Anda di halaman 1dari 16

MORINGA SUPPLEMENT (Healthy With Moringa)

Optimalisasi Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa Olifera L.)


Sebagai Suplemen Makanan Kesehatan Bernutrisi Tinggi.

Bidang Usaha
Produk Agrobisnis Pangan

Diusulkan Oleh
1. Tryas Munarsyah 2011
2. Muhammad Jihad Hawari 2013
3. Rachmat Nur Rovi 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


SURAKARTA
2015
A. Judul
MORINGA SUPPLEMENT (Healthy with Moringa)
Optimalisasi Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa Olifera Lam.)
Sebagai Suplemen Makanan Kesehatan Bernutrisi Tinggi.

B. Latar Belakang
Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat secara signifikan
seiring dengan perputaran waktu. Hal tersebut berpengaruh pula pada tingkat
kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap layanan kesehatan termasuk
diantaranya adalah produk-produk kesehatan. Terkhusus untuk ibu hamil dan
menyusui kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan. Karena status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil
dapat memengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandungnya
(Primasari, 2010). Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil
dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan janin yang dikandungnya serta
jalannya persalinan (Lestari, 2012). Olehnya perhatian akan terhadap gizi dan
pengawasan terhadap kesehatan terkhusus ibu hamil merupakan salah satu
faktor penting dalam menjaga kesehatan pada masa hamil terutama dalam hal
pemenuhan asupan makanan.
Salah satu pilihan alernatif yang menjanjikan adalah produk
nutrasetika atau herbalia (Sari, 2012). Penggunaan obat herbal di Indonesia
yang lebih dikenal sebagai jamu telah diperkenalkan sejak dahulu dan hingga
kini. Berbagai jenis tanaman yang ada dapat dimanfaatkan untuk obat herbal
yang mampu mengatasi penyakit (Ulbritch, 2010). Salah satu tanaman yang
dapat dimanfaatkan adalah Tanaman Kelor. Kelor merupakan salah satu jenis
tanaman ajaib yang saat ini banyak diteliti dan dikembangkan oleh para
peneliti dunia karena kandungan nutrisinya yang sangat tinggi (Jonni, dkk.,
2008)..
Menurut Jonni, dkk. (2008) kelor merupakan tanaman yang kaya akan
nutrisi karena daunnya mengandung Vitamin A yang setara dengan 10 kali
vitamin A yang terdapat pada wortel, setara dengan 17 kali kalsium yang
terdapat pada susu, setara dengan 15 kali kalsium yang terdapat pada pisang,
setara dengan 9 kali protein yang terdapat pada yogurt dan setara dengan 25
kali zat besi yang terdapat pada bayam. Kulit batang telah dilaporkan
mengandung dua alkaloid, yaitu moringine dan moringinine.Vanili, -
sitosterol, -sitostenone, 4-hydroxymellin dan asam octacosanoic (Faizi et al.,
1994). Bunga kelor juga telah dilaporkan mengandung beberapa flavonoid
pigmen seperti alkaloid, kaempherol, rhamnetin, isoquercitrin dan
kaempferitrin (Siddhuraju dan Becker, 2003).
Pada daun kelor sendiri yang telah diserbukkan memiliki dampak
positif terbesar pada mereka yang lebih rentan terhadap penyakit seperti
anemia, hipertensi, diabetes dan kekurangan gizi seperti anak-anak pada
usia penyapihan, penderita HIV/AIDS, dan manula termasuk didalamnya ibu
hamil atau menyusui. Pada wanita/ibu hamil atau menyusui diharuskan
untuk mengonsumsi enam sendok makan (50 g) Daun Kelor. Menurut
standar FAO/WHO (2010) jumlah itu memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil
sebesar 21% Protein, 84% Calcium, 54% Magnesium, 22% Potassium,
94% zat besi, 162% Vitamin A dan 9% kebutuhan Vitamin C harian.
Akan tetapi tanaman ini oleh masyarakat di Indonesia khususnya di
daerah pedesaan belum dikenal dengan baik sehingga lebih banyak
dimanfaatkan sebagai pagar tumbuh/hidup, pakan ternak, tanaman pembatas
ladang, atau bahan membuat karangan bunga (Hamdiyah, 2012; Hsu, et al.,
2011). Bahkan untuk masyarakat daerah Pulau Jawa sendiri masih mengenal
tanaman ini dengan tanaman yang mengandung banyak mitos. Diantaranya
adalah sebagai pengusir jin, perontok susuk serta untuk memandikan mayat
agar tidak mudah dirasuki oleh mahluk halus.
Oleh karena itu untuk memperbaiki pola pikir negatif masyarkat terkait
pohon kelor ini serta memaksimalkan pemanfaatannya sebagai produk
kesehatan dengan nilai gizi yang tinggi terkusus dalam pemenuhan nutrisi ibu
hamil dan menyusui, maka kami mengolah pohon kelor ini terkhusus
daunnya menjadi produk suplemen makanan kesehatan yang diberi nama
Moringa Supplement dengan motto Healthy with Moringa. Pengolahan
dalam bentuk kapsul/suplemen dimaksudkan agar bisa mudah di konsumsi
oleh tubuh.
C. Bidang Usaha
Bidang usaha yang kemudian akan dijalankan adalah usaha dengan
berbasis produk agrobisnis pangan. Produk yang kemudian nanti
diproduksi adalah dalam bentuk suplemen makanan yang asli berasal dari
Daun Kelor (Moringa Olifera Lam.) dengan sedikit sentuhan teknolgi
didalamnya seperti pengeringan, penghalusan, dan pengemasan dalam
bentuk kapsul.
Produk ini meskipun berbentuk kapsul atau suplemen, tetapi dia
tidak termasuk dalam kategori produk obat-obatan sebab terlihat dari
proses pengolahannya menjadi supelemen makanan kesehatan yang tidak
memerlukan ekstraksi seperti syarat utama pada produk obat-obatan.

