Anda di halaman 1dari 11

Puluhan Desa Terendam Banjir,

Akses Warga Nyaris Putus

ragamlampung.com Puluhan desa di tiga kecamatan di Kabupaten Mesuji, terendam


banjir sejak akhir pekan lalu. Banjir setinggi hingga 1 meter itu akibat hujan lebat yang terus
terjadi selama beberapa hari terakhir ini. Kecamatan yang terendam terdiri Kecamatan
Mesuji Timur, Mesuji, dan Rawa Jitu Utara.

Bahkan, di Kecamatan Rawa Jitu Utara, beberapa sekolah dasar (SD) terendam air. Namun,
siswanya masih bisa belajar, meski ketinggian banjir mencapai satu meter.

Kepala Desa Sidang Muara Jaya, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Benuang Ali Topa
menuturkan, Minggu (18/12), rumah warga yang terendam banjir itu berada di area rawa,
sehingga saat hujan lebat terus menerus, sungai induk meluap dan berdampak terhadap
permukiman.
Banjir juga, kata dia, merendam fasilitas umum seperti balai desa, sekolah, dan puskesmas
di Kecamatan Rawa Jitu Utara. Rumah saya pun terendam banjir, akibatnya kami kesulitan
melaksanakan tugas desa.
Yang kami prihatinkan lagi sekolah yang kebanjiran. Tak terbayangkan bagaiman belajar
mereka saat seperti ini, katanya.

Sementara itu, di Kecamatan Mesuji dan Mesuji Timur, banjir merendam ratusan rumah
warga serta rumah ibadah, dan jembatan penyeberangan. Akibatnya, akses ekonomi warga
putus total.

Malik (50), warga Desa Sidang Muara Jaya meminta Pemerintah Kabupaten Mesuji dan
instasi terkait segera memantau masyarakat di daerah itu. Kami sekarang kesulitan, Pak.
Semua akses terputus total dan banjir ini terbesar yang pernah ada dari tahun sebelumnya,
kata dia.

Banjir juga memutuskan jalan di Kampung Sritanjung, Tanjung Harapan, dan Kagungan
Dalam yang mengakibatkan akses ekonomi lumpuh total.

Pejabat di Dinas Sosial Mesuji, Dedi mengakui hingga kini bantuan dari pemerintah dan
sumbangan pihak ketiga belum disalurkan.

Hari ini (Minggu), para pegawai dan relawan masih memilah-milah bantuan untuk kemudian
dibungkus jadi paket. Kalau malam ini selesai, besok mulai didistribusikan. Bantuan yang
disalurkan berupa kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, mi instan, dan beras, katanya.

Ia mengaku kendala peyaluran bantuan itu selain memilah bantuan, juga belum ada data
jumlah korban banjir dari lurah atau camat masing-masing wilayah. Tadi saya sudah minta
camat dan lurah mendata warganya, Mudah-mudahan besok sudah kelar pendataannya,
ujar Dedi.

Ia mengatakan bantuan akan diprioritaskan untuk daerah yang paling parah terkena banjir,
dan warga tidak mampu. Hal itu dilakukan karena tidak cukupnya jumlah bantuan. Yang
paling parah akan kami dahulukan, katanya.

Dedi mengatakan, anggaran bantuan bencana di instansinya sangat terbatas. Karena itu, untuk
membantu korban yang rumahnya rusak berat, harus meminta suntikan dana dari pemerintah provinsi
atau pemerintah pusat. Dana yang kami gunakan (saat ini) dari anggaran dana tak terduga,
katanya. (ar)
Tiga Kecamatan di Mesuji Lampung
Terendam Banjir

Larawana Intan Sari Widuri Desember 18, 2016 16:31 Berkat

MESUJI Tiga kecamatan di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, terendam banjir setelah
hujan deras mengguyur pada Minggu (18/1/2016) siang.

Ketinggian air yang merendam permukiman dan lingkungan warga pada tiga kecamatan di
Mesuji dengan puluhan desa tersebut sekitar 1 meter. Adapun sejumlah desa yang
terendam adalah desa-desa yang berada di Kecamatan Mesuji Timur, Kecamatan Mesuji,
dan Rawajitu Utara.

Kades Sidang Muara Jaya, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Benuang Ali Topa menuturkan,
hujan deras dalam beberapa hari terakhir memicu sungai-sungai meluap dan menyebabkan
banjir. Perumahan warga yang terendam banjir berada di areal rawa yang rentan terendam
banjir.

Seperti rumah saya yang berada di Desa Sidang Muara Jaya juga ikut terendam banjir,
akibatnya kami kesulitan untuk melaksanakan tugas desa dengan baik, ucapnya, dikutip
dari Antara.
Tak hanya rumah warga, banjir juga merendam fasilitas umum seperti balai desa, sekolah,
dan puskesmas di Kecamatan Rawa Jitu Utara.

