Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK TERATAI :

1. MUNAWAROH
2. HANA AZKIA
3. NUR ANISAH AZKA
4. FARDAH HAIRANI
5. FAJILATUL HAIROH
6. M. WILDAN

PEMBERONTAKAN REPUBLIK MALUKU SELATAN

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) yang dipimpin oleh Mr. Dr.
Christian Robert Steven Soumokil (mantan jaksa agung NIT) merupakan sebuah
gerakan sparatisme yang bertujuan bukan hanya ingin memisahkan diri dari NIT
melainkan untuk membentuk Negara sendiri terpisah dari RIS. Soumokil awalnya
sudah terlibat dalam pemberontakan Andi Aziz akan tetapi dia dapat melarikan diri ke
Maluku. Soumokil juga dapat memindahkan pasukan KNIL dan pasukan Baret Hijau
dari Makasar ke Ambon.

Pemberontakan Westerling, Andi Aziz, Soumokil memiliki kesamaan yaitu


ketidakpuasan mereka terhadap proses kembalinya RIS ke Negara Kesatuan Republik
Indonesia(NKRI). Pemberontakan yang ada menggunakan unsur KNIL yang merasa
bahwa status mereka tidak pasti setelah KMB.

Keberhasilan APRIS mengatasi keadaan membuat para pemuda semakin


bersemangat untuk kembali ke NKRI. Akan tetapi terjadi banyak terror dan intimidasi
kepada para pemuda terlebih setelah teror dibantu oleh anggota polisi yang telah
dibantu KNIL bagian dari Korp Speciale Troepen yang dibentuk oleh Kapten Raymond
Westerling di Batujajar dekat Bandung. Teror tersebut bahkan menyebabkan terjadinya
pembunuhan. Benih sparatisme muncul dari para birokrat pemerintah daerah yang
memprovokasi seperti dengan penggabungan wilayah Ambon ke NKRI mengandung
bahaya sehingga seluruh rakyat Ambon diingatkan akan bahaya tersebut.
Pada 20 April 1950, diajukan mosi tidak percaya dalam parlemen NIT sehingga
kabinet NIT meletakkan jabatannya dan akhirnya NIT dibubarkan dan bergabung ke
dalam wilayah NKRI. Kegagalan pemberontakan Andi Aziz, menyebabkan berakhirlah
pula Negara Indonesia Timur. Tetapi Soumokil tidak pantang menyerah untuk
melepaskan Maluku Tengah dari wilayah NKRI. Bahkan dalam rapat di Ambon dengan
pemuka KNIL dan Ir. Manusama, ia mengusulkan agar daerah Maluku Selatan
dijadikan sebagai daerah merdeka. Jika perlu seluruh anggota Dewan Maluku Selatan
dibunuh. Usul tersebut ditolak, karena anggota mengusulkan agar yang melakukan
proklamasi kemerdekaan Maluku Selatan adalah Kepala Daerah Maluku Selatan, yaitu
J. Manuhutu.
Sebelum diproklamasikannya RMS terlebih dahulu telah dilakukan propaganda
pemisahan diri dari NKRI yang dilakukan oleh gubernur Sembilan Serangkai yang
beranggotakan KNIL dan Partai Timur Besar. Sementara menjelang proklamasi RMS,
Soumokil telah berhasil menghimpun kekuatan di lingkungan Maluku Tengah.
Sementara itu, orang-orang yang menyatakan dukungannya terhadap NKRI diancam
dan dipenjarakan. Akhirnya pada tanggal 25 April 1950 di Ambon diproklamasikan
Republik Maluku Selatan (RMS) oleh Mr. Dr. Ch. R.S. Soumokil.
Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini secara damai yaitu dengan
mengirimkan misi damai yang dipimpin oleh tokoh asli Maluku, yaitu dr. Leimena.
Namun misi ini ditolak oleh Soumokil. Misi damai yang dikirim selanjutnya terdiri dari
para politikus, pendeta, dokter, wartawan pun tidak dapat bertemu dengan pengikut
Soumokil.
Karena upaya damai mengalami jalan buntu maka pemerintah melakukan
operasi militer untuk menumpas gerakan RMS yaitu Gerakan Operasi Militer (GOM)III
yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang, Panglima Tentara dan Teritorium
Indonesia Timur. Operasi berlangsung dari tanggal 14 Juli 1950, berhasil menguasai
pos-pos penting di Pulau Buru, 19 Juli 1950 pasukan APRIS berhasil menguasai Pulau
Seram. Pada tanggal 28 September 1950 Ambon bagian utara berhasil dikuasai. 3
November 1950 benteng Nieuw Victoria berhasil dikuasai. Dengan jatuhnya Ambon
maka perlawanan RMS dapat dipatahkan dan sisa-sisa kekuatan RMS banyak yang
melarikan diri ke Pulau Seram dan dalam beberapa tahun membuat serangkaian
kekacauan.

Anda mungkin juga menyukai