II.21
EKSPLORASI UMUM BAUKSIT DI KABUPATEN SINTANG
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Oleh :
Eko Yoan Toreno dan Moetamar
SARI
Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga
yaitu Malaysia, khususnya negara bagian Serawak. Wilayah Kabupaten Sintang yang berbatasan langsung
dengan negara Malaysia adalah Kecamatan Ketungau Hulu dan Kecamatan Ketungau Tengah.
Geologi Kabupaten Sintang disusun oleh batuan berupa serpih, batulanau, wacke, pasir dan konglom-
erat dengan anggota batugamping batugamping hablur Formasi Alas berumur Paleozoikum (Karbon).
Hasil eksplorasi umum mendapatkan sumberdaya tertunjuk bauksit di daerah Enkitan-Seputau, Keca-
matan Ketungau Tengah sebesar 86.632 m3 dengan kadar rata-rata 51,17% Al2O3, 11,6% Fe2O3, 5,91% SiO2
dan 1,49% TiO2, dan Daerah Bukit Darwin, Desa Sepiluk-Senaning Kecamatan Ketungau Hulu sebesar
1.370.365 m3 dengan rata-rata 52,63% Al2O3, 9,76% Fe2O3, 3,57% SiO2 dan 1,32% TiO2.
II.21 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
terdiri dari plagioklas, mineral opak, lempung Pemetaan Geologi dilakukan untuk memper-
dan karbonat, serta mineral-mineral kuarsa, oleh data geologi dan penyebaran endapan
klorit, epidot dan karbonat yang mengisi ron- bauksit. Disamping pemetaan, data geologi
gga-rongga, sedang fenokrisnya plagioklas. diperoleh dari deskripsi sumur uji/parit uji
Batuan granitik ini telah terubah kuat, ber- dan dikompilasi dengan data geologi regional.
butir halus hingga 1 mm, bentuk butir anhedral Pengamatan dilakukan juga terhadap struk-
hingga subhedral, bertekstur porfiritik dengan tur geologi setempat maupun regional sekitar
relik-relik fenokris feldspar dan mineral opak daerah penyelidikan. Conto yang diambil lebih
dengan masa dasar mikrokristalin mineral difokuskan terhadap lapisan endapan bauk-
sekunder dan opak., Satuan Endapan Aluvium sit hasil penggalian/pembuatan sumur uji dan
terpecah-pecah, satuan endapan aluvium ini tebing-tebing bekas longsoran ataupun bekas
terdapat secara terpisah-pisah. galian. Perolehan conto dalam kegiatan Eksplo-
rasi Umum Bauksit di Kabupaten Sintang ini
Pengumpulan data sekunder daerah ini didapat 46 conto dari hasil sumur uji.
didapatkan antara lain dari hasil studi literatur
Pemetaan geologi dilakukan oleh S. Supri- Pengambilan conto dan pemerian deskripsi
atna, dkk dari Pusat Penelitian Pengembangan pada lubang sumur uji yang mengandung bauk-
Geologi pada tahun 1983-1985 menghasilkan sit dengan channel sampling dilakukan dengan
Peta Geologi Lembar Sanggau dan dipubi- lebar 10 cm, kedalaman 10 cm dengan interval
kasi tahun 1993. Pemetaan geologi dilakukan tebal setiap 1m. Dengan demikian jumlah conto
oleh R. Heryanto, dkk dari Pusat Penelitian yang diambil tergantung pada tebal endapan
Pengembangan Geologi pada tahun 1983-1984 bauksit. Kedalaman sumur uji maksimal men-
menghasilkan Peta Geologi Lembar Sanggau capai 7,20 m sampai menembus Kong/Clay dan
dan dipubikasi tahun 1993. air tanah.
Kajian Sumber Daya Geologi Pulau Kalimantan, Setelah pengambilan conto di lokasi penyelidi-
Pusat Sumber Daya Geologi Bandung Tahun kan, selanjutnya conto dibawa ke basecamp
2006. Inventarisasi Dan Penyelidikan Mineral untuk dilakukan preparasi conto, yaitu :
Dan Batubara Daerah Perbatasan Sintang,
Provinsi Kalimantan Barat Dengan Malaysia, 1. Conto dari lokasi ditimbang untuk mengeta-
Pusat Sumber Daya Geologi 2007. hui berat kotor.