Di Kecamatan Mesuji dan Mesuji Timur, banjir juga merendam ratusan rumah warga serta
rumah ibadah dan jembatan penyeberangan. Akibatnya, akses ekonomi warga putus total.
3 Kecamatan di Mesuji Terendam Banjir

Banjir yang merendam tiga kecamatan di Mesuji. (suarapedia/dhamar)

MESUJI (suarapedia) - Puluhan desa di tiga kecamatan di Kabupaten Mesuji terendam


banjir setinggi 1 meter.

Dari data yang dapat di himpun suarapedia.com, tiga kecamatan yang di rendam banjir
antara lain Kecamatan Mesuji Timur, Kecamatan Mesuji dan Rawajitu Utara.

Kades Sidang Muara Jaya, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Benuang Ali Topa menuturkan,
banjir yang terjadi disebabkan curah hujan yang tinggi beberapa hari ini terakhir sehingga
menyebabkan air yang berada di sungai induk meluap dan merendam rumah warga.

"Maklum rumah warga di tiga kecamatan ini berdiri di area rawa yang rentan terendam
banjir," ujar Benuang.

Seperti rumah saya, lanjut kades, yang terletak di Desa Sidang Muara Jaya yang juga ikut
terendam banjir, akibatnya kami kesulitan untuk melaksanakan tugas desa degan baik.
Tak hanya rumah warga, banjir juga merendam fasilitas umum seperti balai desa, sekolah
dan puskesmas di Kecamatan Rawa Jitu Utara.

"Namun meskipun banjir setinggi 1 meter ini para siswa tetap melaksanakan sekolah seperti
biasanya tak terbayangkan proses belajar mengajar mereka saat banjir seperti ini,"
ungkapnya.

Di kecamatan Mesuji dan Mesuji Timur, banjir juga merendam ratusan rumah warga serta
rumah ibadah dan jembatan penyeberangan. Akibatnya, akses ekonomi warga putus total.

Malik (50), warga Desa Sidang Muara Jaya meminta Pemkab Mesuji dan instasi terkait agar
turun ke lokasi banjir untuk memantau kondisi masyarakat.

"Kami kesulitan pak, semua akses terputus total dan banjir ini adalah terbesar yang pernah
ada dari tahun sebelumnya," kata Malik. (DHAMAR)
Tiga Kecamatan Terendam Bajir Belum
Terima Bantuan

Kondisi banjir di tiga Kecamatan di Mesuji, Lampung. (suarapedia/tinus)

MESUJI (suarapedia) - Tiga kecamatan di Kabupaten Mesuji, Lampung, terendam


banjir setinggi 1 meter hingga saat ini belum menerima bantuan.

Kepala Bidang (Kabid) Dinas Sosial Kabupaten Mesuji mengakui hingga kini
bantuan dari pemerintah dan sumbangan pihak ketiga belum di salurkan.
Hari ini, para pegawai dan relawan sedang memilah-milah bantuan untuk
kemudian di bungkus jadi paket perpaket.
Kalau malam ini selesai, besok mulai di distribusikan,. Bantuan yang di salurkan
berupa kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, mi instan, dan beras.
Selain terhambat karena memilah bantuan, menurut Dedi, kendala untuk
menyalurkan bantuan adalah belum ada data jumblah korban banjir dari lurah
atau camat dari masing-masing wilayah.

"Tadi saya sudah minta camat dan lurah mendata warga nya,mudah - mudahan
besok sudah kelar juga pendataan nya," ujar Dedi, Sabtu (17/12/2016).
Dedi mengatakan, bantuan akan di prioritaskan untuk daerah yang paling parah
terkena banjir, serta warga korban banjir yang tidak mampu, Menurut dia, hal itu
di lakukan karena tidak cukup nya jumblah bantuan. "Yang paling parah akan
kami dahulukan di beri bantuan," ungkapnya.
Selain itu, Dedi mengaku jika anggaran bantuan bencana di instansi nya sangat
terbatas dan minim sekali, Untuk membantu korban banjir yang rumahnya rusak
berat, harus meminta suntikan dana dari pemerintah provinsi atau pemerintah
pusat.

"Dana yang kami gunakan dari anggaran dana tak terduga," tutupnya

Dari data yang dapat dihimpun suarapedia.com, minggu (18/12/2016) siang, tiga
kecamatan masih terrendam banjir antara lain Kecamatan Mesuji Timur,
Kecamatan Mesuji dan Rawa jitu Utara.