D. Tujuan
1. Mengedukasi masyarakat terkait besarnya nilai gizi atau kandungan
nutrisi dari daun kelor yang terkonversi dalam produk Moringa
Suplement sehingga dapat mengoptimalkan pengelolaannya menjadi
produk kesehatan.
2. Menjelasakan terkait pembuatan produk Moringa Suplement dari
bahan baku daun kelor.
3. Mendeskripsikan tata cara pengenalan dan pemasaran dari produk
yang dibuat.

E. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana aplikasi ilmu atas materi pelajaran yang telah di
dapat dibangku kuliah.
Menjadi wadah mahasiswa untuk belajar berwirausaha.
Menjadi basis wirausaha lebih lanjut bagi mahasiswa yang
dapat bersaing di dunia luar.
2. Bagi PT
Menjadi masukan dan bahan pertimbangan untuk meningkatan kualitas
produk kesehatan dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan dan
kekurangan gizi di Indonesia melalui pemanfaatan daun kelor menjadi
suplemen yang sehat dan bergizi.
3. Bagi UKM
Menjadi sarana pengembangan dan pengolahan budidaya bahan
baku daun kelor itu sendiri.
Meningkatkan pemasukan dan pendapatan melalui
pemanfaatan daun kelor di pasaran.
4. Bagi Masyarakat
Menjadi inovasi dan kreasi untuk melakukan diversifikasi
pangan dengan memanfaatkan dan mengolah daun kelor di
lingkungan.
Mengubah pola pikir masyarakat terutama masyarakat Jawa
yang selama ini belum mengetahui dan bahkan kadang berpikir
negatif terkait daun kelor ini.
Memberikan nilai tambah berupa harga jual daun kelor untuk
sebesar 10.000/kg.
Menjadi lahan usaha untuk dalam peningkatan pengadaan daun
kelor di pasaran.
Menanggulangi masalah kesehatan dan kekurangan
gizi/malnutrisi yang ada dimasyarakat dengan penanganan
yang sehat, kaya nutrisi dan ekonomis.
5. Bagi Lingkungan.
Meningkatakan diversifikasi pangan melalui pemanfaatan daun
kelor menjadi suplemen makanan.
Memanfaatkan bahan alam Indonesia
Meningkatkan nilai ekonomis tanaman kelor itu sendiri.

F. Target Luaran
1. Suplemen makanan kesehatan dari daun kelor ini dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat luas terutama ibu hamil sebagai salah satu produk
kesehatan yang dapat dikonsumsi sehingga membantu untuk menjaga
kesehatan tubuh dan memenuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan.
2. Menjadi produk yang berdaya saing dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) 2015.
3. Produk ini kemudian dapat diproduksi lebih besar dan dipasarkan
dalam pasar domestik maupun internasional.

