Anda di halaman 1dari 20

Pengantar Manajemen

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa kita adalah

persoalan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Dari

berbagai pengamat dan analisis, ada berbagai faktor yang menyebabkan mutu

pendidikan kita mengalami peningkatan secara merata, yaitu:

1 Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional

menggunakan pendekatan educational production function atau input-

output analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen.


a. penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratis

sentralistik, sehingga meningkat sekolah sebagai penyelenggaraan

pendidikan yang tergantung pada keputusan birokrasi-birokrasi.


b. Minimnya peranan masyarakat khususnya orang tua sisiwa dalam

penyelenggaraan pendidikan, pratisipasi orang tua selama ini

dengan sebatas pendukung dana, tapi tidak dilibatkan dalam proses

pendidikan seperti mengambil keputusan, monitoring, evaluasi dan

Program Studi Manajemen 1


Pengantar Manajemen

akuntabilitas, sehingga sekolah tidak memiliki beban dan tanggung

jawab hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat/orang tua

sebagai stake holder yang berkepentingan dengan pendidikan.


c. Krisis kepemimpinan, dimana kepala sekolah yang cenderung tidak

demokratis, sistem top down policy baik dari kepala sekolah

terhadap guru atau birokrasi diatas kepala sekolah terhadap

sekolah.
2 Munculnya paradigma guru tentang manajemen berbasis sekolah yang

bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian

kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan

pendidikan secara efisien dan berkualitas.


3 Kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku

bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk

mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang kurang melibatkan

bawahan dalam mengambil kepurusan maka akan mengakibatkan adanya

disharmonisasi hubungan anatara pemimpin dan yang dipimpin. Salah satu

solusinya adalah dengan dikeluarkannya UU no.32 tahun 2004 yaitu

undang-undang otonomi daerah yang kemudian diatur oleh PP no. 33

tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan pemerintah pusat

ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan kecuali

agama, politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter

Program Studi Manajemen 2


Pengantar Manajemen

dan fiskal. Pemberian otonomi tersebut dimaksudkan agar lembaga

sekolah memiliki kebebasan dan kemandirian mengelola lembaganya agar

mampu berkembang sesuai dengan potensi dan kekhususan-kekhususan

yang dimiliki daerah serta memiliki relevansi yang tinggi dan kemanfaatan

optimal bagi pembangunan di daerah. Pemberian otonomi demikian

dengan segala implikasinya dianggap merupakan langkah maju yang

bertujuan untuk menciptakan efektifitas penyelenggaraan pendidikan di

daerah dengan bersumber kepada pemanfaatan potensi, kekhasan, dan

kreativitas dari para penyelenggara pendidikan di daerah. Implementsi

otonomi sekolah ini juga salah satunya tercermin dengan diberlakukannya

UU No. 20/2005 yang memberikan kebebasan kepada sekolah untuk

menyusun kurikulumnya sendiri yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai ganti dari Kurikulum 2004. Dengan

adanya amanat otonomi dari undang- undang tersebut perangkat

manajemen di sekolah bukan lagi sekedar sebagai pelaksana dari birokrasi

pusat sebagaimana era sebelumnya, melainkan berposisi sebagai agen

yang mandiri yang bertanggung jawab atas pengelolaan sekolah sesuai

dengan tugas dan fungsi manajemen (planning, organizing, actuating,

controlling) dengan memperhatikan potensi dan kekhasan yang dimiliki.

Program Studi Manajemen 3


Pengantar Manajemen

Namun, pada pembahasan kali ini peneliti hanya membahas mengenai

actuating (penggerakan).
Pada tahun 1886 Frederick Winslow Taylor melakukan suatu percobaan

time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep

teori efisiensi dan efektivitas. Kemudian Taylor menulis buku berjudul The

Principle of Scientific Management (1911) yang merupakan awal dari lahirnya

manajemen sebagai ilmu.(Ritha Dalimunthe, 2003)


Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu pengetahuan mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut : (Ritha Dalimunthe, 2003)


1 Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang

atau lebih.
2 Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.
3 Adanya kegiatan / proses / usaha
4 Adanya tujuan
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial

yang mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat

modern. Dimana fenomena masyarakat modern itu merupakan gejala sosial yang

membawa perubahan terhadap organisasi. (Gibson, Ivancevich, Donnely, 1997)


Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan

suatu organisasi, yaitu : (Ritha F. Delimunthe, 2003)


1 Tekanan pemilik perusahaan
2 Kemajuan teknologi
3 Saingan baru
4 Tuntutan masyarakat kebijaksanaan pemerintah
5 Pengaruh dunia Internasional
Pada kenyataanya manajemen sulit didefenisikan karena tidak ada defenisi

manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefinisikan

Program Studi Manajemen 4


Pengantar Manajemen

manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan

organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang

mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga

mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak

ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner

mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut : (James

Stoner, 1993)
Manajemen adalah suatu proses perencanaan pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.


