Definisi Farmasi
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik,
memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat
dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman.
Farmasi dalam bahasa Yunani ( Greek) disebut farmakon yang berarti medika atau obat.
Definisi Apoteker
Apoteker adalah seorang yang ahli dalam bidang farmasi seperti yang disebut pada
definisi di atas.
Karir Farmasi meliputi :
1. Farmasi komunitas
4. Farmasi Industri
Farmasi Managemen
Kurikulum Pendidikan Farmasi
Kurikulum pendidikan farmasi didasari oleh ilmu-ilmu :
1. Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari sejarah, khasiat obat di segala segi
termasuk sumber/asal-ususlnya, sifat kimia, sifat fisika, kegiatan fisiologis/ efeknya
terhadap fungsi biokimia dan faal, cara kerja, absorpsi, nasib ( distribusi,
biotransformasi), eksresinya dalam tubuh, sejak efek toksiknya; dan penggunaannya
dalam pengobatan.
Cabang-cabang farmakolgi, yaitu :
(a) Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang sumber bahan obat dari alam,
terutama dari tumbuh-tumbuhan ( bentuk makroskopis dan mikroskopis berbagai tumbuhan
serta organisme lainnya yang dapat digunakan dalam pengobatan).
(b) Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari kegiatan obat/cara kerja obat, efek
obat terhadap fungsi berbagai organ serta pengaruh obat terhadap reaksi biokimia dan
struktur organ. Singkatnya, pengaruh obat terhadap sel hidup atau organisme hidup, terutama
reaksi fisiologis yang ditimbulkannya.
(c) Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari tentang absorpsi, distribusi, metabolisme
(biotransformasi), dan eksresi obat (ADME). Singkatnya, pengaruh tubuh terhadap obat.
(d) Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari zat-zat racun dengan khasiatnya serta cara-
cara untuk mengenal/mengidentifikasi dan melawan efeknya.
2. Kimia farmasi (organik dan anorganik) adalah llmu yang mempelajari tentang analisis
kuantitatif dan kualitatif senyawa-senyawa kimia, baik dari golongan organik ( alifatik,
aromatik, alisiklik, heterosiklik) maupun anorganik yang berhubungan dengan khasiat dan
penggunaannya sebagai obat.
3. Farmasi/farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan ob at meliputi
pengumpulan, pengenalan, pengawetan, bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat;
serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembutan obat dalam bentuk
sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien.
4. Teknologi farmasi merupakan ilmu yang membahas tentang teknik dan prosedur
pembuatan sediaan farmasi dalam skala industri farmasi termasuk prinsip kerja serta
perawatan /pemeliharaan alat-alat produksi dan penunjangnya sesuai ketentuan Cara
Pembuatan Obat yang Baik ( CPOB).
5. Dispensa farmasi adalah ilmu dan seni meracik obat menjadi bentuk sediaan tertentu
hingga siap digunakan sebagai obat .
6. Fisika farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif
senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya, misalnya
spektrometri massa, spektrofotometri, dan kromatografi.
Jenis-jenis spektrometri yang tercantum dalam Farmakope Indonesia, yaitu spektrofotometri
inframerah, spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak, speltrofotometri atom,
spektrofotometri fluoresensi, spektrofotometri cahaya bias, spektrofotometri turbidimetri,
serta spektrofotometri nefelometri; sedangkan jenis-jenis kromatografi kolom, kromatografi
gas, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi cair kinerja tinggi (High
performance liquid chromatography , HPLC).
7. Biofarmasi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh formulasi terhadap aktivitas terapi dan
produk obat.
8. Farmasi klinik meliputi kegiatan memonitor penggunaan obat, memonitor efek samping
obat (MESO), dan kegiatan konseling/informasi obat bagi yang membutuhkannya.
9. Biologi farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar kehidupan organisme;
peranan biologi dalam bidang kesehatan, baik secara langsung maupun tidak langsung
memberikan pengaruh kehidupan manusia; serta morfologi, anatomi, dan taksonomi
tumbuhan dan hewan yang berhubungan dengan dunia kefarmasian.
10. Administrasi farmasi, manajemen farmasi, dan pemasaran adalah ilmu yang mempelajari
tentang administrasi, manajemen, dan pemasaran yang berhubungan dengan kewirausahaan
farmasi beserta aspek-aspek kewirausahaannya.
Peranan Apoteker
Pada Farmasi Komunitas Orang yang dipandang banyak mengetahui tentang obat adalah
apoteker. Hal ini disebabkan :
1. Apoteker memiliki tanggung jawab terhadap obat yang tertulis di dalam resep. Apoteker
merupakan konsultan obat bagi dokter maupun pasien yang memerlukannya. Apoteker harus
mampu menjelaskan tentang obat yang berguna bagi pasien karena dia mengetahui tentang :
(a) Cara menggunakan dan meminu obat;
(b) Efek samping yang timbul jika obat dipakai;
(c) Stabilitas obat dalam berbagai kondisi;
(d) Toksisitas dan dosis obat yang digunakan;
(e) Rute penggunaan obat;
(f) Eksitensinya sebagai seseorang ahli dalam obat.