G. Gambaran Umum Rencana Usaha.


1. Uraian Modal Investasi dan Kerja
a. Modal Investasi
Izin Pendirian Usaha = Rp 25.000.000
Alat Penepung Stainlesteel 1 buah = Rp 15.000.000
Ayakan (250 dan 500 mesh) 3 buah = Rp 750.000
Alat Kontrol Suhu = Rp 750.000
Rak Pengeringan 5 = Rp 2.500.000
Biaya Desain Ruangan Pengeringan = Rp 1.000.000
Biaya Lab. = Rp 2.500.000
Biaya Budidaya Bahan Baku = Rp 1.500.000
b. Modal Kerja
Daun Kelor 50 kg = Rp 1.250.000
Cangkang Kapsul 200 pak = Rp 1.200.000
Botol Kapsul 200 = Rp 1.000.000
Tempat Cangkang 2 buah = Rp 1.400.000
c. Sumber Modal
Biaya Sendiri = Rp 15.000.000
Danah Hibah Pemerintah = Rp 50.000.000
Investasi dari Luar = Rp 100.000.000

2. Rencana Produksi dan Pemasaran


a. Rencana Produksi.
Target dan Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan : Juli-Desember 2015.
Tempat pelaksanaan : Kota Raha, Kabupaten
Muna
Propinsi Sulawesi Tenggara.
Tahap Pelaksanaan
Produk Discovery and Validation

Tinjau
\ Pasar Hipotesis Produk Analisis Prototipe
Kelapangan Atas Pasar Produk
.

Validasi Keterimaan
Produk

Produk Trial and Error


Pengumpulan Bahan Proses Pembuatan Produk

Hasil Awal
(Berupa Serbuk)

Analisis Kadar Gizi


Produk Development

Izin Mendirikan Usaha (Dinas Desain Ruangan


Terkait, MUI, sejenisnya) Pengolahan

Proses

Pembuatan Produk Pengemasan

Pemasaran

Gambar 1. Alur Iustrasi Pelaksanaan Kegiatan.

Proses Pembuatan
Proses Pembuatan Serbuk Daun Kelor

Proses Proses Pencucian Sortasi


Penirisan yakni
penghilangan kadar air.

Pengeringan dilakukan hingga Proese Penirisan


2-3 hari dengan suhu 30-350 C

Proses penepungan menggunakan mesin penepung stainless steel.


Dilakukan sebanyak 3 kali untuk menjamin hasil serbuk daun yang
Proses Pengemasan

Serbuk Kelor
Pengkapsulan
MORINGA
SUPLEMEN
T
Healthy With
Moringa

Gambar 2. Ilustarsi Pembuatan Produk.


b. Rencana Pemasaran.
Analisis Peluang Pasar
Market Size
Kesadaran akan kesehatan yang tinggi semakin meningkat (Depkes
RI, 2008). Hal ini dipicu oleh peningkatan pengetahuan,
kemampuan, serta daya beli (Ananta, 2010) sehingga
memungkinkan masyarakat untuk beralih dari pengobatan sendiri
atau konvensional ke layanan kesehatan yang lebih modern.
Tercatat sampai tahun 2013, ada 46.963.424 orang atau 20%
dari total populasi Indonesia, yang mulai sadar akan
kesehatan. Kesadaran masyarakat yang begitu tinggi ini,
kemudian akan menjadi market size untuk menjual produk
kami kedepannya.

Segmen dan Target Pasar


Salah satu bagian dari masyarakat Indonesia yang kemudian sadar
akan pentingnya kesehatan adalah para ibu terutama ibu yang
mengalami masa kehamilan. Kekurangan atau kelebihan makanan
pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu, janin yang
dikandungnya serta jalannya persalinan (Lestari, 2012). Karenanya
ibu yang sedang mengalami masa kehamilan harus mampu
memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisinya. Salah satu nutrisi yang
dipenuhi adalah zat besi agar tidak mengalami masalah anemia.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 prevalensi
anemia pada ibu hamil sebesar 24,5%. Keadaan ini
mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Hal ini mengakibatkan AKI (Angka
Kematian Ibu) di Indonesia meningkat menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup (KH) dari 228 per 100.000 KH pada tahun 2007
(Kemenkes RI, 2012)

Promosi
1. Brosur 5.Jejaring Sosial
2. Seminar dan conference 6.Iklan Internet
3. Mulut ke Mulut
4. Banner

Kontrol Pasar
Kontrol pasar ini kami lakukan setelah kami sudah melakukan
pengenalan dan promosi. Kontrol pasar dilakukan agar kami bisa
melihat sejauh mana animo masyarakat terhadap produk kami.
Apabila animonya semakin besar, berarti kami dapat
mengembangkan usaha kami lebih besar lagi. Namun jika terjadi
sebaliknya, maka kami akan berusaha mencari kekurangan dari
produk kami, memperbaiki kesalahan, menggencarkan promosi,
dan memperbanyak referensi.

