Bendera Lambang
Pulau Komodo
Area
- Total 4683827
Pemerintahan
- Kabupaten 21
- Kota 1
- Kecamatan 186
- Kelurahan 2.650
APBD
Demograf
Di awal kemerdekaan Indonesia, kepulauan ini merupakan wilayah Provinsi Sunda Kecil[2][3]. yang
beribukota di kota Singaraja, kini terdiri atas 3 provinsi (berturut-turut dari barat): Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Setelah pemekaran, Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di
bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau Sumba,
Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau Adonara, Pulau Solor,
Pulau Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, di bagian barat pulau Timor.
Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah
Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Timor Barat (biasa dipanggilTimor).
Provinsi ini menempati bagian barat pulau Timor. Sementara bagian timur pulau tersebut adalah bekas
provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor Timur yang merdeka menjadi negara Timor Leste pada tahun
2002.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Arti lambang
2Sejarah
3Pemerintahan
o 3.2Daftar gubernur
4Populasi
5Ekonomi
6Kepulauan
7Pariwisata
8Batas wilayah
9Lihat pula
10Referensi
11Pranala luar
Berbentuk perisai dengan sudut lima dengan maksud, selain melambangkan makna perlindungan
rakyat juga melambangkan Pancasila.
Dalam perisai terberkas: bintang, komodo, padi dan kapas, tombak dan pohon beringin.
Bintang melambangkan keagungan Tuhan yang Maha Esa, komodo satu-satunya reptil prasejarah
yang hingga kini masih lestari. Binatang purba ini merupakan reptil raksasa yang oleh dunia
dinyatakan dilindungi karena jenis hewan ini hanya terdapat di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di pulau
Komodo. Banyak wisatawan dari seluruh dunia datang ke pulau ini hanya untuk melihat komodo.
Hari terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur dilukiskan melalui jumlah padi (14) dan tahun
1958 tertera langsung pada sudut bawah lambang.
Jauh sebelum nama NTT tersebar, gugusan pulau-pulau di selatan Nusantara tersebut telah menjadi
perhatian dunia. Harumnya aroma cendana dari Timor telah menerobos sampai Timur Tengah, Tiongkok,
dan Eropa, dan berbagai penjuru bumi. Kekuatan aroma cendana tersebut menjadikan para pedagang
dari Malaka, Gujarat, Jawa dan Makasar, Tiongkok melakukan pelayaran niaga untuk mencapai wilayah
sumber cendana. Dan mereka melakukan kontak dagang secara langsung dengan raja-raja di Timor dan
pulau-pulau sekitarnya, sang pemilik wilayah dan pemimpin rakyat. [4]
Catatan sejarah dari Tiongkok, "manuskrip Dao Zhi", sejak tahun 1350 dinasti Sung sudah mengenal
Timor dan pulau-pulau sekitar, dan salah satu pelabuhan terkenal di Timor adalah "Batumiao-Batumean
Fatumean Tun Am", yang ramai dikunjungi kapal dari Makassar, Malaka, Jawa, Tiongkok dan kemudian
Eropa seperti Spanyol, Britania, Portugis, Belanda.
Tahun 1510, Goa, India dikuasai Portugis, mereka melanjutkan eskpansinya dengan cara
menguasai Malaka pada tahun 1511. Malaka dijadikan pusat perdagangan serta kekuasaan wilayah
Nusantara. Setelah Portugis berhasil mencapai Maluku, Solor (Flores) pada tahun 1511,
armada Ferdinand Magellan dengan dua kapal singgah di Alor dan Kupang, Pulau Timor. Dalam
penyeberangan ke selat Pukuafu, kedua kapal ini diterjang badai, salah satu kapal hancur dan karam.
