Sistem Penyaliran Tambang
Sistem Penyaliran Tambang
E. PENIRISAN TAMDA
d. Met Kombinasi dg Lb Bukaan Bwh Tnh 1. Drainase Dgn Tunnel (Terowongan)
Dgn cara membuat lb bukaan mendatar didlm Membuat tunnel/ adit bila topografi
tnh guna menampung aliran air dr perm. Bbrp memungkinkan, dimana tunnel/ adit dibuat sbg
lb sumur atau 1 lb sumur dibuat utk level pengeringan tersendiri utk mengeluarkan
menyalurkan air perm ke dlm terowongan bwh air ta bwh tnh.
tnh tsb. Cara ini efektif krn air akan mengalir 2. Penirisan TA dgn Pompa
sendiri scr g sehingga tdk memerlukan pompa. Penirisan ta bwh tnh dgn pompa adl utk
2. Mine Dewatering mengeluarkan air yg terkumpul pd dsr shaft/
sumuran bwh tnh yg sengaja dibuat utk
menampung air dr permukaan maupun air H : julang total pompa (m)
rembesan air bwh tnh. Air terkumpul kmd 2. Met Injeksi Tiba2 (Integral) ha : julang static total (m)
dipompa keluar/ ke perm ta. Pd suatu ttk ttu pd aliran dimasukan suatu : perbedaan tinggi antara muka air di sisi
Pemompaan dpt dilakukan : pelacak dgn konsentrasi (Ct) yg diketahui dan keluar dan sisi isap.
Scr langsung dgn menggunakan pompa slurry volume (Vt) scr seketika. Pd hilir, konsentrasi hp : Perbedaan julang tekanan yg bekerja pd
dan system pemompaan tdk langsung berupa diukur (Cw) pd waktu yg berlainan, shg = kedua perm air = hp2-hp1.
fasilitas pompa yg terpasang scr terpisah utk Q = Ct.Vt h1: berbagai kerugian di pipa, katup, belokan,
memompa air bersih (tdk berlumpur), dimana (Cw-Co)dt sambungan= hd+ha
air ta yg terkumpul diendapkan terlbh dhlu utk Vd2/2g : julang kec keluar (m)
memisahkan air jernih dgn end lumpur. C. PENGUKURAN DGN WEIR
Konfigurasi Pemasangan Fasilitas Pompa: 1. Bendungan Segi Tiga Julang kerugian (Head losess) :
-Multi-Stage yg terssn scr hor, dimana pompa Q = K. h5/2 Energi utk mengatasi kerugian2 yg timbul
sentrifuga utk memompa air bersih digerakan Q= debit (m3/mnt) akibat aliran fluida dan terdiri dr julang
oleh motor listrik bukan submersible. h= tinggi air (m) kerugian gesek di dlm pipa, julang kerugian pd
-Non Submersible listrik yg terssn mendatar K = 81,2+0,24/h+ (8,4+12D)(h/3-o,09)2 belokan, katup dan perubahan diameter pipa.
dimana penggeraknya pompa sentrifugal yg B = Lebar saluran (m) Julang kerugian gesek :
dirancang khusus. D = tinggi dsr saluran ke ttk terendah dr Utk aliran turbulen gesek dpt dihitung dgn
-Unit pemompaan listrik submersible bendungan berbagai rms empirik.
seluruhnya. Rms berlaku pd kondisi : Julang kerugian di dlm jalur pipa
Kerugian Multistage : 0,50 m < B <1,20 Julang kerugian di dlm jalur pipa timbul akibat
-Ketidakmampuan memompa air yg bercampur 0,10 m < D <0,75 m tjdnya perubahan uk pipa, btk penampang pipa
partikel2 padatan yg bersifat abrasif. 0,07 m < h <0,26m atau arah aliran.
-Motor listrik tdk thn air shg bisa berakibat h<B/3 hf = f V2/2g
rusak bila tjd banjir 2. Bendungan Segi Empat f = koef kerugian.
-Penanganan sulit dan mobilitas terbatas. Q = K.B. h3/2 Pada ujung masuk pipa :
-Diperlukan suatu system penirisan utk K = 107,1 +0,177/h+1,42 h/D- 25,7[(B-h) Utk btk ujung msk pipa maka harga f adalah
menguras air ke arah bwh sblm air tsb dipompa n/DB] 204B/D sbb :
ke atas lagi. Rms berlaku a. f = 0,5
Kesulitan2 tsb dpt diatasi dgn menggunakan 0,50 m <B<6,30m b. f = 0,25
pompa utama submersible yg berkekuatan 0,15 m < b<5,0m c. f = (utk r kecil) sampai 0,005 (utk r bsr)
besar yg dikombinasikan dgn pompa2 bD/B2>0,06 d. f = 0,56
submersible pengumpan. 0,03 m < h< (0,45b) e. f = 3,0 (utk s tajam) sampai 1,3 (sdt 45)
f. f = fr + 0,3 cos O + 0,22 O
PENGUKURAN DEBIT SALURAN AIR 3. Bendungan Lebar Penuh fr = koef btk dr ujung masuk
A. METODE KECEPATAN LUAS Q = K.B. h1/2 Bila ujung pipa isap berbtk lonceng dan
Metode ini didasarkan atas data kecepatan yg K = 107,1 +(0,177/h + 14,2 h/D)(1=E) tercelup dibwh perm air mk f berkisar 0,2-0,4.
