Dengan judul/topik..........................................................: Penegakan diagnosa dan penatalaksanaan awal pada kasus Migren
No No
Nama Peserta Presentasi Tanda Tangan
. .
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.
Pendamping
( )
Catatan : Halaman protofolio ini sebaiknya disalin~sinar (fotokopi) karena anda akan membuat sejumlah laporan
yang sekaligus merupakan catatan untuk bekal dan berpraktik nantinya.
Topik : Migren
Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Keluhan utama:
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sebelah kiri.
Riwayat Penyakit:
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sebelah kiri sejak 2 hari yang lalu. Nyeri di daerah pelipis kiri dan ber
1 kali. Gangguan penglihatan (-), riwayat trauma (-),
4. Riwayat keluarga : -
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik : Perokok (-), minum kopi (+) 2x sehari
8. Lain-lain :
Daftar Pustaka:
1. Konsensus Nasional III Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala. Kelompok Studi Nyeri Kepala PERDOSSI. 2010.
2. International Headache Society. The international classifi cation of headache disorders. 2nd ed. Cephalalgia. 2004;24(Suppl 1
3. Sheftell F, Cady R. Migrene without aura. In: Lipton RB, Bigal ME, editors. Migrene and other headache disorders. New York; 2
Hasil Pembelajaran:
1. Definisi Migren
Subyektif :
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sebelah kiri sejak 2 hari yang lalu. Nyeri di daerah pelipis kiri
dan bersifat berdenyut. Nyeri kepala berlangsung + 4-6 jam. Pasien juga mengeluh mual dan muntah
sebanyak 1 kali. Gangguan penglihatan (-), riwayat trauma (-),
Vital Sign : TD = 130/80 mmHg, N= 88x/mnt regular kuat, RR= 12x/mnt T=37C
Status General
Thoraks : Simetris, chest expansion simetris, retraksi (-/-), paradoxical movements (-)
: Cor / ictus palpable @ ICS V MCL sinistra, not visible, S1-S2 single, regular,
murmur(-), gallop (-)
Abdomen :flat, soefl, meteorismus (-), shifting dullness (-), bladder normal, defens muscular (-).
Ekstremitas : akral dingin, CRT<2 detik, edema (-/-), icteric (-), anemia (-).
Assesment :
Menurut International Headache Society, 2004, migren adalah nyeri kepala dengan serangan nyeri yang
berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat dan
diperberat oleh aktivitas, dan dapat disertai mual, muntah, fotofobia dan fonofobia.
Klasifikasi Migren
Menurut The International Headache Society, klasifikasi migren adalah sebagai berikut :
1. Migren tanpa aura
2. Migren dengan aura
a. Migren dengan aura yang khas
b. Migren dengan aura yang diperpanjang
c. Migren dengan lumpuh separuh badan (familial hemiflegic migrene)
d. Migren dengan basilaris
e. Migren aura tanpa nyeri kepala
f. Migren dengan awitan aura akut
3. Migren oftalmoplegik
4. Migren retinal
5. Migren yang berhubungan dengan gangguan intrakranial
6. Migren dengan komplikasi
a. Status migren (serangan migren dengan sakit kepala lebih dari 72 jam)
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 8
Tanpa lebihan penggunaan obat
Kelebihan penggunaaan obat untuk migren
b. Infark migren
7. Gangguan seperti migren yang tidak terklasifikasikan
Dahulu dikenal adanya classic migrene dan common migrene.Classic migrene didahului atau disertai dengan
fenomena defisit neurologik fokal, misalnya gangguan penglihatan, sensorik, atau wicara.Sedangkan common
migrene tidak didahului atau disertai dengan fenomena defisit neurologikfokal..
Saraf trigeminus tidak hanya mensuplai jaringan ekstrakranial tetapi juga struktur intrakranial, khususnya
pembuluh darah di dura dan piamater, pembuluh darah besar otak, sinus-sinus dorsalis, dan duramater. Pembuluh
darah di dura dan piamater banyak sekali disuplai saraf trigeminus, sebagai akhiran dari saraf simpatis dan
parasimpatis. Khusus pembuluh darah intrakranial mengandung reseptor 5-HT1B di post sinaps dan reseptor 5-
HT1D di pre-sinaps. Reseptor 5-HT1B juga ditemukan di sistem trigeminal sentral; aktivasi sistem vaskuler
trigeminal inilah yang menjadi dasar timbulnya nyeri kepala pada migren.
