DI INDONESIA
PENDIDIKAN PANCASILA
Oleh :
Adapun salah satu ormas yang akan kita jadikan contoh dan kita bahas
adalah salah satu yang disebut-sebut sebagai penentang pancasila yaitu Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI). Bagi sebagian umat Islam, retorika Hizbut Tahrir tentang
mengembalikan kejayaan Islam melalui sistem kepemimpinan Khalifah mungkin
terkesan menarik. Namun kalau dipelajari, sistem pemerintahan yang ditawarkan
sebenarnya mengandung banyak persoalan serius. Berikut sejumlah cacat pikir
sistem Khalifah yang ditawarkan HT :
Kelima, dalam sistem Khalifah yang dibayangkan HT, kalaulah ada partai
politik, maka partai politik itu haruslah berupa partai politik Islam. Kalaulah ada
pemilu, pemilu tersebut hanya boleh diikuti umat Islam.
Contoh ormas yang kedua ialah FPI (Front Pembela Islam). Berikut hal-
hal yang berkaitan dengan FPI yang membawa ancaman bagi kedaulatan bangsa
Indonesia dan pancasila:
Kedua, FPI menghasut warga bali agar tolak ajang mis word. FPI mengaku
siap menggelar demo turun ke jalan sebagai bentuk aksi penolakan terhadap
penyelenggaraan Miss Word 2013 di Indonesia. Hal itu diutarakan oleh ketua FPI
Habib Rizieq Shihab dalam orasinya di peringatan Milad ke-15 FPI di
jl.Petamburan III, minggu (25/8/2013). Kemudian Habib Rizieq juga berpesan
pada pengurus DPD FPI di Jawa Timur, Madura, hingga ke Banyuwangi untuk
melakukan pendekatan ke masyarakat Bali agar juga menolak penyelenggaraan
Miss World 2013 di Indonesia, yakni di Bali.
Ketiga, FPI melawan polisi secara anarkis. Aksi protes FPI yang digelar
sering berakhir dengan kerusuhan, misalnya awal Oktober 2014. Belasan anggota
kepolisian, termasuk Kapolsek Gambir, ketika itu mengalami luka-luka.
Buntutnya, polisi mengepung markas FPI di Jakarta dan menuntut agar
koordinator lapangan aksi demo rusuh itu menyerahkan diri.November 2014 ketua
FPI Habib Rizieq mengancam, kalau Ahok tetap dilantik jadi Gubernur Jakarta,
FPI akan membentuk DPRD tandingan dan memilih sendiri gubernur tandingan.
FPI mengklaim, aksi mereka juga didukung oleh Koalisi Prabowo di DPR, yang
terutama didukung oleh Gerindra, Golkar, PKS dan Partai Demokrat.