Anda di halaman 1dari 16

1

Ringkasan dan Resume Paper

Lingkup Pelaporan Keuangan

Oleh Kelompok 5
Eva Jumiati (160920070024)
Ria Zulyanti (160920070015)
M. Geubrika Ruzan (160920070047)
Zahara Wani (160920070016)

PROGRAM MAGISTER ILMU AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016
2

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar
akuntansi bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan
kerangka kerja konseptual untuk membekali perkembangan standar akuntansi
yang baru secara terorganisasi dan konsisten. Disamping itu, mempelajari
kerangka kerja konseptual FASB akan memudahkan seseorang untuk mengerti
dan mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual menyebutkan
tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang
baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti
asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk untuk pengakuan, pengukuran,
dan pelaporan keuangan yang tepat.
Dengan adanya Standard Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru,
memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan pelaporan keuangan yang
berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan adanya publikasi kepada seluruh
pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan dengan peraturan baru yang
berlaku.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem
koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling
berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan
penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.
Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang
mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan
transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan,
pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa
konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang
3

diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan


menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
Sedangkan lingkup pelaporan keuangan membahas masalah yang
fundamental terkait jenis laporan keuangan, manfaat laporan keuangan, serta
analisis laporan keuangan yang menjadi bagian dari pengembangan konsep
pelaporan keuangan dan kerangka konseptual laporan keuangan. dengan
pembahasan kerangka konseptual dan pelaporan keuangan yang terangkum dalam
lingkup pelaporan keuangan pada paper ini, diharapkan kita dapat memahami
lebih mendalam secara teori akuntansi.

BAB II
4

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Laporan keuangan


Laporan Keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba

rugi, laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai

cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana ), catatan dan

laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

keuangan.

Secara umum Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian

dari proses pelaporan keuangan.

Menurut Soemarsono (2004: 34) Laporan keuangan adalah laporan yang

dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan,

mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Menurut PSAK No.1

Paragraf ke 7 (Revisi 2009), Laporan Keuangan adalah suatu penyajian

terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

2.1.1 Tujuan Laporan Keuangan


APB Statement no. 4 mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan menjadi:
a. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi
keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi
keuangan.

b. Tujuan Umum
5

Tujuan Umum dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi


yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban
dari perusahaan bisnis agar dapat:
1) Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya
2) Menunjukkan pendanaan dan investasinya
3) Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi komitmen-
komitmennya
4) Menunujukkan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya
5) Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai
perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan
bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.
6) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan
untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
7) Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai
perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.
8) Untuk mengumpulkan informasi lain yang relevan terhadap
kebutuhan pengguna laporan.
c. Tujuan Kualitatif
Tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah:
1) Relevansi
2) Dapat dimengerti
3) Dapat diverifikasi
4) Netralitas
5) Ketepatan waktu
6) Komparabilitas
7) Kelengkapan

Sedangkan menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), tujuan


laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK
No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), dalam rangka mencapai tujuan laporan
keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang
meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan
kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik dan arus kas.
6

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan


atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan
setara kas.

2.1.2 Laporan Kelompok Studi Mengenai Tujuan Laporan Keuangan


Kelompok studi untuk pembuatan prinsip-prinsip akuntansi yang dikenal
sebagai Komite Wheat diberi tugas memperbaiki dan meningkatkan proses
penetapan stansar. Laporan yang dihasilkan komite ini mencetuskan dibentukknya
Financial Accounting Standards Board (FASB). Kelompok studi kedua, dikenal
sebagai Komite Trueblood ditugaskan untuk mengembangkan tujuan laporan
keuangan. Yaitu dengan menentukan :
1)Siapa yang membutuhkan laporan keuangan
2)Informasi apa yang mereka butuhkan
3)Seberapa banyak dari infromasi yang dibutuhkan itu dapat diberikan oleh
akuntansi
4)Kerangka apa yang dibutuhkan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan
tersebut.
Enam tingkatan tujuan berikut ini diambil dari laporan trueblood:
1) Tujuan dasar (No.1).
2) Empat tujuan (No. 2, 3, 1, dan 12) yang menyebutkan pengguna dan
kegunaan yang berbeda-beda dari informasi akuntansi.
3) Dua tujuan (No. 4 dan 5) yang menyebutkan kekuatan menghasilkan (earning
power) perusahaan dan kemampuan manajemen (akuntabilitas) sebagai jenis
informasi yang dibutuhkan.
4) Satu tujuan (No. 6) yang menyebutkan sifat dari informasi yang dibutuhkan
sebagai faktual dan interpretatif.
5) Empat tujuan (No. 7, 8, 9,dan 10) yang menguaraikan laporan keuangan yang
dibutuhkan untuk memenuhi tujuan No. 6.
6) Beberapa rekomendasi khusus untuk laporan keuangan yang di buat agar
dapat memenuhi tujuan-tujuan sebelumnya (No. 7, 8, 9, dan 10)
Untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pengguna , informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan harus memiliki karateristik tertentu . Laporan
True Blood menyebutkan 7 karateristik kualitatif dari pelaporan
1) Relevansi dan materialitas
2) Bentuk dan substansi
7