Dari defenisi di atas terlihat bahwa stoner telah menggunakan kata

"proses", bukan "seni". Mengartikan manajemen sebagai "seni" mengandung arti

bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu

"proses" adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen

didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa harus memperhatikan

kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.(James Stoner, 1993)


Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen

merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan,

Program Studi Manajemen 5


Pengantar Manajemen

menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan

fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan

(Actuating), dan pengawasan (controling).


Actuating merupakan bagian penting, dari proses manajemen berlainan

dengan ketiga fungsi manajemen lainnya. Actuating khususnya berhubungan

dengan orang-orang. Bahkan banyak manajer yang praktik, beranggapan bahwa

actuating merupakan intisari management. (Hani Handoko, 1997)

B Rumusan Masalah
1 Apakah pengertian dari actuating (penggerakan)?
2 Sebutkan fungsi dan peranan actuating (penggerakan)?
3 Bagaimanakah pengaplikasian actuating (penggerakan) dalam pendidikan?
4 Apakah pentingnya actuating (penggerakan) dalam organisasi?

C Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengertian dari actuating (penggerakan).
2 Mengetahui fungsi dan peranan actuating (penggerakan).
3 Mengetahui pentingnya actuating (penggerakan) dalam organisasi.

D Manfaat Penelitian
1 Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai actuating (penggerakan).
2 Lebih meningkatkan jiwa manajemen pada diri mahasiswa melalui

actuating (penggerakan).

BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian Actuating

Program Studi Manajemen 6


Pengantar Manajemen

Menurut Koontz dan ODonnel, actuating yang diterjemahkan ke Bahasa

Indonesia sebagai pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual

yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk

dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan

yang nyata. Jadi pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk

membimbing, menggerakan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas

dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. Pengarahan ini dapat dilakukan

dengan cara persuasif atau bujukan dan instrufi, tergantung cara mana yang paling

efektif. (Nanang Fattah, 1999)

Pada tahun 1986, George R. Terry mengartikan actuating sebagai usaha

menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka

berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran

anggota-anggota perusahaan tersebut olehkarena para anggota itu juga ingin

mencapai sasaran tersebut. Jadi pengarahan adalah membuat semua anggota

kelompok, agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk

mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha pengorganisasian. (Nanang

Fattah, 1999)

Program Studi Manajemen 7


Pengantar Manajemen

Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata

lain pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating

(pengarahan) adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan

bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. (Departemen Pendidikan

Nasional, 2001)

Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai

tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha

pengorganisasian.

B Tujuan, Fungsi dan Peranan Actuating


Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut: (James Stoner,

1993)
1 Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan

pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif

dan efisien dalam pencapaian tujuan


2 Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
3 Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4 Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak

dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat

menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas

yang tinggi.

Program Studi Manajemen 8


Pengantar Manajemen

Fungsi aktuasi haruslah dimulai pada diri manajer selaku pimpinan

organisasi. Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar bekerja

lebih produktif, harus memahami dan menerapkan ilmu psikologi, ilmu

komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi.


Seorang manajer harus mampu bersikap yaitu objektif dalam menghadapi

berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif dalam menghadapi

perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik sebagai individu maupun

kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan, peka

terhadap lingkungan dan adanya kemampuan bekerja sama dengann orang lain

secara harmonis. (Herujito, 2003)


Dengan kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu

mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu bekerja sendiri

dan pasti akan memerlukan bantuan orang lain, manusia mempunyai kebutuhan

yang bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri manusia kadang-kadang muncul

juga sifat-sifat emosional. (Herujito, 2003)


Tujuan fungsi aktuasi, adalah: (Gde Muninjaya dan A.A., 2004)
1 Menciptakan kerja sama yang lebih efisien.
2 Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf.
3 Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan.
4 Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan

prestasi kerja staf.


5 Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

Peranan Actuating (Penggerakan), yaitu :

Program Studi Manajemen 9


Pengantar Manajemen

1 Melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan

komunikasi (communication) (Nawawi, 2000:95). Dijelaskan pula bahwa

pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan menciptakan, memelihara,

menjaga/mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap

personil, baik secara struktural maupun fungsional, agar langkah

operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi

(Nawawi, 2000 : 95).


