Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

Neurodermatitis

Pembimbing :
dr. Ismiralda Oke P, Sp. KK

Disusun Oleh:
Benza Asa Dicaraka G4A013009

SMF KULIT DAN KELAMIN


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2015
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan judul :


Neurodermatitis

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti bagian kulit dan kelamin
program profesi dokter di Bagian Ilmu Kulit Kelamin
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Disusun Oleh:
Benza Asa Dicaraka G4A013009

Purwokerto, Juni 2015

Mengetahui,
Dokter Pembimbing,

dr. Ismiralda Oke P, Sp.KK


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan
karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan presentasi kasus ini. Presentasi kasus
yang berjudul Neurodermatitis ini merupakan salah satu syarat dalam
menjalani kepaniteraan klinik SMF Ilmu Kulit dan Kelamin.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Ismiralda Oke P,Sp.KK
sebagai pembimbing atas waktu yang diluangkan, bimbingan, dan saran yang
sifatnya membangun dalam penyusunan presentasi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan presentasi kasus ini masih
belum sempurna serta banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembimbing serta seluruh pihak.

Purwokerto, 26 Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... 1


Daftar Isi ........... ..................... ............................................................................. 2

1
I. Pendahuluan .................................................................................................... 3
II. Laporan Kasus...4
III. Tinjauan Pustaka...8
1. Definisi........................................................................................................ 8
2. Etiologi........................................................................................................ 8
3. Epidemiologi............................................................................................... 8
4. Penegakan Diagnosis ................ ................................................................ 9
5. Patogenesis................................................................................................ 10
6. Patofisiologis............................................................................................. 10
7. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................... 16
8. Diagnosis Kerja .12
9. Diagnosis Banding 12
10. Terapi ....................................................................................................... 13
11. Prognosis................................................................................................... 15
12. Komplikasi................................................................................................ 15
IV. Kesimpulan................................................................................................... 16
Daftar Pustaka .................................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN

2
Neurodermatitis adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip,
ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi)
menyerupai kulit batang kayu akibat garuka atau gosokan yang berulang-ulang
karena berbagai rangsangan pruritogenik. Pruritus memainkan peran sentral dalam
timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis.
Hipotesis mengenai pruritus dapat karena adanya penyakit yang
mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, diabetes
mellitus, penyakit kulit yang mendasari seperti dermatitis atopik, dermatitis
kontak alergi, gigitan serangga dan aspek psikologi dengan tekanan esmosi.
Etiologi dari neurodermatitis belum diketahui, diduga karena ada hubungannya
dengan ketegangan jiwa. Neurodermatitis jarang terjadi pada anak, tetapi lebih
sering terjadi pada dewasa terutama pada usia 30-50 tahun. Dan lebih sering
terjadi pada wanita daripada laki-laki.

BAB II
LAPORAN KASUS

3
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 51 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jambu 1/5 Wangon
g. Tanggal masuk Poli : 5 Juni 2015
h. Tanggal periksa : 5 Juni 2015
i. Nomor CM : 00922318

II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Gatal di pergelangan kedua kaki
b. Keluhan Tambahan
Lecet - lecet di lutut kaki
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien baru datang ke poliklinik kulit kelamin dengan keluhan gatal di
pergelangan kedua kaki. Keluhan dirasakan sejak 5 tahun yang lalu
kambuh-kambuhan, keluhan gatal dirasakan semakin memberat setiap
harinya, semakin terasa gatal apabila terkena air dan stress. Pasien
mengaku sering menggaruk sampai lecet-lecet, pasien juga mengaku
sering mengeluh clekit-clekit bila setelah digaruk dan terkena air.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat trauma disangkal
2. Riwayat alergi disangkal
3. Riwayat operasi disangkal
4. Riwayat mondok di Rumah Sakit dengan keluhan yang sama disangkal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama

III.PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,70C
TB : 153 cm
BB : 57 kg
d. Ujud Kelainan Kulit

4
Gambar 1. Gambaran Lesi Kulit pada Pasien

UKK: Plak eritematosa, skuama halus, disertai erosi di ekstrimitas inferior


dextra et sinistra di regio sirkumkripta dorsum pedis

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan penunjang pada pasien tersebut tidak dilakukan.
V. RESUME
a. Anamnesis
Seorang perempuan berusia 51 tahun datang dengan keluhan gatal di
pergelangan kedua kaki yang dirasakan sejak kurang lebih 5 tahun yang
lalu, kambuh-kambuhan, terasa sangat gatal apabila terkena air dan stress,
terasa clekit-clekit bila terkena air, tidak ada gejala yang sama dikelurga
yang tinggal serumah.
b. Pemeriksaan Fisik
Vital sign : dalam batas normal
Status generalis : dalam batas normal