3. Rencana Organisasi dan Managemen.


a. Rencana Organisasi.
Ma
nge
r

S ekret B e nd a
aris ha ra

B ag ia n P en g ada an B a gia n
B ah an B ak u P rod u ksi

B ag ia n
P em asaran

Gambar 3. Ilustrasi Rencana Organisasi Perusahaan.

b. Rencana Mangemen.
Manager.
Pemilik sekaligus pimpinan.
Bertanggung jawab terhadap jalannya usaha.
Koordinasi, pengawas, dan mengarahkan seluruh kegiatan.
Pengambil keputusan.
Sebagai quality control.
Sekretaris.
Mengurusi administrasi surat menyurat seperti surat izin
pendirian usaha, peminjaman tempat, legalitas produk dan
lainnya yang mendukung.
Second leader dari manager.
Pengambil keputusan kedua setelah ketua.
Bendahara.
Melaksanakan kegiatan keuangan dan administrasi.
Mencatat/pembukuan keuangan perusahaan.
Mengadakan dana untuk proses pembelian bahan dan proses
Membuat laporan keuangan harian, mingguan, bulanan,
triwulan, dan tahunan.
Bertanggung jawab terhadap sistem keuangan.
Bagian Pengadaan Bahan Baku.
Mengkondisikan pekerja di bawahnya.
Mencari informasi keberadaan bahan baku kelor.
Melakukan pembelian bahan baku
Menjaga mutu bahan sebelum diolah.
Melakukan pembudidayaan bahan baku kelor.
Bagian Produksi
Bertanggung jawab terhadap persiapan dan proses
produksi.
Menjaga kebersihan produk dalam proses produksi.
Cekatan dalam menjaga mutu dan kualitas produk .
Mengemas hasil produksi.

Bagian Pemasaran
Kepala bagian pemasaran mengkondisikan pekerja di
bawahnya untuk bekerja sesuai jobdis.
Mempromosikan dan memasarkan produk.
Mendistribuskan produk ke tempat pemasaran, misalnya;
toko, warung, atau bahkan super market terdekat.
Melayani dengan ramah, menanggapi komplain
konsumen dengan ramah dan senyum

H. Rencana Anggaran Biaya dan Prakiraan Profit.


1. Rencana Anggaran Biaya.
a. Biaya Pengembangan.
Biaya Izin Mendirikan Usaha
= Rp 25.000.000
Budidaya Bahan Baku
= Rp 1.500.000
Biaya Desain Ruangan Pengeringan.
= Rp 1.000.000
Biaya Lab (Analisis Kadar Gizi)
= Rp 2.500.000
b. Working/Variable Cost.
Tabel 1. Varible Cost.
Jenis Bahan Baku Harga/@ Jumlah (Rp)
(Rp)
Daun Kelor 50 kg 25.000/kg 1.250.000
Cangkang Kapsul 200 pak 60.000/pak 1.200.000

Botol Kapsul 200 5.000/botol 1.000.000

Tempat Cangkang 2 buah 700/buah 1.400.000


Total 4.650.000

c. Fix Cost
Tabel 2. Fix Cost.
Jenis Alat Harga/@ (Rp) Jumlah (Rp)
Alat Penepung 15.000.000/buah 15.000.000
Stainlesteel 1 buah

Ayakan (250 dan 500 250.000/buah 750.000


mesh) 3 buah.

Alat Kontrol Suhu 1 750.000/buah 750.000

Rak Pengeringan 5 500.000/rak 2.500.000

Total Biaya 19.000.000

2. Rencana Prakiraan Profit.


Tabel 3. Analisis Prakiraan Profit.
Uraian Total
Fix Cost Biaya peralatan produksi Rp 19.000.000
Total Biaya Tetap Rp 19.000.000
Biaya bahan baku dan bahan Rp 4.650.000
Variable pendukung (biaya produksi awal per 1
Cost bulan)
Biaya variabel/bulan Rp 4.650.000
Total Biaya Variabel per tahun Rp 55.800.000
Biaya Penyusutan Biaya mesin, ayakan, kompor, dan alat Rp 113.000
pengemas/tahun
Total Biaya Penyusutan/tahun Rp 113.000
Total Biaya Total Biaya Produksi/ tahun Rp 74.913.000
Produksi/Tahun
Penjualan dalam 1 Jumlah x waktu (bulan) x harga jual Rp 6.750.000
bulan = 100 X 1 bulan x @Rp 45.000
Total Penjualan/ Rp 7.500.000/bulan x 12 bulan Rp 81.000.000
tahun

