Anda di halaman 1dari 30

TUGAS AKHIR

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR


GEDUNG FAVEHOTEL SURABAYA
MENGGUNAKAN SISTEM GANDA DAN BALOK
PRATEGANG PADA LANTAI ATAP
SEMINAR TUGAS AKHIR
OLEH :
CANDRA NUR ARIFIN
3112106047
DOSEN PEMBIMBING :
PROGRAM S1 LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Dr. Techn. Pujo Aji, ST. MT.
2015
LATAR BELAKANG
Desain arsitektur gedung semakin bervariasi seperti ruangan yang luas
tanpa ada kolom di tengah-tengah ruangan.
Beton bertulang biasa tidak cukup untuk struktur dengan bentang yang
panjang.
Beton prategang dapat mencapai bentang panjang dan memiliki
dimensi tinggi balok yang lebih kecil dibanding beton bertulang biasa.
balok prategang memiliki sifat yang getas. diperlukan sebuah
perencanaan khusus dalam mendesain balok prategang agar mencapai
daktilitas yang memadai serta andal dalam menahan beban gempa
pada gedung bertingkat.
PERUMUSAN MASALAH
Menentukan desain struktur gedung Favehotel Surabaya yang
memenuhi syarat sistem ganda.
Menentukan desain balok beton prategang pada lantai atap
Menentukan dimensi pondasi dan jumlah tiang pancnag yang
mampu menyalurkan beban yang terjadi pada struktur.
BATASAN MASALAH
Sistem struktur merupakan sistem ganda dengan proporsi
penahan gaya lateral 75% untuk SDSK dan 25% untuk SRPM
sesuai SNI 2847-2013.
Struktur berada pada kota Surabaya dengan kondisi tanah
lunak.
Perhitungan pembebanan gempa mengikuti SNI 1726-2012 dan
pembebanan gedung mengikuti peraturan SNI 1727-2013.
Tidak menghitung anggaran biaya
Membahas metode pelaksanaan yang hanya berkaitan dengan
perhitungan struktur.
DATA PERENCANAAN
Data-data umum dari gedung eksisting adalah :
a. Nama Gedung : Favehotel Surabaya
b. Fungsi : Hotel
c. Jumlah lantai : 13 lantai
d. Struktur utama : Struktur beton bertulang pada lantai 1-12
e. Panjang Bangunan : 29,85 m.
f. Tinggi Bangunan : 43 m.
Lantai mezanin11 : 3 m.
Lantai 12 : 4 m.
g. Struktur Bangunan : Beton bertulang.
h. Struktur Pondasi : Pondasi dalam.
TAMPAK DEPAN DAN SAMPING GEDUNG
(EKSISTING)
TAMPAK DEPAN DAN SAMPING STRUKTUR
GEDUNG (MODIFIKASI)
DENAH LANTAI ATAP
(EKSISTING)
DENAH LANTAI ATAP
(MODIFIKASI)
METODOLOGI Mulai
A

Pemilihan Jenis Beton Prategang


Pengumpulan Data
Desain penampang & Mutu beton
Preliminary Design
Gaya Prategang
Perhitungan Struktur
Sekunder Penetapan Jumlah dan
Tata Letak Kabel
Penetapan Kriteria Desain

Pemodelan struktur Kontrol


Tegangan
Pembebanan

Tidak Output gaya dalam Perhitungan Jumlah Strand

Perhitungan Kehilangan Tegangan

Perhitungan Struktur bawah Perhitungan Struktur Primer Perhitungan Tulangan Lunak


Desain Balok prategang A
(pondasi) (Balok, Kolom, Shearwall)

