Otonom
Otonom
Popular
Tags
Blog Archives
Saraf Autonom
Susunan saraf autonom adalah bagian susunan saraf yang mengurus semua proses badaniah yang
involunter dan timbul secara reflektorik, s...
TOTAL PAGEVIEWS
269
TOTAL PAGEVIEWS
269
Powered by Blogger.
TOTAL PAGEVIEWS
269
GOOGLE+ FOLLOWERS
TRANSLATE
Powered by Translate
ABOUT ME
BLOG ARCHIVE
2015 (1)
o April (1)
Saraf Autonom
BLOGGER TEMPLATES
Saraf Autonom
05:44 No comments
Susunan saraf autonom adalah bagian susunan saraf yang mengurus semua proses badaniah yang
involunter dan timbul secara reflektorik, seperti vasodilatasi-vasokontriksi, bronkhodilatasi-
bronkhokontriksi, peristaltic,berkeringat, merinding dan seterusnya. Sebagai bagian yang
terintegrasi pada susunan saraf, maka susunan saraf autonom mempunyai lintasan-lintasan
dessendens dan asendens. Ia terdiri juga dari bagian pusat dan tepi. Ia pun terintegrasi dalam
mekanisma fungsi luhur, yang menentukan kehidupan emosional. Bahkan maninfestasi aktivitas
susunan saraf autonom sebagian besar terkait pada perangai emosionil. Sekresi air mata timbul
karena seseorang terharu karena senang atau sedih. Beerkeringat banyak timbul pada waktu
seseorang tegang dan takut. Seseorang yang gelisah dan tegang sering kencing bahkan buang air
besar. Contoh dari penghidupan biasa dapat diambil dari cerita berikut. Pagi hari pelayan rumah
tangga menemukan tinja dan air seni di ruang tamu. Ia lebih-lebih terkejut oleh karena pesawat
TV dan lonceng listrik hilang. Polisi datang memeriksa keadaan setempat dan menyimpulkan
bahwa pencuri TV dan konceng itu adalah pencuri yang belum berpengalaman. Kesimpulan
polisi ini didasarkan atas adanya tinja dan air seni dari pencuri yang mencerminkan ketakutan
dan kegelisahannya.
Walaupun maninfestasi susunan saraf autonom terjadi di luar kemauan, pengaruh korteks serebri
memberikan pengerahan secara re flektorik. Mekanisme neuronal pengaruh serebral ini
dilaksanakan oleh neuron-neuron yang menggabungkan daerah-daerah korteks serebri tertentu
dengan hipotalamus. Impuls pengarahan tersebut, kemudian dipancarkan ke periferi melalui saraf
otak-saraf otak dan saraf spinal. Sebagian dari impuls hipotalamus disalurkan ke hipofisis dan ini
merupakan input bagi lintasan neuro-endokrin hipotalamus-hipofisis-gonada.
Peran susunan saraf autonom di dalam klinik akan kita jumpai di dalam bidang :
1. kehidupan vegetatif, yaitu proses-proses yang memelihara pertumbuhan dan penyaluran bahan-
bahan makanan dan sampah-sampahnya secara automatis dan di luar kelola kemauan kita;
2. perangai emosionil, dan
3. neurohormonal
a. Bagian simpatetik
Pembagian dalam simpatetik dan parasimpatetik secara tegas dapat dilaksanakan hanya
pada bagian perifir susunan saraf autonom. Pada bagian pusatnya, kelompok neuron
cholinergic dan adrenergic berbauran satu dengan yang lain dan sukar untuk dibeda-bedakan
secara tegas.
Badan-badan neuron yang menjulurkan serabut preganglioner simpatetik terletak di
semua segmen torakalis dan lumbalis 1 dan 2. Neuron-neuron tersebut menduduki kornu lateralis
substansia grisea medulla spinalis, dan dikenal sebagai kolumna intermediolateralis. Serabut-
serabut preganglioner meninggalkanmedula spinalis bersama-sama dengan radiks ventralis yang
setinggi foramen intervertebralis menggabungan diri dengan radiks dorsalis untuk menyusun
saraf spinal. Pada tempat itu juga mereka meninggalkan saraf spinal sebagai rami komunikantes
raba dan menuju ke trunkus simpatikus. Trunkus ini tersusun oleh sepasang rantai di kedua belah
sisi tulang belakang. Dan rantai itu terdiri dari ganglion-ganglion yang bersambung dengan yang
lain melalui juluran-juluran mereka. Pada umumnya ditemukan 3 pasang ganglion di daerah
servikal, 12 pasang di daerah torakalis, 5 pasang di daerah lumbalis, 2 pasang di daerah sakralis
dan satu ganglion tunggal di garis tengah os koksigis. Serabut-serabut preganglioner tidak
semuanya berakhir pada ganglion yang setingkat, banyak juga yang berakhir di ganglion yang
terletak beberapa segmen lebih atas atau lebih rendah. Sebagian lagi melewati saja ganglion
tronkus simpatikus untuk meneruskan perjalanan mereka ke ganglion-ganglion yang terletak di
dekat organ dalam.