Jangkar raksasa salah satu kapal ini masih bisa ditemui di pantai Rote. Satu lainnya berhasil lolos dari
amukan ombak lalu melanjutkan perjalanan ke Sabu, kemudian ke Tanjung Harapan lalu kembali
ke Spanyol.[4]
Ketika Belanda, dengan VOCnya, mencekram Nusantara, tahun 1614, mereka menempatkan Pdt. M van
den Broeck di Kupang dan Rote, untuk melayani umat Kristen di sana. Ini juga bermakna, walau VOC
masih berusia muda (berdiri 1602), kongsi dagang itu telah menempatkan kantor, benteng, pegawainya di
Timor dan pulau-pulau sekitarnya; dan dengan itu perlu seorang pendeta sebagai pemelihara rohani. Pada
era V0C, tahun 1600 1799, dan bahkan sampai tahun 1900, tidak banyak catatan sejarah yang bisa
menjadi pengetahuan publik; dan sekaligus bisa menjadi tambahan pengetahuan terhadap Masyarakat
NTT.
Belanda waktu itu masih dikuasai oleh pemerintah boneka dari kekaisaran Prancis dibawah Napoleon.
Keadaan tersebut dimanfaatkan Britania untuk memperluas jajahannya dengan merebut jajahan Belanda.
Armada Britania mengganggu daerah kekuasaan Belanda, sehingga pada tahun 1799 hampir seluruh
wilayah Indonesia (kecuali Jawa, Palembang, Banjarmasin dan Timor) jatuh dalam kekuasaan Britania.
Dua kapal Britania memasuki pelabuhan Kupang pada l0 Juni l797, namun berhasil dipukul mundur
oleh Greving yang mengarahkannya pada Mardijkers. Saat VOC dibubarkan pada tahun 1799, segala hak
dan kewajiban Indonesia diambil alih oleh pemerintah Belanda. Peralihan ini tidak membawa perubahan
apapun, karena pada waktu itu Belanda menghadapi perang yang dilancarkan oleh negara tetangga. [4]
Di era kolonial sampai 1942, rakyat NTT, harus terbagi-bagi sesuai keinginan Belanda, dalam bentuk Raja
Swapraja, fetor Kefetoran, dan seterusnya; dan kemudian menjadi daerah taklukan di bawah
pemerintahan residen. Ketika Jepang berkuasa di Nusantara, wilayah NTT yang strategis, ditata ulang
sebagai basis pertahanan. Penataan administrasi pemerintahan pun nyaris tidak mengalami perubahan,
hanya ada perubahan istilah.[4]
Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, NTT sebagai bagian Nusantara yang dijajah
Belanda, bebas dari cengkraman kolonial. Akan tetapi, karena keinginan Belanda untuk tetap berkuasa di
Nusantara termasuk NTT, maka mereka melakukan berbagai upaya untuk tetap berada di bumi NTT.
Keadaan tersebut, membangkitkan semangat Nasionalisme Kebebasan Kemerdekaan NTT pada
dalam diri Rakyat NTT. Semangat yang tak pantang menyerah tersebut melahirkan Pemerintahan Negara
Indonesia Timur dan Pemerintahan Otonom NTT. Bisa dikatakan, status NTT hampir sama dengan
Yogyakarta pada waktu itu, yang menyatakan diri setia kepada SoekarnoHatta. Perjuangan yang gigih
Rakyat NTT tidak berhenti, dan juga tidak pernah terbit dalam pikiran untuk melepaskan diri dari RI, yang
baru merdeka. Ada semangat kesatuan Indonesia pada jiwa dan darah A.H. Koroh, I.H. Doko, Th.