5
UKK : UKK: Plak eritematosa, skuama halus, disertai
erosi di ekstrimitas inferior dextra et sinistra di regio sirkumkripta dorsum
pedis
c. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Neurodermtitis

VII. DIAGNOSA BANDING


1. Dermatitis Kontak iritan
2. Dermatitis Kontak alergika

VIII. TERAPI
1. Non Farmakologis
a. Edukasi :
Edukasi tentang penyakit, tidak menggaruk walaupun terasa
gatal, kurangi kontak dengan air. Edukasi penggunaan obat
salep dan edukasi tentang konsumsi obat secara teratur dan
tidak boleh ketinggalan atau lewat dari waktunya.

2. Farmakologi :
a. Loratadin 5mg 2x1 sehari
b. Desoksimetason cream+Fuson cream+Asam salisilat 3%
+Vaselin dalam 1 pot digunakan 2 x 1 oles sehari

IX. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam

6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI
Neurodermatitis sirkumskripta adalah penebalan kulit dengan skala
variable yang timbul sekunder karena garukan atau gosokan berulang-ulang.
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis
kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan
pruritogenik.2,3

Neurodermatitis sirkumskripta merupakan proses yang sekunder ketika


seseorang mengalami sensasi gatal pada daerah kulit yang spesifik dengan atau
tanpa kelainan kulit yang mendasar yang dapat mengakibatkan trauma mekanis

7
pada kulit yang berakhir dengan likenifikasi. Penyakit ini biasanya timbul pada
pasien dengan kepribadian yang obsessif, dimana selalu ingin menggaruk bagian
tertentu dari tubuhnya.2,3

II. EPIDEMIOLOGI
Neurodermatitis sirkumskripta jarang ditemukan pada anak-anak.
Biasanya terjadi pada orang dewasa. Puncaknya ditemukan antara umur 30 sampai
50 tahun. Lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan dengan pria.
Insidens tertinggi didapatkan pada bangsa ras Asia. 3

III. ETIOLOGI
Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui secara pasti.
Namun ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada penyakit
ini, faktor penyebab dari neurodermatitis sirkumskripta dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :

Faktor eksterna
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi
dala menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi
memudahkan seseorang berkeringat sehingga dpat mencetuska gatal, hal ini
biasanya menyebabkan neurodermatits sirkumskripta pada daerah anogenital.3
Gigitan seranga dapat meyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang
mengakibatkan rasa gatal.3

Faktor Interna
Asosiasi antara neurodermatitis sirkumskripta dan gangguan atopik telah
banyak dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan dermatitis atopic
terkena neurodermatits sirkumskripta.3
Anxietas telah dilaporkan memiliki prevalensi tertinggi yang
mengakibatkan neurodermatitis sirkumsripta. Anxietas sebagai bagian dari proses

8
patologis dari lesi yang berkembang. Telah dirumuskan bahwa neurotransmitter
yang mempengaruhi perasaan, seperti dopamine, serotonin, atau peptide opioid,
memodulasikan persepsi gatal melalui penurunan jalur spinal.3

IV. PATOGENESIS
Stimulus untuk perkembangan neurodermatitis sirkumskripta adalah
pruritus. Pruritus sebagai dasar dari gangguan kesehatan dapat berhubungan
dengan gangguan kulit, proliferasi dari nervus, dan tekanan emosional. Pruritus
yang memegang peranan penting dapat dibagi dalam dua kategori besar, yaitu
pruritus tanpa lesi dan pruritus dengan lesi. Pasien dengan neurodermatitis
mempunyai gangguan metabolik atau gangguan hematologik. Pruritus tanpa
kelainan kulit dapat ditemukan pada penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal
kronik, obstruksi kelenjar biliaris, Hodgkins lymphoma, polisitemia rubra vera,
hipertiroidisme, gluten-sensitive enteropathy, dan infeksi imunodefisiensi.
Pruritus yang disebabkan oleh kelainan kulit yang terpenting adalah dermatitis
atopik, dermatitis kontak alergi, dan gigitan serangga.3
Pada pasien yang memiliki faktor predisposisi, garukan kronik dapat
menimbulkan penebalan dan likenifikasi. Jika tidak diketahui penyebab yang
nyata dari garukan, maka disebut neurodermatitis sirkumskripta.Adanya garukan
yang terus-menerus diduga karena adanya pelepasan mediator dan aktivitas enzim
proteolitik. Walaupun sejumlah peneliti melaporkan bahwa garukan dan gosokan
timbul karena respon dari adanya stress. Adanya sejumlah saraf mengandung
immunoreaktif CGRP (Calsitonin Gene-Related Peptida) dan SP (Substance
Peptida) meningkat pada dermis. Hal ini ditemukan pada prurigo nodularis, tetapi
tidak pada neurodermatitis sirkumskripta. Sejumlah saraf menunjukkan
imunoreaktif somatostatin, peptide histidine, isoleucin, galanin, dan neuropeptida
Y, dimana sama pada neurodermatitis sirkumskripta, prurigo nodularis dan kulit
normal. Hal tersebut menimbulkan pemikiran bahwa proliferasi nervus akibat dari
trauma mekanik, seperti garukan dan goresan. SP dan CGRP melepaskan histamin
dari sel mast, dimana akan lebih menambah rasa gatal. Membran sel schwann dan
sel perineurium menunjukkan peningkatan dan p75 nervus growth factor, yang
kemungkinan terjadi akibat dari hyperplasia neural. Pada papilla dermis dan