Ganglion-ganglion tersebut terakhir sebgaian menunjukkan pengelompokan dan dikenal
sebagai ganglion soliaka dan ganglion mesenterika. Serabut-serabut preganglioner, yang menuju
ganglion-ganglion tersebut dikenal sebagai nervus splankhnikus mayor dan minor.
Ganglion-ganglion di kedua sisi tulang belakang dinamakan ganglion paravertebralis dan
ganglion-ganglion di dekat organ dalam disebut ganglion prevertrebralis. Kedua kelompok
ganglion itu menjulurkan serabut-serabut yang dikenal sebagai serabut postganglioner. Berbeda
dengan serabut preganglioner, yang mempunyai selubung myelin, serabut postganglioner tidak
tidak mempunyai selubung myelin. Beberapa serabut postganglioner dari ganglion
paravertebralis meninggalkan bronkus simpatikus untuk menggabungkan diri lagi pada saraf
spinal. Srabut-serabut tersebut dinamakan rami komunikantes grisea. Mereka menyarafi
pembuluh dalah dan kelenjar-kelenjar.
a. Bagian parasimpatetik
Bagian parasimpatik dinamakan juga bagian kraniosakral dari susunan saraf autonom,
karena serabut-serabut preganglionernya berinduk pada neuron-neuron di dalam batang otak dan
bagian sacral medulla spinalis. Bagian sacral dari serabut-serabut preganglioner parasimpatetik
berasal dari inti-inti di dekat inti nervus okulomotorius, fasialis, glosofaringeus dan vagus. Dan
mereka keluar dari batang otak bersama-sama dengan saraf otak-saraf otak tersebut tadi. Yang
paling banyak mengandung serabut-serabut preganglioner parasimpatetik ialah nervus vagus.
Serabut-serabut ini berakhir di ganglia intramural dan ganglia postganglioner.
Serabut-serabut postanglioner parasimpatetik nervi vagi menyarafi otot polos dari
trachea, bronchi, esophagus dan seluruh traktus gastrointestianlis kecuali bagian distal dari
kolon. Stimulasi terhadap nervus vagus menimbulkan inhibisi terhadap otot-otot stinkter dan
sekresi dari kelenjar di dalam traktus gastro intertinalis, hepar, dan pancreas.
Serabut-serabut postganglioner parasimpatetik nervi glosofaringisi berinti pada nucleus
salivatorius inferior di dalam medulla oblongata. Mereka berakhir di ganglion otikum. Serabut-
serabut postganglioner ganglion otikum berjalan melalui nervus aurikulotemporalis ke glandula
parotis.
Serabut-serabut postganglioner yang berinduk pada nucleus salivatorius superior ikut
menyusun nervus intermedius. Mereka melewati ganglion genikulatum dan melanjutkan
perjalannya dengan nervus petrosus superfisialis mayor ke depan untuk berakhir di ganglion
sfenopalatinum. Juluran dari ganglion tersebut terakhir merupakan serabut postganglioner yang
menyarafi kelenjar-kelenjar di palatum dan rongga-rongga hidung. Sebagian dari serabut
preganglioner yang ikut berjalan dengan nervus intermedius menggabungkan diri menjadi nervus
fasialis setelah ia melewati ganglion genikulatum. Mereka selanjutnya mengikuti khorda timpani
dan akhirnya berjalan melalui nervus lingualis ke ganglion submaksilaris. Serabut postganglioner
yang berasal dari ganglion submaksilaris menyarafi glandula sublingualis dan submaksilaris.