Oematan, Pastor Gabriel Manek, Drs. A. Roti, Y.S. Amalo, agar NTT tidak berada dalam kekuasaan
penjajah, tetapi menjadi bagian dari RI. Ketika Indonesia masih belum berdiri tegak, NTT menjadi bagian
dari Provinsi Administratif dengan nama "Provinsi Sunda kecil". Nama "Sunda kecil" kemudian diganti
dengan nama "Nusa Tenggara", berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950. Tidak lama setelah
itu, pada tahun 1957 berlaku UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan
dengan UU No. 64, tahun 1958, sehingga "Provinsi Nusa Tenggara" dibagi menjadi tiga Daerah
Swatantra Tingkat 1, yaitu masing-masing Swatantra Tingkat 1 Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur. Sejak 20 Desember 1958, pulauFlores, Sumba, Timor, dan pulau-pulau sekitarnya
menjadi salah satu bagian dari provinsi.[4]
Kabupaten Simeon
1 Kalabahi 17 Desa
Alor Th. Pally
Log
Pusat Bupati/ o
N Kabupate Kecam Keluraha
pemerin Wali Lokasi
o. n/Kota atan n/desa
tahan Kota
Kabupaten Willybrod
2 Atambua 24 12/196
Belu us Lay
Kabupaten Marselinu
3 Ende 40 Desa
Ende s YW Petu
Emanuel
Kara (Pj.)
menggant
Kabupaten
4 Larantuka ikan 19 21
Flores Timur
Yosep
Lagadoni
Herin
Petrus
Manuk
(Pj.)
Kabupaten menggant
6 Lewoleba 9 144
Lembata ikan
Eliaser
Yentji
Sunur
Kabupaten Stefanus
7 Betun 12 127
Malaka Bria Seran
Kabupaten Deno
8 Ruteng 9 17/132
Manggarai Kamelus
Log
Pusat Bupati/ o
N Kabupate Kecam Keluraha
pemerin Wali Lokasi
o. n/Kota atan n/desa
tahan Kota
Kabupaten
Labuan Agustinus
9 Manggarai 10 Desa
Bajo C. Dulla
Barat
Kabupaten
Yoseph
10 Manggarai Borong 6 10/104
Tote
Timur
Kabupaten Marianus
11 Bajawa 9 Desa
Ngada Sae
Kabupaten
12 Mbay Elias Jo 7 90
Nagekeo
Kabupaten Leonard
13 Baa 10 Desa
Rote Ndao Haning
Nikodemu
Kabupaten
14 Seba s Rihi 6 Desa
Sabu Raijua
Heke (Plt.)
Yoseph
Kabupaten
15 Maumere Ansar 21 13/147
Sikka
Rera
Agustinus
Kabupaten Waikabuba
16 Niga 12 Desa
Sumba Barat k
Dapawole
Log
Pusat Bupati/ o
N Kabupate Kecam Keluraha
pemerin Wali Lokasi
o. n/Kota atan n/desa
tahan Kota
Kabupaten
Markus
17 Sumba Barat Tambolaka 11 95
Dairo Talu
Daya
Kabupaten Umbu
18 Sumba Waibakul Sappi 5 43
Tengah Pateduk
Kabupaten Gidion
19 Waingapu 22 Desa
Sumba Timur Mbiliyora
Paulus
Kabupaten
Victor
20 Timor Tengah Soe 32 Desa
Rolland
Selatan
Mella
Kabupaten Raymund
Kefamenan
21 Timor Tengah us Sau 9 Desa
u
Utara Fernandes
Jonas
22 Kota Kupang - 6 51/-
Salean
[ket.
2 El Tari 1966 1978 1]
Tidak ada
[ket.
16 Juni
Wang Suwandi April 1978 2]
1978
1978 1983
[ket.
3 Ben Mboi 3]
1983 1988
G. Boeky
(19861991)
[ket.
Hendrik
4 100px 1988 1993 4]
Fernandez
S. H. M. Lerick
(19911996)
[ket.
Herman
5 1993 1998 5]
Musakabe Piet Alexander Tallo
(19961998)
1998 2003 Johanes Pake Pani
Piet Alexander
6
Tallo [ket.
2003 2008 6] Frans Lebu Raya
[ket.
16 Juli 16 Juli
7] Esthon L. Foenay
2008 2013
Frans Lebu
7
Raya
16 Juli [5] Benny Alexander
sekarang
2013 Litelnoni
Populasi