Gambaran Klinis
Secara keseluruhan, manifestasi klinis penderita migren bervariasi pada setiap individu.Terdapat 4 fase umum
yang terjadi pada penderita migren, tetapi semuanya tidak harus dialami oleh setiap individu :
2. Fase Aura. Aura adalah gejala neurologis fokal kompleks yang mendahului atau menyertai serangan migren.
Fase ini muncul bertahap selama 5-20 menit. Aura ini dapat berupa sensasi visual, sensorik, motorik, atau
kombinasi dari aura-aura tersebut. Aura visual muncul pada 64% pasien dan merupakan gejala neurologis
yang paling umum terjadi. Yang khas untuk migren adalah scintillating scotoma (tampak bintik-bintik kecil
yang banyak) , gangguan visual homonym, gangguan salah satu sisi lapang pandang, persepsi adanya
cahaya berbagai warna yang bergerak pelan (fenomena positif). Kelainan visual lainnya adalah adanya
scotoma (fenomena negatif) yang timbul pada salah satu mata atau kedua mata. Kedua fenomena ini dapat
muncul bersamaan dan berbentuk zig-zag. Aura pada migren biasanya hilang dalam beberapa menit dan
kemudian diikuti dengan periode laten sebelum timbul nyeri kepala, walaupun ada yang melaporkan tanpa
periode laten.
3. Fase nyeri kepala. Nyeri kepala migren biasanya berdenyut, unilateral, dan awalnya berlangsung didaerah
frontotemporalis dan okular, kemudian setelah 1-2 jam menyebar secara difus kearah posterior. Serangan
berlangsung selama 4-72 jam pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak berlangsung selama 1-48 jam.
Intensitas nyeri bervariasi, dari sedang sampai berat, dan kadang-kadang sangat mengganggu pasien dalam
menjalani aktivitas sehari-hari.
4. Fase Postdromal. Pasien mungkin merasa lelah, irritable, konsentrasi menurun, dan terjadi perubahan mood.
Akan tetapi beberapa orang merasa segar atau euphoria setelah terjadi serangan, sedangkan yang lainnya
merasa deperesi dan lemas.
Gejala diatas tersebut terjadi pada penderita migren dengan aura, sementara pada penderita migren tanpa aura,
hanya ada 3 fase saja, yaitu fase prodromal, fase nyeri kepala, dan fase postdromal.
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 10
Diagnosa Banding :
Perbedaan Migren tanpa aura dengan Migren aura
Penatalaksanaan
Plan : Plan diagnosa DL, lumbal pungsi, foto xray kepala, Ct scan, MRI
Plan terapi Natrium Diklofenak 50 mg 2x1
Ranitidin 150 mg 2x1
Metoklopramid 10 mg 3x10 bila muntah
Strategi Pengobatan
Terdapat dua pendekatan pengobatan akut serangan migren, yaitu stepped care dan stratified care.
Stepped Care
Terdapat dua langkah yaitu, step care across attacks dan step care within attack. Stepped care across attack
dimulai dengan pengobatan non spesifik (pengobatan sederhana atau kombinasi), apabila tidak memuaskan dosis
ditingkatkan sampai hasilnya memuaskan. Sedangkan pada stepped care within attacks, pada saat serangan
dimulai dengan pemberian pengobatan non spesifik. Setelah 2 jam bila perlu diberi obat migren spesifik.
Stratifi ed Care
Pemilihan awal pengobatan berdasarkan pengobatan yang dibutuhkan oleh pasien dengan mengevaluasi beratnya
disabilitas dari serangan migrennya dan kemudian diberikan pengobatan spesifik untuk menghindari kelanjutan
disabilitasnya. Pendekatan disabilitas ini sebagai petanda beratnya suatu penyakit.
Obat migren abortif dibagi menjadi dua bagian yaitu: golongan non spesifik dan spesifik.
Abortif nonspesifik; untuk serangan ringan sampai sedang atau serangan berat atau berespons baik terhadap
obat yang sama, dapat dipakai golongan analgesik yang dijual bebas.
Abortif spesifik; bila tidak responsive terhadap analgesik, dipakai obat spesifik, seperti golongan triptan
(naratriptan, rizatriptan, sumatriptan, zolmitriptan), dihidroergotamin (DHE).
Alkaloid ergot
Penelitian komparatif melaporkan bahwa efikasi triptan lebih baik daripada alkaloid ergot. Keuntungan penggunaan
alkaloid ergot adalah rekurensinya lebih rendah pada beberapa pasien. Obat golongan ini sebaiknya digunakan
terbatas pada pasien dengan serangan migren yang sangat panjang atau dengan rekurensi yang reguler. Senyawa
satu-satunya yang memiliki bukti efikasi cukup adalah ergotamine tartrat dan dihydroergotamine 2 mg (oral dan
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 14
suppositoria). Alkaloid ergot dapat menginduksi drug overuse headache sangat cepat pada dosis sangat rendah.
Karena itu, penggunaannya dibatasi hanya sampai 10 hari saja per bulan. Efek samping utama adalah nausea,
muntah, parestesia, dan ergotisme. Kontraindikasi obat ini pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler dan
serebrovaskuler, penyakit Raynaud, hipertensi, gagal ginjal, kehamilan dan masa laktasi.
Antiemetik
Antiemetik pada serangan migren akut direkomendasikan untuk pengobatan nausea dan potensi emesis;
diasumsikan obat-obat antiemetik ini meningkatkan resorbsi analgetik. Metoklopramid 20 mg direkomendasikan
untuk dewasa dan remaja. Anak anak sebaiknya diberi domperidon 10 mg karena kemungkinan efek samping
ekstrapiramidal pada penggunaan metoklopramid.