Kades Sidang Muara Jaya, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Benuang Ali Topa
menuturkan, banjir yang terjadi di sebabkan curah hujan yang tinggi beberapa
hari terakhir sehingga menyebabkan air yang berada di sungai induk meluap dan
merendam rumah warga.
"Maklum rumah warga di tiga kecamatan ini berdiri di area rawa yang rentan
terendam banjir,"ujar Benuang lagi.
Seperti rumah saya, lanjut kades, yang terletak di Desa Sidang Muara Jaya yang
juga ikut terendam banjir, akibat nya kami kesulitan untuk melaksanakan tugas
desa dengan baik.
Tak hanya rumah warga, banjir juga merendam fasilitas umum seperti balai desa,
sekolah dan puskesmas di Kecamatan Rawa Jitu Utara.
"Namun meskipun banjir setinggi 1 meter lebih ini para siswa tetap
melaksanakan sekolah seperti biasanya tak terbayangkan proses belajar
mengajar mereka saat banjir seperti ini," ungkapnya.
Di kecamatan Mesuji dan Mesuji Timur, banjir juga merendam ratusan rumah
warga serta rumah ibadah dan jembatan penyeberangan. Akibatnya, akses
ekonomi warga putus total.
Sohari (50), warga Desa Sidang Muara Jaya meminta Pemerintah kabupaten
Mesuji dan instasi terkait agar turun ke lokasi banjir untuk memantau kondisi
masyarakat.
"Kami kesulitan pak, semua akses terputus total dan banjir ini adalah terbesar
yang pernah ada dari tahun sebelum nya, banjir juga memutuskan jalan di 3
kampung Sritanjung, Tanjung Harapan,dan Kagungan dalam yang mengakibat
kan akset ekonome lumpuh total," kata dia. (TINUS)
Hujan Deras Akibatkan Banjir di Mesuji

By

Redaksi

Ilustrasi | Foto: istimewa

MESUJI Tiga kecamatan di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung mengalami banjir


akibat curah hujan yang deras mengguyur, Minggu siang.

Permukiman dan lingkungan warfa pada tiga kecamatan di Mesuji dengan puluhan
desa itu tergenang banjir setinggi sekitar 1 meter.

Tiga kecamatan yang terendam banjir antara lain Kecamatan Mesuji Timur,
Kecamatan Mesuji, dan Rawajitu Utara.

Kades Sidang Muara Jaya, Kecamatan Rawa Jitu Utara Benuang Ali Topa
menuturkan, banjir yang terjadi disebabkan curah hujan yang tinggi beberapa hari
terakhir, sehingga menyebabkan air yang berada di sungai induk meluap dan
merendam rumah warga setempat.

Maklum rumah warga di tiga kecamatan ini berdiri di areal rawa yang rentan
terendam banjir, ungkap Benuang.

Seperti rumah saya yang berada di Desa Sidang Muara Jaya juga ikut terendam
banjir, akibatnya kami kesulitan untuk melaksanakan tugas desa dengan baik,
ucapnya.

Tak hanya rumah warga, banjir juga merendam fasilitas umum seperti balai desa,
sekolah, dan puskesmas di Kecamatan Rawa Jitu Utara.

Di Kecamatan Mesuji dan Mesuji Timur, banjir juga merendam ratusan rumah warga
serta rumah ibadah dan jembatan penyeberangan. Akibatnya, akses ekonomi warga
putus total.

Sohari (50), warga Desa Sidang Muara Jaya meminta Pemerintah Kabupaten Mesuji
dan instasi terkait agar turun ke lokasi banjir untuk memantau kondisi masyarakat
dan membantu korban banjir itu.

Kami kesulitan, karena semua akses jalan terputus total, dan banjir ini adalah
terbesar yang pernah terjadi dari tahun sebelumnya. Banjir juga memutuskan jalan
di tiga kampung yaitu Sritanjung, Tanjung Harapan, dan Kagungan Dalam yang
mengakibatkan akset ekonomi lumpuh total, ujarnya.

Secara terpisah, Dedi, salah satu pejabat kepala bidang pada Dinas Sosial
Kabupaten Mesuji mengakui hingga kini bantuan dari pemerintah dan sumbangan
pihak ketiga belum disalurkan untuk para korban banjir itu.

Namun menurutnya, hari ini, para pegawai dan relawan sedang memilah-milah
bantuan untuk kemudian dibungkus dalam paket dan segera disalurkan.

Kalau malam ini selesai, besok mulai didistribusikan. Bantuan yang disalurkan
berupa kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, mi instan, dan beras, tuturnya.

Selain terhambat karena masih harus memilah bantuan, menurut Dedi, kendala
untuk menyalurkan bantuan adalah belum ada data jumlah korban banjir dari lurah
atau camat masing-masing wilayah. Tadi saya sudah minta camat dan lurah
mendata warganya, mudah-mudahan besok sudah selesai pendataannya, ucap
Dedi.

Dia menegaskan bantuan akan diprioritaskan untuk daerah yang paling parah
terkena banjir, serta warga korban banjir yang tidak mampu.

Menurut dia, hal itu dilakukan karena tidak mencukupi jumlah bantuan, sehingga
yang paling parah akan didahulukan diberi bantuan.

Selain itu, Dedi mengaku jika anggaran bantuan bencana di instansinya sangat
terbatas dan minim sekali, sehingga untuk membantu korban banjir yang rumahnya
rusak berat harus meminta suntikan dana dari pemerintah provinsi atau pemerintah
pusat. Dana yang kami gunakan dari anggaran tak terduga, imbuhnya.

(TK) | Sumber: Antara

Anda mungkin juga menyukai