Anda di halaman 1dari 14

1 Pengertian Hipertensi (Tekanan darah Tinggi) adalah suatu peningkatan

tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi


merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya
resiko stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanakan hipertensi dan
mencegah terjadinya komplikasi untuk semua pasien yang
menderita hipertensi yang datang di Unit Pelayanan Umum
puskesmas Malimongan Baru

3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas


4 Referensi 1 Joint national committee (JNC)-8 guidelines 2014
2 Pedoman penanganan hipertensi pada kasus kardiovaskular-
Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia (Perki)
2015
3 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2, ed 6, Interna Publishing.
2014
4 Pedoman Pengobatan dasar di puskesmas, 2007, Depertemen
Kesehatan RI

5 Alat dan 1 Alat


Bahan a Tensi meter
b Stetoskop
c Thermometer

2 Bahan
a Buku status pasien Unit Pelayanan Umum / Family folder
b Lembaran resep
c Form resep
d Form laboratorium
e Form rujukan eksternal dan internal
f Buku register rujukan pasien

Langkah-langkah Bagan alir

1 Perawat Melakukan pengukuran Pengukuran tekanan darah , berat


tekanan darah dan mencatat dalam badan, tinggi badan, lingkar perut
buku status pasien.
2 Dokter Melakukan anamnesa
terhadap pasien:
a onset menderita hipertensi, Dokumentasi hasil di rekam
medik
b riwayat penyakit hipertensi
dalam keluarga
c faktor resiko dan komplikasi: DM, Melakukan anamnesa
dislipidemia, penyakit ginjal, hipertensi, keluarga,
penyakit serebrovaskular, stresspr, faktor resiko,
komplikasi, gejala alarm
penyakit arteri perifer, PJK, gagal
jantung, endokrin,
d Kebiasaan merokok, kebiasaan Melakukan pemeriksaan
makan, pekerjaan, pola tidur, fisik, EKG (jika diperlukan)
stressor, jenis kepribadian,
aktivitas fisik
e Adakah rasa sakit kepala,
mimisan, pusing, rasa berat
ditengkuk, visus/defek
Analisa anamnesa, pemeriksaan
penglihatan,
fisis, ekg, laboratorium, hasil
kesemutan/baal/kelemahan di penunjang yang dibawa pasien
wajah, tangan atau kaki, cadel,
sulit menelan, nyeri dada, sesak,
berdebar, nyeri pinggang, urin, dokumentasi rekam
Rujuk internal:
tremor, keringatan, perubahan medik pasien
gigi, usila,
mendadak berat badan, mual, olahraga, gizi
SOP ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOPOROSIS

1. PENGERTIAN.
Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang sehingga massaa tulang menurun,
komponen matrik yaitu mineral dan protein berkurang, resorpi terjadi lebih cepat daripada
formasi tulang sehingga tuang menjadi tipis.
Pada tulang dengan osteoporosis terjadi penurunan ketebalan tulang kompakta dan
peningkatan diameter rongga madulary.
Kondisi di ataas menyebabkan terjadinya pelebaran rongga sumsum tulang dan
saluran havers, trapekula berkurang dan menjadi tipis akibatnya tulang mudah retak. Tulang
yang mudah terkena adalah vertebra, pelipis dan tengkorak.

