Disusun oleh :
NIM : 11711032
FAKULTAS KEDOKTERAN
YOGYAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA PERLINDUNGAN TERHADAP PEROKOK PASIF DI DESA KETEP
KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG
Disusun Oleh :
LATAR BELAKANG
Rokok adalah gulungan tembakau yang disalut dengan nipah, merokok adalah suatu
kata kerja yang berarti melakukan kegiatan atau aktifitas menghisap, sedangkan perokok
adalah orang yang suka merokok (Kamus Besar Bahasa Indonsia, 2002). Kegiatan merokok
pada dasarnya adalah kegiatan yang sebenarnya merusak bagi kesehatan tubuh. Tidak dapat
dipungkiri bahwa aktifitas merokok dapat membahayakan kesehatan bagi pelakunya, hal ini
dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang dilakukan di bidang kesehatan mengenai
bahayanya asap rokok bagi kesehatan manusia. Bukan hanya membahayakan bagi perokok
aktif, melainkan sangat bahaya juga bagi perokok pasif yang dalam hal ini sering menjadi
korban. Akan tetapi merokok memang hal atau kegiatan yang memberikan sensasi nikmat
dan menimbulkan candu bagi penggunanya. Sehingga kegiatan merokok tetap dilakukan
meski perokok ini sangat paham bahaya yang ditimbulkan dari aktifitas merokoknya ini.
Indonesia menempati peringkat pertama prevalensi perokok pria di dunia, yaitu 2 dari
3 pria Indonesia adalah perokok aktif, atau sekitar 67% dari total jumlah pria, dan merupakan
negara dengan jumlah perokok ke-3 terbesar di dunia, setelah Cina dan India. Kerugian yang
ditimbulkan akibat yang tampak adalah pada kerugian makro ekonomi akibat konsumsi rokok
di Indonesia mencapai 245,41 triliun rupiah, atau hampir 4 kali lipat dari cukai yang
dihasilkan di tahun yang sama ( Litbangkes RI,2010).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012), rumah adalah bangunan untuk
tempat tinggal atau bangunan pada umumnya. Rumah adalah tempat tinggal yang seharusnya
mejadi tempat tinggal yang nyaman dan bebas dari rasa takut akan terserangnya suatu
penyakit. Maka dari itu rumah sendiri seharusnya bebas dari permasalahan kesehatan yang
diupayakan melalui kebersihan lingkungn dan kebersihan diri sendiri maupun keluarga serta
kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan. Dengan adanya perokok aktif yang
melakukan aktifitas rokok didalam rumah sangatlah membahayakan, bukan hanya untuk
perokok aktif saja, tetapi yang lebih berbahaya untuk perokok pasif, yang dalam kasus ini
menjadi korban saja. Perokok aktif biasanya tidak memperdulikan sekitar ketika sedang
merokok, asalkan ada keinginan untuk merokok baik didalam maupun diluar menurut mereka
sama saja. Tapi tidak begitu dengan perokok pasif, yang kebanyakan adalah ibu rumah tangga
atau anak-anak. Mereka dipaksa untuk menghisap juga asap rokok yang bahaya bagi
kesehatan karena ketidaksadaran akan bahayanya merokok didalam rumah. Bukan hanya
bahaya jangka pendek yakni batuk dan sesak saja, tetapi dalam jangka panjang juga bagi
perokok pasif sangat berbahaya bahkan dalam suatu penelitian didapatkan bahwa perokok
pasif beresiko mengalami keluhan akibat dari asap rokok sebesar tiga kali lipat dibandingkan
dengan perokok aktif. Kebiasaan merokok di dalam rumah sangat sering terjadi disekitar kita,
dan sekarang sudah dianggap sangat biasa oleh perokok pasif karena ketika diingatkan untuk
berhenti merekok bagi perokok aktif cenderung menimbulkan reaksi marah, sehingga
menimbulkan efek jera untuk mengingatkan kembali.
Untuk hasil survey yang didapatkan selama proses Survey Mawas Diri (SMD),
didapatkan bahwa permasalahan rokok di desa Ketep masuk dalam daftar 3 masalah besar.
Berdasarkan survey, didapatkan hasil 80,5% warga melakukan aktifitas merokok baik
didalam maupun diluar rumah. Hasil ini bisa diamati pada gambar 1.