Pengamatan daerah penyelidikan meliputi 2. Conto kotor dicuci dengan ayakan bukaan
Kecamatan Ketungau Hulu dan Kecamatan 1 cm dan 1 mm secara manual hingga ber-
Ketungau Tengah yang terletak di bagian utara sih, agar matrik atau butiran yang lolos dan
dan merupakan kecamatan yang berbatasan pengotornya hilang.
langsung dengan negara tetangga Sarawak-
Malaysia, seluruh daerah penyelidikan 3. Dilakukan pengeringan, bisa dilakukan
termasuk di dalam wilayah Kabupaten Sintang. dengan di angin-anginkan sampai 24 jam
4. Conto kering yang bersih ditimbang, untuk tempat nampak terdapat struktur graded bed-
mengetahui berat bersih. ding terutama pada sisipan batupasir berbutir
kasar sampai konglomeratan dengan fragmen
5. Menghitung CF (Concretion Factor) = berbentuk bulat dari mineral kuarsa dengan
(Berat Bersih : Berat Kotor) x 100% Peng- diameter hingga 1 cm dengan arah 175E/14.
hacuran/dipecahkan hingga ukuran < 1cm Batupasir tersebut berselang-seling dengan
Conto di mixing dan Quatering (pencam- batulempung dan batulanau, umumnya bersi-
puran 4 bagian) sehingga fraksi conto fat lunak hingga getas (Gambar 5), berwarna
menjadi homogen. abu-abu sampai abu-abu kehitaman, setem-
pat berlapis baik dengan struktur sedimen
6. Conto diambil 1 kg. perlapisan sejajar, kadang-kadang mengand-
ung lapisan batubara yang sebagian berupa
Conto yang sudah dipreparasi tersebut, selan- pita-pita yang sangat tipis hingga berbentuk
jutnya dikirim ke laboratorium Kimia - Fisika lensa-lensa atau fragmen-fragmen batubara
Mineral di Pusat Sumber Daya Geologi, untuk hasil transportasi. Hasil pengukuran pada
dilakukan analisis unsur-unsur Al2O3, Fe2O3, lapisan batulempung menunjukkan arah jurus
SiO2, TiO2, CaO, MgO, LOI dan beberapa conto dan kemiringan N240E/10.
yang didapat di lokasi penyelidikan juga dilaku-
kan analisis petrografi, mineragrafi dan berat Batuan Intrusi
jenis.
Terdiri dari andesit dan batuan terubah granitik
Hasil Eksplorasi hingga granodiorit, diorit mengandung kuarsa,
menempati sebelah selatan daerah penye-
Litologi Daerah lidikan, tersingkap di daerah Serau Punjung
Kecamatan Ketungau Tengah (Gambar 6). Pada
Geologi daerah penyelidikan terdiri dari batuan bagian permukaan dijumpai lapisan tipis oksida
beku intermediate - asam, batuan sedimen besi berupa limonit terisi pasir dan lempung,
serta endapan aluvial. diduga berasal dari batuan asal dan terbentuk
karena pelapukan (Gambar 7). Peta geologi
Batuan Sedimen daerah penyelidikan dapat dilihat pada Gambar
12 dan Gambar 13.
Penyebarannya sangat luas, hampir menem-
pati seluruh daerah penyelidikan, terletak tidak Struktur
selaras menutupi batuan intrusi. Batuan yang
tersingkap di utara daerah penyelidikan terdiri Struktur geologi di daerah penyelidikan adalah
dari batupasir halus-sedang, berwarna putih sesar dan rekahan, sesar berarah barat - barat-
keabu-abuan sampai kemerahan, berlapis baik laut, ke barat umumnya agak sejajar dengan
dengan struktur sedimen perlapisan sejajar batas formasi. Kelompok sesar yang berarah
dan silangsiur (Gambar 4), pada beberapa timur - timurlaut memotong menyilang batas
II.21 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
formasi tersebut. Sesar-sesar yang terdapat di bauksit. Tebal lapisan penutup bervariasi dari
daerah ini pada umumnya berupa sesar nor- 0,5 m 3 m. Di bawah lapisan penutup terli-
mal, yang dua sesar utama yang mengontrol hat nodul-nodul atau kongkresi bauksit dengan
perkembangan struktur daerah tersebut. ketebalan bervariasi dari 1 m 5 m. Di bawah
Secara umum lebih banyak struktur sinklin dan lapisan bauksit pada umumnya dijumpai Zona
antiklin pada batuan metasedimen di bagian Transisi (Transition Zone) sebelum mencapai
utara daerah penyelidikan. batuan segar yang biasa disebut Kong.