2. ETIOLOGI.
Perkembangan osteoporosis sangat komplek meliputi faktor-faktor nutrisi, fisik,
hormonal dan genetik. Adapun tiga faktor utama yang mempengaruhi osteoporosis adalah :
1. Defisiensi kalsium.
Hal ini dikarenakan intake kalsium dalam makanan yang kurang/tidak adekuat.
Menurunnya kalsium ada hubungannya dengan bertambahnya usia yaitu dengan
berkurangnya absorbsi kalsium, tidak adekuatnya intake vitamin D atau penggunaan obat-
obatan (heparin, alkohol, antasida ikatan fosfat,, kortikosteroid, fenitoin, isoniazid) dalam
jangka waktu lama.
2. Kurangnya latihan yang teratur.
Imobilisasi dapat menyebabkan proses menurunnya massa tulang. Olahraga atau
latihan yang teratur dapat mencegah penurunan masssa tulang. Tekanan-tekanan mekanis
pada latihan akan membuat otot-otot berkontraksi yang dapat merangsang formasi tulang.
3. Perbedaan jenis kelamin.
Hormon-hormon reproduksi mempengaruhi kekuatan tulang. Pada wanita post
menopouse, hormon reproduksi dan timbunan kalsium tulang menurun. Hormnon yang
sangat menurun adalah estrogen. Dengan demikian wanita lebih cepat dan berisiko
mengalami osteoporosis daripada laki-laki. Padda laki-laki osteoporosis terjadi setelah usia
70 tahun.
Selain tiga hal tersebut di atas, gangguan kelenjar endokrin dapat menyebabkan
osteoporosis yaitu penyakit chusing, thyrotoxicosis atau hipersekresi kelenjar adrenal.
Faktor risiko terjadinya osteoporosis antarra lain : kurang terkena sinar matahari,
alkoholisme, banyak mengkonsumsi nikotin (perokok) dan kafein, kurang aktivitas fisik, ada
riwayat keluarga dengan osteoporosis.

PATOFISIOLOGI
Patogenesis osteoporosis promr mempunyai faktor etiologi multipel sebagai akibat
bertambanya usia, yang merupakan perpaduan antara turunnya pembentukan tulang ddan
peningkatan reapsorpsi tung yang hasil akhirnya ialah hilangnya massa tulang. Beberapa
hipotesis yang diajukan antara lain : kegagalan relatif osteoblast, defisit vitamin D dan
kalsium akibat perubahan diet. Penurunan efisiensi absorpsi kalsium di usus ddan efisiensi
kalsium di ginjal, penurunan kadar kalsitonin dan estrogen dan kenaikan kadar PTH.

3. MANIFESTASI KLINIS.
Osteoporosis mungkin tidak memberikan gejala kinis sampai terjadi
patah tulang, nyeri dan deformitas biasanya menyertai patah tulang.
Dengan melemah dan kolapsnya korpus vertebra, tinggi seseorang
dapat berkurang atau timbul kifosis dan individu menjadi bungkuk (kadang-
kadang disebut dowagers hamp).
Adanya osteopenia gigi ditandai dengan gejala gigi mudah tanggal
yang disertai reapsorpsi gusi ata banyak gusi yang goyah, dapat digunakan sebagai
patokan kemungkinan adanya osteoporosis tulang.

4. KOMPLIKASI.
Fraktur tulang panggul.
Fraktur pergelangan tangan.
Fraktur columna vertebaralis dan paha.
Fraktur tulang iga.
Fraktur radius.

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
Pemeriksaan sinar-X terhadap tulang memperlihatkan penurunan
ketebalan tulang.
CT scan densitas tulang dapat memberikan gambaran akurat mengenai
tingkat massa tuang dan menentukan kecepatan penipisan tulang.

6. PENCEGAHAN.
Pencegahan osteoporosis dimulai sejak masa anak-anak dan remaja
yaitu kebiasaan berolahraga dan nutrisi yang adekuat untuk memperkuat tulang.
Olahraga beban bahkan pada usia lanjut (>85 tahun), telah dibuktikan
dapat meningkatkan kepadatan tulang dan massa otot dan memperbaiki daya tahan
fisik dan keseimbangan.
Terapi estrogen-progesteron pengganti selama dan setelah menopouse
dapat mengurangi pembentukan osteoporosis pada wanita. Kontra indikasi terapi
penggantian estrogen adalah riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga
atau riwayat individu mengidap pembentukan pembekuan darah.
Terapi testosteron dapat mengurangi osteoporosis pada pria.
Suplemen kalsium dan vitamin D melalui makanan dapat mengurangi
pembentukan osteoporosis baik pada pria maupun wanita.
Hindari merokok.

ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOPOROSIS

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN.
1. Riwayat Keperawatan
Perawat perlu menanyakan adanaya :
Rasa sakit/nyeri pada tulang punggung (bagian bawah), nyeri leher, merasakan berat badan
menurun. Umur dan jenis kelamin biasanya diataas usia 50 tahun dan sering pada wanita,
kurangnya aktifitas atau Imobilisasi. keadaan nutrisi misal kurang vitamin D, C dan kalsium.
Mengkonsumsi alkohol dan kafein, merokok.
Adanya penyakit endokrin : Diabetes melitus, Hipertiroidisme, hiperparatiroidisme, chusings
syndom, acromegali, hypogonadism.
2. Pemeriksaan fisik
Lakukan penekanan pada tulang punggung apakah terdapat nyeteka, nyeri pergerakan.
Periksa mobilitas amati posisi pasien yang nampak membungkuk.
3. Riwayat psikososial
Penyakit ini terjadi pada usia tua dan lebih banyak pada wanita. Biasanya sering timbul
kecemasan, takut melakukan aktifitas, dan perubahan konsep diri.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien osteoporosis, pada umumnya adalah:
1. Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan proses penyakit
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh untuk kalsium dan vitamin D
3. Gangguan konsep diri : perubahan body image / harga diri berhubungan
dengan proses penyakit
4. Kurang pengetahuan tentang perawatan dirumah
2. PERENCANAAN KEPERAWATAN.
1. Gangguan mobilitas fisik
Tujuan :
Pasien dapat meningkatkan mobiltas dan aktifitas
Rencana/tindakan keperawatan
Gunakan matress dengan tempat tidur papan. Hal ini untuk
memperbaiki posisi tulang belakang
Bila ada indikasi, bantu pasien dengan menggunakan walker atau
tongkat
Bantu dan ajarkan untuk latihan ROM setiap 4 jam utnuk
meningkatkan fungsi persendian dan mencegah kontraktur
Ajarkan pada pasien untuk mencegah fraktur
Bila pasien dianjurkan menggunakan brace punggung atau korset,
perlu dilatih penggunaan dan jelaskan tujuannya yaitu untuk menunjang
tubuh/anggota badan.
Beriakn analgetik, estrogen, kalsium dan vitamin D sesuai terapi
dokter
Berikan diet tinggi kalsium dan vitamin D sesuai terapi dokter
Monitor kadar kalsium.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh untuk kalsium dan


vitamin D
Hasil yang diperkirakan : pesien menunjukkan masukan kalsium dan vitamin D yang adekuat,
merencanakan menu 3 hari yang memberikan masukan yang cukup dari keduanya
Rencana tindakan / intervensi
Pastikan bahwa pasien memperhatikan pengetahuan tentang makanan
tinggi kalsium : keju, susu, sayuran hijau, talur, kacang, biji wijen, tiram. Berikan
pasien daftar makanan, temasuk jumlah relatif kalsium di masing-masing
Ajarkan pasien bagaimana merencanakan menu yang memberikan
masukan kalsium dan makanan diperkaya vitamin D yang cukup setiap hari

3. Gangguan konsep diri


Tujuan :
Pasien dapat mengekspresikan perasaan, pasien dapat mengungkapkan
kopinh yang positif.
Rencana/tindakan keperawatan
Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya dan dengarkan
dengan penuh perhatian. Mencuptakan hubungan harmonis sehingga timbul
koordinasi
Klarisifikasi bila terjadi kesalahan pemahaman tentang proses penyakit
dan pengobatan serta perawatan yang diberikan. Meningkatkan koordinasi selama
keperawatan
Identifikasi bersama pasien tentang alternatif pemecahan masalah ayng
positif. Dapat mengembalikan rasa percaya diri
Bantu untuk meningkatkan komunikasi dengan keluarga dan teman

4. Kurang pengetahuan tentang cara perawatan dirumah


Tujuan:
Pasien dan keluarga dapat memahami cara perawatan dirumah dengan
benar
Rencana/tindakan keperawatan
Jelaskan pentingnya diit yang tepat, aktifitas yang sesuai serta istirahat
yang cukup
Jelaskan penggunaan obat yang diberikan secara detail
Jelaskan pentingnya lingkungan yang aman misal lantai tidak licin,
menghindari jatuh, menggunakn pegangan, menghindari gerakan cepat dan tiba-
tiba
Ajurkan untuk mengurangi kafein, alkohol, dan merokok bila pasien
sebelumnya mengkonsumsi atau menghindarinya
Jelaskan pentingnya follow-up

5. EVALUASI
Tidak terjadi komplikasi
Aktifitas dan mobilitas terpenuhi
Perilaku yang adaptasi
Memahami cara perawatan dirumah.

