Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Dosen Pembimbing : Fitria Yulistiani, ST, MT

Tanggal Praktikum : 7 Desember 2015


Oleh : Kelompok III
Tanggal Penyerahan Laporan : 4 Januari 2016

Oleh : Kelompok VI

Kelas: 2B Teknik Kimia

Ingga Yudha Prawira (141411042)

Irinda Fitri (141411043)

Nadia Pratiwi (141411049)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
I. LATAR BELAKANG

Ekstraksi adalah salah satu proses pemisahan atau pemurnian suatu senyawa dari
campuran dengan bantuan pelarut. Pelarut tersebut berfungsi untuk melarutkan salah satu
komponen yang terdapat dalam senyawa tersebut. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material suatu bahan lainnya. Ekstraksi
merupakan salah satu metode pemisahan yang menggunakan sifat fisis, yaitu perbedaan
kelarutan setiap komponen-komponen yang terkandung dalam larutan dengan menggunakan
larutan lain sebagai media pemisah. Keuntungan metode ekstraksi ini adalah dapat memisahkan
komponen-komponen yang perbedaan titik didihnya relative kecil yang tidak dapat dipisahkan
menggunakan metode distilasi.

Pada roses ekstraksi ini menggunakan proses kesetimbangan dengan perpindahan massa
zat terlarut (fase terdispersi) dan larutan yang diekstraksi. Kelarutan yang digunakan sebagai
pelarut (fase kontinue)

II. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat melakukan:
a. Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair-cair dengan menggunakan
alat sederhana dan pada kolom yang berpacking
b. Memahami perpindahan massa yang terjadi dalam kolom ekstraksi dan
menetukna koefisien perpindahan massa
c. Mennetukan koefisien distribusi

III. DASAR TEORI


Ekstraksi cair-cair adalah suatu cara memisahkan dua komponen dalam satu
senyawa yang berdasarkan nilai kelarutannya. Ektraksi ini dapat dilakukan dengan
penambahan komponen ketiga yaitu pelarut yang bertujuan untuk dapat melarutkan
solut tetapi tidak larut dalam pelarut (diluent). Dengan penambahan solvent ini
sebagian solut akan berpindah dari fasa diluent ke fasa solvent (ekstrak) dan sebagian
lagi tetap tinggal di fasa pelarut (diluent).
Menurut Ladda (1976), ekstraksi cair-cair digunakan jika pemisahan dengan operasi
lainnya tidak dapat dicapai, seperti: distilasi, evaporasi, kristalisasi dan lain-lain.
Ektraksi cair-cair adalah proses pemisahan suatu komponen dari fasa cair ke fasa cair
lainnya. Operasi ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa tahapan:
1. Kontak antar pelarut (solvent) dengan fasa cair yang mengandung komponen akan
diambil oleh sulute, kemudian solute akan berpindah dari fasa umpan (diluen) ke
fasa pelarutnya.
2. Pemisahan dua fasa yang tidak saling melarutkan yaitu fasa yang banyak
mengandung pelarut disebut fasa ekstrak dan fasa yang banyak umpan disebut
rafinat (Ladda, 1976). Untuk proses ekstraksi yang baik pelarut harus memenuhi
kriteria pelarut sebaai berikut (Treybal, 1985):

a. Koefisien distribusi yang besar


b. Selektivitas tinggi
Faktor ini diperlukan jika terdapat lebih dari satu zat terlarut, karena
umumnya hanya diinginkan mengurangi satu zat terlarut saja.

c. Solvent harus mudah diregenerasi


d. Kelarutan dalam larutan umpan rendah
e. Perbedaan densitas dengan umpan cukup besar
f. Tegangan antar muka menengah. Tegangan antar muka yang terlalu tinggi
menyebabkan kesulitan terbentuknya emulsi.
g. Mudah diperoleh dan harganya cukup murah
h. Tidak korosif, tidak mudah terbakar dan tidak beracun.
KOEFISIEN DISTRIBUSI
transfer massa keseluruhan dengan
fasa organic sebagai media kontinu.
4.2 Langkah Kerja

a. Secara Batch
Buatlah campuran :
TCE + Air + Asam
Propionat
50 mL + 50 mL + 5
mL
50 mL + 50 mL + 10 Kocok sampai Masukkan
mL
50 mL + 50 mL +
terbentuk dua kedalam corong
15mL lapisan pisah
50 mL + 50 mL +
20mL
50 mL + 50 mL +
25mL

Titrasi Air dan


TCE yang Pisahkan lapisan atas (
dihasilkan air ) dan lapisan
dengan NaOH bawah ( TCE )
0,5 N

b. Secara Kontinyu
Isi kolom sampai
Masukkan 50 mL penuh dengan air
Masukkan TCE dengan menekan
Asam Propionat
didalam Jerigen tombol V2 dengan laju
kedalam Ember alir pompa maksimum
kedalam Ember.
yang berisi TCE pada alat ekstraksi cair
- cair kontinu.