Keberadaan laterit bauksit di daerah peny- Di daerah ini terdapat lima conto batuan yang
elidikan terbentuk pada kemiringan 10 s.d. termineralisasi dilakukan analisis mineragrafi.
14 atau < 20. Batuan asal yang terdapat di Mineral yang teridentifikasi sebagian besar
daerah ini adalah batuan gunung api pra-Ter- berupa mineral, hematite dan oksida besi.
sier bersifat asam-intermediet yang kaya akan
kandungan unsur aluminium dengan min- Analisis mineragrafi pada conto SN11-01/R
eral cliachit, feldspar dan gibsit yang mudah mengidentifikasi adanya mineral logam hema-
larut kemudian mengalami proses laterisasi tite yang tersebar dalam batuan, berbutir halus
(proses pertukaran suhu secara terus menerus bentuk subhedral-euhedral dan sebagian ter-
sehingga batuan mengalami pelapukan). ubah menjadi hydrous iron oxide. Pada conto
SN11-04/R) juga menunjukkan adanya mineral
Dari penyelidikan yang dilakukan di daerah logam berupa hematit berbutir halus + 0,2 mm
Senaning-Sepiluk tersusun oleh endapan bauk- bentuk subhedral hingga anhedral dan hydrous
sit Fe tinggi dan bauksit SiO2 tinggi. Pendugaan iron oxide
ini dilakukan sebatas interpretasi geologi di
lapangan, tidak berdasarkan hasil analisis Analisis Petrografi dari salah satu bongka-
kimia. Bauksit Fe tinggi dicirikan oleh warna han batuan bauksit (SN11-01/R) menunjukan
coklat kemerahan coklat kehitaman, kompak, mineral cliachite dan gibsit yang umumnya
keras dengan bentuk butir membula tanggung, berupa nodul dikelilingi oleh mineral opak.
pipa saprolith hingga blocky (Foto 4a dan Foto Gibsit terdapat mengisi rongga dengan ben-
4b), sedangkan bauksit SiO2 tinggi dicirikan oleh tuk anhedral sedangkan cliachit kemungkinan
coklat kekuningan coklat kemerahan, agak sudah bercampur bersama oksida besi terlihat
rapuh, relatif tidak homogen, dengan bentuk mengelilingi mineral gibsit.
butir membulat tanggung blocky .
Pada batuan SN11-04/R kehadiran feld-
Pada bauksit Fe tinggi maupun bauksit SiO2 spar berukuran 0,25mm dengan bentuk butir
tinggi (Gambar 8 dan Gambar 9) pada profil anhedral-subhedral telah mengalami proses
tegak memperlihatkan batas yang jelas/tegas laterisasi dan tersebar menjadi mineral gibsit.