100
80
60
Ya
40 Tidak
20
0
Merokok
Setelah dilakukan penelusuran bahwa hampir semua yang merokok tadi tidak
mempunyai pengetahuan tentang bahaya yang ditimbulkan dari aktifitas merokok didalam
rumah mampu berakibat buruk bagi kesehatan penghuni rumah yang tidak merokok atau
biasa disebut sebagai perokok pasif. Hampir semua perokok juga tidak memiliki kesadaran
untuk merokok harus diluar rumah atau harus menjauh dari orang yang tidak meorokok dan
hampir memiliki kebiasaan merokok didalam rumah karena dianggap lebih rileks atau
menyenangkan.
Perokok pasif adalah mereka yang dipaksa untuk menghisap asap rokok orang lain
yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Pada tahun 2001, diperkirakan di Indonesia ada
40.134 kematian akibat menjadi perokok pasif (Kosen et.al., 2004). Menurut Susenas (2001)
menunjukan proporsi dari perokok pasif di Indonesia untuk semua kelompok umur adalah
sebagai berikut : wanita (66%), laki-laki (31,8%), 70% anak usia 10-14 tahun merupakan
perokok pasif. Hal ini terjadi karena 84,2% perokok, merokok di dalam rumah bersama
anggota keluarga yang lain.
Merokok adalah hak bagi semua orang, tetapi dapat menghirup udara bersih tanpa
kontaminasi asap rokok juga hak bagi yang lain. Berawal dar masalah inilah, maka kita akan
memberikan promosi kesehatan tentang bahayanya menjadi perokok pasif dan perlindungan
terhadap perokok pasif serta memberikan pengetahuan tentang cara menghentikan kebiasaan
merokok di dalam rumah atau sekedar menyadarkan untuk tidak merokok disekitar anak-anak
dan ibu-bu bagi para pelaku perokok aktif.
Cara yang paling mudah dalam menumbuhkan kebiasaan tersebut adalah dengan
komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Anggota keluarga yang didalamnya terdapat
perokok aktif, maka harus diingatkan untuk tidak merokok didalam rumah atau jika sulit
dilakukan maka cara yang kedua adalah menghindari kontak atau satu ruangan dengan
perokok aktif ketika merokok. Cara ini memang sangatlah mudah tapi butuh konsistensi yang
sangat luar biasa, karena kebiasaan merokok puluhan tahun tidak akan sehari atau dua hari
diubah tapi butuh minimal tiap hari diingatkan selama satu bulan untuk tidak merokok di
dalam rumah. Maka dari itu cara promosi kesehatan adalah solusi dari permasalahan yang ada
dan sebagai inisiasi dari terbentuknya kebiasaan baik bebas asap rokok di dalam rumah.
BAB II
TUJUAN PROMOSI
ANALISIS SWOT
Untuk menyusun alternatif solusi yang baik, maka diperlukan analisis yang terencana
dan baik juga. Maka dari itu dipilihlah analisis SWOT untuk menentukan solusidari masalah
yang ada secara komprehensif. Langkah selanjutnya adalah dengan menentukan ST dan WT.
Hasil analisisnya sebagai berikut :
Setelah didapatkan hasil dari analisis tersebut tahap selanjutnya adalah dengan cara
menyusun strategi ST ( strenght-threat) dan WT ( weakness-threat).
METODE PROMOSI
A. SASARAN PROMOSI
B. TAHAP PROMOSI
a. Perencanaan
Menentukan sasaran dari kegiatan promosi kesehatan
Menentukan media dalam penyampaian promosi kesehatan
Menentukan jadwal promosi kesehatan di lima dusun yang berbeda
Berkonsultasi dengan dokter pembimbing mengenai bentuk promosi
Melakukan koordinasi dengan petugas kesehtan dan tokoh masyarakat
terkait rencana promosi kesehatan.
b. Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dengan jadwal yang
berbeda dan tempat yang berbeda di masing-masing dusun.
Menyampaikan dengan media yang telah dipilih sebelumnya.
c. Evaluasi
Diakhir sesi penyampaian tentang promosi kesehatan dan diskusi
menghimpun pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman dari
materi yang telah disampaikan.