2 Penggerakan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan

perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan

pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara

optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

C Macam-Macam Actuating
Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan

dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin dan

diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip mereka.


Adapun macam-macam pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1 Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan

informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.

Pada umumnya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan

Program Studi Manajemen 10


Pengantar Manajemen

untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengertian tentang

berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani

orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang

pernah dihadapinya. Dengan demikian, orientasi ini perlu juga diberikan

kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan

peranannya.
2 Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang

berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan

tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan dan

ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah

ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada

orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang ada

dibagian lain.
3 Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan

dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan

melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada

bawaahan.
Berkaitan dengan macam-macam penggerakkan yang merupakan

proses penggerakan adalah memberikan perintah, petunjuk, pedoman dan

nasehat serta keterampilan dalam berkomunikasi. Penggerakan merupakan

Program Studi Manajemen 11


Pengantar Manajemen

nti daripada manajemen yaitu menggerakan untuk mencapai hasil, sedang

inti dari penggerakan adalah leading, harus menentukan prinsi-prinsip

efisiensi, komunikasi yang baik dan prinsip menjawab pertanyaan :


Who (siapa)
Why (kenapa)
What (apa)
When (kapan)
Where (dimana)
How (bagaimana)
Pertanyaan itulah yang menjadi motivator pendorong untuk

bergerakdan mampu menggerakan suatu organisasi.

D Elemen Actuating

Berikut ini adalah beberapa elemen penggerakan atau actuating dalam

manajemen :

1 Coordinating adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer

agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan

dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai .

(George. R. Terry, 1986)


2 Motivating merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen

perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup

maka kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan optimal. (George.

R. Terry, 1986)
3 Communication, komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat

diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin

Program Studi Manajemen 12


Pengantar Manajemen

komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang

kondusif di perusahaan dan akan menumbuhkan teamwork atau kerjasama

yang baik dalam berbagai kegiatan perusahaan. (George. R. Terry, 1986)


4 Commanding, dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa

seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah langkah dan resiko

dari setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap keputusan dan

langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan. Dengan pengarahan

yang baik dari para atasan dan tujuan , visi dan misi yang jelas dari suatu

manajer perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif untuk

perusahaan itu sendiri, antara lain teamwork yang baik dan dapat

memunculkan decision maker yang bagus. (Prajudi Atmosudirdjo, 1982)

Karena decision makin dan teamwork dalam suatu perusahaan adalah

kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan

perusahaan seefektif dan seefisien mungkin. Bilamana diambil secara

singkat dan ringkas, maka fungsi actuating dapat tercakup dalam lima sub

fungsi manajemen, yakni : communicating, leading, directing, motivating,

dan facilitating (George. R. Terry, 1986)

E Prinsip Actuating

Program Studi Manajemen 13


Pengantar Manajemen

Ada beberapa prinsip dalam penggerakan (actuating) staf suatu organisasi

yang perlu diperhatikan, yaitu: (Gde Muninjaya dan A.A., 2004)

1 Efisien
2 Komunikasi
3 Jawaban terhadap pertanyaan 5w + 1H
4 Penghargaan linsentif

Pentingnya mencapai actuating manageral yang efektif menurut

Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:

a. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya


b. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
d. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
e. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada

beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahan dalam melakukan

actuating, yaitu :

1 Prinsip mengarah pada tujuan. Tujuan pokok dari pengarahan nampak

pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan,

akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai

tujuan.artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan

dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti : perencanaan, struktur

Program Studi Manajemen 14


Pengantar Manajemen

organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan

kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.


2 Prinsip keharmonisan dengan tujuan. Orang-orang bekerja untuk dapat

memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan

perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu.

Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi

kebutuhannya dengan cara yang wajar.


3 Prinsip kesatuan komando. Prinsip kesatuan komando ini sangat penting

untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan.

Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan

segala kegiatannya.

F Tahapan Actuating

Tindakan actuating dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

1 Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul

kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan penuh

semangat sesuai dengan harapan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya (Nuraida, 2008). Tindakan ini juga disebut

motivating (Muninjaya, 2004). Motivasi merupakan proses dengan apa

Program Studi Manajemen 15


Pengantar Manajemen

seseorang menejer merangsang bawahan untuk bekerja dalam rangka

upaya mencapai sasaran organisatoris sebagai alat untuk memuaskan

keinginan pribadi mereka sendiri. Contohnya adalah menaikkan sistem

upah untuk memotivasi para karyawan. Makin besar hasil yang dikerjakan

karyawan tersebut makin besar upah yang didapat (Pintauli, 2003).