Alirkan campuran
Setelah kolom terisi Ambil Sample
TCE + Asam Asetat
penuh dengan air, Ekstrak ( Atas ) dan
dengan menekan
turunkan laju alir Rafinat ( bawah )
tombol V1. Lakukan
hingga 0,2 L/menit secukupnya.
selama 20 menit.

Titrasi ekstrak dan


Rafinat dengan
NaOH 0,1 N

V. DATA PENGAMATAN

1. Batch

Volume Konsentrasi Asam


Volume Sampel (mL) Volume NaOH (mL)
Asam Propionat (N)
Propionat
Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak
(mL)
5 5 5 2,0 x 10-2 2,5 x 10-3 2,0 x 10-3 2,5 x 10-4
-2 -2
10 5 5 1,5 x 10 8,5 x 10 1,5 x 10-3 8,5 x 10-4
15 5 5 1,0 x 10-2 15,0 x 10-2 1,0 x 10-3 1,5 x 10-3
-3 -2
20 5 5 7,0 x 10 11,5 x 10 7,0 x 10-4 11,5 x 10-3
25 5 5 8,5 x 10-3 21,0 x 10-2 8,5 x 10-4 21,0 x 10-3
5.1.1 Penentuan Konsentrasi Asam Propionat secara Batch

Volume Asam Konsentrasi Asam Propionat Koefisien Distribusi


Propionat (mL) (N) (KR)
Rafinat Ekstrak
-3
5 2,0 x 10 2,5 x 10-4 0,125
-3
10 1,5 x 10 8,5 x 10-4 0,566
15 1,0 x 10-3 1,5 x 10-3 0,066
20 7,0 x 10-4 11,5 x 10-3 0,068
-4
25 8,5 x 10 21,0 x 10-3 0,040
5.1.2 Penentuan Koefisien Distribusi secara Batch

2. Kontinyu

Volume NaOH (mL) Konsentrasi asam propionate (N)


Waktu (menit)
Ekstrak Rafinat Ekstrak Rafinat
5 0,250 0,700 0,005 0,014
10 8,500 1,000 0,170 0,020
15 11,500 1,500 0,230 0,030
20 15,000 2,000 0,300 0,040
25 16,700 6,000 0,334 0,120
5.2.1 Penentuan Konsentrasi Asam Propionat secara Kontinyu

Konsentrasi asam Koefisien


Waktu Koefisien
propionate (N) DF Perpindahan
(menit) Ekstrak Rafinat Distribusi (KR)
Massa (K)
5 0,005 0,014 0,357 1,016 1,396 x 10-4
10 0,170 0,020 8,500 1,130 4,732 x 10-3
15 0,230 0,030 7,670 1,190 6,084 x 10-3
20 0,300 0,040 7,500 1,257 7,530 x 10-3
25 0,334 0,120 2,780 1,464 7,176 x 10-3
5.2.2 Penentuan KR , DF dan K secara Kontinyu
9
8
7
f(x) = 12.14x + 2.84
6
R = 0.19
5
koefisien distribusi 4
3
2
1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

konsentrasi ekstrak (N)

5.2.3 Grafik Koefisien Distribusi terhadap Konsentrasi Ekstrak

9
8
7
6
f(x) = - 21.75x + 6.34
5 R = 0.07
koefisien distribusi 4
3
2
1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14

konsentrasi rafinat (N)

5.2.4 Grafik Koefisien Distribusi terhadap Konsentrasi Rafinat


9
8
7
f(x) = 12.14x + 2.84
6
R ==
f(x) 0.19
- 21.75x + 6.34
5 R = 0.07
konsentrasi ekstrak (N) 4
3
2
1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

konsentrasi rafinat (N)

5.2.5 Grafik Konsentrasi Ekstrak terhadap Konsentrasi Rafinat

VI. PEMBAHASAN

Ekstraksi cair-cair merupakan salah satu metode pemisahan senyawa berdasarkan


perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling bercampur. Pada
praktikum kali dilakukan ekstraksi secara batch menggunakan corong pemisah dan secara
kontinyu menggunakan kolom berpacking.

