Perlintan Media
Perlintan Media
disebut dengan media. Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam
keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Susunan
bahan, baik bentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, telur, daging, wortel, dan sebagainya)
ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun anorganik) yang
dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dinamakan media.. Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut)
dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media. Medium dapat
diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya.
Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni, medium organik, yaitu
medium yang tersusun dari bahan-bahan organik, medium anorganik, yaitu
medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik, medium sintetik, yaitu
medium yang sususan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti, dan medium
non-sintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya dapat diketahui dengan
pasti. Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium
adalah kaldu cair dan kaldu agar. Dasar makanan yang paling baik bagi
pemiaraan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat organik seperti
rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau ramuan-ramuan yang
dibuat oleh manusia. Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik, dalam suatu
medium perlu dipenuhi syarat-syarat yakni: medium harus mengandung semua
nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia, medium juga harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan muka, dan pH yang sesuai, medium tidak
mengandung zat-zat yang menghambat, dan medium harus steril tidak ada
kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Mikropet
Tipe sterilisasi yang kami lakukan di laboratorium ada 3 yaitu dengan pembakaran
langsung, dengan oven, dan dengan autoklaf. Teknik sterilisasi dengan Pemijaran Api
dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dll. Sedangkan sterilisasi dengan Panas kering yaitu sterilisasi dengan
menggunakan udara panas. Karakteristik sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu
tinggi (170-180C) dengan waktu yang lama (1-3 jam). Sterilisasi panas kering cocok untuk
alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke
dalam oven alat/bahan teresbut dibungkus, disumbat atau dimasukkan dalam wadah tertutup
untuk mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari oven. Terakhir adalah sterilisasi
dengan Uap panas bertekanan (Autoclaving). Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara
kerja alat ini adalah menggunakan uap panas dengan suhu 121oC selama 15 menit pada
tekanan 1 atm. Sterilisasi uap tergantung pada : (1) alat/bahan harus dapat ditembus uap
panas secara merata tanpa mengalami kerusakan (2) Kondisi steril harus bebas udara (vacum)
(3) Suhu yang terukur harus mencapai 121oC dan dipertahankan selama 15 menit. Bahan/alat
yang tidak dapat disterilisasi dengan uap panas adalah serum, vitamin, antibiotik, dan enzim,
pelarut
organik, seperti fenol, buffer dengan kandungan detergen, seperti SDS. Erlenmeyer hanya boleh
diisi media maksimum dari total volumenya.
Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem bekerja (praktek) yang
menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk
mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar
digunakannya teknik aseptik adalah adanya banyak partikel debu yang
mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk
ke dalam cawan, mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil
dari suatu percobaan. Mikroorganisme dapat juga jatuh dari tangan operator,
sarung tangan atau jas laboratorium karena pergerakan lengan yang relatif
cepat. Penggunaan teknik aseptik meminimalisir material yang digunakan
terhadap agen pengontaminasi. Pada kenyataanya teknik aspetis tidak dapat
melindungi secara sempurna dari bahaya kontaminan, namun semakin banyak
belajar dari pengalaman maka semakin mengurangi resiko yang ditimbulkan.
Teknik aseptis seharusnya digunakan saat kita bekerja dengan mikroorganisme hidup dengan
segala media pertumbuhannya. Teknik aseptis sebaiknya digunakan ketika kita tidak ingin
larutan dari suatu botol tidak berubah sifat akibat aktivitas mikroorganisme, seperti saat
membuat buffer meskipun buffer dengan konsentrasi garam tinggi atau mengandung deterjen.
Teknik aseptis disarankan pada saat kita bekerja menggunakan agen atau senyawa yang
berbahaya seperti bahan kimia beracun atau bahan radioaktif. Tentu saja perlindungan diri
sendiri dari bahaya senyawa ini lebih penting. Mentransfer biakan dari media satu ke media
lainnya. Bakteri kontaminan yang tumbuh tentu saja dapat mengganggu kemurnian biakan
dan mungkin saja membuat rancu hasil yang didapatkan. Memfilter media atau serum dan
menghitung jumlah bakteri dengan cara filtrasi. Kontaminasi yang ikut tersaring dapat
tumbuh pada media baru yang membuat tidak terpakainya media pertumbuhan tersebut atau
mempengaruhi jumlah total bakteri. Membuka dan merehidrasi bakteri terliofolisasi. Teknik
aseptis dapat menjaga sel yang terrehidrasi dari bakteri kontaminan dan menjaga tidak
keluarnya sel ke meja kerja.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam -macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat karena dalam
padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya Terdapat beberapa mikroorganisme memerlukan keadaan yang
sangat khusus, misalnya tidak ada O2 sama sekali (kondisi anaerob), sedikit O2
(microaerofilik), mutlak ada O2 (aerob), ada/tidak ada O2 (fakultatif). Proses
pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan
suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.Teknik tersebut
dikenal dengan Isolasai Mikroba. Isolasi pada agar cawan. Prinsip pada metode isolasi
pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu
spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah
yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal.
Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, salah satunya
metode gores kuadran, dan metode agar cawantuang. Metode gores kuadran ini
dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana
setiap koloni berasal dari satu sel.Metode agar tuang, berbeda dengan metode gores
kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan
(50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga
pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas
permukaan atau di dalam cawan.
Isolasi pertama kali dilakukan pada jaringan yang tebal. Untuk mengetahui jamur
yang nantinya ada atau tidak, menggunakan bahan dari buah apel yang
sebagian busuk atau terinfeksi dan sebagian lainnya masih baik. Hasilnya
diperoleh bahwa buah apel menjadi hitam dan terselubungi oleh jamur yang
berwarna putih yang hampir menutupi seluruh petridish. Isolasi jaringan tebal
menggunakan buah apel terinfeksi. Setelah dilakukan pengamatan diketahui
disekeliling potongan buah apel terdapat hifa yang berwarna hitam. Selain itu
terdapat bercak biru yang menandakan kontaminasi pada isolasi jamur tersebut
Isolasi jamur untuk jaringan tebal digunakan buah apel yang terinfeksi (busuk). Sebelumnya
apel dibersihkan menggunakan alkohol 90% dan
dipotong kecil dengan setengah pembanding bagian sakit dan setengah bagian
sehat. Setelah itu dimasukkan dalam media yaitu media PDA. Kemudian
menginkubasikan selama 5 hari pada suhu kamar. Setelah 5 hari ternyata
bagian yang sakit tumbuh hifa yang berwarna putih. Pada bagian yang sakit
tumbuh jamur Gloeosporium sp dengan misellium berwarna abu-abu dan
spora jamurnya berwarna hitam karena terjadi kontaminasi
Isolation was first performed in thicker tissue. To find mushrooms that will exist
or not, using material from apples partially decayed or infected and some others
are still good. The result showed that apples be disguised by the black and white
fungus that covered almost the entire petridish. Isolation of thick tissue using
infected apple fruit. After the observation, pieces of apples around the hyphae are
black. In addition there are blue spots indicating the fungal contamination in
isolation
Isolation of fungi for use thick tissue infected apples
(rotten). Previous apples cleaned with alcohol 90% and
a small cut by half the comparison part is sick and half
healthy. After it is put in the media that PDA media. Then
incubated for 5 days at room temperature. After 5 days turns
part of the growing pains white hyphae. On the sick
growing mushrooms misellium Gloeosporium sp with gray and
black mushroom spores because of contamination
pada isolasi pada jaringan tipis. Tidak jauh berbeda dari jaringan tebal, kali ini
juga menggunakan sebagian tubuh yang sehat dan sebagian terinfeksi atau
berkarat. Bedanya pada isolasi jamur jaringan tipis menggunakan bahan daun
kacang. Jamur tumbuh di salah satu potongan dari dua potongan yang ada. Hifa
jamur berwarna putih menyelubungi potongan daun kacang berupa benang-
benang putih terutama pada bagian daun kacang tanah yang berkarat. . Pada
isolasi jamur untuk jaringan tipis digunakan tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae) yang
diambil pada bagian daunnya, terutama daun yang
the insulation on thin tissue. Not much different from the thick tissue, this time
also use part of a healthy body and a partially infected or corroded. The
difference in the isolation of fungi thin tissue using bean leaf material. The fungus
grows in one of the pieces of the two existing pieces. White fungal hyphae
envelop bean leaf pieces in the form of white threads, especially on the leaves of
peanut rust. , In the isolation of the fungus to the thin tissue used peanut
(Arachis hypogeae) taken in the leaves, especially leaf
containing the leaf spot disease (Cercospora sp). prior to
infect the existing patches on the leaves first leaves
sublimat soaked in a solution of 0.1% for approximately 3 seconds,
then wash it with sterile water back. After it is inserted
the media is media PDA then awaited an incubation period of 5
day seemed hyphae of white on the sick. hyphae
on this section and forming misellium black. This matter
show cause leaf spot disease is a fungus arachidis because
after isolated in culture media appear to have fungus
developed as a result of contamination
Isolasi ketiga yaitu isolasi bakteri. Kali ini menggunakan bahan dari umbi wortel
yang sudah terinfeksi. Isolasi dilakukan pada petridish yang sudah steril. Umbi
wortel yang busuk dibuat suspensi dengan cara mengambil umbi yang busuk
lantas dicampur dengan aquadestilata. Kemudian menuumbuhkannya pada
media dengan cara membuat zigzag pada PDA. Tujuan goresan di buat zig zag
adalah agar perkembangan bakteri dapat lebih luas. Hasil yang diperoleh setelah
diinkubasi di sekitar goresan terdapat lendir. Bakteri terdapat pada media NA di
sekitar goresan.
