Sistem pengendalian internal terus menjadi dasar dari kegiatan operasional dan akuntansi
dari proses bisnis yang efektif. Aktivitas utamanya meliputi mengevaluasi dan menilai berbagai
tingkat pengendalian. Manajer bertanggung jawab menciptakan dan mengelola pengendalian
internal ini, dan auditor internal menilai efektivitasnya serta membuat rekomendasi yang
diperlukan.
Foreign Corrupt Practices Act of 1977 melarang penyuapan pada pejabat asing dan
mendorong ketentuan diwajibkannya pemeliharaan buku dan pencatatan yang akurat sebaik
system pengendalian internal akuntansi. FCPA membawa dampak yang signifikan baik untuk
auditor internal, maupun eksternal, karena untuk pertama kalinya manajemen bertanggung
jawab atas sistem pengendalian internal akuntansi yang memadai untuk menyediakan
penjaminan yang layak bahwa transaksi diotorisasi dan dicatat untuk nenyediakan penyiapan
laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP.
Selain itu FCPA menyatakan bahwa akuntabilitas dipelihara untuk penggunaan aset dan
aksesnya hanya diperbolehkan dengan otorisasi atas persediaan fisik periodik. FCPA
meningkatkan pentingnya pengendalian internal dan peraturan anti penyuapan. FCPA
merupakan langkah awal untuk membantu perusahaan memikirkan tentang kebutuhan
pengendalian internal yang efektif, meskipun tidak ada pedoman atau standar atas ketentuan
yang ditetapkan oleh FCPA.
FCPA Aftermath
FCPA menitikberatkan pada perlunya internal control yang efektif bagi
seluruh perusahaan, khususnya yang berbasis di Amerika Serikat. Meskipun tidak ada
definisiinternal control yang konsisten saat itu, aturan yang ada tetap
mentikberatkan perlunya internal control.
c. Aktivitas Pengendalian
- Macam aktivitas pengendalian:
1. Top-level reviews
Manajemen dan internai auditor pada berbagai tingkat harus me-review hasil
kinerja mereka, membandingkannya dengan budget, statistika kompetitif, dan
ukuran benchmark lain.
2. Fungsional langsung atau manajemen aktivitas
Manajer pada berbagai tingkat harus me-review laporan operasional dari
sistem pengendalian mereka dan mengambil tindakan korektif yang tepat.
3. Proses informasi
IT mengandung banyak pengendalian dimana sistem secara internal mengecek
kepatuhan dalam area tertentu dan kemudian melaporkan pengecualian
pengendalian internalnya. Hal-hal yang dilaporkan sebagai pengecualian harus
mendapatkan tindakan korektif secara otomatis dari prosedur sistem, atau
operatornya, atau maanjemen.
4. Pengendalian fisik
Perusahaan harus memiliki pengendalian yang tepat atas aset fisiknya,
termasuk aset tetap. Persediaan, dan surat berharga.
5. Indikator kinerja
Manajemen seharusnya mengumpulkan data-data yang berhubungan, baik
operasional maupun keuangan satu sama lain dan melakukan tindakan analitis,
investigasi, dan korektif yang tepat.
6. Pemisahan tugas
Tugas-tugas harus dipisahkan antara orang-orang yang berbeda untuk
mengurangi risiko terjadinya tindakan yang salah atau tidak tepat.
e. Pengawasan
- Aktivitas pemantauan yang terus-menerus (ongoing)
Contoh aktivitas pemantauan yang terus-menerus:
Fungsi normal manajemen operasional
Review manajemen atas laporan operasional dan keuangan merupakan
aktivitas pemantauan terus-menerus yang penting.
Komunikasi dari pihak eksternal
Elemen ini berhubungan erat dengan komponen komunikasi dari pihak eksternal.
Struktur perusahaan dan aktivitas supervisory
Ketika manajer senior harus selalu me-review laporan dan melakukan
tindakan korektif, supervisi tingkat pertama dan sturktur perusahaan yg
berhubungan memiliki peran penting dalam pemantauan.
Physical inventory dan rekonsiliasi aset