Pada proses pemisahan kali ini digunakan TCE sebagai diluent, asam propionate sebagai
solute dan air sebagai solvent. Dalam proses ekstraksi cair-cair, baik secara batch maupun
kontinyu, akan terbentuk dua lapisan. Dua lapisan tersebut merupakan lapisan ekstrak dan
lapisan rafinat. Lapisan atas merupakan ekstrak yang terdiri dari air dan asam propionate,
sedangkan lapisan bawah merupakan rafinat yang terdiri dari TCE dan sisa asam propionate.
Fasa ekstrak atau fasa air berada diatas karena berat jenis air yang lebih ringan dibandingkan
dengan fasa organik yang terdiri dari TCE dan asam propionate.
Hasil ekstrak dan rafinat yang diperoleh selanjutnya dititrasi menggunakan NaOH untuk
mengetahui konsentrasi dari rafinat dan ekstrak tersebut. Seharusnya konsentrasi NaOH yang
digunakan untuk ekstraksi secara batch dan kontinyu sebesar 0,5 N tetapi praktikan
menggunakan NaOH 0,1 N untuk ekstraksi secara kontinyu sehingga NaOH yang digunakan
kurang efektif. Titrasi dilakukan menggunakan indicator PP dan dilakukan hingga cairan
berwarna pink.

Berdasarkan grafik, konsentrasi ekstrak dan rafinat tidak membentuk linear yang bagus.
Hal ini diduga dikarenakan alat dan bahan yang digunakan telah terkontaminasi dengan zat lain,
kesalahan saat penimbangan dan pengukuran bahan serta diduga karena ketidaktelitian pada saat
melihat volume titrasi.

VII. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan, praktikan dapat memahami prinsip operasi ekstraksi cair-
cair dengan menggunakan alat sederhana (corong pisah) dan pada kolom berpacking.
Setelah melakukan percobaan, praktikan dapat memahami perpindahan massa yang
terjadi dan dapat menentukan koefisien perpindahan massa.

Waktu (menit) Koefisien Perpindahan Massa (K)

5 1,396 x 10-4
10 4,732 x 10-3
15 6,084 x 10-3
20 7,530 x 10-3
25 7,176 x 10-3
Setelah melakukan percobaan, praktikan dapat menentukan koefisien distribusi baik
secara batch maupun kontinyu.
a. Secara batch

Volume Asam Koefisien Distribusi


Propionat (mL) (KR)
5 0,125
10 0,566
15 0,066
20 0,068
25 0,040

b. Secara kontinyu

Waktu
Koefisien Distribusi (KR)
(menit)

5 0,357
10 8,500
15 7,670
20 7,500
25 2,780

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Praktikum Lab. Teknik Kimia, Ekstraksi., PEDC Bandung

Ekstraksi Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi

(25 Desember 2015)

Sukma, Dwi wibawa indra, ekstraksi cair-cair, http://indrawibawads.files.wordpress.com


(25 Desember 2015)

LAMPIRAN

Secara Batch

Penentuan konsentrasi Asam Propionat dalam Rafinat.

Volume Asam Propionat 5mL


Volume feed (sampel) V1 = 5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,5 N
Volume NaOH terpakai V2 = 0,02 mL
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 0,02 mL x 0,5 N
N1 = 2x10-3 N
Volume Asam Propionat 10 mL
Volume feed (sampel) V1 = 5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,5 N
Volume NaOH terpakai V2 = 0,015mL
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 0,015 mL x 0,5 N
N1 = 1,5x10-3 N
Volume Asam Propionat 15 mL
Volume feed (sampel) V1 = 5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,5 N
Volume NaOH terpakai V2 = 0,01 mL
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 0,01 mL x 0,5 N
N1 = 1x10-3 N
Volume Asam Propionat 20 mL
Volume feed (sampel) V1 = 5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,5 N
Volume NaOH terpakai V2 = 7x10-3mL
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 7x10-3mL x 0,5 N
N1 = 7x10-4 N
Volume Asam Propionat 25 mL
Volume feed (sampel) V1 = 5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,5 N
Volume NaOH terpakai V2 = 8,5x10-3mL
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 8,5x10-3mL x 0,5 N
N1 = 8,5x10-4 N

Penentuan konsentrasi asam propionat dalam ekstrak

Volume Asam Propionat 5mL


Volume feed (sampel) V1 = 5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,5 N
Volume NaOH terpakai V2 = 2,5x10-3 mL
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 2,5x10-3 mL x 0,5 N
N1 = 2,5x10-4 N
Volume Asam Propionat 10mL
Volume feed (sampel) V1 = 5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,5 N
Volume NaOH terpakai V2 = 0,085mL
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 0,085mL x 0,5 N
N1 = 8,5x10-4 N