3) Keandalan
4) Kebebasan dari bias
5) Komparabilitas
6) Konsistensi
7) Dapat dimengerti

2.1.3 Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual adalah sebuah konstitusi, sebuah sistem koheren dari
tujuan dan asas yang saling berhubungan yang dapat mengarah kepada standar
yang konsisten dan menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan
dan laporan keuangan. Konsep-konsep seperti ini menjadi asas dalam artian
bahwa konsep-konsep yang lain akan dihasilkan dari asas tersebut dan
penggunaannya sebagai acuan secara berulang-ulang akan dibutuhkan dalam
menentukan, mengartikan, dan menerapkan standar akuntansi dan pelaporan.
Permasalahan dan kritik yang sering terjadi yang mengakui adanya
penurunan kredibilitas dan pelaporan keuangan di beberapa tahun belakangan.
Dua atau lebih metode akuntansi yang diterima untuk fakta-fakta yang sama
digunakan metode akuntansi yang kurang konservatif daripada metode awal yang
konservatif. Digunakan pencadangan untuk meratakan fluktuasi pendapatan
secara artificial. Laporan keuangan yang tidak mampu memberikan peringatan
akan masalah likuiditas yang segera terjadi. Adanya optimisme yang belum
mendapat penyesuaian dalam estimasi jumlah yang akan diperoleh kembali,
umumnya pendanaan yang tidak tercatat di neraca (hanya berupa pengungkapan
dalam laporan keuangan).
Dalam penerapan kerangka konseptual pelaporan keuangan yang
berkolerasi dengan standar keuangan, terdapat beberapa masalah yang dihadapi.
Diantaranya:
1) Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan
2) Masalah pendefinisian
3) Konsep pemeliharaan modal atau penembangan biaya mana yang harus
digunakan
4) Metode pengukuran mana yang harus digunakan
Dalam perkembangan kerangka konseptual, ada empat tingkatan dalam
ruang lingkup kerangka konseptual, yaitu:
a) Tingkat pertama
Pada tingkat pertama, tujuan menunjukkan sasaran dan maksud dari akuntansi.
8

b) Tingkat kedua
Tingkat kedua terdiri dari hal-hal yang fundamental meliputi karakteristik
kualitatif dari informasi akuntansi dan definisi elemen-elemen dalam laporan
keuangan.
c) Tingkat ketiga
Pada tingkat ketiga, terdapat pedoman operasional yang digunakan oleh
akuntan dalam menentukan dan menerapkan standar akuntansi yang meliputi
kriteria pengakuan, laporan keuangan versus pelaporan keuangan dan
pengukuran.

d) Tingkat keempat
Tingkat keempat terdiri dari mekanisme penyajian yang digunakan oleh
akuntansi untuk menyampaikan informasi akuntansi yang meliputi pelaporan
penghasilan, pelaporan arus dana dan likuiditas, dan pelaporan posisi
keuangan.
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting
Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting
concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
SFAC no. 1 objective of financial reporting by business enterprises,
yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
SFAC no. 2 qualitative caracteristics of accounting information, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
SFAC no. 3 element of financial statement of business enterprises, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan
seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
SFAC no. 5 recognition and measurement in financial statement of
business enterprises, yang menetapkan kriteria pengakuan dan
pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.
SFAC no. 6 element of financial statement, yang menggantikan SFAC
no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-
organisasi nirlaba.
SFAC no. 7 using cash flow information and present value in accounting
measurement, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas
masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai
dasar pengukuran
9

2.1.4 Pengguna Laporan Keuangan


Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009),
dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
a. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

b. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja,
c. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan
dibayar pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang atau tergantung pada perusahaan
f. Pemerintah
10