9
dibawah dermis alpha-MSH (Melanosit Stimulating Hormon) ditemukan dalam
sel endotel kapiler. 1,3,5

V. GEJALA KLINIS
Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks kronik. Menggosok
dan menggaruk mungkin disengaja dengan tujuan menggantikan sensasi gatal dan
nyeri, atau dapat secara tidak sengaja yang terjadi pada waktu tidur. Penderita
mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur. Rasa gatal
memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu yang tidak sibuk, bila muncul
sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk, setelah luka
baruhilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri).
Keparahan gatal dapat diperburuk dengan berkeringat, suhu atau iritasi dari
pakaian. Gatal juga dapat bertambah parah pada saat terjadi stress psikologis.1,3
Pada liken simpleks kronik, penggosokan dan penggarukan yang berulang
menyebabkan terjadinya likenifikasi (penebalan kulit dengan garis-garis kulit
semakin terlihat) plak yang berbatas tegas dengan ekskoriasis, sedikit edematosa,
lambat laun edema dan eritema menghilang. Bagian tengah berskuama dan
menebal, sekitarya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas.
Biasanya, hanya satu plak yang tampak, namun dapat melibatkan lebih dari satu
tempat. 3
Tempat yang biasa terjadi liken simpleks kronik adalah di skalp, tengkuk,
samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha
bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian bagian
depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen nuchae)
umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil, di tengah tengkuk atau dapat
meluas hingga ke skalp. Biasanya skuamanya banyak menyerupai psoriasis.1
Variasi klinis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan
tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus
berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat
laun menjadi keras dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi biasanya
multiple, lokalisasi tersering di ekstremitas.1

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

10
Tes Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium tidak ada tes yang spesifik untuk
neurodermatitis sirkumskripta. Pada pasien dengan pruritus generalisata yang
kronik yang diduga disebabkan oleh gangguan metabolik dan gangguan
hematologi, maka pemeriksaan hitung darah harus dilakukan, juga dilakukan tes
fungsi ginjal dan hati, tes fungsi tiroid, elechtroporesis serum, tes zat besi serum,
tes kemampuan pengikatan zat besi (iron binding capacity). Kadar
immunoglobulin E dapat meningkat pada neurodermatitis yang atopik, tetapi
normal pada neurodermatitis nonatopik. 5

Histopatologi
Gambaran histopatologik neurodermatitis sirkumskripta berupa
ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis, dengan rate ridges memanjang teratur.
Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis
bagian atas, fibroblas bertambah, dan kolagen menebal. Pada prurigo nodularis
akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan,
sel Schwan berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta
yang menutup sebagian epidermis.1

VII. DIAGNOSIS
Diagnosis untuk liken simpleks kronis dapat ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Pasien dengan
neurodermatitis sirkumskripta mengeluh merasa gatal pada satu daerah atau lebih.
Sehingga timbul plak yang tebal karena mengalami proses likenifikasi. Biasanya
rasa gatal tersebut muncul pada tengkuk, leher, ekstensor kaki, siku, lutut,
pergelangan kaki. Eritema biasanya muncul pada awal lesi. Rasa gatal muncul
pada saat pasien sedang beristirahat dan hilang saat melakukan aktivitas dan
biasanya gatal timbul intermiten.3
Pemeriksaan fisis menunjukkan plak yang eritematous, berbatas tegas, dan
terjadi likenifikasi. Terjadi perubahan pigmentasi, yaitu hiperpigmentasi. Pada
pemeriksaan penunjang histopatologi didapatkan adanya hiperkeratosis dengan