Keuntungan/tahun Rp 81.000.000 - Rp 74.913.000 Rp 6.087.000


Total Rp 6.087.000/12 bulan Rp 507.250
Keuntungan/bulan

BEP (Break Even Point)


BEP terjadi bila TC= TR

BEP = Rp 55.800.000
Rp 45.000/btl
=1240 botol
Jadi, untuk mencapai titik BEP, produk Moringa Supplement yang harus
diproduksi ialah sebanyak 1240 botol/tahun.

R/C ratio
R/C = total penerimaan
biaya variabel + biaya tetap+biaya penyusutan
= Rp 81.000.000
Rp (55.800.000+19.000.000+113.000)
= 1,08
Dari hasil R/C ratio lebih dari 1,00 (>1,00),maka usaha ini layak
dijalankan.

Pay Back Period


= Rp (19.000.000+55.800.000)
Rp (81.000.000+113.000
= 0,93 Tahun atau kurang lebih 1 tahun
B/C RATIO
= pendapatan penjualan / biaya produksi
= Rp 81.000.000 / Rp 55.800.000
=1.45
Usaha ini layak dijalankan karena BC/RATIO > 1 yaitu 1.45

I. Jadwal Kegiatan.
Tabel 4. Jadwal Kegiatan yang Akan Dilaksanakan.
Tahun 2015-2016

Bulan ke-
Nama Kegiatan Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A. Persiapan

Produk Discovery dan


Validation

Produk Trial and Error

Produk Development.

B. Pelaksanaan

Pemasaran dan
Penjualan

Rekapitulasi Data

Analisis Hasil

C. Penyusunan
Laporan
J. Analisis Usaha.
Tabel 5. Analisis SWOT Usaha
INTERNAL Opportunity : Threat :
1. Masih banyaknya ibu 1. Banyaknya produk
masalah kesehatan dan serupa yang beredar
kekurangan gizi di di pasaran.
Indonesia seperti 2. Solusi lainnya dalam
hipertensi, anemia, penanggulangan
malnutrisi, HIV/AIDS kesehatan yang lebih
dan terkhusu ibu hamil mudah diterima oleh
di Indonesia. masyarakat.
2. Adanya program 3. Masih kentalnya
pemerintah maupun MITOS terkait daun
LSM tertentu yang kelor ini di
sangat intens untuk masyarakat.
masalah pemenuhan 4. Adanya produk yang
EKSTERNAL pangan kesehatan di sejenis dari bahan
Indoensia. baku kelor.
Strenght : Strategi (SO) Strategi (ST)
1. Harganya yang 1. Menggunakan dan 1. Mendaftarkan paten
ekonomis dan dapat memasarkan produk sebagai upaya
dijangkau oleh sesuai dengan perlindungan.
masyarakat miskin. kebutuhan dan 2. Mengedepankan
2. Proses pembuatan dan permintaan pasar keunggulan dan
penyajiannya yang dengan tetap kualitas terutama dari
mudah/efisien. memperhatikan segi ekonomi dan
3. Bahan bakunya mudah kemampuan dari nilai gizi.
didapat dan masyarakat 3. Kerjasama dengan
dikembangkan. 2. Bekerja sama dengan Pemerintah dan LSM
4. Kandungan nutrisi yang pemerintah dan LSM tertentu dalam hal
cukup tinggi sebagai terkait untuk melakukan riset, pengembangan
suplemen kesehatan publikasi sebagai upaya produk dan sosialisasi
terutama untuk ibu memperkenalkan produk.
hamil. produk ini kepada
masyarakat.

Weakness : Strategi (WO) Strategi (WT)


1. Harganya kurang 1. Memberikan A. Mengukuhkan produk
ekonomis dan sulit edukasi/penyuluhan ini sebagai produk
dijangkau oleh secara bertahap kepada inovasi asli yang
masyarakat ekonomi masyarakat mengenai berasal dari olahan
lemah. produk yang dibuat. SDA dari Indonesia.
2. Kurangnya pengetahuan 2. Kerja sama dengan B. Kerja sama dengan
dan pengembangan dari instansi terkait dalam Pemerintah dengan
masyarakat mengenai mensosialisasikan program I LOVE
daun kelor itu sendiri. produk ini. 100% INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai