latihan
jika diperlukan
- melaporkan ROM kepada klien untuk
peningkatan Monitor tonus otot
mobilisasi
toleransi aktivitas Membantu pasien- Alat bantu
(termasuk aktivitas untuk imobilisasi baik
memperingan mobilisasi
dari perawat maupun
sehari-hari) keluarga pasien
- menunjukkan
penurunan tanda - Gar mendapatkan data
intolerasi fisiologis, yang akurat
misalnya nadi,
pernapasan, dan - Dapat membnatu

tekanan darah masih pasien untuk imobilisasi

dalam rentang
normal
3. Perubahan nutrisiKebutuhan nutrisi- Kaji riwayat- Mengidentifikasi
kurang dariterpenuhi nutrisi, termasuk makandefisiensi, memudahkan
kebutuhan tubuh yang disukai intervensi
KH :
b.d kegagalan - Observasi dan- Mengawasi
-Menunujukkan
untuk mencerna catat masukkanmasukkan kalori atau
peningkatan
atau ketidak makanan pasien kualitas kekurangan
/mempertahankan
mampuan konsumsi makanan
berat badan dengan
mencerna makanan - Timbang berat- Mengawasi
nilai laboratorium
/absorpsi nutrient badan setiap hari. penurunan berat badan
normal.
yang diperlukan atau efektivitas intervensi
untuk - Tidak nutrisi
pembentukan selmengalami tanda- Berikan makan- Menurunkan
darah merah mal nutrisi. sedikit dengankelemahan, meningkatkan
- Menununjukkanfrekuensi sering danpemasukkan dan
perilaku, perubahanatau makan diantaramencegah distensi gaster
pola hidup untukwaktu makan - Gejala GI dapat
meningkatkan dan- Observasi danmenunjukkan efek anemia
atau catat kejadian(hipoksia) pada organ.
mempertahankan mual/muntah, flatus dan
berat badan yangdan gejala lain yang
sesuai. berhubungan - Meningkatkan nafsu
- Berikan dan Bantumakan dan pemasukkan
hygiene mulut yangoral. Menurunkan
baik ; sebelum danpertumbuhan bakteri,
sesudah makan,meminimalkan
gunakan sikat gigi haluskemungkinan infeksi.
untuk penyikatan yangTeknik perawatan mulut
lembut. Berikankhusus mungkin
pencuci mulut yang didiperlukan bila jaringan
encerkan bila mukosarapuh/luka/perdarahan dan
oral luka. nyeri berat.
- Membantu dalam
- Kolaborasi padarencana diet untuk
ahli gizi untuk rencanamemenuhi kebutuhan
diet. individual
- Meningkatakan
- Kolaborasi ;efektivitas program
pantau hasilpengobatan, termasuk
pemeriksaan sumber diet nutrisi yang
laboraturium dibutuhkan.
- Kebutuhan
penggantian tergantung
- Kolaborasi;pada tipe anemia dan atau
berikan obat sesuaiadanyan masukkan oral
indikasi yang buruk dan defisiensi
yang diidentifikasi.

4. Ansietas kecemasan pasien kaji tingakat


- mengetahui tingakat
berhubungan teratasi dengan KH : ansietas klien kecemasan pasien dan
dengan kurangnya klien tampak rileks menentukan intervensi
pengetahuan klien tidak tampak selanjutnya.
tentang penyakit bertanya tanya Bantu pasien
- Mengali pengetahuan dari
mengungkapkan rasapasien dan mengurangi
cemas atau takutnya kecemasan pasien

Kaji pengetahuan
- agar perawat tau seberapa
Pasien tentang prosedurtingkat pengetahuan pasien
yang akan dijalaninya. dengan penyakitnya

Berikan informasi
- Agar pasien mengerti
yang benar tentangtentang penyakitnya dan
prosedur yang akantidak cemas lagi
dijalani pasien
5 Gangguan bodiPasien bisa Kaji konsep diri
- Dapat mengetahui pasien
image mengatasi bodypasien
berhubungan image pasien - Menjalin saling percaya
dengan deformitas Kembangkan BHSPpada pasien
dan perubahan dengan pasien
bentuk tubuh.
- Menjadi tempat bertanya
Bantu pasien
pasien untuk
mengungkapkan
mengungkapkan masalah
masalahnya
nya
- mengetahui masalah
Bantu pasien
pasien dan dapat
mengatasi masalahnya.
memecahkannya

BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser
atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya
(dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya
kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya
terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah
mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi
bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka
sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi
yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi
kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan me
lindungin beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul.
Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menye
diakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi
tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang
harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat
mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang.
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa
sehinggaTulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi.
Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena
dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).

1.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC

Brunner, Suddarth, (2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8

Volume 3, EGC : Jakarta

Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa

Keperawatan, EGC : Jakarta.

www.goggel.com

Anda mungkin juga menyukai