Volume Asam Propionat 15 mL


Volume feed (sampel) V1 = 5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,5 N
Volume NaOH terpakai V2 = 0,15mL
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 0,15mL x 0,5 N
N1 = 0,015 N
Volume Asam Propionat 20 mL
Volume feed (sampel) V1 = 5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,5 N
Volume NaOH terpakai V2 = 0,115mL
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 0,115mL x 0,5 N
N1 = 0,0115 N
Volume Asam Propionat 25 mL
Volume feed (sampel) V1 = 5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,5 N
Volume NaOH terpakai V2 = 0,21mL
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 0,21mL x 0,5 N
N1 = 0,021 N
Penentuan Koefisien Distribusi (KR)

Volume Asam Propionat 5 ml

Koefisien distribusi pada praktikum ekstraksi cair-cair adalah :

konsentrasi zat terlarut dalam fasaekstrak ( y)


konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat ( x)

2,5 x 104
KR= =0,125
2 x 103

Volume Asam Propionat 10 ml

Koefisien distribusi pada praktikum ekstraksi cair-cair adalah :

konsentrasi zat terlarut dalam fasaekstrak ( y)


konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat ( x)

8,5 x 104
KR= =0,566
1,5 x 103

Volume Asam Propionat 15 ml

Koefisien distribusi pada praktikum ekstraksi cair-cair adalah :

konsentrasi zat terlarut dalam fasaekstrak ( y)


konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat ( x)

3
1 x 10
K R= =0,066
0,015
Volume Asam Propionat 20 ml

Koefisien distribusi pada praktikum ekstraksi cair-cair adalah :

konsentrasi zat terlarut dalam fasaekstrak ( y)


konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat ( x)

7 x 104
KR= =0,0608
0,0115

Volume Asam Propionat 20 ml

Koefisien distribusi pada praktikum ekstraksi cair-cair adalah :

konsentrasi zat terlarut dalam fasaekstrak ( y)


konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat ( x)

21 x 103
K R= =0,040
8,5 x 104

Secara Kontinyu

Penentuan konsentrasi asam propionate dalam ekstrak

1. t = 5 menit

volume ekstrak (V1) = 5 mL

volume NaOH (V2) = 0,25 mL

konsentrasi NaOH (N2) = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 0,25 mL x 0,1 N
N1 = 0,005 N

2. t = 10 menit

volume ekstrak (V1) = 5 mL

volume NaOH (V2) = 8,5 mL

konsentrasi NaOH (N2) = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 8,5 mL x 0,1 N

N1 = 0,17 N

3. t = 15 menit

volume ekstrak (V1) = 5 mL

volume NaOH (V2) = 11,5 mL

konsentrasi NaOH (N2) = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 11,5 mL x 0,1 N

N1 = 0,23 N

4. t = 20 menit

volume ekstrak (V1) = 5 mL

volume NaOH (V2) = 15 mL


konsentrasi NaOH (N2) = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 15 mL x 0,1 N

N1 = 0,3 N

5. t = 25 menit

volume ekstrak (V1) = 5 mL

volume NaOH (V2) = 16,7 mL

konsentrasi NaOH (N2) = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 16,7 mL x 0,1 N

N1 = 0,334 N

Penentuan konsentrasi asam propionate dalam rafinat

1. t = 5 menit

volume rafinat (V1) = 5 mL

volume NaOH (V2) = 0,7 mL

konsentrasi NaOH (N2) = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 0,7 mL x 0,1 N
N1 = 0,014 N

2. t = 10 menit

volume rafinat (V1) = 5 mL

volume NaOH (V2) = 1 mL

konsentrasi NaOH (N2) = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 1 mL x 0,1 N

N1 = 0,02 N

3. t = 15 menit

volume rafinat (V1) = 5 mL

volume NaOH (V2) = 1,5 mL

konsentrasi NaOH (N2) = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 1,5 mL x 0,1 N

N1 = 0,03 N

4. t = 20 menit

volume rafinat (V1) = 5 mL

volume NaOH (V2) = 2 mL


konsentrasi NaOH (N2) = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 2 mL x 0,1 N

N1 = 0,04 N

5. t = 25 menit

volume rafinat (V1) = 5 mL

volume NaOH (V2) = 6 mL

konsentrasi NaOH (N2) = 0,1 N

V1 x N1 = V2 x N2

5 mL x N1 = 6 mL x 0,1 N

N1 = 0,12 N

Penentuan Koefisien Distribusi

1. t = 5 menit

konsentrasi zat terlarut dalam fasaekstrak ( y)


konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat ( x)
0,005
K R= =0,357
0,014

2. t = 10 menit

konsentrasi zat terlarut dalam fasaekstrak ( y)


konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat ( x)
0,17
K R= =8,5
0,02
3. t = 15 menit

konsentrasi zat terlarut dalam fasaekstrak ( y)


konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat ( x)
0,23
K R= =7,67
0,03

4. t = 20 menit

konsentrasi zat terlarut dalam fasaekstrak ( y)


konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat ( x)
0,3
K R= =7,5
0,04

5. t = 5 menit

konsentrasi zat terlarut dalam fasaekstrak ( y)


konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat ( x)
0,334
K R= =2,78
0,12

Kesetimbangan massa

Laju alir TCE (V0) = 300 mL/menit

Laju alir air (VW) = 200 mL/menit

X2 = konsentrasi asam propionate dalam rafinat

Y1 = konsentrasi asam propionate dalam ekstrak

V0 (X1 X2) = VW (Y1 0)

1. t = 5 menit

V0 (X1 X2) = VW (Y1 0)


300 (X1 0,014) = 200 (0,005)

300 X1 4,2 = 1

X1 = 0,017

2. t = 10 menit

V0 (X1 X2) = VW (Y1 0)

300 (X1 0,02) = 200 (0,17)

300 X1 6 = 34

X1 = 0,133

3. t = 15 menit

V0 (X1 X2) = VW (Y1 0)

300 (X1 0,03) = 200 (0,23)

300 X1 9 = 46

X1 = 0,183

4. t = 20 menit

V0 (X1 X2) = VW (Y1 0)

300 (X1 0,04) = 200 (0,3)

300 X1 12= 60

X1 = 0,24

5. t = 5 menit

V0 (X1 X2) = VW (Y1 0)


300 (X1 0,12) = 200 (0,334)

300 X1 36 = 66,8

X1 = 0,342

( X 1 - X 2 )
Log Mean Driving Force
ln ( X1 X 2 )

X1 = X1 X*
X2 = X2 0
X* = Y1/KR

t = 5 menit

X1 = X1 X* = 0,017 0,014 = 3 x 10-3

X2 = X2 0 = 0,014

X* = Y1/KR = 0,005 / 0,357 = 0,014

X 1 X 2
Log DF = X1 = 7,14 x 10-3
ln( )
X2

DF = 1,016

t = 10 menit

X1 = X1 X* = 0,133 0,02 = 0,113

X2 = X2 0 = 0,02

X* = Y1/KR = 0,17 / 8,5 = 0,02


X 1 X 2
Log DF = X1 = 0,053
ln( )
X2

DF = 1,130

t = 15 menit

X1 = X1 X* = 0,183 0,029 = 0,154

X2 = X2 0 = 0,03

X* = Y1/KR = 0,23 / 7,67 = 0,029

X 1 X 2
Log DF = X1 = 0,076
ln( )
X2

DF = 1,190

t = 20 menit

X1 = X1 X* = 0,24 0,04 = 0,2

X2 = X2 0 = 0,04

X* = Y1/KR = 0,3 / 7,5 = 0,04

X 1 X 2
Log DF = X1 = 0,099
ln( )
X2

DF = 1,257

t = 25 menit
X1 = X1 X* = 0,342 0,120= 0,222

X2 = X2 0 = 0,12

X* = Y1/KR = 0,334 / 2,78 = 0,120

X 1 X 2
Log DF = X1 = 0,165
ln( )
X2

DF = 1,464

Volume packing = . . D2 . h
= . (3,14) . (15,3)2 . 115
= 21132,47 mL
= 21,13 L

Menentukan koefisien perpindahan massa

X1 - X 2
Koefisien Perpindaha n Massa (K)
VPACKING x D F
1. t = 5 menit
0,0170.014
K= 21,13 x 1,016

= 1,396 x 10-4
2. t = 10 menit
0,1330.02
K = 21,13 x 1,13

= 4,732 x 10-3
3. t = 15 menit
0,1830.03
K= 21,13 x 1,19

= 6,084 x 10-3
4. t = 20 menit
0,240.04
K= 21,13 x 1,257

= 7,530 x 10-3
5. t = 25 menit
0,3420.12
K= 21,13 x 1,464

= 7,176 x 10-3

Anda mungkin juga menyukai