DAFTAR PUSTAKA
Bunga rampai, editor Waspadji, Sarwono dkk. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. FKUI. Jakarta

Corwin, Elizabet. J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta

Carpenito, Lynda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8. EGC. Jakarta

Swearingen. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta.


DIABETES MELLITUS Disahkan oleh
No. Kode : Direktur Klinik
Terbitan :
No. Revisi :
SOP Tgl. Mulai :
Berlaku dr. Santoso Gunawan
Halaman :
KLINIK GRAHA
PUGER SEHAT

Pengertian Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, saraf, ginjal dan pembuluh darah.
Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis DM dan melakukan pengobatan DM.
Kebijakan SK Direktur No : / / /2016 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Klinik Graha Puger Sehat
Referensi Permenkes no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Hal 426
Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit sekarang, apakah
pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria (sering
kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (serng lapar), serta enurunan
berat badan yang tidak jelas penyebabnya, atau juga bisa disertai keluhan
tidak khas meliputi lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, luka yang sulit
sembuh, pruritus vulva pada wanita, dan disfungsi ereksi pada pria.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, adakah penurunan berat badan,
atau adakah prurirus atau gangren.
3. Petugas melakukan pemeriksaan GDA, atau GDP dan GD2JPP bila pasien
berpuasa, serta pemeriksaan HbA1C
4. Petugas menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus bila:
4.1.1 Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa darah
sewatu 200 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.2 Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa 126 mg/dl (darah
kapiler). ATAU
4.1.3 Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa terganggu
(TTGO) > 200 mg/Dl. ATAU
4.1.4 Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS 200 mg/dl atau GDP ulang
126 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.5 HbA1C 6.5 %, pemeriksaan HbA1C dilakukan hanya apabila
pasien menyetujui.
5. Petugas melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM, evaluasi
perencanaan makan sesuai kebutuhan
6. Petugas memberikan pengobatan DM:

6.1.1 Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal


2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.2 Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis
maksimal 15 mg/hr diberikan 15 30 menit sebelum mkan, 1-2
kali/hari.
6.1.3 Golongan Inhibitor glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg dosis
maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.4 Insulin : short acting atau long acting
7. Petugas memberi edukasi sesuai dengan terapi non farmakologi dan efek
samping obat

Diagram
Alir Tidak
Anamnesa GDA 200 mg/dL
Gejala klasik DM GDP 126 mg/dL

Ya

GDA 200 mg/dL DIABETES MELLITUS


GDP 126 mg/dL

Evaluasi status gizi


Evaluasi penyulit DM
Evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan

Edukasi terapi non farmakologis, dan efek samping obat

Unit terkait 1. Poli umum


2. Laboratorium
Dokumen 1. Prosedur pelayanan Klinik Graha Puger Sehat
Terkait 2. Rekam medis
3. Register harian

STANDAR PELAYANAN MEDIS


RHEUMATOID ARTHRITIS
Pemerintah Kabupaten Bogor No. Dokumen No. Revisi Halaman
Dinas Kesehatan 0 1/3
UPT Puskesmas Cigombong
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit Kepala UPT Puskesmas Cigombong
PROSEDUR TETAP

Juni 2013
dr. Sonny Budiman
NIP. 197910292010011007

PENGERTIAN Definisi :
Rheumatoid arthritis adalah peradangan dan
pembengkakan kronis di daerah sendi.

