APLIKASI TEORI
1 Gambaran Kasus
Seorang laki-laki tidak menyadari bahwa mengalami gangguan pada
prostat. Laki-laki tersebut mengalami keluhan seperti rasa sakit perut,
terbakar, tidak nyaman ketika BAK dan menyebutkan bahwa jumlah air
minum yang dikonsumsi dalam sehari tidak mencapai 8 gelas. Laki-laki
tersebut didiagnosa oleh dokter terkena kanker prostat maka tindakan yang
dilakukan untuk mengangkat kanker tersebut dilakukan prostatektomi radikal
yaitu pembedahan untuk mengangkat kelenjar prostat yang merupakan sistem
reproduksi laki-laki untuk menyimpan cairan mani. Pengangkatan dilakukan
penghapusan kelenjar prostat dan beberapa jaringan disekitarnya. Setelah
dilakukan operasi laki-laki dipasang kateter selama 2 minggu dan laki-laki
tersebut masih tidak dapat mengontrol keluarnya urin, keluar urin tiba-tiba
dan sering ngompol. Perawat melihat keadaan pasien kemudian memberikan
terapi latihan aktivitas untuk pemulihan inkontinensia urin pada pasien.
2 Diagnosa
Inkontinensia urin berhubungan dengan pasca operasi prostatektomi
3 Intervensi
Pada penelitian ini dilakukan beberapa intervensi pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol yaitu :
1 Pasien diberikan informasi terkait dengan saluran perkemihan dan
program terstruktur untuk latihan menangani masalah perkemihan
serta informasi tentang melakukan tes pad 1 jam untuk mengetahui
jumlah cairan yang keluar sebelum terapi fisik dimulai. Langkah-
langkah tes pad :
a Pasien diminta untuk minum air sebanyak 500 ml
b Timbang berat badan pasien
c Lakukan kegiatan bangun dan duduk, batuk, berjalan,
membungkuk, dan mencuci tangan di air mengalir
d Timbang pasien kembali setelah melakukan kegiatan tersebut
2 Berikan terapi fisik
Pada kelompok perlakuan diberikan terapi fisik berupa Pelvic
Floor Exercises (PFE) dan Biofeedback Training (BFB).
Sedangkan pada kelompok kontrol hanya diberikan PFE saja
3 Berikan discharge planning pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol untuk dapat melakukan terapi tersebut dalam
kesehariannya di rumah dengan cara duduk, berbaring, dan berdiri.
Terapi ini dilakukan kurang lebih selama delapan minggu atau dua
bulan.
4 Implementasi
1 Memberikan informasi terkait dengan persiapan sebelum terapi
dilakukan.
2 Memberikan terapi fisik berupa PFE dan BFB pada kelompok
perlakuan, dan memberikan terapi PFE saja pada kelompok kontrol
3 Memberikan discharge planning terkait dengan terapi yang sudah
dibelikan
5 Evaluasi
Setelah dilakukan terapi PFE dan biofeedback pada kelompok
perlakuan dan terapi PFE saja pada kelompok kontrol memberikan
hasil yang menguntungkan pada keduanya. Jadi tidak ada perbedaan
antara terapi fisik PEE yang ditambah biofeedback dengan terapi PEE
tanpa biofeedback.
BAB 4. PEMBAHASAN