2 Memberikan kesempatan pengembangan diri melalui pemberian

pendidikan dan pelatihan (Nuraida, 2008). Tindakan ini juga disebut

koding yang meliputi beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan,

mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang orang

yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan

maupun keterampilan staf (Muninjaya, 2004).


3 Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan

memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-

saran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan

dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah

ditetapkan (Muninjaya, 2004).


4 Berkomunikasi secara efektif (Herujito, 2001).

G Contoh penerapan

Contoh penerapan actuating dalam manajemen rumah sakit misalnya,

seorang kepala sub-bagian Asuhan Keperawatan yang melaksanakan fungsi

pengarahan (actuating), yaitu:

Program Studi Manajemen 16


Pengantar Manajemen

1 Memberikan bimbingan dan pembinaan asuhan keperawatan sesuai

standar.
2 Memberikan bimbingan terhadap penerapan SOP pelayanan keperawatan.
3 Memberikan bimbingan pendokumentasian asuhan keperawatansehingga

diperoleh catatan asuhan keperawatan yang akurat dan baru.


4 Mewakili tugas dan wewenang Kepala Bagian Pelayanan Keperawatanatas

persetujuan Wakil Direktur Pelayanan sesuai kebutuhan.


5 Menyampaikan dan menjelaskan tentang sistem pembinaan asuhan

keperawatan koordinasi dengan Kepala Ruangan.

H Pentingnya Actuating dalam Organisasi

Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan

langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan

pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan

seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas.

Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi,

misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas,

fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai

visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

BAB III

Program Studi Manajemen 17


Pengantar Manajemen

PENUTUP

A Kesimpulan

Actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk

secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang

masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar. Fungsi dan peranan actuating

yakni pertama, melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan

komunikasi (communication); kedua, upaya untuk menjadikan perencanaan

menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian.

Pengaplikasian actuating dalam pendidikan adalah pengarahan dan pemotivasian

seluruh personil pada setiap kegiatan pendidikan di sekolah untuk selalu dapat

meningkatkan kualitas kinerjanya. Fungsi actuating lebih menekankan pada

kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti

dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada

pelaksanaan tugas.

Program Studi Manajemen 18


Pengantar Manajemen

Actuating dalam manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning)

dan usaha pengorganisasian. Actuating penting dalam manajemen dan berbeda

dengan ketiga fungsi lainnya karena dalam actuating berisi tentang hal-hal yang

menyangkut dengan proses dari sebuah manajemen, juga mengatur tentang

hubungan kerja antar orang.

B Saran
1 Semua dosen sebagai anggota organisasi di kampus sebaiknya mampu

memaksimalkan tugasnya dalam berpartisipasi mewujudkan manajemen

kampus yang sesuai dengan cita-cita organisasi kampus seutuhnya.


2 Mahasiswa sebaiknya lebih konsisten dan bertanggung jawab dalam

tugas/kewajibannya sebagai pelajar agar dapat membantu mewujudkan

tujuan organisasi kampus.


3 Pemerintah sebaiknya berpartisipasi untuk mewujudkan tujuan manajemen

pendidikan seutuhnya baik itu berupa materil maupun nonmateril.

DAFTAR PUSTAKA

Program Studi Manajemen 19


Pengantar Manajemen

Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia


Indonesia

Dalimunthe, R. F. 2003. Keterkaitan Antar Penelitian Dengan Pendidikan Dan


Pengemangan Ilmu Manajemen. available at:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1229/1/manajemen-
ritha.pdf

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia


(Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka

Fattah, Nanang. 1999. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja


RosdaKarya.

Gibson, Ivancevich, Donnely. 1997. Organisasi:Perilaku, Struktur, Proses,


Jakarta: Binarupa Aksara

Muninjaya, Gde, A,A. 2004. Manajemen Kesehatan. Edisi II. Jakarta:EGC.

Nuraida, I. 2008. Manajeman Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Penerbit


Kanisius (Anggota IKAPI). Hlm. 11.

Stoner, James. A.F. 1993. Manajemen, Jakarta.

Terry, George. R. 1986. The Principles of Management, Third Edition,


Homewood Illinois: Richard Irwin

Pintauli, S. 2003. Dokter Gigi Sebagai Menejer di Puskesmas. (Online)


http://repository.usu.ac.id/,
diakses 25 Maret 2017.

Herujito, YM. 2001. Dasar Dasar Manajemen. Bogor: Grasindo. Hlm. 29.

Program Studi Manajemen 20

Anda mungkin juga menyukai