Sebagian lain dari serabut-serabut preganglioner yang mengikuti nervus intermedius berinti pada
nucleus lakrimalis didekat nucleus salivatorius superior. Serabut-serabut ini menuju ke ganglion
sfenopalatinum bersama-sama dengan mereka yang tersebut diatas. tetapi serabut postganglioner
yang berasal dari ganglion sfenopalatinum juga. Tidak menuju ke palatum dari rongga
hidung,namun mengikuti percabangan cabang ke2 dan kemudian menggabungkan diri dengan
cabang ke 1 nervus trigeminus untuk akhirnya menuju glandula lakrimalis.
serabut-serabut pregangliioner yang mengikuti perjalanan nervus okulomotorius berinti pada
nucleus edinger westphal . mereka bersinaps di ganglion siliarre yang merupakan induk
dariserabut postganglioner yang mensyarafi sfinkter pupil dan korpus siliare ,serta muskulus
siliaris. Bagian sacral dari susunan parasimpatetik terdiri dari serabut preganglioner yang berasal
dari nucleus intermediolateralis medulla spinalis bagian sacral.mereka keluar dari medulla
spinalis melalui radiksventralis dan selanjutnya ikut menyusun nervi erigentes. Saraf pelvikus ini
meuju ke organ organ yang berada di pelvis untuk bersinaps di ganglion-ganglion kecil
ekstramural . mereka ikut menyusun pleksus pelvikus yang sebagian besar dibentuk oleh serabut-
serabut postganglioner ortosimpatetik .berbeda dengan serabut postganglioner ortosimpatetik
yang panjang-panjang ,serabut post ganglioner parasimpatetik cakral adalah pendeek-pendek.
Mata
Ada dua fungsi mata yang diatur oleh sistem saraf otonom, yaitu dilatasi pupil dan pemusatan
lensa.Perangsangan simpatis membuat serat-serat meridional iris berkontraksi sehingga pupil
menjadi dilatasi, sedangkan perangsangan parasimpatis mengkontraksikan otot-otot sirkular iris
sehingga terjadi konstriksi pupil.Perangsangan parasimpatis membuat otot siliaris berkontraksi,
sehingga melepaskan tegangan tadi danmenyebabkan lensa menjadi lebih konveks. Keadaan ini
membuat mata memusatkan objeknya dekat tangan.3
Kelenjar-kelenjar tubuh
Kelenjar nasalis, lakrimalis, saliva, dan sebagian besar kelenjar gastrointestinalis terangsang
dengan kuat oleh sistem saraf parasimpatis sehingga mengeluarkan banyak sekali sekresi
cairan.Kelenjarkelenjar saluran pencernaan yang paling kuat dirangsang oleh parasimpatis adalah
yang terletak di saluran bagian atas, terutama kelenjar di daerah mulut dan lambung.Kelenjar
usus halus dan usus besar terutama diatur oleh faktor-faktor lokal yang terdapat di saluran usus
sendiri dan oleh sitem saraf enterik usus serta sedikit oleh saraf otonom.Perangsangan simpatis
mempunyai pengaruh langsung pada sel-sel kelenjar dalam pembentukan sekresi pekat yang
mengandung enzim dan mukus tambahan.Rangsangan simpatis ini juga menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah yang mensuplai kelejar-kelenjar sehingga seringkali mengurangi
kecepatan sekresinya.Bila saraf simpatis terangsang, maka kelenjar keringat mensekresikan
banyak sekali keringat, tetapi perangsangan pada saraf parasimpatis tidak mengakibatkan
pengaruh apapun.
Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal mempunyaisusunan saraf intrinsik sendiri yang dikenal sebagai pleksus
intramural atau sistem saraf enterik usus.Namun, baik perangsangan simpatis maupun
parasimpatis dapat mempengaruhi aktivitas gastrointestinal, terutama oleh peningkatan atau
penurunan kerja spesifik dalam pleksus intramural. Pada umumnya, perangsangan parasimpatis
meningkatkan seluruh tingkat aktivitas saluran gastrointestinal, yakni dengan memicu terjadinya
gerakan peristaltik dan relaksasi sfingter, jadi akan mempermudah pengeluaran isi usus melalui
saluran pencernaan dengan cepat.Pengaruh dorongan ini berkaitan dengan penambahan
kecepatan sekresi yang terjadi secara bersamaan pada sebagian besar kelenjar gastrointestinal,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Fungsi normal dari saluran gastrointestinal tidak
terlalu tergantung pada perangsangan simpatis
Jantung
Pada umumnya, perangsangan simpatis akan meningkatkan seluruh aktivitas jantung. Keadaan
ini tercapai dengan naiknya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Perangsangan
parasimpatis terutama menimbulkan efek yang berlawanan. Akibat atau pengaruh ini dapat
diungkapkan dengan cara lain, yakni perangsangan simpatis akan meningkatkan keefektifan
jantung sebagai pompa yang diperlukan selama kerja berat, sedangkan perangsangan
parasimpatis menurunkan kemampuan pemompaan tetapi menimbulkan beberapa tingkatan
istirahat pada jantung di antara aktivitas kerja yang berat.