11
area yang parakeratosis, akantosis dengan pemanjangan rete ridges,
hipergranulosis dan perluasan dari papil dermis.2,3

VIII. DIAGNOSIS BANDING


Kasus-kasus primer yang umumnya menyebabkan likenifikasi adalah :
a. Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi adalah inflamasi dari kulit yang diinduksi oleh bahan
kimia yang secara langsung merusak kulit dan oleh sensitifitas spesifik pada kasus
. penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit tergantung pada keparahan
dermatitis dan lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematous
yang berbatas jelas kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel, vesikel atau
bulla. Vesikel atau bulla dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi.4,5
b. Plak psoriasis
Psoriasis merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan
karakteristik plak eritematous, berbatas tegas, berwarna putih keperakan, skuama
yang kasar, berlapis-lapis, transparan, disertai fenomena tetesan lilin, auspitz dan
kobner. Llokasi terbanyak ditemukan didaerah ekstensor. Penyebabnya belum
diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa telah mendapatkan bahwa
penyakit ini bersifat autoimun, dan residif.1

c. Liken Planus
Lesi yang pruritis, erupsi popular yang dikarakteritikkan dengan warna
kemerahan berbentuk polygonal, dan kadang berbatas tegas. Sering ditemukan
pada permukaan fleksor dari ekstremital, genitalia dan membrane mukus. Mirip
dengan reaksi mediasi imunologis. Liken planus ditandai dengan papul-papul
yang mempunyai warna dan konfigurasi yang khas. Papul-papul berwarna merah
biru, berskuama, dan berbentuk siku-siku.
d. Dermatitis atopi
Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal, yang umumnya sering
terjadi selama masa bayi dan anak-anak. Sering berhubungan dengan peningkatan
kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan
kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi,

12
distribusinya di lipatan. Gambaran lesi kulit pada remaja dan dewasa dapat berupa
plak papuler, eritematosa, dan berskuama atau plak likenifikasi yang gatal.1

IX. PENATALAKSANAAN
Pengobatan utama dari neurodermatitis adalah untuk mengurangi pruritus
dan memperkecil luka akibat garukan atau gosokan.
Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk
mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Pemberian steroid
topical juga membantu mengurangi hyperkeratosis. Pemberian steroid mid-potent
diberikan pada reaksi radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah
kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah). Pada pengobatan jangka
panjang digunakan steroid yang low-poten, pemakaian high-potent steroid hanya
dipakai kurang dari 3 minggu pada kulit yang tebal.
Anti-depresan atau anti-anxiety sangat membantu pada sebagian orang dan
perlu pertimbangan untuk pemberiannya. Jika terdapat suatu infeksi sekunder
dapat diberikan antibiotik topical ataupun oral. Perlu diberikan nasehat untuk
mengatur emosi dan perilaku yang dapat mencegah gatal dan garukan.
Macam-Macam Obat
a. Corticosteroids
Memiliki kegunaan sebagai anti-inflamasi, yang berguna mengurangi pruritus,
menipiskan liken, dan mengurangi reaksi inflamasi.
1. Clobetasol (Temovate)
Termasuk dalam superpotent steroid topical : suppresses mitosis dan
meningkatkan sintesis protein sehingga mengurangi inflamasi dan
menyebabkan vasokontriksi.
2. Fluocinolon 0,01% atau 0,025% cream (Synalar, Fluonid)
Merupakan topical steroid yang medium potent yang menhambat
proliferasi sel, juga sebagai imunosuprosor, anti-proliferasi, dan anti-
inflamasi.
3. Hydrocortisone Valerate cream 0,02% (Westcort)
Salah satu derifat dari adrenokortikosteroid sesuai untuk penggunaan pada
kulit atau selaput lendir eksternal.