Kriteria Diagnosis

Gejala dan tanda :


1. Gejala prodromal : malaise, anorexia, nyeri dan kaku
seluruh badan
2. Harus ada 5 dari 7 gejala, dan 4 gejala diantaranya
harus berlangsung > 6 minggu :
a. Nyeri daerah sendi terutama pagi hari
b. Peradangan sendi di 3 atau lebih tempat
c. Bengkak pada 1 atau lebih daerah sendi
d. Simetris
e. Terdapat nodul subcutaneus
f. Positif pada tes faktor rematoid
g. Foto rontgen mendukung
3. Bengkak dan kemerahan serta terasa panas.
4. Gejala diluar sendi :
a. Rheumatoid nodule
b. Arteritis
c. Neuropati
d. Skleritis
e. Splenomegali

TUJUAN Memberikan kemudahan dan sebagai acuan bagi praktisi


kesehatan (Puskesmas) dalam penangan/
penatalaksanaan pertama pada Rheumatoid arthritis

RUANG LINGKUP Pasien yang datang dengan keluhan nyeri sendi

KEBIJAKAN 1 Dokter Umum


2 Seluruh praktisi kesehatan yang terampil pada
puskesmas DTP dan non DTP dibawah tanggung
jawab Dokter
3 Alat alat kesehatan penunjang

DOKUMEN TERKAIT Website : Puskesmas_oke.blogspot.com


5 Minute Clinical Consult
Anamnesa
PROSEDUR - Adakah nyeri di daerah sendi terutama pagi hari?
Sudah berapa lama?
- Adakah bengkak di daerah sendi? Apakah ada di
kedua sisi? Terasa panas?
- Adakah nyeri atau kaku di seluruh badan?

Pemeriksaan Fisik
- Peradangan sendi di tiga tempat atau lebih
- Bengkak pada satu atau lebih daerah sendi
- Simetris
- Terdapat nodul subcutaneus

Pemeriksaan Penunjang
- Rontgen, scan tulang
- Lab darah rutin
- Asam urat
- Cairan synovial

Diferensial Diagnosis
- Gout arthritis
- Psoriatic arthritis
- SLE

Terapi
1. Pengobatan non farmakologi
a. Penyuluhan, penjelasan penyakit, pengobatan,
gejala, hidup sehat(kurangi berat badan, olahraga
ringan, perbaiki sikap tubuh)
b. Istirahat sendi
c. Fisioterapi

2. Pengobatan farmakologi

NSAID :
- Ibuprofen 3 x 400 mg
- Aspirin

COX-2 inhibitors : Celecoxib, Valdecoxib

STEROID: Prednison 3 x 5 mg

Out Put
- Keluhan rasa nyeri berkurang
- Proses radang sendi berkurang
UNIT TERKAIT BP, laboratorium

SOP PELAYANAN MEDIS


No. Dokument :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas Bongo II I Wayan Yasa,SKM,M.Kes


NIP.
Posedur ini mengatur standar pelayanan medis di Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas Bongo II. Proses pengkajian pasien dilakukan oleh tenaga
yang kompeten dan sesuai dengan standar profesi
Menjadi acuan bagi seluruh aktifitas pelayanan medis yang diberikan
2. Tujuan kepada pasien, sehingga dapat memberikan pelayanan yang sesusai
standar profesi
SK kepala puskesmas tentang kewajiban klinis dalam meningkatkan
3. Kebijakan
mutu klinis dan keselamatan pasien
4. Refrensi

5. Alat dan Bahan SOP standar profesi.


6. Langkah-Langkah 1. Petugas dari masing-masing unit pelayanan mengidentifkasi
kebutuhan pasien.
2. Petugas melakukan kajian sesuai dengan standar profesi yang telah
ditetapkan.
3. Petugas melakukan pencatatan hasil kajian pada rekam medis sesuai
dengan standar profesi yang meliputi:
Data sosial yang meliputi, nama pasien, nama kepala keluarga,
pekerjaan pasien, alamat, jenis kelamin dan tanggal lahir,
agama, nomor rekam medis dan nomor kartu jaminan jika ada.
Data anamnesis (data subyektif) yang mencangkup keluhan
pasien, riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit
keluarga, riwayat alergi dan tau alergi obat.
Data pemeriksaan fisik (data obyektif) yang meliputi hasil
pemeriksaan vital sign (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu,
tinggi badan dan berat badan), hasil pemeriksaan spesifik yang
mengacu dan sesuai dengan keluhan pasien serta hasil
pemeriksaan laboratorium yang menunjang kajian pasien
Data diagnosis yang berupa diagnosis klinis pasien beserta
kode ICD X pada kasus 10 besar penyakit.
Data terapi yang berupa jenis obat, jumlah obat yang diberikan,
dan cara pemakain obat.
Data Penunjang lain seperti rujukan ke unit lain, dan edukasi
yang diberikan kepada pasien
Paraf dan nama petugas.
7. Bagan Alir
8. Hal Yang Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait SOP
SOP standar profesi
10. Dokumen Terkait
Rekam medis

