Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan atau terapi inhalasi adalah pemberian obat secara
langsung ke dalam saluran napas melalui penghisapan dalam bentuk aerosol
atau serbuk (dry powder). Sebenarnya prinsip terapi inhalasi telah digunakan
sejak dahulu misalnya penggunaan asap untuk pengobatan batuk. Penggunaan
aerosol sebagai pengobatan inhalasi pertama kali dikenalkan oleh Schneider
dan Waltz pada tahun 1829 dan dengan perkembangan ilmu dan teknologi,
terapi inhalasi berkembang dengan pesat (Huchon, G, 1997 dalam
Supriyatno, dkk., 2002).
Perkembangan pesat pada teknologi terapi inhalasi telah memberikan
manfaat yang besar bagi pasien yang menderita penyakit saluran pernapasan,
tidak hanya pasien yang menderita penyakit asma tetapi juga pasien bronkitis
kronis, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), bronkiektasis, dan sistik
fibrosis. Keuntungan utama pada terapi inhalasi bahwa obat dihantarkan
langsung ke dalam saluran pernapasan langsung masuk ke paru-paru,
kemudian menghasilkan konsentrasi lokal yang lebih tinggi dengan risiko
yang jauh lebih rendah terhadap efek samping sistemik yang ditimbulkan.
Bioavailabilitas obat meningkat pada terapi inhalasi karena obat tidak melalui
metabolisme lintas pertama (first-pass metabolism) (Ikawati, 2007). Hingga
saat ini dikenal 3 sistem inhalasi yang digunakan dalam klinik sehari-hari
yaitu, Nebuliser, Metered dosed inhaler aerosol ( dengan atau tanpa spacer /
alat penyambung), Dry powder inhaler (Reiser J dan Warner JO, 1986 dalam
Supriyatno, dkk., 2002).
Alat nebulizer dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi
aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonik sehingga dalam prakteknya dikenal 2
jenis alat nebuliser yaitu ultrasonic nebuliser dan jet nebuliser. Hasil
pengobatan dengan nebuliser lebih banyak bergantung pada jenis nebuliser
yang digunakan. Keuntungan terapi inhalasi menggunakan nebuliser adalah
tidak atau sedikit memerlukan koordinasi pasien, hanya memerlukan

1
2

pernafasan tidal, beberapa jenis obat dapat dicampur (misalnya salbutamol


dan natrium kromoglikat). Kekurangannya adalah karena alat cukup besar,
memerlukan sumber tenaga listrik dan relatif mahal (Reiser J dan Warner JO,
1986 dalam Supriyatno, dkk., 2002).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Konsep dasar Terapi Inhalasi: Nebulizer?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan konsep dasar Terapi Inhalasi: Nebulizer
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Definisi Terapi Inhalasi
b. Untuk mengetahui Prinsip dasar Terapi Inhalasi
c. Untuk mengetahui Tipe alat Inhalasi
d. Untuk mengetahui Kelebihan dan kekurangan Terapi Inhalasi
e. Untuk mengetahui Masalah yang sering terjadi pada Terapi Inhalasi
f. Untuk mengetahui Obat-obatan Inhalasi
g. Untuk mengetahui Definisi Nebulizer
h. Untuk mengetahui Indikasi dan Kontraindikasi Nebulizer
i. Untuk mengetahui Tujuan Nebulizer
j. Untuk mengetahui Jenis Nebulizer
k. Untuk mengetahui Komplikasi Nebulizer
l. Untuk mengetahui bagian alat nebulizer
m. Untuk mengetahui Cara Penggunaan dan membersihkan

D. Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini, mahasiswa keperawatan
intensive dapat memahami tentang terapi inhalasi nebulizer.

Anda mungkin juga menyukai