13
4. Fluocinonide cream 0,1% atau 0,05% (Lidex)
Merupakan topical corticosteroid yang menghambat proliferasi sel.

b. Anti-pruritic
Memberikan efek pengendalian terhadap pelepasan histamine secara endogen.
Sehingga dapat, mengurangi efek gatal, efek sedasi dan menyebabkan kantuk.
Obat ini bekerja menstabilkan membrane saraf dan mencegah transmisi dan
inisiasi dari impuls saraf, dan menghasilkan anastesi local.
1. Diphenhydramine (Benadryl, Benylin, Diphen, Allermax)
Mengurangi rasa gatal yang disebabkan oleh pelepasan histamine.
2. Chlorpheniramine (Chlor-Trimeton)
Penghambat histamine atau H1-Reseptor pada sel efektor di pembuluh
darah dan traktus respiratori.
3. Hydroxyne (Atarax, Vistaril)
Antagonis H1-Reseptor pada bagian luar, dan menekan aktifitas dari
histamine.
4. Doxepin (Sinequan, Zonaton)
Penghambat aktifitas histamine dan asetilkolon. Penggunaannya dapat
memberikan efek sedasi, dan penyerapannya tinggi pada pemberian secara
topical.

Edukasi Pasien
a) Anjurkan agar pasien tidak menggaruk lagi, karena penyakit ini akan
bertambah berat jika terus digaruk oleh pasien.
b) Mendiskusikan tentang bagaimana merubah kebiasaan menggaruk.
c) Memilih sabun yang lembut.
d) Menggunakan pakaian yang berbahan cotton sehingga mengurangi iritasi.
e) Dapat ditutup dengan kasa basah, untuk mencegah penggarukan.
f) Manajemen stress yang baik.

X. KOMPLIKASI
Penggarukan yang terjadi berulang-ulang dapat menimbulkan suatu infeksi
atau peradangan kulit. Dapat pula meninggalkan jaringan parut dan
perubahan warna kulit yang bertambah gelap (hiperpigmentasi).

14
XI. PROGNOSIS
Prognosis untuk penyakit liken simpleks kronis adalah :5
a) Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan
pigmentasi dapat diatasi setelah dilakukan pengobatan.
b) Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional
yang meningkat.
c) Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat
membantu untuk mengurangi proses likenifikasi.
Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien, apabila
ada gangguan psikologis dan apabila ada penyakit lain yang menyertai.
Pengobatan yang teratur dapat meringankan kondisi pasien. Penyebab
utama dari gatal dapat hilang, atau dapat muncul kembali. Pencegahan
pada tahap awal dapat menghambat proses penyakit ini.1

BAB IV
KESIMPULAN

Neurodermatitis sirkumskripta atau juga disebut dengan liken simpleks


kronik merupakan penyakit gatal-gatal lokal yang berlangsung kronik, lesi
disebabkan garukan dan gosokan berulang, dengan gambaran likenifkasi berbatas
tegas. umumnya mengenai orang dewasa, kebanyakan pada umur 30-50 tahun.
lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria. Patofisiologi yang mendasari
penyakit ini tidak diketahui tetapi mungkin melibatkan perubahan pada system
saraf yang menerima dan memproses sensasi gatal.
Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simplek kronik. Gatal bisa
paroksismal, terus menerus, atau sporadik. Penggosokan dan penggarukan
berulang menyebabkan terjadinya likenifikasi( penebalan kulit dengan garis-garis
kulit semakin terlihat), plak yang berbatas tegas dan ekskoriasi, sedikit edematous,
lambat laun eritema dan edema menghilang, bagian tengah berskuama dan
menebal, sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Liken
simplek kronik dapat didiagnosis banding dengan dermatitis atopi, dermatitis
kontak alergi, dan liken planus. Terapi yang dapat diberikan pada liken simplek

15
kronik adalah steroid topical, antiaxietas, dan antibotik topical bila sudah terjadi
infeksi sekunder.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Suria., Sularsito, Sri Adi. Dermatitis dalam Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin, diedit oleh Djuanda A. edisi empat cetakan kedua, FKUI.
Jakarta. 2005. Hal 129-153.
2. Siregar. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi Dua. 2004. Jakarta:
EGC
3. Holden AC,Berth-jones J. in : Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C,
Editors.Rooks textbook of dermatology ; Eczema, prurigo, lichenification,
and erithroderma.7th.Italy : Blackwell scienc:2004.P. 1741-1743
4. Soter NA. Numular Eczema and Lichen Simpleks Chronicus/Prurigo
Nodularis in : Freedberg IM, Eizen AZ, Wollf K, Austen KF, Goldsmith
LA, Katz SI, eds. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th ed.
New York : Mc. Graw Hill ; 2003. p. 160-162.
5. Champion RH, Burton JL, Ebling FJG. Textbook of Dermatology. 5th ed.
London : Blackwell Scientific Publications ; 1992. p. 578-580.
6. Hunter John, John Savin, Marck Dahl editors. Clinical dermatology:
eczema and dermatitits.3rd edition Blackwell publishing 2002.p.70

16
17

Anda mungkin juga menyukai