antara lapisan penutup (OB) dengan lapisan
Dari analisis kimia unsur conto yang diambil mikroskop cahaya pantul ini terlihat mineral
dari sumur uji menunjukkan nilai Al2O3 rendah pirit dan hematit berbentuk subhedral-euhe-
hanya dijumpai pada sumur uji SN09-01/C1 dral dan sebagian terubah menjadi hydrous
dengan 17,19% Al2O3, 24,35 % Fe2O3, 20,15% SiO2 iron oxide berwarna bias refleksi merah. Conto
dan 0,75% TiO2 yang menggambarkan bahwa SN11-08/R mineral logam yang terindentifikasi
bauksit SiO2 tinggi. Sedangkan bauksit Al 203 adalah hematit yg tersebar dalam batuan, pirit
tinggi dijumpai pada sumur uji SN11-01 s.d. tidak terindentifikasi. berbutir halus hingga +
SN11- 13 dengan kandungan rata-rata 53,6% 0,5 mm, dengan bentuk anhedral subhedral,
Al2O3, 9,3% Fe2O3, 3,1% SiO2 dan 1,3% TiO2. Ket- berwarna abu-abu, anisotrop, terdapat tersebar
ebalan rata-rata endapan bauksit pada daerah dalam batuan, sebagian telah terubah menjadi
Bukit Darwin desa Sepiluk-Senaning Kecama- hidrous iron oxide
tan Ketungau Hulu adalah 2,6 m dan rata-rata
ketebalan tanah penutup 1,74 m, dapat dilihat Analisis Petrografi dari salah satu bongkahan
pada salah satu profil sumur uji daerah penye- batuan bauksit (SN11-07/R) menunjukan batu-
lidikan (Gambar 14). pasir litik terbreksikan yang sudah mengalami
tektonik deformasi, terlihat zona-zona rejahan
Untuk mengetahui gambaran penyebaran ke yang terisi oelh mineral lempung dan butiran
arah tegak endapan bauksit di daerah Sepiluk- halus kuarsa
Senaning Kecamatan Ketungau Hulu, dibuat
korelasi antara penampang sumur uji searah Pada batuan SN11-08/R kehadiran feld-
memanjang. Ke arah memanjang tenggara- spar berukuran 0,5mm dengan bentuk butir
baratlaut yang mengkorelasikan sumur uji anhedral-subhedral telah mengalami proses
SN11-01 s.d. SN11-05 (Gambar 15), yang terli- laterisasi dan tersebar menjadi mineral gibsit.
hat endapan bauksit menipis ke arah tenggara Sedangkan mineral gibsit yang merupakan lat-
- baratlaut, sedangkan pada sumur uji SN11-06 erisasi dari feldspar berupa serat-serat nodul
s.d. SN11-13 penyebaran endapan bauksit tam- berserabut didalam fragmen bersama dengan
pak menipis ke arah tenggara dan baratlaut dan kuarsa yg tersebar sangat sedikit.
endapan lempung semakin menebal (Gambar
16). Analisis kima unsur dari conto yang diambil
dari sumur uji SN11-17 s/d SN11- 19 menun-
Bauksit Daerah Seputau jukkan kandungan 48,44% - 53,68% Al 2O 3,
7,36% - 16,26% Fe2O3, 3,43% - 7,75% SiO2 dan
Di daerah ini terdapat tiga conto batuan yang 1,29% - 1,84% TiO2. Ketebalan rata-rata enda-
termineralisasi dilakukan analisis mineragrafi. pan bauksit pada daerah ini adalah 2 m dan
Analisis mineragrafi conto SN11-07/R mengi- rata-rata ketebalan tanah penutup 1,65 m,
dentifikasi adanya mineral logam pirit, hematite dapat dilihat pada salah satu profil sumur uji
yang tersebar dalam batuan, pirit berbutir daerah peneyelidikan (Gambar 17). Penyebaran
halus hingga + 0,1 mm dan hematit berbutir endapan bauksit di Seputau Kecamatan Ketun-
halus hingga + 0,05 mm, dari sayatan poles gau Tengah dengan korelasi sumur uji SN11-17
II.21 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
II.21 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Gambar 4. Struktur silang siur batupasir dengan batulempung, terlihat fragmen batubara rapuh di
Desa Sepiluk Enteli
Gambar 5. Batupasir berselang-seling dengan batulempung dan batulanau dengan lensa batubara
II.21 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Gambar 8. Pengambilan conto bauksit SN11-06 pada dinding tebing di Desa Sepiluk
Gambar 9. Penggalian Sumur Uji di SN11-09 pada endapan bauksit SiO2 tinggi
II.21 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Gambar 14. Profil sumur uji daerah Sepiluk-Senaning pada lokasi SN11-02
II.21 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Gambar 15. Penampang Tegak Endapan Bauksit Sumur Uji SN 11-01 s.d. SN11-05
Gambar 16. Penampang Tegak Endapan Bauksit Sumur Uji SN 11-06 s.d. SN11-13
Gambar 17. Profil sumur uji daerah Engkitan-Seputau pada lokasi SN11-17.
II.21 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Gambar 18. Penampang Tegak Endapan Bauksit Sumur Uji SN 11-17 s.d. SN11-19