diperoleh pd ttk2 yg berbeda pd bbrp vertical B = faktor koreksi
pd suatu penampang melintang aliran. D<1 m E=0 Pemilihan Pompa :
1. Secara Aritmatik D>1 m E = 0,55(d-1) 1. Kapsitas pompa hrs disesuaikan dgn jml air
Dipakai bila kecepatan pd 1/2 ttk pd vertical Berlaku utk kondisi : yg ada di dlm tambang
tsb diketahui. B> 0,050m 2. Hrs diket brp head total yg dihslkan pompa
a. Metode Penampang Rata2 0,30 m <D<B 3. Sifat keasaman serta kandungan Lumpur dan
qn = bn [Vvn+1 + Vvn][dn-1+dn] h<B/4 pasir yg ada dlm air.
Q = q1+q2++qn+ 4. Mudah tdknya dlm perawatan dan pelayanan
Dimana : SALURAN AIR suku cadang
qn = debit air vertikal2 n dan n-1 (m3/det) Limpahan Rumus Rasional 5. Diameter dan kedalaman lb subur.
bn = jarak antara vertical n dan n-1 (m) Q=0,278 CIA
Vvn+1 = kec rata2 pd vertical ke (n-1) (m/det) Q= debit air (m3/det) KOLAM PENGENDAP / SETTING POND
Vvn = Kec rata2 pd vertical ke n (m/det) C=Koef limpasan Rancangan kolam pengendap hrs baik yg
dn-1 = jeluk vertical ke (n-1) (m) I = Intensitas Hujan (mnt/jam) meliputi :
Q = debit total pd penampang melintang A = Luas daerah (Km2) -Segi geometri :
(m3/det) Rms KIRPICH hrs mampu menampung seluruh vol Lumpur dr
b. Metode Penampang Tangah2 tc = 0,0195. L 0,77 . S 0,182 system penyaliran.
qn = dn/2 (Vva) (bn + bn+1) tc= waktu konsentrasi (mnt) -Segi Operasional :
Q = q1+q2++qn L = jarak terjauh (m) hrs dpt menjamin agar partikel padat itu mpy
S= kemiringan. cukupwaktu utk mengendap
2. Metode Grafik -Segi perawatan :
a. Met Integrasi Jeluk Kecepatan POMPA hrs mudah utk dibersihkan dr Lumpur yg
Kec terukur pd tiap2 vertikal diplot dan luas Pompa digunakan utk memindahkan suatu mengendap.
dibwh kurva agihan kec ditentukan : cairan agar mengalir dr suatu tempat yg bertek
qn = (Vvn)dn rendah ke tempat yg bertek tinggi atau utk A. UKURAN
Utk menghitung Q ada 2 metode : mengalirkan/ memindahkan suatu cairan Utk menentukan luas kolam pengendap scr
-Metode Harfacher membthkan perbedaan tek ttu. analisis dihit berdsrkan parameter n anggapan :
Harga qn dihitung diatas diplotkan dan luas yg a. Hk Stokes bila % padatan < 40%
berada dibwh kurve dihitung dgn planimetri. Klasifikasi Pompa : Hk Newton bila % padatan > 40%
Q = qn dx -Pompa sentrifugal b. Diameter partikel pdtn hrs < 9. 106, sebab
-Metode Treviranas -Pompa aliran campur uk yg > akan memberikan keluaran luas dlm
Penampang jeluk dan kecepatan ditentukan scr -Pompa aksial kolam yg telah memadai.
terpisah, keduanya diplotkan. c. Kekentalan air adl 1,31 10-6 kg/ml
Spesifikasi pompa: d. Partikel padatan dlm Lumpur adl material yg
Q = i-n1-n qn. dn
1. Kapasitas sejenis
b. Met Kec Kontur Diperlukan ket ttg kapasitas mak dan kap min. e. Uk partikel yg boleh keluar dr kolam
Suatu penampang luas-kec massa diplotkan 2. Kondisi isap : pengendap diket
dgn kontur2 kec yg sama. Luas dibwh kurve -tinggi isap dr perm air isap ke level pompa f. Kec pengendapan partikel dianggap sama
luas-kec massa adl = debit total. -tinggi fluktuasi perm air isap g. Perbandingan cairan padatan telah
Q = v (dA) -tek yg bekerja pd perm isap ditentukan.