isolasi bakteri adalah memisahkan suatu jenis mikrobia dengan mikrobia lain yang berasal
dari
jenis mikrobia tercampur, dengan menumbuhkan pada media padat. Bila
sel tersebut terperangkap oleh media padat pada beberapa di tempat
terpisah, maka setiap tempat kumpulan sel akan berkembang menjadi suatu
koloni yang terpisah pula, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya.
Sel-sel tersebut dipisahkan dan ditumbuhkan atau dapat diisolasi dalam
tabung-tabung reaksi atau tempat seperti cawan petri yang ditempatkan
terpisah.
isolasi yang dilakukan harus menggunakan setengah jaringan hidup
dan setengah jaringan mati. Hal itu dilakukan dengan maksud untuk
memudahkan pengamatan terhadap infeksi jamur. Selain itu untuk
mengetahui adanya pathogen. Jika menggunakan jaringan hidup semua
maka tidak terdapat adanya pathogen dan jika jaringan yang digunakan
merupakan jaringan mati semua maka tidak ditemukan adanya jaringan
yang hidup.
menggunakan teknik goresan pada petridish dan tabung reaksi dan juga menggunakan
metode zig-zag. Ini merupakan cara sterilisasi umum secara aseptik, yang di buat ada 4
kuadran zig-zag, supaya koloni bakteri yang terbentuk bisa tumbuh dan bisa dilihat dengan
jelas. Teknik ini digunakan untuk mikroba bakteri dan khamir. Prinsip teknik penggoresan
yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling pekat kemudian menjadi semakin encer
sampai pada goresan ke empat yang terletak ditengah-tengah media. Bila metode ini
dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap
koloni berasal dari satu sel. Metode gores zigzag memiliki dua keuntungan yaitu menghemat
bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang
lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode yang dilaksanakan dengan
baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan.
Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai
mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-
baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan
cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan
sel-sel yang digoreskan
using techniques scratches on petridish and the test tube and also using a zig-
zag. This is a common sterilization method aseptically, which was made there
were 4 quadrant zig-zag, so that the bacterial colonies formed can grow and can
be seen clearly. This technique is used for microbial bacteria and yeasts. The
principle of etching technique is dilution in which the first stroke of the most
concentrated and then become increasingly dilute until the scratches to four
located in the midst of the media. When this method is done will result in the
isolation of microorganisms, which each colony derived from a single cell.
Scratch zigzag method has two advantages that save on materials and time.
However, to obtain good results required considerable skills are usually gained
from experience. The method performed well most will lead to the isolation of
microorganisms as desired. Two kinds of common mistakes once done by
students who just started studying microbiology is not utilizing the medium
surface as well as possible for the etched so that further dilution of
microorganisms become less and tend to use the inoculum is too much, making it
difficult separation of cells scrawled
Merkuri klorit atau Nama dagandnya adalah sublimat 0.05%. Penggunaan bahan kimia ini
harus berhati-hati karena bersifat racun. Cara perlakuan sterilisasi dengan menggunakan
sublimat sama dengan sterilisasi dengan menggunakan Clorox, hanya waktunya lebih pendek
karena bersifat keras. Bila sterilisasi terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan pada eksplan
(berwarna coklat) sehingga eksplan tersebut tidak akan mampu tumbuh menjadi kalus.
Tujuannya untuk menghindarkan Dari semua sumber kontaminasi, kontaminasi
dari bahan tanam/eksplan merupakan yang paling sulit diatasi. Untuk itu
diperlukan bahan sterilan yang tepat untuk menghilangkan kontaminan dari
eksplan. Kontaminan hidup dapat berupa cendawan, bakteri, serangga dan
telurnya, tungau serta spora. Bila kontaminan ini tidak dihilangkan, maka
pada media yang mengandung gula, vitamin dan mineral, dalam waktu singkat
seluruh botol terpenuhi oleh kontaminan yang akhirnya mengakibatkan eksplan
menjadi mati. Sterilisasi eksplan dengan bahan sterilisasi adalah sebatas
membersihkan debu, cendawan, bakteri dan kontaminan lain dari bagian
permukaan eksplan atau disebut desinfestasi