Kontrol Tegangan, kontrol


Kontrol Service
Lendutan, Momen retak,
Ability
Momen Batas, PPR

Ya

Gambar Output Autocad Perhitungan Angkur Ujung

Selesai Selesai
PEMBEBANAN

BEBAN GRAVITASI BEBAN GEMPA

SNI 1727-2013 SNI 1726-2012


BEBAN MATI Ie = 1
Self weight Tanah lunak
Beban mati tambahan Sds = 0,674 g
BEBAN HIDUP Sd1 = 0,497 g
KDS D
= 1,3
R = 6,5
Cd = 5,5
o = 2,5
KOMBINASI PEMBEBANAN
U = 1,4D (Kombinasi 1)
U = 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R) (Kombinasi 2)
U = 1,2D + 1,0E + L (Kombinasi 3)
U = 0,9D + 1,0E (Kombinasi 4)
DENGAN BESARNYA NILAI E ADALAH :
E = QE 0,2 Sds D
QE Eh
0,2 Sds D Ev
HASIL ANALISA STRUKTUR
PEMBEBANAN GEMPA
Lantai hi wi wxhxk Cvx Fx (kN)
R.lift 43 597.94817 86807.858 0.023 127.48
Atap 40 4863.75 641649.68 0.168 942.27
Lantai 12 36 4758.63 546069.96 0.143 801.91
Lantai 11 33 4758.63 486670.61 0.127 714.68
Lantai 10 30 4758.63 428994.68 0.112 629.98
Lantai 9 27 4758.63 373157.23 0.098 547.98
Lantai 8 24 4758.63 319294.55 0.083 468.89
Lantai 7 21 4758.63 267571.07 0.070 392.93
Lantai 6 18 4758.63 218190.12 0.057 320.41
Lantai 5 15 4758.63 171411.01 0.045 251.72
Lantai 4 12 4758.63 127578.66 0.033 187.35
Lantai 3 9 4758.63 87181.008 0.023 128.03
Lantai 2 6 4943.25 52953.625 0.014 77.76
Mezzanin 3 4445.8229 19029.27 0.005 27.94
TOTAL 62437.07 3826559.3 1.000 5619.34
KONTROL ANALISIS STRUKTUR
JENIS KONTROL REFERENSI PASAL KETERANGAN
SNI 1726-2012
Kontrol Periode struktur pasal 7.8.2 Memenuhi

SNI 1726-2012
Kontrol Gaya Gempa Dinamik pasal 7.9.4 Memenuhi

SNI 1726-2012
Jumlah Respon Ragam pasal 7.9.1 Memenuhi

SNI 1726-2012
Kontrol Sistem Ganda Tabel 9 poin E Memenuhi

SNI 1726-2012
Kontrol Simpangan pasal 7.8.6 Memenuhi

SNI 1726-2012
Pembesaran Torsi pasal 7.8.4.3 Memenuhi
PERHITUNGAN STRUKTUR SEKUNDER
PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP
PERHITUNGAN TANGGA
PERHITUNGAN BALOK ANAK
PERHITUNGAN BALOK PENGGANTUNG LIFT
DESAIN PELAT LANTAI DAN ATAP
Element Dimensi
Material Tulangan
Struktur (mm)
Beton, f'c=25 MPa 13 - 240 (Arah X)
Plat Lantai t = 120 Tulangan, fy= 240 MPa 13 - 240 (Arah Y)
8 - 240 (Tul. Susut)
Beton, f'c=45 MPa 13 - 200 (Arah X)
Plat Atap t = 120 Tulangan, fy= 240 MPa 13 - 200 (Arah Y)
8 - 200 (Tul. Susut)

Pelat Lantai 1 s/d 12 Pelat Atap


DESAIN TANGGA
DESAIN BALOK ANAK
DESAIN BALOK LIFT
Tipe lift : Passenger
Merk : Hyundai
Kapasitas : 20 orang / 67,5 kg
Lebar pintu : 1000 mm
Dimensi
ruang luncur : 4800 x 2380 mm2
Dimensi sangkar
Inside : 1800 x 1700 mm2
Outside
: 1900 x 1870 mm2
Dimensi
ruang mesin : 4900 x 4200 mm2