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya


berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.1.5 Laporan keuangan


Secara umum, laporan keuangan bagi entitas bisnis diantaranya :
1. Neraca
Neraca adalah salah satu laporan keuangan yang berisi informasi tentang
posisi keuangan perusahaan yaitu harta (asset), kewajiban (liabilities), dan
modal sendiri (equity) pada suatu periode tertentu. Neraca terdiri dari dua
bagian yaitu sebelah debit dan kredit. Secara umum bagian debet disebut
aktiva yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap, sedang bagian kredit
disebut passiva yang terdiri dari hutang dan modal.
Neraca terdiri dari 3 bagian utama :
a) Aktiva
Pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang
berwujud saja, tetapi termasuk pengeluaran yang belum dialokasikan
atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan
datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya. Misalnya good will,
hak paten, hak penerbitan dan sebagainya.
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama
yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar
1) Aktiva lancar terdiri dari uang kas dan aktiva lainnya yang
dapat diharapkan dicairkan atau ditukarkan menjadi uang
tunai, dijual atau dikonsumsikan dalam periode berikutnya
(paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal). Beberapa pos yang termasuk di
11

dalam aktiva lancar adalah kas, surat-surat berharga yang


mudah diperjual belikan, piutang dagang (baik tagihan yang
timbul dari penjualan secara kredit maupun piutang lain-lain,
misalnya piutang kepada pegawai perusahaan), piutang wesel,
penghasilan yang masih harus diterima, persediaan barang.
2) Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa
penggunaan yang relatif panjang, tidak akan habis dipakai
dalam suatu siklus operasi perusahaan atau satu tahun tidak
dapat dengan segera dijadikan kas. Yang termasuk aktiva
tidaklancar adalah investasi jangka panjang, aktiva tetap,
aktiva tetap tidak berwujud, beban yang ditangguhkan, aktiva
lain-lain.
b) Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak
lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau
kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar
(hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang.
c) Modal
Modal sendiri hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik Perusahaan
yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba
yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
Persamaan Neraca bisa ditunjukkan sebagai berikut ini
Aset = Hutang + Modal Pemilik

2. Laporan Laba Rugi


Laporan rugi laba adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan
secara sistematis tentang pendapatan dan operasional, pendapatan atau beban
non operasional, sisa hasil usaha yang diperoleh suatu koperasi selama
periode tertentu.
a) Pendapatan operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh dari
penjualan jasa yang merupakan kegiatan usaha pokok dari perusahaan
berupa pemberian pinjaman dana pada anggota, calon anggota.
12

Pendapatan perusahaan dapat berupa pendapatan bunga, pendapatan


operasional lainya.
b) Beban operasional
Beban operasional adalah sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan
yang berupa beban dalam rangka memperoleh pendapatan operasional
antara lain dalam bentuk pengeluaran beban untuk beban bunga, beban
operasional lainya.
c) Pendapatan atau beban non operasional
Pendapatan atau beban non operasional adalah selisih dari jumlah
pendapatan non operasional dikurangi dengan beban non operasional,
kalau hasilnya pendapatan lebih besar dari beban non operasional
maka yang dicoret adalah beban, tetapi sebaliknya apabila beban lebih
besar dari pendapatan maka yang akan dicoret adalah pendapatan.
d) Sisa Hasil Usaha
Sisa hasil usaha adalah pengurangan atau penambahan atas hasil usaha
atau rugi usaha dengan operasional usaha. Kalau hasilnya positif
berarti perusahaan memperoleh hasil (untung) dari operasional
usahanya, sedangkan kalau negatif berarti perusahaan memperoleh
hasil rugi dari operasional usahanya.

3. Laporan Perubahan Ekuitas


1. Laporan perubahan ekuitas bertujuan menyajikan laba/rugi koperasi
untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara
langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut.
2. Informasi yang disajikan di laporan perubahan ekuitas meliputi:
a. Laba/rugi untuk periode;
b. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
c. Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
yang diakui, sesuai kebijakan akuntansi, estimasi, dan kesalahan
untuk setiap komponen ekuitas;
d. Rekonsiliasi antara jumlah yang tercatat pada awal dan akhir
periode untuk setiap komponen ekuitas, yang menunjukkan
perubahan secara terpisah dari: Laba/rugi; Pendapatan dan beban
yang diakui langsung dalam ekuitas; Jumlah SHU yang dibagikan
dan distribusi lain untuk anggota, yang menunjukkan secara
terpisah komponen simpanan anggota.
13

3. Komponen Laporan Perubahan Ekuitas


Komponen Laporan Perubahan Ekuitas menunjukkan perubahan dari
simpanan pokok, simpanan wajib, Hibah, cadangan, SHU yang tidak
dibagikan pada periode akuntansi.

4. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa


1) Laporan Arus Kas
Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih
pada suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu
operasi, investasi dan pendanaan. Aliran kas diperuntukkan terutama untuk
mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya. Seperti contoh kasus dimana perusahaan selalu
memperoleh laba tetapi tidak mampu membayar hutang hutangnya
kepada supplier, karyawan dan kreditur kreditur lainnya, dan biasanya itu
terjadi pada perusahaan perusahaan yang sedang tumbuh
menguntungkan tetapi tidak mempunyai kas yang cukup.
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan informasi yang
ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan
informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut

2.1.6 Syarat-Syarat Laporan Keuangan


Berikut syarat-syarat yang harus dipenuhi didalam membuat Laporan Keuangan
1) Relevan artinya bahwa informasi yang dijadikan harus ada hubungan dengan
pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan.
2) Dapat dimengerti artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan
secara jelas dan mudah difahami oleh para pemakainya.
3) Daya uji artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan konsep-
konsep dasar akuntansidan prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga
dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.
4) Netral artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif
dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.
5) Tepat waktu artinya bahwa laporan keuangan harus di sajikan tepat pada
waktunya
14

6) Daya banding artinya bahwa perbandingan laporan keuangan dapat diadakan


baik antara laporan perusahaan dalam tahun tertentu dengan tahun sebelumnya
atau laporan keuangan perusahaan tertentu dengan perusahaan lain pada tahun
yang sama.
7) Lengkap artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi
syarat-syarat tersebut diatas dan tidak menyesatkan pembaca.

2.1.7 Sifat Laporan Keuangan


1. Laporan keuangan adalah laporan yang bersifat periodik (dibuat dalam kurun
waktu tertentu)
2. Laporan keuangan berdasarkan asumsi bahwa perusahaan akan berjalan terus
(going concern).
3. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi keuangan perusahaan selama faktor tersebut tidak dapat
dinyatakan dengan nilai uang.
4. Adanya beberapa alternatif metode yang bisa dipilih dalam penyusunan
laporan keuangan, sehingga dimungkinkan data yang sama memberikan hasil
yang berbeda karena penggunaan metode yang berbeda.

2.1.8 Taksonomi Karakteristik Normatif yang harus Dicerminkan oleh


Pernyataan-pernyataan Akuntansi
Kutipan mengenai betapa pentingnya kualitas dari pernyataan diutarakan
dengan tepat oleh Arthur Levitt. Model taksonomi umum yang sangat baik
mengenai karakteristik normative yang diinginkan dan terdiri atas tiga kategori :
1) Karakteristik formasional yang berhubungan dengan perkembangan dari
pernyataan dan dengan penilaian selanjutnya mengenai kegunaan yang
diberikan.
2) Karakteristik operasional yang berhubungan dengan
mengimplementasikan dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang
diminta oleh pernyataan.
3) Karakteristik informasional yang berhubungan dengan kemempuan untuk
menghasilkan data yang berguna dalam pengambilan keputusan.

BAB III
KESIMPULAN
15

Perumusan dari teori akuntansi akan memiliki suatu rangkaian proses yang
diawali dengan pengembangan tujuan-tujuan dari laporan keuangan dana diakhiri
dengan penurunan sebuah kerangka konseptual atau konstituisi yang akan
digunakan sebagai pedoman bagi teknik-teknik akuntansi. Sebuah kerangka kerja
konseptual tidak memiliki kewenangan kecuali yang berasal dari dasar
intelektualitasnya. Konstituisi memuat banyak elemen yang berubah-
ubah,misalnya : jumlah senator yang dimiliki oleh tiap Negara bagian,lamanya
sedang waktu diantara pemilihan dan seterusnya. Terdapat perbedaan-perbedaan
konstituisi yang signifikan di antara masing-masing Negara di dunia.
Adapun beberapa keuntungan dari kerangka kerja konseptual diantaranya;
Memberikan fondasi yang dapat memberikan pedoman bagi penetapan standar,
memungkinkan badan penyusun standar untuk menggunakan keekonomian dalam
usaha mereka untuk mengembangkan standar, memberikan konsep-konsep yang
memberikan petunjuk secara luas yang memungkinkan dikeluarkannya konsep-
konsep lain, serta menghasilkan standar politik.
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasiyang
cukup penting untuk mengambil keputusan yang bersifat ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
16

Belkaoui, A. Riahi. 2011. Accounting Theory. Jakarta:


Salemba Empat.
Rizki. 2012. Kerangka Konseptual untuk Akuntansi. (online),
http://rizkiraharjaa.blogspot.com/2012/11/kerangka-
konseptual-untuk-akuntansi-dan.html. diakses
tanggal 31 Oktober 2014.
Wintang. 2010. Kerangka Konseptual untuk Akuntansi.
(online),
http://wintanghestimumpuni.blogspot.com/2010/10/
kerangka-konseptual-untuk-akuntansi-dan.html.
diakses tanggal 31 Oktober 2014.
Riyanto, Bambang Prof. Dr.. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan Edisi 4. 2010. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta. Diposkan oleh Novi Delusion pada
Minggu 01 Juni 2014 Pukul 10.47.
Kasmir, SE,MM & Widarti Rahardjo
(http://ccaccounting.wordprss.com)
Shara Amali ( http://blog.re.or.id)

Anda mungkin juga menyukai