Anda mungkin juga menyukai

  • Ayie
    Ayie
    Dokumen2 halaman
    Ayie
    Viska Firman
    Belum ada peringkat
  • Ayie
    Ayie
    Dokumen2 halaman
    Ayie
    Viska Firman
    Belum ada peringkat
  • Ayie
    Ayie
    Dokumen2 halaman
    Ayie
    Viska Firman
    Belum ada peringkat
  • Yuk Ayu
    Yuk Ayu
    Dokumen1 halaman
    Yuk Ayu
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Ayie
    Ayie
    Dokumen2 halaman
    Ayie
    Viska Firman
    Belum ada peringkat
  • Tata Nilai
    Tata Nilai
    Dokumen1 halaman
    Tata Nilai
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Data Asn Edit
    Data Asn Edit
    Dokumen4 halaman
    Data Asn Edit
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Sop Ispa
    Sop Ispa
    Dokumen2 halaman
    Sop Ispa
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Poa Lansia
    Poa Lansia
    Dokumen9 halaman
    Poa Lansia
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Sop Ispa
    Sop Ispa
    Dokumen2 halaman
    Sop Ispa
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Sop Ispa
    Sop Ispa
    Dokumen2 halaman
    Sop Ispa
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Dinamika Pelanggaran Hukum
    Dinamika Pelanggaran Hukum
    Dokumen5 halaman
    Dinamika Pelanggaran Hukum
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Poa Lansia
    Poa Lansia
    Dokumen9 halaman
    Poa Lansia
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Sop Ispa
    Sop Ispa
    Dokumen2 halaman
    Sop Ispa
    Annasya Dela Octavia
    100% (2)
  • Askep Sop Mtbs
    Askep Sop Mtbs
    Dokumen142 halaman
    Askep Sop Mtbs
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Srty Pnghuindran Dri B
    Srty Pnghuindran Dri B
    Dokumen2 halaman
    Srty Pnghuindran Dri B
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Ayu Lansia
    Ayu Lansia
    Dokumen14 halaman
    Ayu Lansia
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Cerita Lucu Setelah Liburan Sekolah
    Cerita Lucu Setelah Liburan Sekolah
    Dokumen1 halaman
    Cerita Lucu Setelah Liburan Sekolah
    Mardiyah
    Belum ada peringkat
  • Askep Keluarga
    Askep Keluarga
    Dokumen31 halaman
    Askep Keluarga
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Makalah Penjas
    Makalah Penjas
    Dokumen3 halaman
    Makalah Penjas
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Askep Sop Mtbs
    Askep Sop Mtbs
    Dokumen142 halaman
    Askep Sop Mtbs
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Cerita Lucu Setelah Liburan Sekolah ICA
    Cerita Lucu Setelah Liburan Sekolah ICA
    Dokumen2 halaman
    Cerita Lucu Setelah Liburan Sekolah ICA
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Sop Pelayanan MTBS
    Sop Pelayanan MTBS
    Dokumen5 halaman
    Sop Pelayanan MTBS
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Dinamika Pelanggaran Hukum
    Dinamika Pelanggaran Hukum
    Dokumen5 halaman
    Dinamika Pelanggaran Hukum
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Profil PKM Blom Teredit
    Profil PKM Blom Teredit
    Dokumen2 halaman
    Profil PKM Blom Teredit
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 1
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Document 3
    Document 3
    Dokumen3 halaman
    Document 3
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Data Asn Edit
    Data Asn Edit
    Dokumen4 halaman
    Data Asn Edit
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Data Dukpkm Prumnas
    Data Dukpkm Prumnas
    Dokumen2 halaman
    Data Dukpkm Prumnas
    Annasya Dela Octavia
    Belum ada peringkat