Penampang Lift
DASAR TEORI KONSEP DESAIN BETON
PRATEGANG
Balok prategang parsial pascatarik prategang parsial ratio (PPR) didefinisikan dengan :
(posttension).
M np
Beton prategang parsial sangat PPR
Mn
tergantung pada besarnya Partial Keterangan :
Prestressing Ratio (PPR). Mnp = kapasitas momen nominal dari beton prategang.
Mn = Total kapasitas momen nominal.
Artiningsih (2008) menyebutkan Dengan,
hasil penelitian menunjukkan bahwa a
M np Aps f ps d p
pada batas PPR 40% - 70% balok 2
mempunyai kekuatan yang tinggi a a
tetapi masih bersifat daktail. M n A ps f ps d p As f y d
2 2
DASAR TEORI KONSEP DESAIN BETON
PRATEGANG
Kuat ultimate dari balok prategang, yaitu Keterangan :
jumlah total baja tulangan non-prategang Fe= Gaya prategang efektif setelah kehilangan
dan baja prategang harus cukup untuk dapat I = Inertia balok
menghasilkan beban terfaktor paling sedikit e = Eksentrisitas dari cgc
1,2 beban retak yang terjadi berdasarkan A = Luas penampang balok
nilai modulus retak ( ), sehingga didapat y = Garis netral balok
Mu 1,2 Mcr dengan nilai = 0,9. fr = Modulus keruntuhan = 0,62 fc
Dimana :
Fe I Fe e yb I I
Mcr fr
A yb I yb yb
DASAR TEORI KONSEP DESAIN BETON
PRATEGANG
Kehilangan tegangan beton prategang
Reduksi gaya prategang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Kehilangan langsung dan kehilangan yang bergantung waktu
Kehilangan secara langsung terdiri dari :
1. Kehilangan perpendekan elastis
2. Kehilangan akibat pengankuran
3. Kehilangan akibat gesekan (Woble efek)
4. Kehilangan akibat kekangan kolom
adapun macam kehilangan tidak langsung adalah sebagai berikut:
1. Kehilangan akibat susut
2. Kehilangan akibat rangkak
3. Kehilangan akibat relaksasi baja
DASAR TEORI KONSEP DESAIN BETON
PRATEGANG
Kehilangan tegangan akibat kekangan kolom
DESAIN BALOK INDUK
DESAIN BALOK PRATEGANG
DESAIN KOLOM
DESAIN SHEARWALL
DESAIN PONDASI
KESIMPULAN
1. Dari hasil analisis beban gempa, struktur gedung termasuk ke dalam kategori desain
seismik D dengan demikian konfigurasi sistem ganda yang diterapakan adalah SRPMM
dan SDSK karena ketinggian gedung tidak lebih dari 48 m.
2. Untuk membuat balok prategang dapat menerima beban gempa maka balok prategang
didesain berperilaku daktail dengan memberikan baja lunak dengan perbandingan PPR
sebesar 61,4 %. Baja lunak ditujukan untuk mendisipasikan energi gempa dengan cara
meleleh. Baja prategang memberikan ketahanan geser dari friksi yang ditimbulkan gaya
prategang.
3. Balok prategang yang menyatu dengan kolom harus memperhitungan kehilangan
tegangan akibat kekangan kolom. Hal ini dikarenakan gaya jacking ditahan sebagian
oleh kolom dan akan menghasilkan momen tambahan pada kolom sebesar kehilangan
tegangan pada balok prategang.
4. Balok prategang direncanakan dengan sistem pascatarik dengan satu buah tendon yang
didongkrak secara simultan sekaligus sehingga kehilangan tegangan akibat perpendekan
elastis tidak terjadi. Kehilangan tegangan secara langsung dan tidak langsung yang
terjadi pada balok prategang yaitu sebesar 17,55 %
DAFTAR PUSTAKA
Pangaribuan, Herri Mangara. (2012). Kajian Keandalan Struktur Gedung Tahan Gempa yang Menggunakan Balok Prategang.

Aryanti, Riza dan Aminsyah, Muhammad. (2004). Penerapan Konsep Disain Kapasitas pada Perencanaan Struktur Tahan Gempa.
Jurnal Ilmiah R & B, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2004.

Artiningsih, Titik penta. (2008). Perilaku Siklik Balok Prategang Parsial Pratarik Akibat Perbedaan Rasio Tulangan. Jurnal Teknik
Sipil, Volume 8, Nomor 3, Juni 2008 : 237 - 249

Darmawan, M. Sigit. (2009). Kemungkinan Terjadinya Retak Pada Balok Pratekan Full Prestressing. Jurnal Aplikasi ISSN 1907
753x, Volume 7, Nomor 1, Agustus 2009

Imran, Yuliardi, Suhelda, dan Kristianto. (2008). Aplicability Metoda Desain Kapasitas pada Perancangan Struktur Dinding Geser
Beton Bertulang. Seminar dan Pameran HAKI 2008 - Pengaruh Gempa dan Angin terhadap Struktur.

Sutarja, I Nyoman. (2006). Pengaruh Rangkak, Susut, dan Relaksasi Baja terhadap Lendutan Balok Jembatan Komposit Beton
Prategang. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Volume 10, nomor 1, januari 2006.

Lin, T.Y., Burn, Ned H. (1982). Design of Prestressed Concrete Structures. John Wiley & Sons, Inc. Third Edition.

Nawy, Edward G., (1996). Prestressed Concrete : A Fundamental Approach, 2nd Edition. Prentice Hall. New Jersey.

Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. (2012). SNI 1726-2012: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung. Badan Standardisasi Nasional.

Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. (2013). SNI 2847-2013: Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung . Badan
Standardisasi Nasional.

Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. (2012). SNI-03-1727- 2012 Beban Minimum untuk Perancangan Banugnan Gedung dan
Struktur Lain. Badan Standardisasi Nasional.

Anda mungkin juga menyukai