E. REFLEKS OTONOM
Sistem simpatis seringkali member respon terhadap pelepasan impuls secara massal
Pada kebanyakan kasus, impuls yang dikeluarkan oleh sistem saraf simpatis hampir merupakan
suatu unit yang sempurna, fenomena ini disebut pelepasan impuls masal (massdischarge). Serat
vasodilator kolinergik spesifik pada otot skelet akan terangsang
secara tersendiri, terpisah dari system simpatis lainnya. Sebagian besar reflek lokal, yang
melibatkan serat afferent sensorik yang berjalan secara sentral disaraf simpatis menuju ganglia
simpatis dan medula spinalis, menyebabkan respons refleks yang sangat terlokalisasi. Sebagai
contoh pemanasan pada suatu daerah kulit setempat menyebabkan vasodilatasi dan
meningkatnya pengeluaran keringat setempat sedangkan pendinginan menimbulkan akibat yang
sebaliknya. Sebagian besar refleks simpatis yang mengatur fungsi gastrointestinal mempunyai
ciri tersendiri, yang kadangkala bekerja melalui jaras saraf namun tidak memasuki medula
spinalis, hanya berjalan dari usus jalan ke ganglia simpatis, terutama di ganglia prevertebral, dan
kemudian kembali ke usus melalui saraf saraf simpatis guna mengatur aktivitas motorik atau
sekretorik.
Respons "tanda bahaya " atau respon "stress" dari sitem saraf simpatis
Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan impuls pada saat
yang bersamaan yakni yang disebut pelepasan impuls secara massal maka
dengan berbagai cara keadaan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk
melakukan aktivitas otot yang besar. Marilah kita meringkaskan kejadian ini :
1. Peningkatan tekanan arteri
2. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan dengan penurunan aliran
darah ke organ-organ, seperti traktus gastro intestinal dan ginjal, yang tidakdiperlukan untuk
aktivitas motorik yang cepat
3. Peningkatan kecepatan metabolism sel diseluruh tubuh
4. Peningkatan konsentrasi glukosa darah
5. Peningkatan prosesglikolisis di hati dan otot
6. Peningkatan kekuatan otot
7. Peningkatan aktivitas mental
Seluruh efek diatas menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh
lebih besar bila tidak ada efek diatas. Oleh karena stres fisik atau mental biasanya akan
menggiatkan system simpatis, maka seringkali keadaan tersebut dianggap merupakan tujuan dari
sistem simpatis untuk menyediakan aktivitas tambahan tubuh pada saat stres, keadaan ini sering
disebut respons stress simpatis. Sistem simpatis terutama teraktivasi dengan kuat pada berbagai
keadaan emosi.
Pengaturan pusat otonom batang otak oleh area yang lebih tinggi
Sinyal-sinyal yang berasal dari hipotalamus dan bahkan dari serebrum
dapat mempengaruhi aktivitas hampir semua pusat pengatur otonom batang otak. Contohnya
perangsangan daerah yang sesuai pada hipotalamus dapat mengaktifkan pusat pengatur
kardiovaskular medula dengan cukup kuat untuk meningkatkan tekanan arteri sampai lebih dari
dua kali normal. Demikian juga, pusat-pusat hipotalamik lainnya dapat mengatur suhu tubuh,
meningkatkan atau menurunkan salvias dan aktivitas gastrointestinal, atau menimbulkan
pengosongan kandungkemih. Oleh karena itu, pada beberapa keadaan, pusat-pusat otonom di
batang otak bekerja sebagai stasiun pemancar untuk mengatur aktivitas yang dimulai pada
tingkat otak yang lebih tinggi.Sebagian besar respons perilaku kita dijalarkan melalui
hipotalamus, area retikularis batang otak, dan sistem saraf otonom. Tentu saja area otak yang
lebih tinggi dapat merngubah sistem saraf otonom atau sebagian darinya dengan cukup kuat
untuk menimbulkan penyakit yang diinduksi otonom, seperti tukak lambung, konstipasi,
palpitasi jantung bahkan serangan jantung
Home
0 comments:
Post a Comment
WIKIPEDIA
Submit
BLOGGER NEWS
BLOGROLL
ABOUT
Copyright 2016 Susunan Saraf Autonom | Powered by Blogger
Design by FThemes | Blogger Template by Lasantha - Free Blogger Themes | NewBloggerThemes.com