2. Apoteker memiliki tanggung jawab yang penting terhadap penjualan obat bebas pada
pasien.
Pada Industri Farmasi
Peran apoteker di Industri Farmasi antara lain
1. Menjadi anggota penelitian dan pengembangan ( Litbang atau R & D ( Reseach and
Development);
2. Bertugas di bagian produksi farmasi;
6.
2. Bidang material
4. Bidang ketenagakerjaan
Perbekalan farmasi yang disalurkan oleh apotek meliputi obat, bahan obat, obat asli
Indonesia, bahan obat asli Indonesia, alat kesehatan, kosmetik, dan sebagainya.
3. Informasi mengenai perbekalan kesehatan di bidang farmasi meliputi :
(a) Pengelolaan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan
kepada dokter dan tenaga kesehatan lain maupun kepada masyarakat.
(b) Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan atau mutu
obat serta perbekalan farmasi lainnya.
Pengelolaan apotek di bidang material meliputi :
1. Penyediaan, penyimpanan, dan penyerahan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan
keabsahannya terjamin.
2. Penyediaan, penyimpanan, pemakaian barang nonperbekalan farmasi misalnya rak-rak
obat, lemari, meja, kursi pengunjung apotek, mesin register , dan sebagainya.
Pengelolaan di bidang administrasi dan keuangan meliputi pengelolaan serta pencatatan uang
dan barang secara tertib, teratur, dan berorientasi bisnis.
Tertib dalam arti disiplin, menaati peraturan
Pemerintahtermasuk undang-undang farmasi.
Teratur dalam arti arus masuk dan keluarnya uang maupun barang dicatat dalam pembukuan
sesuai manajemen akuntansi maupun manajemen keuangan.
Berorientasi bisnis artinya tidak lepas dari usaha dagang yang mau tak mau kita harus
mendapatkan untung dalam batas-batas aturan yang berlaku dan supaya apotek bisa
berkembang.
Pelayanan Apotek
1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
2. Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab APA (Apoteker Pengelola Apotek) serta
sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi kepentingan
masyarakat.
3. Apoteker tidak boleh mengganti obat generik yang tertulis dalam resep dengan obat
paten.
5. Pengelolaan apotek di bidang lainnya berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek
meliputi pengelolaan dan penataan bangunan ruang tunggu, ruang peracikan, ruang
penyimpanan, ruang penyerahan obat, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker,
tempat pencucian alat, toilet dan sebagainya
4. Pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep , apoteker wajib berkonsultasi
dengan dokter untuk memilihkan obat yang lebih tepat dan terjangkau. Apoteker wajib
memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara aman, tepat, rasional,
atau atas permintaan masyarakat. Jika dalam resep itu tertulis
Resep p.p = pro paupere maksudnya adalah resep untuk orang miskin.
5. Apotek dilarang menyalurkan barang dan atau menjual jasa yang tidak ada hubungannya
dengan fungsi pelayanan kesehatan.
6. Yang berhak melayani resep adalah apoteker dan asisten apoteker di bawah pengawasan
apotekernya.
7. Apotek dibuka setiap hari dari pukul 8.00 22.00
8. Apotek dapat tutup pada hari-hari libur resmi atau libur keagamaan setelah mendapat
persetujuan dari Kepala Kantor Wilayah ( Kakanwil) Depkes setempat, atau Kepala Dinas
Kesehatan ( Kadinkes) setempat, atau pejabat lain yang berwenang.
Pengadaan dan Penyimpanan Obat
Pengadaan dan penyimpanan obat di apotek harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut :
1. Obat-obat dan perbekalan farmasi yang diperoleh apotekharus bersumber dari pabrik
farmasi, pedagang besar farmasi ( PBF), apotek lain, atau alat distribusi lain yang sah.
Obat tersebut harus memenuhi daftar obat wajib apotek (DOWA). Surat pesanan obat dan
perbekalan farmasi lainnya harus ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama dan
nomor SIK ( Surat Izin Kerja) . Bila berhalangan , APA dapat diwakili oleh apoteker
pendamping atau apoteker pengganti.
2. Obat dan bahan obat harus disimpan dalam wadah yang cocok serta memenuhi ketentuan
pembungkusan dan penandaan yang sesuai dengan Farmakope edisi terbaru atau yang telah
ditetapkan oleh Badan POM.
3. Penerimaan, penyimpanan, serta penyaluran obat dan perbekalan kesehatan di bidang
farmasi harus diatur dengan administrasi.
Pemusnahan Obat
Pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan di bidang farmasi karena rusak,
Dilarang, atau kadaluarsa dilakukan dengan cara dibakar, ditanam atau dengan cara lain yang
ditetapkan oleh Badan POM.
Pemusnahan tersebut harus dilaporkan oleh APA secara tertulis kepada Sub Dinkes /Dinkes
setempat dengan mencantumkan ;
2. Nama APA,
3. Perincian obat dan perbekalan kesehatan di bidang farmasi yang akan dimusnahkan,
4. Cara pemusnahan.
1. nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, atau dokter hewan;