-kondisi pipa isap Semakin besar % padatan dan Diameter
B. METODE PELACAK/PENGENCERAN 3. Kondisi keluar: partikel yg boleh dikeluarkan, mk smkn kecil
Didsrkan atas penentuan derajat pengenceran -tinggi isap dr perm air keluar ke level pompa luas kolam pengendap yg dibthkan.
oleh air yg mengalir thd suatu larutan pelacak -tinggi fluktuasi perm air keluar Semakin besar % padatan dan koef tek partikel
yg ditambahkan. Pelacak dpt berupa pelacak -tek yg bekerja pd perm keluar mk semakin luas kolam pengendap yg
bhn kimia (NaCl) maupun pelacak radioaktif -kondisi pipa keluar ditentukan.
(WMO). Met ini dianjurkan utk tempat2 4. Julang total pompa
dimana met konvensional tdk dpt digunakan 5. Jenis cairan yg dipompa : B. BENTUK
berhubung jeluk yg dangkal, kec yg sgt tinggi. -air tawar, laut, minyak Btk kolam pengendap biasanya 4 persegi
1. Met Injeksi dg Laju Konstan -BJ, viskositas, kandungan padatan, temp panjang.
Pd suatu ttk tertentu pd suatu aliran di+ suatu 6. Jml pompa 4 zona penting :
pelacak dgn konsentrasi C yg tlh diket laju (q) 7. Kondisi kerja : 1. Zona Masukan
yg konstan ke dlm air, dgn konsentrasi awal -kerja continue, terputus2, jml jam kerja dlm 1 Tempat masuknya aliran dumpur ke dlm kolam
Co. Pd ttk hilir konsentrasi diukur pd waktu yg thn. pengendap dgn anggapan campuran padatan
berlainan dan harga yg tetap (tdk berubah dgn 8. Penggerak dan cairan terdistribusi seragam. Zona ini
waktu), shg diperoleh debit sbb : 9. Poros tegak/ mendatar pjgnya 0,5-1 kali kedalaman kolam.
Q = q Ct-Cw 10. Tempat instalasi : pembatasan pd ruang 2. Zona Pengendapan
Cw-Co instalasi, ketinggian di atas perm laut, diluar / Tempat partikel padatan mengendap.
L = 0,13(C) 0,7(C) + B B2 dlm ruang fluktuasi. Panjangnya adl pjg kolam pjg zona mskn dan
g h keluaran.
L= Jrk antar ttk injeksi dan ttk pengukuran Julang total : 3. Zona Endapan Lumpur
C=Koef kekasaran Chezy Energi yg hrs disediakan utk dpt mengalirkan Tempat partikel padatan dlm cairan (lumpur)
g= gravitasi (m/det2) sejumlah air yg direncanakan. mengalami sedimentasi dan terkumpul di
B= Lebar perm aliran rata2 (m) H = ha + hp + h1 + Vd2/2g bagian bawah kolam pengendapan.
h= Jeluk aliran rata2 (m) 4. Zona Keluaran
Tempat keluarnya buangan cairan yg jenuh. a = I.t . I2.t.I B = b + 2. m. d
Panjang = kedalaman kolam pengendap diukur NI2-(I)2 = 1,96 + ( 2. 0,58. 1,70) = 3,93 m
dr ujung lubang pengeluaran. b = I It - NI2t a = d/ sin = 1,70/ sin 60 = 1,96 m
NI (I)2
Kolam Pengendap Didapat a = 15066,75 b = 70,076
Penyederhanaan rumus
I = 15066,75/(tc +70,076)
d. Perhitungan Debit Air Limpasan
Limpahan Rumus Rasional
Q=0,278 CIA
Q= debit air (m3/det)
C=Koef limpasan
I = Intensitas Hujan (mnt/jam)
A = Luas daerah (Km2)
e. Kof limpasan
Bahwa nilai koef limpasan tergantung pada :
-topografi
-jenis tanah/batuan
-tata guna lahan
Hsl pengamatan di lokasi penelitian, kmd
disesuaikan dgn nilai koef yg ada (tabel xvii)
Utk menentukan harga intensitas yg sesuai dgn
PUH yg telah ditentukan tergantung pd waktu
konsentrasi (tc)
Btk Kolam Pengendap agar berfungsi efektif f. Waktu Konsentrasi (tc)
hrs memenuhi syarat treknis : Waktu yg diperlukan air hujan utk mengalir dr
1. Sebaiknya bentuk kolam pengendap dibuat ttk terjauh ke tempat penyaliran (terletak di
berbelok2 agar kec air berlumpur tdk terlalu bwh DTH masing2)
cepat, shg lebih banyak partikel padatan yg Rms KIRPICH
cepat menegndap. tc = 0,0195. L 0,77 . S 0,182
2. Geometri kolam pengendap hrs disesuaikan tc= waktu konsentrasi (mnt)
dg uk back hoe yg digunakan utk perawatan L = jarak terjauh (m)
kolam pengendap yaitu mengeruk Lumpur yg S= kemiringan= H/L
telah mengendap di dlmnya. Tabel (xvii)
g. Daerah Tangkapan Hujan
SISTEM PENGERINGAN PD TUNNEL tabel xix
A.
