Anda di halaman 1dari 3

IMM Alzahrawi Fakultas Kedokteran

Rekam jejak IMM di Fakultas Kedokteran


IMM berada di fakultas kedokteran merupakan keharusan sejarah, dimana tugas IMM sebagai
pegawal Ideologi muhammadiyah di tingkat mahasiswa. Keberadaan IMM di kedokteran
tentunya melalu proses dan fase yang cukup panjang sehingga eksistensinya masih terasa hingga
saat ini. Dibawah ini akan di jelaskan fase fase perjalanan dari IMM Kedokteran, yakni:

Fase Kelahiran
Kelahiran IMM di inisiasi oleh Ayunda Dita tepatnya pada tahun 2004. Kelahiran IMM
sangat diperlukan untuk mengawal ideologi muhammadiyah di fakultas kedokteran yang
umurnya masih belia , dimana fakultas kedokteran baru berdiri pada tahun 2001. Dengan
bantuan korkom IMM umm dan pimpinan cabang malang serta bantuan dari kakanda
Antonius (dari IMM Aufklarung teknik) akhirnya IMM di fakultas kedokteran berdiri dengan
ketua umum pertamanya adalah ayunda Dita dengan 13 orang anggota. Pada fase ini
kedudukan IMM sangat rentan dan bahkan IMM di anggap tidak ada oleh birokrasi kampus
2, padahal sejatinya IMM adalah ortom. Mungkin ini dipengaruhi Karena banyaknya jajaran
birokrasi kampus 2 yang tidak mengenal muhammadiyah secara mendalam dan menganggap
muhammadiyah hanya sebagai universitas, tanpa ada ruh dan gerakannya. Kegiatan IMM
pada fase ini masih sangat terbatas dan hanya sebatas kegiatan internal saja Karena ranah
gerak IMM secara administratif dibatasi. Ayunda Dita memimpin IMM kurang lebih selama
4 tahun dari 2004-2008. Pada musyawarah komisariat I terpilihlah Kanda Reski sebagai
ketua umum.

Fase perkembangan
Perjalana IMM di kedokteran pada fase ini agaknya sudah sedikit mendapat pengakuan
dari birokrasi kampus 2, Karena pada saat itu ketua umum korkom IMM umm secara
langsung menemui jajaran birokasi kampus 2 dan menjelaskan tentang kedudukan IMM.
Setelah 4 tahun memimpin akhirnya ayunda Dita memberikan amanah kepada Kakanda
Reski sebagai penerusnya. Kegiatan IMM pun mulai beragam dan semakin banyak dari
periode sebelumnya, IMM kedokteran mulai berpartisipasi dalam kegiatan eksternal. Jumlah
anggota pada periode ini sebanyak 20 orang, namun pada akhir kepengurusan tepatnya 2010
awal PH tidak bisa menjalankan musyawarah komisariat yang kedua dikarena berbagai
faktor.
IMM Alzahrawi Fakultas Kedokteran

Fase inkubasi
Karena tidak ada pimpinan yang terbentuk akhirnya kegiatan IMM menjadi vakum dan
lama kelamaan IMM di kedokteran vakum dari tahun 2010-2012. sebenarnya kader-kader
IMM kedokteran masih ada dan mulai mencoba membangun kembali, menghidupkan lagi
kegiatan-kegiatan IMM namun Karena tidak memiliki struktural yang jelas kegiatan-
kegiatannya banyak yang terkendala. Pada fase ini Ayunda Mona mencoba membangun
membangun kembali IMM dengan cara mengumpulkan anggota-anggota yang baru.

Fase Rennaissance/ kebangkitan


Pada pertengahan tahun 2012 sekelompok orang berinisiasi untuk membangun kembali
IMM di fakultas kedokteran , tentunya dirasa pada tahun 2012 keberadaan IMM sangat
dibutuhkan terutama sebagai indentitas kader Muhammadiyah. Dari sekolompok orang
tersebut lahirlah nama- nama yang akan menjadi pondasi IMM di kedokteran, tercatat:
Firman A. Islami, Imaniyah Husni, Mariyah Giptiah, Mona Atalina, Zafranto Dwi R. , Tri
Rohmanto, Hilmy dzakiyah, Seno arif, Mia putri, Yusrin Aulia, Bagus Gita K, Azmilla N.
Adha, Indri Sulviana, Risma Fujiarti, Meta shofia, Nabila, Fatin Chaydar, Annisa setya
utami, Nurul fadli, Evi dian, dan Jihan. Pada fase ini sekolompok orang mencoba
merumuskan kembali tujuan IMM di fakultas kedokteran agar IMM kedokteran memiliki
akar yang kuat sehingga bisa bertahan dalam kondisi apapun. Untuk membentuk dasar
tersebut pendiskusian dilakukan dengan pihak internal sendiri dan eksternal (fahmi
Muhammad dari IMM Revivalis Uin, Anasrullah Ketum Korkom, M Arif Ketum IMM
cabang malang). Arus perpolitikan pada fase ini sangat lah kuat, mulai berhembus isu yang
kurang nyaman di telinga, IMM dianggap organisasi terlarang oleh sebagian warga kampus 2
dan juga di anggap sebagai ancaman oleh beberapa organisasi di fakultas kedokteran, padahal
secara statuta perguruan tinggi muhammadiyah IMM adalah organisasi kemahasiswaan di
perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM). Karena ketidaktahuan beberapa orang mengenai
kedudukan IMM, sekolompok orang inisiator ini sempat mendapatkan tekanan baik langsung
atau tidak langsung dari beberapa organisasi di fakultas kedokteran tapi dengan komunikasi
yang baik akhirnya beberapa organisasi tersebut memahami kedudukan IMM di PTM. Pada
akhir tahun 2012 tepatnya tanggal 30 desember terseranggalah Darul Arqam dasar Pertama
IMM Alzahrawi Fakultas Kedokteran

(dilihat dari kebangkitan) ketiga (dilihat dari fase kelahiran) dan pada tanggal 31 IMM
kedokteran menetapkan nama Alzahrawi sebagai nama komisariat, sekaligus melantik
pengurus yang baru.
Ketua Umum/ Koordinator: Firman A. Islami; Sekum: Imaniyah Husni; Bendum: Nabila
Kabid dakwah: Mariyah Giptiah; sekbid Tri Rohamanto; anggota: Jihan, meta sofia, nurul
fadli
Kabid Kaderisasi: Mona Atalina; sekbid: Risma Fujiarti; Anggota: Bagus gita, Mia putri,
Azmilla N. Adha
Kabid Keilmuan: Zafranto; Sekbid: Yusrin Aulia; anggota: Annisa setya, Indri Sulviana
Kabid Sosmas: Seno Arif ; sekbid: Evi dian; anggota: Hilmy Dzakiyah, , Fatin Chaydar

Oleh: Firman A. Islami

Anda mungkin juga menyukai