Melakukan pengamatan terhadap rumah dan perilaku warga setelah
diberikan promosi kesehatan
Menerima segala bentuk kritik dan saran dari warga desa untuk
perbaikan diri sendiri.
C. ISI PESAN
Beberapa muatan yang disampaikan saat melakukan promosi kesehatan
kepada warga melalui produk dan penyuluhan serta diskusi terbuka adalah :
Menghindarkan ibu dan anak dari perokok aktif
Dalam konten materi yang menekankan menghindari ibu dan anak dari
perokok pasif dijelaskan bahwa nanti memberi dua opsi kepada anggota
keluarga yang merokok. Jika merokok merokok silahkan untuk diluar rumah
paling ditekankan, tetapi jika anggota keluarganya ini adalah orang yang sudah
tua dan masing sulit untuk dinasehati maka dikasih pilihan untuk silahkan
merokok didalam rumah tapi orang rumah dilarang mendekat saat aktifitas
rokok sedang berlangsung. Hal tersebut sangat mudah jika dilakukan dengan
diawali dengan komunikasi yang baik, secara lembut, atau bahkan melibatkan
perasaan agar lebih menyentuh pesannya kepada anggota keluarga yang masih
aktif merokok.
Bahayanya menjadi perokok pasif
Bahaya menjadi perokok pasif dijelaskan bahwa, perokok pasif akan
mengalami gejala-gejala atau gangguan kesehatan sama seperti perokok yang
aktif. Bahkan untuk perokok pasif, akan memiliki resiko tiga kali lebih cepat
terkena gejala penurunan kesehatan akibat rokok. Misalkan bayi yang sedari
kecil selalu terpapar asap rokok, maka saat usia belasan sudah rentan terhadap
penyakit yang terkait pernafasan.
Cara melindungi perokok pasif
Cara melindungi perokok pasif menghindari diri dari ruangan yang sering
digunakan untuk merokok tidak disarankan untuk berlama lama disana.
Seperti truang tamu atau ruang tv, yang biasanya menjadi tempat favorit untuk
perokok aktif untuk menyalakan rokoknya okok, bahkan untuk didalam ruang.
Mengajak untuk mengaplikasikan langsung
Memotivasi lebih untuk mengajak berdiskusi dengan perokok aktif di
keluarganya agar tidak merokok dalam rumah lagi. Motivasi dan ajakan untuk
pengaplikasian kegiatan ini disertai dengan contoh-contoh yang ada disana,
misalkan ada warga yang anggota keluarganya merokok, tapi ketika secara
terus menerus diingatkan akhirnya ada perubahan kearah yang lebih baik.
Memaparkan hasil survey di desa Ketep terkait tingginya angka perokok di
desa Ketep yang sebagian besar masih merokok di dalam rumah.
B.SARAN
Untuk menambah kekuatan daya promosi kesehatan masih diperlukan beberapa
langkah dan perbaikan lagi. Saran yang dapat saya berikan adalah :
Memberikan penyuluhan juga kepada warga desa selaku perokok aktif tentang bahaya
meorokok bagi dirinya dan orang lain. Yang biasanya terdiri dari bapak-bapak.
Memberikan juga penyuluhan atau dengan media mewarnai gambar untuk anak-anak,
agar anak-anak juga bisa menjaga rumahnya tetap bebas asap rokok.
Melihat langsung pemasangan media sticker yang harus ditempel didepan pintu warga
atau kader.
Perlu evaluasi bulanan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau perkembangan
dari program ini tetap berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1) Abidin, z. (2009, april 5). "Manusia Bahaya Merokok Bagi Tubuh". hal. 3
2) Susnas, E.B (2001). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga
3) Jaya, m. (2009). pembunuhan berbahaya itu bernama rokok, pengetahuan umum
hal 140
4) Depkes RI.(2010). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010.Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
5) WHO. 2008. WHO report on the Global Tobacco Epidemic. WHO. Available from :
http\\wwww.who.int\tobacco\mpower\mpower_report_full 2008.pdf.
6) Riskesdas.2010. available from :
http:\www.kesehatan.kebumenkab.go.id\data\laporan2010\reg.php.
LAMPIRAN