Contoh perhitungan Debit Air Limpasan
PENYALIRAN TAMKA Pada DTH I :
Luas DTH = 0,223 km2
Data yg dipersiapkan : Koef limpasan = 0,9
1. Peta topografi Waktu konsentrasi = 5,14 mnt
2. Data CH = -harian dan bulanan I= 15066,75/ (5,14 + 70,076) = 200,31 mm/jam
Q = 0,278 . 0,9 . 200,31 . 0,223
Langkah2 yg hrs dilakukan : = 11,18 m3/det
1. Pengolahan Data CH
a. Penentuan harga rata2 tinggi hjn max h. Penentuan Geometri Saluran Penyaliran
X= 1997/18 = 110,94 mm/24 jam Rms Manning
b. Penentuan CH max Q = 1/n. R 2/3 L A
Xr = X + x/n (Yr-Yn) Q = Besar debit air yg mengalir sepanjang
Xr = hujan harian max (mm/24jam) dgn saluran m3/det
periode ulang hujan 25 thn n = koef kekasaran saluran
X = CH rata2 A = Luas penampang saluran m2
n = expected standard deviasi = 1,0493 (tabel L = Kemiringan dasar saluran (0,1-0,25%)
x1) R = jari2 hidrolis, m
x = standar deviasi [ (xi-x)2/N-1]1/2
= [25900 . 95/18-1]1/2 Dlm menentukan dimensi saluran penyaliran
= 39,03 berbentuk trapezium dgn penampang hidrolis
Yr = Variasi reduksi utk PUH 25 thn = 3,1985 optimum mk :
(tabel xii) -Luas Penmpang saluran (A)
Yn = Expected mean = 0,5202 (tabel xi) -Jari2 hidrolis (R)
Dr data diatas didptkan -Kedalaman aliran (d)
Xr = 110,94 + 39,03/1,0493 (3,1985-0,5202) -Lebar dasar saluran (b)
= 210,06 mm/24 jam -Pjg sisi saluran (a)
c. Perhitungan Intensitas CH -Lebar permukaan aliran (B)
Utk mendapatkan kurun durasi yg nantinya dpt -Kemiringan ddg saluran (m)
dipakai sbg dasar perhit debit limpasan hujan
daerah penelitian.
Met yg digunakan Hasper dan Der Weduwen
yg mrpkn penyelidikan di Indonesia
Dr perhit diperoleh harga intensitas pd tabel xiv
Harga intensitas tsb disubstitusikan ke dlm rms
=
-Talbot
-Sherman dan
-Ishiguro. Mpy hubungan yg dinyatakan dgn persamaan :
Hsl intensitas yg diperoleh dr masing2 rms tsb A = b.d2 + m. d2
dgn t HDW kmd dicari selisih terkecil dr R = 0,5 d
ketiga jenis persamaan tsb dgn hsl perhit B = b + 2. m. d
menurut HDW b/d = 2 [(1+m2)1/2-m]
Rms yg digunakan = a = d/ sin
1. 1<t<24 maka Utk saluran bbtk trapezium dgn profil hidrolis
R = (11300.t/t+3,12) (Xr/100) optimum dan mpy sudut kemiringan sebesar 60
2. 0<t<1 maka mk
R = (11300.t/t+32) (R1/100) m = cotg 60 = 0,58
Dimana R1 = Xr = (1218.t)+54 b/d =1,1521
Xr (1-t) + 1272.t
t = durasi hujan (jam) Contoh
R,R1 = CH menurut HDW (mm) Q1 = 11,18 m3/det
Xr = CH harian max (mm) m = 0,58
I = R/t (mm/jam) = 0,0025
Adapun nilai t yg disarankan 5,10,20,40,60, A = b.d2 + m. d2
120, 140 mnt. = 1,1521 . d2 + 0,58 d2 = 1,7321 d2
Dr tabel xvi terlihat bahwa selisih rata2 terkecil
intensitas CH adl persamaan Talbot yaitu 6,53 Q = 1/n. R 2/3 L A
mm/jam. 11,18 = 1/0,02 (1/2d)2/3 (0,0025)1/2 (1,7321 d2)
d = 1,70 m
Sehingga persamaan CH yg digunakan adl b/d = 1,1521
Talbot yaitu : b = 1,96 m
I = a/ t+b A = b.d + m d2
= 5,01 m