Anda di halaman 1dari 4

BISNIS DAN ETIKA DALAM MODERN

Referensi: Pengantar Etika Bisnis (Bertens, 2000)

Resume oleh: Sulthan Hakim/ 145020308121003

I. TIGA ASPEK POKOK DARI BISNIS


Buku ini ingin menyoroti suatu aspek bisnis yang sampai sekarang jarang
disinggung dalam uraian uraian lain, tetapi semakin banyak diakui pentingnya yaitu
aspek etis atau moralnya, terutama aspek ekonomi dan hukum. Sebab, bisnis sebagai
kegiatan sosial bisa disoroti sekurang kurangnya dari tiga sudut padang yang berbeda
tetapi tidak selalu mungkin dipisahkan ini : sudut padang ekonomi, hukum dan etika.
1. SUDUT PANDANG EKONOMIS
2. SUDUT PADANG MORAL
3. SUDUT PANDANG HUKUM
4. TOLOK UKUR UNTUK TIGA SUDUT PADANG INI
Bisnis adalah baik, kalau menghasilkan laba. Hal itu akan tampak dalam laporan
akhir tahun yang harus disusun menurut metode kontrol finansial dan akuntansi yang
sudah baku. Lebih sulit untuk menentukan baik tidaknya bisnis dari sudut padang moral.
Setidak tidaknya dapat disebut tiga macam tolok ukur yaitu
1. .Hati Nurani
2. Kaidah Emas
3. Penilaian Umum
Dapat di simpulkan , supaya patut di sebut good business, tingkah laku bisnis harus
memenuhi syarat-syarat dari semua sudut pandang tadi. Memang benar, bisnis yang
secara ekonomis tidak baik disebut bisnis yang baik. tidak ada orang yang dengan
serius akan mempersoalkan hal itu. Terdapat lebih banyak keraguan tentang perlunya
sudut pandang kedua dan ketiga bisnis tidak pantas di sebut good business, kalo tidak
baik dari sudut etika dan hukum juga dalam hal ini pentingnya aspek hukum lebih
mudah di terima, sekurang-kurangnya pada taraf teoreties (walaupun dalam praktek
barangkali sering di langgar). Buku ini ingin mempelajari aspek etika dalam perilaku
bisnis tampa meremehkan pentingnya aspek aspek lain. Sebagaimana akan menjadi
jelas selanjutnya sekarang ini di banyak tempat diakui relevansi dan bahkan rugensi
untuk menyoroti bisnis dari segi etika .

II. APA ITU ETIKA BISNIS?


Kata etika dan etis tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula
etika bisnis bisa berbeda artinya. Cara yang kami pilih untuk menganalisis arti arti
etika adalah membedakan antara etika sebagai praksis dan etika sebagai refleksi. Etika
sebagai praksis bearti : nilainilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau
justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan.
Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. Dalam etika sebagai refleksi kita
berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan
atau tidak boleh dilakukan. Dalam surat kabar atau majalah berita hampir setiap hari
dapat kita baca komentar tentang peristiwa peristiwa yang berkonotasi etis yaitu
perampok, pembunuhan dan kasus korupsi. Pemikiran ilmiah selalu bersifat kritis,
artinya tahu membedakan antara yang tahan uji dan yang tidak tahan uji, antara yang
mempunyai dasar kukuh dan yang mempunyai dasar lemah. Etika adalah cabang filsafat
yang memperlajari baik buruknya perilaku manusia. Etika bisnis pun dapat dijalankan
pada tiga taraf yaitu makro, meso dan mikro. Pada taraf makro, etika bisnis memperlajari
aspek aspek moral dari sistem ekonomi sebagai keseluruhan. Pada taraf meso, etika
bisnis menyelidiki masalah masalah etis di bidang organisasi. Pada taraf mikro,
difokuskan ialah individu dalam hubungan dengan ekonomi atau bisnis.

III. PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS


Aktivitas perniagaan selalu sudah berurusan, artinya selalu harus
mempertimbangkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan sejak ada bisnis,
sejak saat itu pula bisnis dihubungkan dengan etika, sebagaimana etika selalu dikaitkan
juga dengan wilayah lain dalam kehidupan manusia seperti politik, keluarga dan
sebagainmya. Jadi etika dalam bisnis sebagai salah satu topik disamping sekian banyak
topik lainnya.
1. Situasi Dahulu
2. Masa peralihan tahun 1960-an
3. Etika bisnis lahir di Amerika Serikat tahun 1970 an
4. Etika bisnis meluas ke eropa tahun 1980-an
5. Etika bisnis menjadi fenomena global tahun 1990-an
IV. PROFIL ETIKA BISNIS DEWASA INI
Kini etika bisnis sudah mempunyai status ilmiah yang serius. Ia semakin di
terima di antara ilmu-ilmu yang sudah mapan dan memiliki ciri-ciri yang biasanya
menandai semua ilmu. Di sini kami berusaha menggambarkan beberapa pertanda yang
menunjukan status itu dengan cukup meyakinkan, sekaligtus kami mencoba melukiskan
profil ilmiah dari etika bisnis sebagaimana tampak sekarang.
1. Praktis di segala kawasan dunia etika bisnis diberikan sebagai mata kuliah di
perguruan tinggi
2. Banyak sekali publikasi di terbitkan di etika bisnis
3. Sekurang kurangnya sudah tiga seri buku tentang etika bisnis
4. Sudah ada cukup banyak dunia ilmiah khusus tentang etika bisnis
5. Dalam bahasa jerman sudah tersedia sebuah kamus tentang etika bisnis
6. Sekarang dapat di temukan juga cukup banyak institut penelitian yang secara
khusus mendalami masalah etika bisnis
7. Sudah di berikan beberapa asosiasi atau himpunan dengan tujuan khusus memajukan
etika bisnis terutama dengan mengumpulkan dosen-dosen etika bisnis dan Peminat
lain dalam pertemuan berkara.
8. Di amerika serikat dan daerah eropa barat di sediakan beberapa program studi
tingkat s2 dan s3 , khusus di bidang etika bisnis.

V. FAKTOR SEJARAH DAN BUDAYA DALAM ETIKA BISNIS


Orang yang terjun dalam kegiatan bisnis, menurut penilaian sekarang
menyibukkan diri dengan suatu pekerjaan terhormat, apalagi jika ia berhasil menjadi
pebisnis yang sukses. Jika kita mempelajari sejarah dan khususnya sejarah dunia barat,
sikap positif ini tidak selamanya menandai pandangan terhadap bisnis.
1. Kebudayaan Yunani Kuno
2. Agama Kristen
3. Agama Islam
4. Kebudayaan Jawa

VI. KRITIK-KRITIK ATAS ETIKA BISNIS

1. Etika bisnis mendiskriminasi.


Etika bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip moral yang mum atas suatu
bidang yang khusus. Etika bisnis menjadi suatu ilmu dengan identitas tersendiri,
bukan karena adanya norma-norma yang tidak berlakuuntuk bdang lain,
melainkan karena aplikasi norma-norma moral yng umum atas suatu wilayah
kegiatan manusiawi yang minta perhatian khusus, sebab keadaannya dan maslah-
masalahnya mempunyai corak tersendiri.
Peter Drucker, ahli dalam bidang teori manajemen. Inti keberatannya adalah
etika bisnis menjalankan semacamdiskriminasi. Mengapa dunia bisnis harus
dibebankan secara khusus dengan etika? Drucker menyimpulkan bahwa etika
bisnis itu menunjukkan adanya sisa-sisa dari sikap bermusuhann yang lama
terhadap bisnis dan kegiatan ekonomis.
2. Etika bisnis tidak prktis.
Oleh, Andrew stark, seorang dosen manajemen di universitas Toronto,
kanada. Keberatannya adalah, bisnis yang dipahaminya adalah menghasilkan laba
paling besar untuk para pemegang saham. Etika yang tidak melayani tujuan rupanya
oleh Stark dinilai kurang praktis. Sebagai ilmu, etika bisnis selalu bergerak pada
taraf refeksi dan akibatnya pada taraf teoritis juga. Walaupun etika bisnis berbicara
tentang hal-hal yang sangat praktis.\
3. Etikawan idak bias mengambil alih tanggung jawab.
Etika bisnis sama sekali tidak bermaksud mengambil alih tanggung jawab etis dari para
pebisnis, para manajer, atau pelaku moral lain dibdang bisnis. Etika atau cabang etika
terapann lainnya tidak berprestasi memiliki keahlian yang sama sifatnya seperti banyak
kehlian lain.etika bisnis bias membantu untuk mengambil keputusan moral yang dapat
dipertangguang jawabkan, teapi tidak berniat mengambil tempat dari para pelaku moral
dalam perusahaan. Misalnya, etika bisnis dapat member sumbangsih dalammeningkatkan
kesadaran moral.

Anda mungkin juga menyukai