Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu bagian penting dari proses perkembangan
kehidupan manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 263)
pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan
pelatihan. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa pendidikan merupakan suatu
proses seseorang untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan metode-
metode tertentu.
Pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat menciptaan Sumber daya
Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan bernalar, berpikir secara kritis, logis,
sistematis, dan kreatif sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang semakin
berkembang. Abduh dalam (Nizar, 2011: 11) menyatakan bahwa pendidikan yang
baik adalah pendidikan yang dalam prosesnya mampu mengembangkan seluruh
fitrah peserta didik, terutama fitrah akal dan agamanya. Dengan fitrah ini peserta
didik dapat mengembangkan daya fikir secara nasional. Sementara melalui fitrah
agama, akan tertanam pilar-pilar kebaikan dalam diri peserta didik yang kemudian
terimplikasi dalam seluruh aktivitas hidupnya.
Perkembangan sistem pendidikan agama Islam di Indonesia mengalami
peningkatan seiring berjalannya waktu. Dalam konteks pembelajaran disiplin ilmu
Sains, Nizar (2011: 236) mengatakan bahwa Islam menginformasikan kepada kita
bahwa ilmu pengetahuan ada yang bersumber dari wahyu dan ada yang berasal
dari pikiran ilmiah manusia, yang keduanya bersumber dari Allah SWT (pemilik
ilmu pengetahuan). Namun hingga kini, masih kuat anggapan dalam masyarakat
yang mengatakan bahwa agama dan ilmu adalah dua entitas yang tidak dapat
dipertemukan. Keduanya terpisah antara satu dengan yang lainnya, baik dari segi
objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang
dimainkan ilmuwan maupun status teori masing-masing bahkan sampai ke
1
2

institusi penyelenggaraannya. Dengan lain ungkapan, masih banyak masyarakat


yang beranggapan bahwa tidak adanya hubungan antara ilmu dan agama.
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
masih dianggap sebagai ilmu yang abstrak dan terpaku pada konsep. Karena
kenyataannya adalah subjek yang abstrak, tidak terkait dengan pengalaman
mereka dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengalami kesulitan dalam belajar
subjek dan konsep-konsep yang terkait. Salah satunya adalah materi ikatan kimia.
Keberhasilan seorang peserta didik dalam belajar dapat dilihat dari prestasi
peserta didik yang bersangkutan. Di dalam pendidikan peserta didik akan dinilai
keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi
belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi. Model
dan metode pembelajaran atau sumber belajar adalah salah satu faktor yang
menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar.
Penggunaan pembelajaran terintegrasi nilai keIslaman-Sains pada tataran
sekolah merupakan alternatif yang dapat dilakukan dalam rangka menanamkan
nilai-nilai keagamaan pada peserta didik. Selain memperoleh materi dari mata
pelajaran tertentu, peserta didik akan mendapatkan integrasi nilai keIslaman yang
penuh dengan pesan moral. Sehingga diharapkan dapat memotivasi peserta didik
untuk lebih semangat belajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Implementasi Pembelajaran Kimia
Berintegrasi Nilai Keislaman-Sains pada Submateri Ikatan Kimia
Intramolekul Terhadap Motivasi Belajar Siswa.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti
dapat mengidentifikasi permasalahan, diantaranya :
1. Rendahnya penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran kimia diharapkan
dapat diimbangi dengan kepribadian dan karakter yang unggul dengan
pendidikan nilai keIslaman
3

2. Pendidikan nilai keIslaman belum ditanamkan dalam pembelajaran kimia


sehingga perlu langkah awal untuk memulainya

C. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan masalah yang diidentifikasi di atas, maka agar penelitian ini
lebih terarah, ruang lingkupnya perlu dibatasi. Penulis membatasi masalah yang
akan diteliti pada hal-hal berikut:
1. Pendidikan nilai keIslaman-Sains pada pembelajaran kimia dibatasi pada
konsep submateri ikatan kimia intramolekul
2. Analisis pengaruh implementasi pembelajaran kimia yang berintegrasikan
nilai keIslaman-Sains pada submateri ikatan kimia intramolekul semester
ganjil terhadap motivasi belajar siswa
3. Penguasaan konsep peserta didik dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah
kognitif setelah proses pembelajaran kimia yang terintegrasi nilai keIslaman.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di
atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh implementasi pembelajaran kimia berintegrasi nilai
keIslaman-Sains pada submateri ikatan kimia intramolekul terhadap motivasi
belajar siswa?

E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini
bertujuan :
1. Mengetahui pengaruh implementasi pembelajaran kimia berintegrasi nilai
keIslaman-Sains pada submateri ikatan kimia intramolekul terhadap motivasi
belajar siswa

F. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
4

a. Guru

Memberikan informasi dan memotivasi guru sebagai bahan pertimbangan


untuk menggunakan sumber belajar kimia yang memiliki nilai keislaman
sehingga peserta didik dapat mengetahui hubungan Islam-Sains.

b. Siswa

Informasi ini diharapkan dapat :

1) Membantu peserta didik untuk lenih mudah memahami submateri ikatan


kimia intramolekul sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik.

2) Memperbaiki moralitas dan kesadaran keberagaman melalui pesan


keIslaman yang disampaikan.

c. Sekolah

Informasi ini dapat dijadikan sebagai:

1) Bahan pertimbangan untuk menigkatkan mutu pembelajaran di lembaga


pendidikan atau sekolah-sekolah dan juga instansi terkait lainnya yang
berkaitan dengan implementasi pembelajaran kimia berinetgrasi nilai
keIslaman di sekolah sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan, dan

2) Informasi dan saran kepada pihak sekolah dalam mengambil kebijakan


untuk meningkatkan keefektifan proses belajar menagajar.

Anda mungkin juga menyukai